Metode Pengolahan Air Tanah Metode Pengolahan Air Rawa

o Desinfeksi Desinfeksi adalah upaya untuk membunuh mikroorganisme berbahaya dengan menambahkan desinfektan. Pemilihan metode pengolahan air sangat bergantung pada kondisi air baku. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing sehingga untuk mendapatkan kualitas air yang optimal, umumnya metode – metode pengolahan air tersebut dikolaborasikan antara satu metode dengan metode yang lain.

2.3.1 Metode Pengolahan Air Tanah

Untuk kondisi air baku yang berasal dari air tanah, jika air tersebut relatif jernih tanpa kandungan Fe dan Mn yang tinggi maka metode pengolahannya cukup dengan menggunakan saringan pasir lambat. Gambar 2.7 Bagan Proses Pengolahan Air Tanah Kemudian air dialirkan ke reservoir setelah sebelumnya diberi desinfektan untuk membunuh mikroorganisme, mencegah tumbuhnya lumut di reservoir dan pipa – pipa distribusi. Dari reservoir kemudian air didistribusikan ke pelanggan. Namun kebanyakan air tanah di Indonesia mengandung unsur Fe dan Mn yang tinggi sehingga membutuhkan proses aerasi untuk mengoksidasi unsur Fe dan Mn yang terlarut dalam air. Setelah proses aerasi dilakukan, air akan keruh akibat Fe dan Mn yang sebelumnya terlarut dalam air telah menjadi padatan. Pelanggan Intake sumur Slow Sand Filter Saringan Pasir Lambat Desinfeksi Reservoir Universitas Sumatera Utara Tahap selanjutnya Fe dan Mn yang telah berbentuk padat tersebut diendapkan sedimentasi. Kemudian air disaring menggunakan Saringan Pasir Lambat Slow Sand Filter untuk menyaring sisa – sisa padatan yang tidak mengendap. Setelah itu, air diberi desinfektan dan dialirkan menuju reservoir untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan. Gambar 2.8 Bagan Proses Pengolahan Air Tanah dengan Kandungan Fe dan Mn yang Tinggi

2.3.2 Metode Pengolahan Air Rawa

Instalasi Pengolahan Air untuk mengolah air rawa menjadi air bersih jarang dijumpai dikarenakan unsur yang dikandungnya sangat banyak dan sulitnya proses pengambilan air baku. Pengambilan air rawa harus benar – benar diperhitungkan agar berada pada kedalaman tertentu untuk menghindari terbawanya lumut pada permukaan air dan endapan – endapan Fe dan Mn pada dasar rawa. Gambar 2.9 Air Rawa Intake sumur Aerasi Reservoir Slow Sand Filter Saringan Pasir Lambat Desinfeksi Pelanggan Sedimentasi Universitas Sumatera Utara Pada pengolahan air rawa, diperlukan proses aerasi untuk menurunkan kadar Fe dan Mn yang terlarut di dalam air karena kandungan oksigen yang sangat minim. Setelah membentuk senyawa oksida, selanjutnya untuk menghilangkan partikel – partikel terdispersi lainnya maka dilakukan proses koagulasi dan flokulasi dengan bantuan clarifier ddan tambahan zat koagulan seperti tawas. Pada clarifier juga terjadi proses sedimentasi yaitu pengendapan partikel – partikel dalam bentuk lumpur. Selanjutnya air disaring menggunakan saringan pasir cepat yang terdiri dari kerikil, pasir dan antrasit sehingga kadar Fe dan Mn akan turun hingga 90. Setelah disaring, pada air diinjeksikan desinfektan untuk membunuh bakteri selanjutnya air dialirkan ke reservoir sebelum didistribusikan kepada pelanggan. Gambar 2.10 Bagan Proses Pengolahan Air Rawa

2.3.3 Metode Pengolahan Air Danau