C. Pembahasan Hasil Statistik
Pengujian statistik yang telah dilakukan sebelumnya, memberikan beberapa hasil yang perlu diungkapkan untuk lebih memahami hasil penelitian, seperti di
bawah ini.
1. Berdasarkan analisis statistik Quick Ratio, Total Asset Turnover, Debt to
Equity Ratio, Net Profit Margin,dan Return On Assets secara simultan tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja pada PT.BRI Persero
Tbk. Cabang Umum Lubuk Pakam. Ketidakmampuan Quick Ratio,Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Assets dalam mempengaruhi
pemberian kredit dimungkinkan karena variabel-variabel tersebut banyak dipengaruhi total aktiva yang dimiliki debitur. Dianalisis kebanyakan aktiva
yang tertanam dalam usaha debitur, sebagian besar dalam bentuk aktiva tetap dan aktiva yang tidak liquid, sehingga sangat sedikit dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam pemberian Kredit modal kerja oleh pihak bank. Aktiva yang tidak mudah cair sangat tidak menjamin debitur untuk melunasi kredit
jangka pendeknya terhadap bank. Selain itu diprediksi total aktiva debitur umumnya mengalami peningkatan namun peningkatan tersebut diduga bukan
disebabkan oleh aktivitas normal debitur, tetapi karena debitur menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-produknya sebagai penyesuaian
terhadap biaya-biaya yang mengalami kenaikan.
Universitas Sumatera Utara
2. Berdasarkan hasil analisis statistik, pengaruh Quick Ratio, Debt to Equity
Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets debitur secara individu parsial terhadap penyaluran kredit yaitu:
a. Current Ratio secara individu parsial tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit. Ini berarti kondisi likuiditas debitur tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja
pada PT. BRI Persero Tbk. Cabang Lubuk Pakam. Persentase Quick Ratio yang kebanyakan dimiliki debitur masih di bawah rata-rata
persentase yang diharapkan yaitu di bawah 37, sehingga Quick Ratio sangat kecil bahkan tidak ada pengaruhnya dalam pertimbangan
penyaluran kredit. Adapun peningkatan aktiva lancar atau sebagian aktiva liquid diduga bukan disebabkan aktivitas normal perusahaan,
tetapi karena perusahaan menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-produknya sebagai penyesuaian terhadap biaya-biaya
yang mengalami kenaikan. Utang lancar juga mengalami peningkatan diduga karena debitur menambah pinjaman kredit ke bank untuk
menambah modal kerjanya sebagai antisipasi biaya-biaya yang meningkat. Jadi tidak dapat dijadikan pertimbangan secara individu
ratio ini, karena aktiva lancar yang meningkat bukanlah milik debitur sendiri, melainkan adanya aktivitas pinjaman yang diperbesar terhadap
kreditur.
Universitas Sumatera Utara
b. Debt to equity ratio secara individu parsial berpengaruh terhadap
pemberian kredit. Hal ini berarti kondisi solvabilitas debitur yang tercermin dalam rasio hutangnya berpengaruh secara statistik terhadap
pemberian kredit pada PT. BRI persero Tbk. Cabang Lubuk Pakam. Hal ini disebabkan kecilnya persentase DER rata-rata para debitur di
bawah 100 yaitu 20 - 30, yang menjadi pertimbangan baik oleh pihak bank, artinya para debitur kebanyakan melakukan aktivitas
pendanaan dengan modalnya sendiri dan masih sedikit melakuka n aktivitas kredit pada pihak-pihak tertentu, yang artinya mempermudah
debitur untuk melakukan pelunasan kredit jangka pendek pada bank seandainya kredit diberikan. Bagi bank, semakin besar rasio ini akan
semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan
debitur. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nasution 2008 dan Martina 2010 yang menunjukkan bahwa
Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kelayakan pemberian kredit.
c. Net Profit Margin secara individu parsial tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit. Ini berarti kondisi profitabilitas debitur yang tercermin dalam margin labanya tidak berpengaruh secara statistik
terhadap penyaluran kredit modal kerja pada PT. BRI Persero Tbk.
Universitas Sumatera Utara
Cabang Lubuk Pakam. Hal ini dikarenakan persentase di bawah rata- rata yang jauh dari kriteria persentase yang dipatokkan pihak bank.
d. Return on asset tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Hal ini
berarti kondisi profitabilitas debitur yang tercermin dalam rasio laba terhadap aktivanya tidak berpengaruh secara statistik terhadap
pemberian kredit pada PT. BRI Persero Tbk. Cabang Lubuk Pakam. Variabel Return On Assets meliputi laba bersih dan total aktiva.
Peningkatan laba bersih diduga karena persediaan yang dibeli dengan harga yang lama, lalu dijual dengan harga baru di atas normal sebagai
penyesuaian karena kondisi di atas. Total aktiva mengalami peningkatan umumnya karena peningkatan aktiva tetap di mana
investor lebih banyak menanamkan modalnya untuk aktiva tetap.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengujian secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh antara Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Assets
terhadap pemberian Kredit Modal Kerja. Hal ini dikarenakan sebagian besar ratio keuangan debitur yang dianalisis bank tidak dapat memenuhi persentase
ratio yang diharapkan PT. BRI Persero Cabang Lubuk Pakam dalam pemenuhan syarat pertimbangan pemberian kredit jangka pendek.
2. Pengujian secara individu parsial menunjukkan hasil bahwa hanya satu variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio yang berpengaruh terhadap
penyaluran Kredit Modal Kerja. Persentase DER dari analisis laporan keuangan debitur yang rata-rata kecil 20 - 30, yaitu di bawah 100
merupakan kriteria utama pihak bank dalam pertimbangan pemberian kredit modal kerja dapatdijadikan kesimpulan utama.
3. Pengujian secara individu parsial menunjukkan hasil bahwa Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Assets tidak berpengaruh terhadap pemberian
Universitas Sumatera Utara