Fungsi Mitos Pandangan Sosioligis Mengenai Mitos 1. Defenisi Umum Mitos

Sebenarnya, mitos merupakan penggambaran dari gejala yang alamiah. Tetapi, gejala-gejala itu terjalin secara rumit dalam dongeng-dongeng sehingga tersembunyi atau malahan hilang. Sebab itu maka terkadang mitos perlu ditafsirkan. Dengan pendekatan baru itu maka mitologi bisa ditafsirkan semacam ilmu pengetahuan dalam masyarakat pra-ilmiah. 37 Dalam pandangan ilmiah yang mutakhir, mitos ditafsirkan sebagai simbol- simbol yang mengandung rasionalitas. Jika dalam sorotan ilmiah muktahir orang melihat irrasionalitas pada mitos, maka pemahamannya hanyalah masalah penerjemahan atau penafsiran yang tepat. Sebagian orang memang menertawakan mitos-mitos lama maupun modern. Tapi manusia ternyata tetap membutuhkan mitos. Jika ia terlepas dari satu mitos, ia akan jatuh ke mitos lain. Mitos adalah semacam penuntun pikiran manusia dengan cara membiarkan pikiran manusia lepas bebas dan berusaha menangkap sesuatu yang sangat kabur, sangat jauh. Mitos, barangkali adalah sesuatu ciri manusia yang paling khas. Makin tak masuk akal, makin tertarik manusia untuk mengetahuinya dan menemukannya. Dengan cara itulah manusia bisa maju dan berkembang. Mitos kerap kali adalah perintisnya. 38

2. Fungsi Mitos

Legenda-legenda dan mitos-mitos diperlukan manusia sebagai penunjang sistem nilai mereka. Semua itu memberi kejelasan tentang eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam sekitarnya, sekaligus tentang hubungan yang 37 Dawam Rahardjo, Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam : Mitos dalam Agama dan Kebudayaan, hal. 200. 38 Dawam Rahardjo, Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam : Mitos dalam Agama dan Kebudayaan, hal. 207-208. sebaik-baiknya antara sesama manusia sendiri dan antara manusia dengan alam sekitarnya, serta dengan wujud Maha Tinggi. Manusia tidak dapat hidup tanpa mitologi atau sistem penjelasan tentang alam dan kehidupan yang kebenarannya tidak perlu di pertanyakan lagi. Maka tidak ada kelompok manusia yang benar- benar bebas dari mitologi. Dan karena suatu mitos harus dipercayai begitu saja, maka ia melahirkan sistem kepercayaan. 39 Jadi utuhnya mitologi akan menghasilkan utuhnya sistem kepercayaan. Dan pada urutanya, utuhnya sistem kepercayaan akan menghasilkan utuhnya sistem nilai. Kemudian sistem nilai sendiri yang memberi manusia kejelasan tentang apa yang baik dan buruk etika, yang mendasari seluruh kegiatannya dalam menciptakan peradaban. 40 Fungsi mitos dalam kehidupan religius masyarakat primitif adalah mendalam dan penting. “Menghayati” sebuah mitos berarti memiliki pengalaman religius murni, berbeda dengan pengalaman-pengalaman profan. karena apabila seseorang melakukan tindakan para dewa secara simbolis dan secara pribadi memberikan kesaksian atas peristiwa tersebut; ia lantas memasuki suatu dunia yang diubah untuk para dewa, mahluk-mahluk supranatural dan karya-karya mereka. Dengan demikian, orang tersebut menjadi semasa dengan peristiwa- peristiwa asali, masa segala permulaan. 41 39 Nurcholis Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Kemanusiaan dan Kemoderenan , . Jakarta : Yayasan Wakaf Paramadina, 1992. hal. xxii. 40 Nurcholis Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Kemanusiaan dan Kemoderenan , hal. xxiii. 41 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Yogyakarta : Kanisius, hal. 150-151.

3. Mitos dan Agama