B. Pengaruh Mitos Haji pada Pemahaman Keagamaan Masyarakat
Muslim Modern.
Mitos merupakan kisah yang diceritakan untuk menetapkan kepercayaan tertentu. Berperan sebagai peristiwa permulaan dalam suatu upacara atau ritus,
atau sebagai model tetap dari perilaku moral maupun religius. Mitos juga turut membentuk hakikat tindakan moral, serta menentukan hubungan ritual antara
manusia dengan penciptanya, atau dengan kuasa-kuasa yang ada.
62
Sedangkan dalam pandangan lain mengatakan, keberagamaan yang berciri mitologis bisa melahirkan sikap radikal yang muncul dalam dua bentuk
paradoksal. Pertama, radikalisme eskapis, berusaha melepaskan kehidupan duniawi, hidup bertapa, membebaskan diri dari berbagai kenikmatan duniawi
yang dianggap racun dan bersifat maya. Kedua, membangun komunitas eksklusif sebagai wadah dan idendtitas kelompok. yang menganggap dunia sekitarnya
dekaden, sebuah dunia iblis yang harus dimusnahkan.
63
Terlepas dari beragamnya pandangan tentang fungsi mitos dalam sebuah agama, yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah pengaruh mitos
terhadap keberagamaan masyarakat Muslim, dalam hal ini masyarakat Muslim modern, yang telah mengedepankan pola pikir dan tata kerja yang berdasarkan
rasionalitas serta menyingkirkan unsur-unsur irrasional seperti mitos dalam penyusunan nilai-nilai sosial mereka.
Dalam bab II telah diuraikan beberapa contoh mitos-mitos haji. Kasus- kasus seperti tersesat, kehilangan sandal, kecopetan, ditipu, terinjak, ataupun
62
Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, hal.149-150.
63
Komaruddin Hidayat, “Mitologi dan Radikalisme Agama”.
mendapat pertolongan secara gaib dari malaikat dalam wujud manusia dan lain sebagainya, banyak dialami oleh para jama’ah haji.
Dalam penelitian ini, seluruh informan mengaku pernah mendengar, melihat ataupun mengalami secara langsung kejadian-kejadian tersebut, walaupun
kejadian-kejadiannya tidak sama seperti yang telah diungkapkan dalam paragraf sebelumnya.
Pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan ketika sedang melaksanakan ibadah haji dialami sendiri oleh beberapa informan yang telah
melaksanakan ibadah haji, diantaranya FH, NH, dan RH. FH mengungkapkan bahwa ia pernah tersesat ketika ia hendak pulang dari
Masjid Nabawi, menurut FH, penyebabnya adalah karena terbersit dalam benaknya sedikit kesombongan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh FH : ” Pada
waktu di Masjid Nabawi, ada seorang ibu sesama petugas haji yang jatuh sakit. Ibu itu bertanya kepada saya: “Bapak bisa pulangkan tanpa saya?”. Saya merasa
disepelekan, padahal saya adalah seniornya. Dan ketika saya hendak pulang, saya lupa jalan pulang dan tersesat.”
64
Kejadian tersebut dipahami AF sebagai pembelajaran, sebagaimana yang diungkapkan oleh FH: “Saya menganggap kejadian-kejadian itu sebagai
pembelajaran, karena kedekatan orang mukmin terhadap Allah SWT pada saat haji, sehingga kejadian sekecil apapun diamati-NYa”.
Pengalaman yang tidak menyenangkan juga dialami oleh NH, kaki kiri NH bengkak hingga ia pulang dari melaksanakan ibadah haji, menurut NH kejadian
64
Wawancara Pribadi dengan AF, Tangerang, 26 Agustus 2008.
ini karena ia menendang botol bekas air minum ketika sedang berjalan pulang dari Masjid. “...waktu saya sedang berjalan pulang dari masjid, saya iseng menendang
botol bekas minuman yang sudah tidak ada isinya, saat itu juga kaki kiri saya bengkak hingga saya pulang haji. Padahal saya menendang botol itu tidak keras.
Menurut NH, peristiwa aneh yang terjadi pada dirinya, memang mempengaruhi kehidupan religiusnya, terutama dalam hal keimanan kepada Allah
SWT. Sebagaimana yang diungkapkan oleh NH: ”Hal-hal seperti itu memang mempengaruhi kehidupan religius saya, terutama dalam hal keimanan kepada
Allah SWT, yaitu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Kuasa”.
Tidak jauh berbeda dengan FH dan NH, RH juga mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan terkait dengan perilakunya sebelum melaksanakan
ibadah haji, RH selalu mencium bau kotoran kucing ketika sedang berada di Tanah Suci, menurutnya ini terjadi karena ia sangat membenci kucing dan selalu
bersikap kasar terhadap kucing. Sebagaimana yang diungkapkan oleh RH: “Saya selalu mencium bau kotoran kucing, padahal orang-orang disekitar saya tidak
mencium bau apapun. Mungkin ini terjadi karena saya sangat membenci kucing dan selalu bersikap kasar terhadap kucing”.
Kejadian yang dialami oleh RH, memberinya pemahaman bahwa ia harus memperlakukan semua mahluk ciptaan Tuhan dengan baik.”...Saya jadi lebih
memahami, bahwa kita harus berbuat baik dengan setiap mahluk ciptaan Allah.”
Kejadian yang dialami oleh para informan diatas, diyakini oleh mereka sebagai balasan dari perilaku mereka yang kurang baik. Pengalaman buruk itu
dipahami juga sebagai tulah, kuwalat atau pembalasan. Dari pernyataan-pernyataan para informan diatas menggambarkan, bahwa
peristiwa-peristiwa aneh gaib yang menimpa para jamaaah haji selalu dikaitkan dengan perilaku para jamaah haji. sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Su’ud,
dalam konteks haji, memang sudah menjadi kepercayaan umum bahwa apa yang dialami di tanah suci adalah ‘cermin kehidupan’ orang yang bersangkutan. Jika
perjalanan hajinya mulus, pertanda ia orang “baik-baik”, tetapi jika sebaliknya berarti dia adalah “pendosa”. Dan salah satu konsekuensinya harus menerima
ganjaran yang setimpal secara tulus-ikhlas.
65
Berbeda dengan FH, NH, dan RH, yang mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika sedang melaksanakan ibadah haji, SO justru
mengalami pengalaman yang menyenangkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh SO: ”ditanah suci pengalaman saya yang paling berbekas adalah saat saya
thawaf. Ketika semua orang saling berdesakan saya merasakan jalan saya longgar sekali, seolah-olah jalan dibukakan untuk saya.”
66
Menurut SO, kejadian aneh gaib yang dialaminya merupakan sesuatu yang ingin diperlihatkan oleh Allah SWT, bahwa segala perilaku manusia pasti
akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. ”kejadian aneh yang saya alami, merupakan sesuatu yang ingin diperlihatkan oleh Allah SWT, bahwa segala
65
Abu Su’ud, “Mitos-mitos dalam Haji”.
66
Wawancara Pribadi dengan SO, Tangerang, 20 Agustus 2008.
perbuatan yang kita lakukan pasti akan mendapat balasan dari Allah SWT dan agar kita tidak menyimpang dari ajaran Allah SWT.”
Sedangkan AM tidak mengalami kejadian yang aneh ketika sedang melaksanakan ibadah haji, namun ia melihat sesuatu yang aneh ketika berada di
Makkah. Ia memperhatikan burung dara yang terbang disekitar Ka’bah namun menurut AM tak ada satupun burung yang terbang diatas Ka’bah. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh AM: ”Di Makkah banyak burung-burung dara yang berterbangan, namun saya memperhatikan tak ada satupun burung dara yang
terbang di atas Ka’bah. Dan saya perhatikan itu berkali-kali”.
67
Menurut AM, hal-hal tersebut membuatnya yakin bahwa Allah Maha Kuasa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh AM: ” Masalah-masalah peristiwa
yang ajaib itu adalah masalah yang tersurat tapi tidak tersirat. Kejadian yang banyak dialami tapi tidak ada dalam buku. Hal-hal seperti itu membuat kita yakin
bahwa Allah Maha Kuasa. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
mitos-mitos haji turut mempengaruhi pemahaman keagamaan seluruh informan, serta memberi nilai-nilai dan norma-norma keagamaan kepada mereka. Dengan
demikian dapat dikatakan, bahwa keyakinan terhadap mitos turut membentuk pemahaman dan kesadaran beragama. Sebagaimana yang dikatakan Nurcholis
Madjid, karena suatu mitos harus dipercayai begitu saja, maka ia melahirkan sistem kepercayaan. Jadi utuhnya mitologi akan menghasilkan utuhnya sistem
kepercayaan. Dan pada urutannya, utuhnya sistem kepercayaan akan
67
Wawancara Pribadi dengan AM, Tangerang 20 Februari 2009.
menghasilkan utuhnya sistem nilai. Kemudian sistem nilai sendiri yang memberi manusia kejelasan tentang apa yang baik dan buruk etika. Karena itu tidak ada
manusia yang benar-benar terbebas dari mitos.
68
C. Pengaruh Mitos Haji pada Perilaku Keagamaan Masyarakat Muslim