Peranan Analisis Laporan Keuangan Dalam Mempertimbangkan Permohonan Kredit Pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Lubuk Pakam

(1)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MEMPERTIMBANGKAN PERMOHONAN KREDIT PADA PT. BRI

(PERSERO) Tbk CABANG LUBUK PAKAM

OLEH :

NAMA : NOVITA SARI

NIM : 070503191

DEPARTEMEN : AKUNTANSI S1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peranan Analisis Laporan Keuangan Dalam Mempertimbangkan Permohonan Kredit Pada PT. BRI ( Persero ) Tbk. Cabang Lubuk Pakam.” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 25 November 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Novita Sari NIM : 070503191


(3)

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, meminta ampunan dan hidayah hanya kepada-Nya. Alhamdulillah, berkat rahmat dan rahim-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sempurna. Adapun skripsi saya ini berjudul “ Peranan Analisis Laporan Keuangan Dalam Mempertimbangkan Permohonan Kredit Pada PT. BRI ( Persero ) Cabang Lubuk Pakam.”, yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentu tak luput dari berbagai kendala atasnya, namun Alhamdulillah berkat pertolongan Allah melalui berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak tersebut, antara lain :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.,Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Mutia Ismail,MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing, saya ucapkan terimakasih atas bimbingan, arahan dan masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. Selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. Selaku Dosen Pembanding II, terimakasih atas saran dan masukannya.

5. Kedua orang tua, Ayahanda Sudiharji dan Ibunda Nurhasni. Ananda ucapkan terimakasih yang mendalam atas kasih sayang dan berbagai dukungan moral, spiritual dan material yang kalian berikan, yang menguatkan Ananda untuk dapat menyelesaikan kuliah hingga skripsi ini. Terimakasih untuk tiap doa, tetes keringat dan pengorbanan yang telah kalian curahkan tak henti-hentinya pada Ananda dalam hidup ini. Begitu juga dengan Kakanda Haslinda Wati, Kakanda Fitri Wahyuni, dan Abangda Tri Priyono, terimakasih untuk motivasi, semangat dan berbagai bantuan yang tak henti-henti dari kalian selama saya mengalami kesulitan dalam penyelesaian skripsi. Untuk Mbak ayu, Mbak Jelita, Azzura, dan Ziyan terimakasih atas hiburannya.

6. Kepada pihak-pihak perbankan, Bapak Dede, Bapak Rizky, Bapak T. Benny Adriza selaku supervisor internal, Ibu Dewi salah satu AO PT. BRI, Ibu Nazariah bagian SDM dan pegawai bank lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena kealfaan saya terimakasih telah memberikan kesempatan, meluangkan


(5)

waktu, dan memberikan pertolongan yang sangat membantu selama proses riset berlangsung..

7. Kepada Uda Rian, terimakasih saya ucapkan atas semangat, doa, dukungan dan motivasi yang diberikan disaat saya merasa putus asa dan lelah, hingga saya bersemangat lagi untuk menyelesaikan skripsi ini. Kepada Mbak Tati, Bang Har, Kak Dini, Kak Oriza terimakasih atas nasehat, motivasi dan segala bantuannya. 8. Terakhir, kepada sahabat-sahabat saya yang terbaik Rini, Desi, Nanda, Ridha,

Heni, Dewi, Nurul, Indah, Mery, Wita, Leony, dek Ani teman-teman jurusan Akuntansi FE USU stambuk 2007, teman- teman di BP2M FE USU, teman-teman di Forum Anniswah, teman-teman di Ma’had Assunnah, dan pada semua pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu perasatu karena keterbatasan saya, saya ucapakan terimakasih atas do’a, bantuan, dan semangat kalian semua. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Amin

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dari berbagai pihak yang membacanya. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Saya memohon kepada Allah agar segala usaha ini menjadi timbangan kebaikan bagi saya dan Anda sekalian. Semoga Allah membalas segenap pihak yang membantu. Medan, 25 November 2010

Penulis Novita Sari


(6)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Quick Ratio, Debt

to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Assets dari analisis laporan

keuangan Debitur terhadap permohonan Kredit Modal Kerja pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Lubuk Pakam. Likuiditas diwakili oleh Quick Ratio, solvabilitas diwakili oleh Debt to Equity Ratio dan profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin

and Return On Assets. Rasio–rasio keuangan ini digunakan oleh kreditur untuk

membuat keputusan dalam pemberian kredit modal kerja.

Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2008-2009. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 9 debitur. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur untuk dua tahun, sehingga jumlah data adalah 18. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Quick Ratio, Debt to Equity Ratio,

Net Profit Margin, dan Return On Assets debitur tidak berpengaruh secara simultan

terhadap permohonan Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Equity Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Ratio, Net Profit Margin, dan

Return On Assets tidak berpengaruh terhadap permohonan Kredit Modal Kerja.

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kredit Modal Kerja


(7)

The objective of this research is to examine the influence of liquidity, solvability and profitability ratio to Working Capital Credit at PT. BRI (Persero) Tbk Branch of Lubuk Pakam. Liquidity is represented by Quick Ratio, solvability is represented by Debt to Equity Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Assets. These financial ratios are used by creditor to make decision for credit approval.

The research populations are debitors who apply for credit approval and approved by bank side during year 2008-2009. This research uses purposive sampling method and the sample of this research are 9 debitors. Secondary data which used are debitur’s financial ratios during two years, so that the total of its are 18 data. This research used simple regression and double regression as analysis model. The statistic method being used is double linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result of this research indicates that Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, and Return On Assets have no simultaneously influenced to Working Capital Credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Equity Ratio has partially influenced to Working Capital Credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin, and Return On Assets have no partially influenced to Working Capital Credit.

Keyword: Liquidity ratio, Solvability ratio, Profitability ratio, and Working Capital Credit


(8)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK

ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Batasan Penelitian D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit

2. Tujuan dan Fungsi Kredit 3. Jenis – Jenis Kredit


(9)

4. Aspek Penilaian Kredit

5. Prinsip – Prinsip Pembrian Kredit 6. Ratio Keuangan

6.1. Pengertian Rasio Keuangan 6.2. Jenis – Jenis Rasio Keuangan B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian C. Jenis Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel F. Metode Analisis Data

G. Lokasi dan Jadwal Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. BRI (Persero) Tbk 1. Sejarah Berdirinya PT. BRI (Persero) Tbk 2. Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Tbk


(10)

3. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BRI (Persero) Tbk

4. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit PT. BRI (Persero) Tbk 4.1. Tahap Permohonan Kredit

4.2. Tahap Pengumpulan Data dan Verivikasi 4.3. Tahap Analisis Kredit

4.4. Tahap Persetujuan Kredit 4.5. Tahap Perikatan Kredit

4.6. Tahap Pengikatan Jaminan Kredit 4.7. Tahap Pencairan Kredit

B. Data Penelitian 1. Statistik Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik

2.1. Uji Normalitas 2.2. Uji Multikolineritas 2.3. Uji Heteroskedastisitas 2.4. Uji Autokorelasi 3. Koefisien Determinasi 4. Pengujian Hipótesis

4.1. Uji Statistik t 4.2. Uji Statistik F C. Pembahasan Hasil Statistik


(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Keterbatasan C. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Model Summary Tabel 4.6 Koefisien Regresi Tabel 4.7 Uji Statistik t Tabel 4.8 Uji Statistik F


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Normal Probability Plot Gambar 4.3 Grafik Scatterplot


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Data-Data Rasio Keuangan dan Kredit Modal Kerja Lampiran ii Hasil Olahan SPSS


(15)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Quick Ratio, Debt

to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Assets dari analisis laporan

keuangan Debitur terhadap permohonan Kredit Modal Kerja pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Lubuk Pakam. Likuiditas diwakili oleh Quick Ratio, solvabilitas diwakili oleh Debt to Equity Ratio dan profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin

and Return On Assets. Rasio–rasio keuangan ini digunakan oleh kreditur untuk

membuat keputusan dalam pemberian kredit modal kerja.

Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2008-2009. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 9 debitur. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur untuk dua tahun, sehingga jumlah data adalah 18. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Quick Ratio, Debt to Equity Ratio,

Net Profit Margin, dan Return On Assets debitur tidak berpengaruh secara simultan

terhadap permohonan Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Equity Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Ratio, Net Profit Margin, dan

Return On Assets tidak berpengaruh terhadap permohonan Kredit Modal Kerja.

Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kredit Modal Kerja


(16)

The objective of this research is to examine the influence of liquidity, solvability and profitability ratio to Working Capital Credit at PT. BRI (Persero) Tbk Branch of Lubuk Pakam. Liquidity is represented by Quick Ratio, solvability is represented by Debt to Equity Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Assets. These financial ratios are used by creditor to make decision for credit approval.

The research populations are debitors who apply for credit approval and approved by bank side during year 2008-2009. This research uses purposive sampling method and the sample of this research are 9 debitors. Secondary data which used are debitur’s financial ratios during two years, so that the total of its are 18 data. This research used simple regression and double regression as analysis model. The statistic method being used is double linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result of this research indicates that Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, and Return On Assets have no simultaneously influenced to Working Capital Credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Equity Ratio has partially influenced to Working Capital Credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin, and Return On Assets have no partially influenced to Working Capital Credit.

Keyword: Liquidity ratio, Solvability ratio, Profitability ratio, and Working Capital Credit


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara professional. Keberha s ila n ba nk d it e nt u k a n o le h k e ma mp u a n me ng id e nt ifik a s i p e r mint a a n ma s ya r a k at ak a n ja s a - ja s a k e u a ng a n, k e mu d ia n me mbe r ik a n p e la ya na n s e c a r a e fis ie n, d a n me n ju a ln ya d e ng a n ha r g a ya ng be r s a ing . B a nk a d a la h” d e p a r t m en t sto r e of

f i na nc e ”, ya ng me r u p ak a n o r ga nis a s i ja s a a t au p e la ya n be r ba g a i

ma c a m ja s a k e u a ng a n. S lo g a n pro mo s i ba nk ya ng d ia n ju r k a n S ink e y a d a la h “ o n e s t o p b a nk in g “ at a u “f ull s e r v i ce b a nk in g”. D ima na d a la m me ng e lo la k o nflik a nt a ra r e s iko d a n ha s il, ma na je r s e ba ik n ya me mp e r ha t ik a n t e c h no lo g y, R eg ul at io n , I nt e r e st r at e r i s k, Cu s to m e r s

d a n Ca pi ta l A de q ua c y.

Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern, baik dari segi ragam produk, kualitas pelayanan, dan teknologi yang dimiliki. Perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara, tidak hanya di negara maju tapi juga di negara berkembang. Adapun aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah


(18)

funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau

mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah lending (kredit). Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan

funding (menghimpun dana) dan lending (menyalurkan dana dalam bentuk kredit),

merupakan kegiatan utama perbankan.

Pemberian kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan, karena menghasilkan keuntungan terbesar ( sekitar 80% ), namun resikonya macet juga relatif besar. Sebagai antisipasinya, eksekutif bank harus mengelolanya dengan prinsip kehati-hatian( prudential banking). Prinsip kehatia-hatian dapat dilakukan dengan cara memenuhi ketentuan BI sebagai otoritas moneter dalam bentuk penentuan reserve requirement, loan to deposit ratio dan batas maksimum pemberian kredit. Selain itu prioritas di dalam alokasi dana bank yaitu dalam bentuk penyaluran kredit, setelah bank mencukupi kebutuhan primary reserve dan secondary reserve, sehingga bank dapat menentukan berapa besarnya kredit yang akan disalurkan.

Kebanyakan fenomena pemberian kredit yang dilakukan bank, mengandung risiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kembali kredit atau dengan kata lain

Non Performing Loan (NPL) yang akan mempengaruhi kinerja bank. Beberapa

upaya pemerintah untuk menghindari risiko kerugian karena kualitas kredit yang semakin memburuk ialah melalui restructuring credit, reconditioning, rescheduling


(19)

dan penyitaan jaminan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 27 November 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif, dimana kualitas kredit dapat digolongkan menjadi pass (lancar), special mention (perhatian khusus),

substandard (kurang lancar), doubtfull (diragukan), dan loss (macet).

Fenomena yang terjadi belakangan ini, adanya ancaman lonjakan Non

Performing Loan (NPL), baik yang berasal dari debitur korporasi maupun debitur

individual. Kondisi ini sangat mengancam BUMN atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) karena penyelesaian NPL di kelompok bank-bank ini terkendala masalah hukum. Salah satunya, ketentuan provisi (pencadangan) dan aturan yang melarang mereka memberikan hair cut (potongan uang) untuk NPL karena dianggap merugikan negara. NPL yang menumpuk dan menuntut pencadangan besar ini membuat bank-bank tersebut juga semakin tidak leluasa berekspansi kredit.

PT. BRI (Persero) Tbk. yang menjadi objek penelitian kali ini memiliki tingkat Non Performing Loan (NPL) yang menurun dari tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2009 semester kedua NPL-nya sebesar 3,52 %, dan akhirnya mengalami penurunan dibawah 3% pada tahun 2010(www.solusimobil.com). Tingkat NPL ini cukup baik, karena masih berada di bawah NPL maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. diharapkan tetap selektif dalam melakukan penilaian terhadap kredit. Selektifitas ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya kredit macet yang akan berdampak pada profitabilitas bank. Oleh karena itu sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan


(20)

bank bahwa debitur benar-benar dapat dipercaya, maka hendaknya bank terlebih dulu mengadakan analisis kredit. Adapun analisis kredit yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis laporan keuangan debitur dari neraca dan laporan laba rugi, dimana analisis dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan tertentu yang menjadi standart pihak bank, untuk mempertimbangakn berbagai jenis kredit yang diberikan pada nasabah.

Rasio yang dipakai pada penelitian ini disesuaikan dengan jenis kreditnya, yaitu kredit modal kerja jangka pendek. Adapun rasio keuangan utama yang secara umum dipakai pihak bank untuk jenis kredit ini adalah likuditas, solvabilitas dan profitabilitas. Walaupun demikian pihak bank tidak hanya melakukan analisis finansial berupa laporan keuangan saja dalam pertimbangan pemberian kredit untuk pemenuhan persyaratan capasity sebagai syarat utama , tetapi juga melakukan analisis lain berupa, latar belakang debitur, prospek usahanya dan jaminan yang diberikan debitur pada pihak bank.

Jenis produk kredit yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kredit modal kerja jangka pendek. Kredit ini diberikan untuk keperluan modal kerja usaha para debitur, yang diberikan pada debitur disebabkan kelancaran pembayaran kredit untuk beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, adapun neraca dan laporan laba rugi yang dianalisis adalah periode 2008 dan 2009, dalam bentuk tahunan sesuai dengan perhitungan tutup buku usaha para debitur. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalisis dan menemukan seberapa besar pengaruh rasio


(21)

keuangan likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas untuk jenis kredit modal kerja, dalam pertimbangan pemberian kredit modal kerja jangka pendek pada debitur.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian di salah satu cabang PT. BRI (Persero) Tbk yaitu Cabang Lubuk Pakam, yang merupakan pusat pemberian kredit pada PT.BRI (Persero) Tbk untuk wilayah Deli Serdang, yang berhubungan dengan peranan dari laporan keuangan debitur, untuk mengetahui pengaruh dari rasio keuangan yang dianalisis dari laporan keuangan tersebut, dalam pemberian kredit modal kerja.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah : apakah Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit

Margin, dan Return on Assets berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap

permohonan kredit modal kerja?

C. Batasan Penelitian

Dari beberapa jenis kredit yang disediakan oleh bank, adapun jenis kredit yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kredit modal kerja jangka pendek.


(22)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return on Assets terhadap permohonan kredit modal kerja.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak bank dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan berupa teori akuntansi tentang perbankan di bidang perkreditan dan analisis laporan keuangan yang telah diperoleh selama di perkuliahan, dan membandingkannya dengan praktek yang diperoleh selama penelitian.

2. Bagi perbankan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang mungkin berguna bagi manajemen perbankan agar lebih berhati-hati dan melakukan analisis tertentu pada nasabah, khususnya dalam pengambilan keputusan pemberian kredit.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan judul skripsi ini.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.

1. Pengertian Kredit

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman atau yang lebih dikenal dengan istilah kredit. Istilah credit berasal dari bahasa latin credo yang berarti I Believe, I Trust, (saya percaya). Kata credo berasal dari kombinasi bahasa Sansekerta, cred yang berarti kepercayaan dan bahasa latin do yang berarti saya menaruh. Setelah kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerja dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum, meskipun banyak penulis mengungkapkan bahwa credit berasal dari kata

credere.

Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 angka 11 (2006 : 1) ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan


(24)

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.”

Perbankan memiliki beberapa aktiva produktif, namun hanya satu yang sangat diandalkan.Hingga kini satu-satunya aktiva produktif yang diandalkan oleh suatu bank yang dapat menghasilkan pendapatan besar adalah debitur, atau lazimnya dikenal dengan kredit. Dari neraca setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit atau debitur merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank.

Menurut Kasmir (2008:98) terdapat lima unsur dalam pemberian fasilitas kredit, seperti yang diungkapkan berikut ini.

a. Kepercayaan, maksudnya ialah keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu pada masa mendatang.

b. Kesepakatan, yang dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

c. Jangka waktu, maksudnya mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Risiko, maksudnya akan muncul suatu risiko tidak tertagihnya/ macetnya pengembalian kredit yang telah disepakati sebagai akibat adanya suatu tenggang waktu pengembalian.


(25)

e. Balas jasa yang merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut lebih dikenal dengan sebutan bunga.

2. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Tujuan pemberian fasilitas kredit akan dijelaskan sebagai berikut.:

a. Mencari keuntungan

Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank dan memperluas usaha bank.

b. Membantu usaha nasabah

Bank memberikan fasilitas kredit untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan dimana bank memperoleh bunga dan nasabah dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu pemerintah

Pemerintah menerima pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank, meningkatkan devisa Negara apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor, dan membuka kesempatan kerja bila kredit yang diberikan digunakan untuk membuka usaha baru.


(26)

Fungsi kredit secara luas sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2008:101) yaitu :

1) Untuk meningkatkan daya guna uang,

2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, 3) Untuk meningkatkan daya guna barang,

4) Untuk meningkatkan peredaran barang, 5) Sebagai stabilitas ekonomi,

6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha,

7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan nasional, 8) Untuk meningkatkan hubungan internasional.

3. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi.

a. Dilihat dari tujuan penggunaan, terdiri dari :

1.Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah atau pabrik. Kredit ini memerlukan proses penyelesaian jangka panjang , seperti yang dikemukakan Teguh (1996:105)

kredit investasi akan memakan proses penyelesaian jangka panjang karena proses produksi juga dalam jangka panjang, sedangkan di sisi lain harga-harga barang modal saat pengadaan cukup mahal. Oleh karena itu pelunasan harus dilakukan bertahap sesuai kemampuan perusahaan nasabah untuk menyisihkan saldo uang kasnya. Kredit ini memerlukan biaya operasional dan administrasi serta

unceertainty risk yang besar.

2.Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya seperti membeli bahan baku atau membayar


(27)

gaji pegawai. Menurut Teguh (1996:105) ”kredit modal kerja diberikan dalam jangka waktu pendek sesuai dengan siklus usaha dari perusahaan tersebut. Dalam praktik, kredit ini dapat dilakukan perpanjangan; sepanjang nasabahnya mampu memenuhi kewajiban-kewajiban pada bank dengan baik.”

Kredit modal kerja terdiri dari beberapa kategori yang akan disebutkansebagai berikut ini.

a) KMK Perdagangan Dalam Negeri. b) KMK Industri.

c) KMK Perkebunan,Kehutanan dan Peternakan. d) KMK Prasarana / Jasa-Jasa.

3. Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan (termasuk karyawan sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara laim.

b. Dilihat dari segi jangka waktu, terdiri dari :

1. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun;

2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 tahun sampai 3 tahun;


(28)

3. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

c. Dilihat dari segi cara pemakaiannya, terdiri dari :

1. Kredit rekening koran, yaitu debitur menerima seluruh kreditnya yang dimasukkan kedalam rekening koran dan kepadanya diberikan blangko cek maupun giro, dengan penarikan cek/giro maka si debitur (nasabah) dapat menarik dana pinjamannya. Debitur bebas menarik ataupun menyetor melalui rekening koran yang bersangkutan selama kredit tersebut berjalan; 2. Revolving kredit, yaitu sistem penarikan kreditnya sama dengan cara

rekening koran bebas dengan masa penggunaannya 1 tahun, namun sistemnya berbeda dengan syarat pada akhir triwulan pertama saldo pinjaman harus menunjukkan sisa nol pada awal triwulan kedua, nasabah dapat melakukan penarikan secara bebas selama triwulan kedua dan pada akhir triwulan kedua sisa hutang harus kembali nol;

3. Term loan, yaitu hampir sama dengan kredit rekening koran bebas, hanya dari sisi penggunaan pemakaian kredit sangat fleksibel, dimana nasabah bebas mempergunakan dana tersebut untuk keperluan apa saja.

d. Dilihat dari segi jaminan, terdiri dari :

1. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan berupa barang berwujud, tidak berwujud atau jaminan orang;


(29)

2. Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu, tetapi diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik calon nasabah selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

e. Dilihat dari segi penarikannya, terdiri dari :

1. Kredit dengan penarikan sekaligus, yaitu kredit yang diperoleh/ditarik nasabah sesuai dengan permohonan kredit yang diajukan secara keseluruhan tanpa ada penundaan pencairan dana pinjaman;

2. Kredit dengan penarikan bertahap, yaitu kredit yang diperoleh/ditarik nasabah, dimana pencairan dananya dilakukan secara berkala oleh pihak bank.

f. Dilihat dari segi sifat pelunasannya, terdiri dari :

1. Kredit yang pelunasannya dengan angsuran, yaitu kredit yang diperoleh debitur dapat dicicil dalam pelunasannya sesuai dengan ketentuan dan ikatan kerjasama yang telah disepakati oleh bank dengan debitur;

2. Kredit yang pelunasannya tanpa angsuran, yaitu pembayaran secara keseluruhan terhadap kredit yang diperoleh debitur tanpa adanya cicilan, dimana dalam pelunasan kredit tersebut harus terdapat bunga pinjaman sesuai dengan kesepakatan.

g. Dilihat dari segi sektor usaha, terdiri dari : 1. Kredit pertanian,


(30)

2. Kredit peternakan, 3. Kredit industri, 4. Kredit pertambangan, 5. Kredit pendidikan, 6. Kredit profesi, 7. Kredit perumahan,

8. dan sektor-sektor lainnya.

Dalam penyaluran kredit, pihak perbankan dan pihak debitur harus menjalin hubungan baik agar segala proses yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancar. Dalam hal inilah peran account officer diperlukan sebagai

point of contract antar bank dengan pihak customer yang memelihara

hubungan dengan nasabah dan wajib memonitor seluruh kegiatan nasaabah secara terus menerus.Perbankan harus teliti dalam memberikan fasilitas kepada nasabah. Pertimbangan pemberian fasilitas kepada nasabah harus dipandang secara menyeluruh atas kebutuhannya, baik keperluan cash loan maupun non-cash loan dalam suatu periode tahunan.

4. Aspek Penilaian Kredit

Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam penyaluran kredit,yaitu :

a. Aspek yuridis, b. Aspek pemasaran,


(31)

c. Aspek manajemen dan organisasi, d. Aspek teknis,

e. Aspek keuangan.

Penelitian ini lebih berfokus pada penilaian aspek keuangan dengan menggunakan beberapa variabel berupa rasio keuangan yang diperkirakan berpengaruh terhadap penyaluran kredit, yaitu:

1) QR (Quick Ratio)

Rasio ini hampir sama dengan Current Ratio, namun perbedaannya terletak pada jumlah aktiva lancar yang digunakan. Menurut Salam dan Wahyudi (2003 : 4.4), “Quick ratio hanya mempertimbangkan asset yang mudah atau cepat menjadi uang kas untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya”. Pendapat ini juga senada dengan pendapat Veithzal dan Andria (2007 : 350) bahwa “Quick ratio menunjukan berapa rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan”. Rumusnya sebagai berikut.

Quick Ratio = Cash+ Marketable sec.+ Acc.Receiv. X100% Total of Current Liabilities

2) NPM (Net Profit Margin)


(32)

bersih adalah laba operasi bersih (ditambah) dikurangi (pendapatan) beban di luar operasi dikurangi dengan pajak penghasilan badan untuk periode tersebut”. Semakin besar rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban di luar operasi dan pajak penghasilan, yang sekaligus juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih. Rumusnya sebagai berikut.(Kasmir:2008).

Net Profit Margin = Earning after interest and tax X 100%

Net Sales

3) DER (Debt to Equity Ratio)

Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi perusahaan, semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva.(Kasmir:2008).

Debt to Equity Ratio = Total debt X 100% Total equity


(33)

4) ROA (Return On Assets)

Rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Semakin rendah rasio ini maka semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.(Kasmir:2008).

Return on assets = X 100%

5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian kredit pada debiyur yaitu dengan 5 of C dan studi kelayakan. Dengan 5 of C, yaitu:

a) Character; analisis ini untuk mengetahui sifat atau watak calon nasabah.

Watak dapat dilihat dari masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, maupun hasil wawancara.

b) Capacity; analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah

dalam membayar kredit. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dinilai dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu (misalnya penghasilan seseorang), hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.

c) Capital; untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk membiayai


(34)

100%. Artinya harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil, dan mampu membayar kewajiban kreditnya.

d) Condition; yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang tentunya.

Kondisi yang akan dinilai terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah layak untuk membiayai kredit untuk sektor tertentu.

e) Collateral; merupakan jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam

rangka pembiayaan kredit yang diajukannya. Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan terhadap kredit yang dibiayai.

6. Ratio keuangan

6.1. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2008:104), “rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.


(35)

6.2.Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis kelompok rasio keuangan yaitu likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas.

1) Rasio likuiditas; merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban/utang jangka pendek. Kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban/utang pada saat ditagih. Jenis-jenis rasio likuiditas adalah current ratio, quick ratio, cash ratio , inventory to net

working capital, dan rasio perputaran kas. (Kasmir:2008). Dalam penelitian

ini dipakai current ratio sebagai perwakilan ratio likuiditas.

2) Rasio aktivitas; merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunkaan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan, misalnya di bidang penjualan, persediaan, penagihan piutang dan bidang lainnya. Jenis-jenis rasio ini adalah accounts receivable turn over, days of accounts receivable, inventory

turn over, days of inventory, working capital turn over, fixed assets turn over, dan assets turn over. (Kasmir:2008).


(36)

utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Jenis-jenis rasio ini adalah debt to assets ratio, debt to equity ratio, long term debt

to equity ratio, tangiable assets debt coverage, current liabilities to net worth, times interest earned, fixed charge coverage. (Kasmir:2008). Dalam

penelitian ini dipakai debt to equity ratio sebagai perwakilan ratio sovabilitas.

4) Rasio profitabilitas; merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Jenis-jenis rasio ini adalah ratio

profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity.

(Kasmir:2008). Dalam penelitian ini diambil dua ratio sebagai perwakilan yaitu net profit margin dan return on assets.


(37)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel Hasil

Friska Yuanaria

(2007) Pengaruh Analisis Laporan Keuangan Debitur Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) Jangka Pendek Pada PT. Bank SUMUT Cabang Pematang Siantar.

CR, ITO, DER, PMR, ROI, dan pemberian KMK.

CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit, ITO secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit, DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit, PMR secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit, ROI secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Yuniar Salehaty Br

Sebayang (2006)

Anna Safitri (2010)

Peranan Analisis Laporan Keuangan Debitur Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Jangka Pendek Pada PT Bank LIPPO, Tbk Cabang Pemuda Medan

Pengaruh Debt to Total Assets

Ratio, Quick Ratio, Net Propfit Margin, Return On Investment Debitur Terhadap Penyaluran

Kredit Modal Kerja Pada PT. BNI ( Persero) Tbk.

Variabel independen :

current ratio, inventory turn over, debt to equity ratio, profit margin ratio, return on investment.

Variabel dependen : pemberian kredit modal kerja. Variabel

independent : debt

to total assets ratio, quick ratio, net profit margin, return on investment.

Variabel CR, ITO, DER, PMR, ROI berpengaruh secara simultan terhadap pemberian KMK.

Debt to total Assets secara parsial berpengaruh terhadap KMK.

DTAR, QR, NPM, ROI berpengaruh secara simultan terhadap KMK


(38)

Martina Tri Astuti

(2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pemberian Kredit Pada PT Bank SUMUT Cabang Utama Medan

Variabel independen :

Current ratio, debt to equity ratio, account receivable turn over, net profit margin, return on assets

Current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh secara parsial terhadap KMK. CR, DER, ARTO, NPM, ROA berpengaruh secara simultan terhadap KMK

Sumber : Diolah oleh peneliti

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian secara merumuskan hipotesis.

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan yaitu

Quick Ratio, Debt to Total Equity, Net Profit Margin, dan Return On Assets dan


(39)

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Quick Ratio menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur menggunakan

unsur-unsur aktiva lancar yang likuid. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Veithzal dan Andria (2007 : 350) bahwa “Quick ratio menunjukan berapa rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan”. Penilaian rasio ini akan menambah keyakinan bank kepada calon debitur untuk pembayaran kembali kreditnya sehingga dapat memengaruhi penyaluran kredit oleh kreditur.

Kredit

Modal

Kerja

(Y) H1

H3

H5 Quick Ratio

(X1)

H2

H4 Debt to Equity Ratio

(X2)

Net Profit Margin

(X3)

Return On Assets


(40)

Net Profit Margin merupakan rasio profitabilitas calon debitur. Rasio ini

digunakan oleh bank untuk memperoleh keyakinan bahwa calon debitur telah memenuhi salah satu aspek penilaian 5C’s yaitu capacity, seperti yang dikemukakan Veithzal dan Andrea (2007 : 291) bahwa “capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini untuk mengukur sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya”. Oleh karena itu, rasio ini juga turut memengaruhi penyaluran kredit.

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi perusahaan, semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Melalui rasio ini, bank dapat menilai salah satu aspek penilaian 5 of C yaitu capital yang dimiliki oleh calon debitur. Penilaian atas besarnya modal sendiri merupakan hal yang penting mengingat kredit bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan.

Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah


(41)

mengukur sejauh mana calon nasabah mampu mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. Melalui rasio ini, bank dapat memperoleh keyakinan bahwa calon debitur telah memenuhi salah satu aspek penilaian 5 of C yaitu capacity. Oleh karena itu, rasio ini juga turut mempengaruhi pemberian kredit.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan proporsi keilmuan yang disimpulkan dari kerangka konseptual dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang dapat diuji berdasarkan fakta empiris. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan seperti di bawah ini.

H0 : Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio

(DER) dan Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap permohonan kredit modal kerja secara parsial dan simultan.

H1 :Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio

(DER) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap permohonan kredit modal kerja secara parsial dan simultan.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan cara yang sistematis dan obyektif untuk mengumpulkan data. Penulis menggunakan metode penelitian dalam menulis skripsi , yang akan dijelaskan lebih lanjut berikut ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:55), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Lubuk Pakam dan disetujui sejak januari 2008 sampai dengan juni 2009. Debitur yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 47 debitur..


(43)

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56).Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive

sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Beberapa kriteria yang diambil untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu :

1. Debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) jangka pendek dengan batas Rp. 200,000,000,00 hingga Rp 1,500,000,000,00;

2. Debitur tersebut masih menerima pinjaman kredit modal kerja dari PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Lubuk Pakam, pada tahun 2008 hingga 2009; 3. Usaha debitur bergerak di bidang perdagangan;

4. Usaha debitur masih tetap berjalan dan masih melakukan pembayaran kredit hingga akhir 2009.


(44)

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No Debitur Jenis Usaha

1 AGS Perdagangan Emas

2 AS Perdagangan Spare Part & Reparasi S. Motor 3 BS Kilang Padi

4 CV MJG Perdagangan Emas 5 ESG Perdagangan 6 H Kilang Batu Bata 7 J Perdagangan Agrikultur

8 W Perdagangan Pakaian dan Handphone 9 Z Perdagangan Emas

Sumber : diperoleh peneliti dari PT. BRI (Persero) Cabang Lubuk Pakam

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kuantitatif yang bersumber dari data sekunder yang berupa laporan keuangan debitur berupa neraca dan laporan laba rugi untuk dua tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar:2003).


(45)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh langsung dari PT.BRI (Persero) Tbk. Cabang Lubuk Pakam, disertai wawancara dengan pihak analisis kredit.

E. Definisi dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian ini pada dasarnya adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Jogiyanto, 2004: 31). Menurut Jogiyanto (2004:62), ”definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset”.

Berikut ini tabel yang menyajikan definisi operasional dan pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Jenis Variabel

Nama Variabel

Definisi Pengukuran Skala

1.Indepeden (bebas) Quick Ratio (X1) Kemampuan likuiditas perusahaan yang tercermin melalui berapa rupiah dari aktiva lancar

K +SB +Pi X 100%

TKL

Ket : K = Kas

SB = Surat Berharga Pi = Piutang


(46)

dicairkan untuk membayar setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan. Debt to Equity Ratio (X2) Kemampuan perusahaan untuk menilai utang dengan ekuitas

TK X 100% TE

Ket : TK = Total Kewajiban TE = Total Equitas

Rasio Net Profit Margin (X3) Return on Assets (X4)

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diharapkan melalui perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih

Kemampuan perusahaan menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan

NI X 100% PB

Ket : NI = Laba bersih PB = Penjualan

Bersih

NI X 100% TA

Ket: NI= Laba bersih TA= Total Aktiva


(47)

2.Dependen (terikat)

Penyaluran Pemberian Kredit (Y)

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasional perusahaan.

Jumlah kredit yang diberikan

Rasio

F . Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis statistik dengan menggunakan program SPSS 18,0. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan setelah melakukan pengujian asumsi klasik.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolineritas, heteroskedastisitas, maupun autokorelasi.

1.1. Uji Normalitas Data

Pengujian tahap awal yang dilakukan dalam metode penelitian analisis data karena setelah pengujian ini, dapat diambil tindak lanjut untuk menggunakan statistik parametrik atau tidak. Menurut Bhuono (2005 : 18) ”uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal”.


(48)

1.2. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antarvariabel independen dalam satu model akan mennyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar suatu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Menurut Bhuono (2005 : 58), ”deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen”. 1.3. Uji Heteroskedastisitas

”Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya”, seperti yang diungkapkan oleh Bhuono (2005 : 62). Satu di antara beberapa syarat atas regresi linear adalah bahwa tidak terjadi adanya heteroskedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terjadinya homokedastisitas.

1.4. Uji Autokorelasi

Pada data time series sering ditemukan adanya masalah autokorelasi. Menurut Bhuono (2005 : 59), “uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1”


(49)

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Menurut Sugiyono (2006 : 250), “analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya).” Model persamaan regresi ini adalah

Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + e Keterangan :

Y = Penyaluran Kredit Modal Kerja

X1 = Quick Ratio (QR)

X2 = Net Profit Margin (NPM)

X3 = Debt to Equity Ratio (DER)

X4 = Return On Assets( ROA)


(50)

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen

e = Error

Hipotesis diuji dengan menggunakan F-test dan t-test yang akan dijelaskan di bawah ini.

3.1. Uji signifikansi parsial (t-test)

Uji t dilakukan untuk mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen dan variabel independen secara parsial. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagaimana diatur berikut ini.

1) H0 diterima dan H1 ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%.

2) H0 ditolak dan H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%.

3.2. Uji signifikan simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi berganda. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagaimana diatur berikut ini.


(51)

1) H0 diterima dan H1 ditolak jika F hitung < F tabel untuk α =5%.

2) H0 ditolak dan H1 diterima jika F hitung > F tabel untuk α =5%.

G. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimulai peneliti pada bulan Agustus 2010, dengan lokasi objek penelitian bertempat di PT. BRI ( Persero ) Tbk. Cabang Lubuk Pakam, Jl.Negara No. 100, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara. Berikut ini pemaparan tentang jadwal penelitian:

Tabel 3.3 Jadwal penelitian

2010 Juli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan

Proposal skripsi Penyetujuan Proposal skripsi Bimbingan proposal skripsi Seminar proposal skripsi Penelitian dan pengambilan data Bimbingan dan penulisan skripsi Penyelesaian Skripsi Meja Hijau


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. BRI (Persero) Tbk.

Gambaran umum mengenai lokasi penelitian ini dicantumkan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya PT.BRI (Persero) Tbk., struktur organisasi, pendayagunaan kredit, dan prosedur pelaksanaan pemberian kredit.

1. Sejarah Berdirinya PT. BRI (Persero) Tbk.

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahu waktu dan baru mulai aktif kembali setela dengan perubahan nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan


(53)

Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk


(54)

menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

2. Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Tbk.

Dalam pelaksanaan operasinya, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Lubuk Pakam dipimpin oleh seorang pemimpin cabang. Adapun struktur organisasi Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Lubuk Pakam dapat dilihat dari pembagian tugas di bawah ini :

a. Pemimpin Cabang

Pemimpin cabang merupakan pejabat tertinggi di kantor cabang. Tugas dari pemimpin cabang antara lain :

1. membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan,

2. memfungsikan dan mengawasi semua unit kerja di bawahnya dan pekerja binaannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabahnya,

3. melakukan kegiatan pemasaran dana, jasa, serta kredit dalam rangka memperluas pangsa pasar,


(55)

4. mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi, merevisi rencana kerja dan anggaran (RKA) dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.

b. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran ini bertanggung jawab kepada pemimpin cabang. Manajer pemasaran mempunyai tugas sebagai berikut :

1. membantu pemimpin cabang dalam mempersiapkan rencana kerja dan anggaran (RKA) dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan serta mendukung pemimpin cabang dalam membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, terutama yang terkait dengan bidang pemasaran, 2. memfungsikan bawahannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai

dengan strategi yang telah ditetapkan kantor cabang guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabah.

c. Manajer Operasional

Manajer operasional bertanggung jawab langsung kepada pemimpin cabang. Manajer operasional mempunyai tugas :

1. memastikan bahwa pengelolaan kas kantor cabang dan surat-surat berharga telah benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjaga aset bank,


(56)

2. memastikan bahwa setiap transaksi pembukuan tunai, kliring, dan pemindah bukuan sesuai wewenang telah disahkan dengan tepat dan benar untuk menghindari penyalahgunaan wewenang,

3. memastikan bahwa seluruh kegiatan bidang rumah tangga telah berjalan efektif dan efisien untuk memperlancar operasional kantor cabang dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul,

Manajer operasional membawahi Asisten Manajer Operasional (AMO), Supervisor Pelayanan Administrasi Kredit (ADK), dan Supervisor Pelayanan Intern.

d. Manajer Bisnis Mikro

Manajer bisnis mikro bertugas melakukan pembinaan operasional BRI unit di wilayah kerjanya untuk memastikan bahwa tidak terjadi penyimpangan terhadap standar prosedur operasional, merencanakan dan memonitor kas BRI unit di wilayah kerjanya agar tidak terjadi kelebihan kas, serta mencegah penyimpangan kas. Manajer bisnis mikro membawahi AMBM dan penilik. 3. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BRI (Persero) Tbk.

Sampai sekarang PT. BRI (Persero) Tbk. yang didirikan sejak tahun 1895 telah konsisten memfokuskan pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini tercermin pada perkembangan penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada


(57)

tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

4. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada PT. BRI (Persero)Tbk. Prosedur pemberian kredit adalah suatu tahapan proses pemberian kredit, yang dimulai dari permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, pengumpulan data dan verifikasi, tahap analisis kredit, persetujuan kredit, perikatan kredit, perikatan jaminan kredit, kemudian pencairan kredit. Proses pemberian kredit dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang ada sehingga dapat diputuskan dengan tepat waktu dengan mempertimbangkan pemberian kredit yang aman, terarah dan menghasilkan. Prosedur pelaksanaan pemberian kredit standar cabang tidak ada perbedaannya dengan prosedur yang berlaku pada kantor pusat. Berikut ini diuraikan secara garis besar prosedur pelaksanaan pemberian kredit tunai.


(58)

4.1. Tahap Permohonan Kredit

Pada tahap awal ini, pihak debitur harus melakukan beberapa langkah untuk mengajukan permohonan kredit.

1) Tahap ini didahului dengan calon debitur menghubungi Bank untuk mendapatkan informasi mengenai persyaratan mendapatkan kredit.

2) Analis kredit menjelaskan secara singkat mengenai fasilitas kredit yang ditawarkan oleh BNI serta persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan bank. Dokumen-dokumen yang harus disertakan calon debitur yaitu :

a) foto copy KTP pemohon/pemilik jaminan,

b) akta pendirian/Anggaran Dasar dan pendiriannya, c) pengesahan/legalitas,

d) Surat Ijin Usaha (SIUP) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), e) susunan pemegang saham,

f) susunan pengurus/direksi,

g) bukti kepemilikan barang jaminan (agunan) yang mempunyai nilai yuridis dan ekonomis,

h) laporan keuangan 2 tahun terakhir dan yang terkini serta proyeksi keuangan.


(59)

3) Analis kredit akan melakukan evaluasi awal dari data yang diperoleh dan menetapkan kesimpulan apakah permohonan kredit tersebut layak diteruskan atau tidak.

4.2. Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi

Permohonan kredit yang dinyatakan layak untuk diteruskan, selanjutnya memasuki tahap pengumpulan data dan verifikasi. Langkah – langkah pada tahap ini akan dijelaskan lebih lanjut.

1) Analis kredit akan menindaklanjuti disposisi dokumen permohonan kredit dari Kasi Kredit dengan menyiapkan rencana kunjungan ke calon debitur, untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan, dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan.

2) Analis kredit akan melakukan verifikasi data dan informasi secara umum, seperti :

a) melakukan pemeriksaan setempat (pemeriksaan fisik) seperti : kas bank, harta tetap, piutang, hutang, persediaan fasilitas produksi, proyeksi, tempat penjualan / penyimpanan, dan lain-lain;

b) memeriksa jenis usaha dari calon debitur, apakah telah sesuai dengan kebijakan kredit BNI mengenai bidang usaha yang boleh diberikan fasilitas kredit;


(60)

c) konfirmasi kepada pihak ketiga seperti : perbankan dan lembaga keuangan lainnya, instansi / departemen pemerintah maupun lainnya, asosiasi dimana calon debitur bergabung, dan sebagainya;

d) checking kepada konsumen / client, distributor dan pesaing seperti : stock, volume pembelian, syarat pembelian, waktu penyerahan, jumlah utang dan hal-hal lainnya yang signifikan dengan permohonan kredit tersebut.

3) Analis kredit mempelajari jenis-jenis jaminan dan nilainya yang hendak diserahkan sebagai agunan, kemudian melakukan wawancara dan mengumpulkan data yang diperlukan.

4) Analis kredit melakukan diskusi dengan calon debitur mengenai tujuan permohonan kredit yang diminta, suku bunga, jangka waktu, provisi, jenis

claim / asuransi dan kondisi lainnya.

4.3. Tahap Analisis Kredit

Tahap selanjutnya yang merupakan tahap terpenting bagi pihak bank dalam memutuskan untuk menyalurkan atau tidak menyalurkan kredit ialah tahap analisis kredit. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahap analisis kredit.

1) Analis kredit melakukan analisis atas calon debitur secara umum menyangkut prinsip 5 C dan 7 aspek analisis kredit. Prisip 5 C (Character,

Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy), sedangkan 7 aspek


(61)

a) aspek hukum, b) aspek manajemen, c) aspek keuangan, d) aspek teknis, e) aspek pemasaran, f) aspek jaminan,

g) aspek sosial ekonomi dan lingkungan,

2) Menyusun proyeksi anggaran kas / simulasi jadwal angsuran kredit untuk menentukan jumlah kredit, schedule penarikan / pelunasan kredit / jangka waktu kredit, jumlah angsuran dan sebagainya.

3) Lakukan penelaahan terhadap tujuan penggunaan kredit, jangka waktu dan kapan dibutuhkan.

4) Lakukan penelaahan terhadap penggunaan pinjaman-pinjaman lain, kewajiban kontijensi yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian pinjaman.

5) Lakukan analisis terhadap proyeksi dan asumsi yang digunakan selama jangka waktu kredit tersebut.

6) Lakukan penelaahan serta penilaian terhadap jenis dan nilai jaminan yang diserahkan juga bentuk jenis dan nilai jaminan yang layak untuk plafond kredit yang diusulkan dan dituangkan dalam Form Taksasi Penilaian Agunan.


(62)

7) Menguraikan hasil analisa-analisa di atas pada Memorandum Pembahasan Kredit.

8) Merumuskan kesimpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit yang meliputi :

a) plafond,

b) jangka waktu kredit, c) suku bunga,

d) provisi biaya,

e) syarat-syarat lainnya, seperti bentuk pengikatan jaminan, biaya administrasi, penutupan asuransi, syarat pembayaran kembali untuk kredit yang melebihi 1 tahun, dan tingkat bunga yang akan dibebankan. 4.4.Tahap Persetujuan Kredit

Pihak bank yang telah selesai melaksanakan analisis kredit, selanjutnya melakukan berbagai cara untuk memberikan persetujuan dalam pemberian kredit sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.

1) Pendapat Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK)

Kelompok pemutus kredit membuat tanggapan atas permohonan kredit tersebut pada lembar Tanggapan Anggota Kelompok Pemutus Kredit (TKPK) dan menanda tanganinya untuk menghasilkan suatu keputusan kredit. Pendapat anggota dari masing-masing Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) atas pemberian suatu keputusan kredit, hanya diberikan


(63)

apabila ada faktor penunjang lain terhadap keputusannya, yang belum diungkapkan oleh Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) di bawahnya. a) Pendapat tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen

MPK.

b) Setiap pertanyaan yang timbul dari seorang pejabat pemutus harus terlebih dahulu memperoleh jawaban yang tuntas, sebelum advis kredit tersebut diteruskan kepada pejabat pemutus berikutnya.

2) Sirkulasi PAK

Sirkulasi Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) yaitu jalur penyampaian PAK kepada Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dan kembali sesuai dengan jalur yang sama.

a) Penyampaian PAK kepada anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) yaitu mulai dari analis kredit terus sampai kepada tingkat pemutus yang tertinggi dan kembali lagi ke analis kredit melalui jalur yang sama. Masing-masing anggota Kelompok Pemutus Kredit memberi tanggapan secara independen sesuai dengan pertimbangannya masing-masing terhadap permohonan kredit tersebut.

b) Penyampaian PAK kepada Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dipantau melalui pengawasan sirkulasi PAK yang telah dituangkan dalam MPK. Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) merupakan hasil analisa kredit dan hasil tanya jawab/diskusi yang merupakan


(64)

masukan yang penting selain kemampuan dan pengalaman yang sangat berperan. Keputusan persetujuan kredit ditetapkan pada tingkat kantor cabang (Kelompok Pemutus Kredit), dengan catatan persetujuan kredit diputuskan melalui Kelompok Pemutus Kredit (KPK), berdasarkan kewenangan yang telah ditentukan.

4.5.Tahap Perikatan Kredit

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan setelah mendapatkan persetujuan kredit ialah tahap perikatan kredit. Ada dua langkah yang biasa dilakukan dalam tahap ini.

1) Pelaksana administrasi kredit menerima Surat Keputusan Kredit (SKK) dan dokumen permohonan kredit analis kredit, memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen permohonan kredit, membuat Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SP2K) dan Surat Perjanjian Kredit (SPK).

2) Surat Perjanjian Kredit (SPK) diparaf dan diserahkan pada Kasi Administrasi Kredit, kemudian diteruskan untuk para pihak atas Surat Perjanjian Kredit.

4.6. Tahap Pengikatan Jaminan Kredit

Sebelum barang–barang jaminan yang tertera pada daftar barang–barang jaminan ditetapkan nilainya dan diterima serta diikat sebagai jaminan kredit, terlebih dahulu dilakukan langkah–langkah sebagai berikut.


(65)

1) Pelaksana administrasi kredit menerima surat-surat jaminan asli untuk dicocokkan dengan jaminan yang telah diberikan oleh calon debitur pada saat permohonan kredit. Surat-surat jaminan tersebut diperiksa apakah telah sesuai dengan yang ditetapkan pada Surat Keputusan Kredit (SKK) dan menyiapkan Surat Tanda Terima Jaminan.

2) Kasi administrasi kredit menerima dan memeriksa surat-surat jaminan asli dan tanda terima jaminan, apakah telah sesuai dengan Surat-Surat Jaminan yang diserahkan dan sesuai dalam Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SP2K), kemudian tandatangani Surat Tanda Terima Jaminan bila telah menyetujuinya.

3) Calon debitur dan Kasi administrasi kredit melakukan pengikatan jaminan dengan calon debitur sesuai dengan yang ditetapkan pada Surat Keputusan Kredit di hadapan Notaris.

4.7. Tahap Pencairan Kredit

Tahap terakhir dari prosedur pelaksanaan pemberian kredit ini adalah tahap pencairan kredit. Pencairan hanya dapat dilakukan jika telah dilakukan berbagai langkah berikut ini.

1) Berdasarkan Surat Keterangan Pengikatan Notaris, Surat Perjanjian Kredit dan Persetujuan Kredit, entri data jaminan kredit.


(66)

3) Debitur menandatangani halaman belakang STTUP dan Slip Pembebanan Biaya, kemudian diserahkan kepada Debitur.

4) Teller menyerahkan uang tersebut kepada debitur bersama dengan STTUP dan SPB, serta memintanya.menghitung uang sekali lagi.

5) Pelaksana administrasi kredit menerima dan memeriksa hasil validasi pada STTUP dan SPB.

B. Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Lubuk Pakam. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan debitur yakni neraca dan laporan laba rugi selama tahun 2008 dan 2009.

1. Statistik Deskriptif

Statistik dekriptif adalah statistik yang mendeskripsikan karakteristik dari data–data yang digunakan dalam penelitian, mulai dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan variance yang akan dijelaskan pada tabel 4.1 berikut ini.


(67)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

QR 18 .08 1.70 .6340 .39560

DER 18 .14 .87 .4366 .24167

NPM 18 .02 .32 .0530 .06750

ROA 18 .04 .19 .0847 .04122

KMK 18 2.99E8 1.23E9 6.5226E8 2.45842E8

Valid N (listwise) 18

Sumber : diolah dengan SPSS 18, 2010

Berdasarkan informasi pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa :

1. variabel QR perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-ratanya 0.6340 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0.39560 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 18;

2. variabel DER perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-ratanya 0.4366 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0.24167 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 18;

3. variabel NPM perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-ratanya 0.0530 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar


(68)

0.06750 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 18;

4. variabel ROA perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-ratanya 0.0847 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0.04122 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 18;

5. variabel KMK yang disalurkan perbankan memiliki nilai rata-rata 652,260,000 standar deviasi variabel sebesar 245,842,000 dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 18.

2. Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

2.1.Uji Normalitas

Pengujian tahap awal yang dilakukan dalam metode penelitian analisis data. Melalui pengujian ini, dapat diambil tindak lanjut untuk menggunakan statistik parametrik atau tidak. Menurut Gozali (2005:110) “tujuan uji normalitas adalah untuk mengujii apakah variabel independen dan variabel


(69)

dependen berdistribusi normal”. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.

Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram dan normal probability plot yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut.


(70)

Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : diolah dengan SPSS 18, 2010

Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot sebagai berikut:


(71)

Gambar 4.2

Normal Probability Plot

Sumber : diolah dengan SPSS 18, 2010

Dari grafik normal probability plot menggambarkan titik-titik yang menyebar mendekati garis diagonal,sehingga data dikatakan normal. Hal ini yang diungkapkan oleh Bhuono (2005 : 24) ”suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal”. Pada grafik PP Plots di atas terlihat titik-titik menyebar di sekitar/mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Kedua


(72)

grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi uji normalitas data.

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov–Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka data residual berdistribusi normal. Namun, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka data residual tidak berdistribusi normal. Berikut ini uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.84034876E8

Most Extreme Differences Absolute .124

Positive .124

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .524

Asymp. Sig. (2-tailed) .946

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(73)

Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov, dapat dilihat bahwa p-value pada kolom Asimp. Sig(2-tailed) memiliki nilai 0.946 nilai ini > 0.05 (level of

significant). Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi normal.

2.2.Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka >10 menandakan terdapat gejala multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas variabel yang digunakan dalam penelitian

Tabel 4.3 Uji Multikolineritas

Sumber : diolah dengan SPSS 18, 2010

Tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa variabel QR memiliki nilai

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.942E8 2.166E8 1.820 .092

QR 1.218E8 1.626E8 .196 .749 .467 .630 1.588

DER 5.800E8 2.499E8 .570 2.321 .037 .714 1.400

NPM -4.066E8 8.418E8 -.112 -.483 .637 .807 1.239

ROA -5.999E8 1.607E9 -.101 -.373 .715 .594 1.684


(74)

nilai VIF 1.400 (<10) dan nilai Tolerance 0.714 (>0.1). Variable NPM memiliki nilai VIF 1.239 (<10) dan nilai Tolerance 0.807 (>0.1), variable ROA memiliki nilai VIF 1.684 (<10) dan nilai Tolerance 0.594 (>0.1). Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel terbebas dari multikolineritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

2.3.Uji Heterokedastisitas

Tujuan dilakukannya uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan pengganggu antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut disajikan hasil dari uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan dalam grafik scatterplot pada gambar 4.3.

Gambar 4. 3

Grafik Scatterplot Sumber : diolah dengan SPSS 18, 2010


(1)

Lampiran ii

1.

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

QR 18 .08 1.70 .6340 .39560

DER 18 .14 .87 .4366 .24167

NPM 18 .02 .32 .0530 .06750

ROA 18 .04 .19 .0847 .04122

KMK 18 2.99E8 1.23E9 6.5226E8 2.45842E8

Valid N (listwise) 18

2.

Uji Normalitas

a. Histogram


(2)

b. P-Plot

c. Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.84034876E8

Most Extreme Differences Absolute .124

Positive .124

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .524


(3)

3. Uji Multikolineritas

4. Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.942E8 2.166E8 1.820 .092

QR 1.218E8 1.626E8 .196 .749 .467 .630 1.588 DER 5.800E8 2.499E8 .570 2.321 .037 .714 1.400 NPM -4.066E8 8.418E8 -.112 -.483 .637 .807 1.239 ROA -5.999E8 1.607E9 -.101 -.373 .715 .594 1.684 a. Dependent Variable: KMK


(4)

5. Uji Autokorelasi

6. Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Dimensio n0

1 .663a .440 .267 2.10452E8 1.030

a. Predictors: (Constant), ROA, NPM, DER, QR b. Dependent Variable: KMK

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

1 .663a .440 .267 2.10452E8

a. Predictors: (Constant), ROA, NPM, DER, QR b. Dependent Variable: KMK


(5)

7. Koefisien Regresi

8. Uji Statistik t

`

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.942E8 2.166E8 1.820 .092

QR 1.218E8 1.626E8 .196 .749 .467

DER 5.800E8 2.499E8 .570 2.321 .037

NPM -4.066E8 8.418E8 -.112 -.483 .637

ROA -5.999E8 1.607E9 -.101 -.373 .715

a. Dependent Variable: KMK

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.942E8 2.166E8 1.820 .092

QR 1.218E8 1.626E8 .196 .749 .467 .630 1.588 DER 5.800E8 2.499E8 .570 2.321 .037 .714 1.400 NPM -4.066E8 8.418E8 -.112 -.483 .637 .807 1.239 ROA -5.999E8 1.607E9 -.101 -.373 .715 .594 1.684 a. Dependent Variable: KMK


(6)

9. Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.517E17 4 1.129E17 2.550 .089a

Residual 5.758E17 13 4.429E16

Total 1.027E18 17

a. Predictors: (Constant), ROA, NPM, DER, QR b. Dependent Variable: KMK