3.69 2.22 Evaluasi Unit Filtrasi EVALUASI

kapasitas produksi semakin lama waktu detensi yang dibutuhkan. Waktu detensi juga dipengaruhi oleh dosis koagulan, suhu air dan proses pengadukan. Hasil perhitungan waktu detensi untuk flokulasi dan sedimentasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Perhitungan Waktu Detensi Flokulasi dan Sedimentasi Q Ldetik 40 50 60 70 100 150 m3detik 0.04

0.05 0.06

0.07 0.1

0.15 Jari - jari r r m 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Tinggi h r m 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 Volume r m 3 42.429 42.429 42.429 42.429 42.429 42.429 Jari - jari r m 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 Tinggi h m 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 Volume m 3 840.164 840.164 840.164 840.164 840.164 840.164 Volume fs m3 797.736 797.736 797.736 797.736 797.736 797.736 Q m 3 detik 0.04

0.05 0.06

0.07 0.10 0.15 t detik 19943.39 15954.71 13295.60 11396.22 7977.36 5318.24 jam 5.54

4.43 3.69

3.17 2.22

1.48 Secara umum, hasil perhitungan waktu detensi untuk flokulasi dan sedimentasi pada Clarifier IPA Meunasah Reudeup tidak ada masalah dan memenuhi syarat.

4.3 Evaluasi Unit Filtrasi

Unit filtrasi bekerja dengan membagi debit air yang mengalir dari Clarifier ke 6 buah bak filtrasi yang masing – masing bak memiliki dimensi: Panjang : 5 meter Tinggi : 4,5 meter Lebar : 3,9 meter Spesifikasi media filter yang digunakan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara • Media filter, Pasir berukuran ø 0,5 – 1,0 mm setebal 70 cm • Media penyokong, Pasir ø 1,2 – 2,4 mm setebal 15 cm • Porositas rata – rata 0,38 Setiap bak akan menyaring air sesuai dengan debit yang masuk ke unit filtrasi. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Perhitungan Debit Penyaringan Tiap Bak Q dari Clarifier Ldetik 40 50 60 70 100 150 m3detik 0.04 0.05 0.06 0.07 0.1 0.15 Q tiap bak filtrasi Ldetik 6.67 8.33 10.00 11.67 16.67 25.00 m3detik 0.0067 0.0083 0.0100 0.0117 0.0167 0.0250 Agar proses penyaringan efektif, diperlukan kecepatan aliran air yang konstan saat menembus media filter pasir yang memiliki dimensi: Panjang : 3,9 meter Lebar : 3,9 meter Tebal : 0,85 meter kecepatan aliran air v a yang diperlukan saat proses penyaringan berlangsung dapat diperoleh melalui perbandingan antara debit air Q dengan irisan melintangluas permukaan filter A t = p.l. Hasil perhitungan v a diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Nilai v a Q Produksi Ldetik 40 50 60 70 100 150 m 3 detik 0.04

0.05 0.06

0.07 0.10 0.15 Q tiap bak filtrasi Ldetik 6.67 8.33 10.00 11.67 16.67 25.00 m 3 detik 0.0067 0.0083 0.0100 0.0117 0.0167 0.0250 P m 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 L m 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 Luas m 2 15.21 15.21 15.21 15.21 15.21 15.21 v a mdetik 0.00044 0.00055 0.00066 0.00077 0.00110 0.00164 Universitas Sumatera Utara Nilai v a yang diperoleh dari tabel diatas menunjukan adanya perbedaan kecepatan aliran v a yang dibutuhkan untuk setiap kapasitas produksi yang berbeda - beda, semakin besar kapasitas produksi semakin besar v a yang dibutuhkan. IPA Meunasah Reudeup meningkatkan kecepatan aliran air yang melalui filter v a dengan menambahkan tekanan air dengan jalan menaikan tinggi muka air. Perhitungan tinggi muka air yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Diketahui: • Pasir ø 0,5 – 1,0 mm d rata – rata = 0.75 mm = 0,00075 m tebal 70 cm = 0.7 m • Pasir ø 1,2 – 2,4 mm d rata – rata = 1,8 mm = 0,0018 m tebal 15 cm = 0,15 m • Porositas rata – rata 0,38 • , pasir dianggap bundar = 0,83 Maka untuk media filter, pasir ø 0,5 – 1,0 mm dengan v a = 0,00044 mdetik debit 0,04 m 3 detik Hasil perhitungan seluruhnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Kebutuhan Tinggi Muka Air Q Produksi Ldetik 40 50 60 70 100 150 m 3 detik 0.04

0.05 0.06

0.07 0.10 0.15 Q tiap bak filtrasi Ldetik 6.67 8.33 10.00 11.67 16.67 25.00 m 3 detik 0.0067 0.0083 0.0100 0.0117 0.0167 0.0250 filter m 0.071 0.089 0.107 0.124 0.178 0.267 penyokong m 0.003 0.003 0.004 0.005 0.007 0.010 Total m 0.074 0.092 0.111 0.129 0.184 0.277 Beberapa catatan yang perlu diperhatikan adalah saat proses filtrasi berlangsung, akan terjadi penurunan permeabilitas media filter akibat tersumbatnya pori – pori pasir oleh flok dan partikel – partikel halus. Semakin lama, penyumbatan akibat flok dan partikel halus tersebut akan semakin besar sehingga akan menurunkan permeabilitas. Turunnya permeabilitas media filter untuk jangka waktu tertentu dapat teratasi dengan penambahan tekanan melalui penambahan tinggi muka air. Namun jika tinggi muka air telah melampaui tinggi efektifnya maka untuk mengembalikan permeabilitas media filter dilakukan proses backwash. Pada saat dilakukan backwash, 2 buah bak filter tidak difungsikan sehingga proses penyaringan dilakukan oleh 4 buah bak filter. Agar kapasitas produksi tidak terganggu maka pada saat backwash berlangsung perlu ditambahkan tinggi muka air pada 4 buah bak filter yang bekerja. Penambahan muka air saat backwash H b berlangsung pada 4 buah bak filter, dapat diperoleh dengan mengalikan hasil saat 6 buah filter bekerja H iρ dengan 64. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Tinggi Muka Air diatas Media Filter Pada Saat Backwash Q Produksi Ldetik 40 50 60 70 100 150 m 3 detik 0.04

0.05 0.06

0.07 0.10 0.15 Total m 0.074 0.092 0.111 0.129 0.184 0.277 Backwash m 0.111 0.138 0.166 0.194 0.277 0.415 Tinggi muka air yang tersedia pada bak filtrasi dapat diketahui melalui gambar 4.3 berikut: Gambar 4.2 Elevasi Outlet Unit Filtrasi Secara teori, tinggi muka air yang tersedia pada bak filtrasi adalah 2,40 meter, dengan mengambil tinggi aman 0,5 meter maka tinggi muka air efektif yang tersedia adalah 1,90 meter. Ini berarti desain unit filtrasi memenuhi syarat. Pemompaan air dari reservoir untuk proses backwash menggunakan pompa dengan debit 380 m3jam 106 ldetik yang berarti kecepatan aliran air saat backwash berlangsung adalah sebesar: + 6.00 m + 3.60 m Ke Reservoir 6,00 – 3,60 = 2,40 meter + 1.50 m Universitas Sumatera Utara 12,49 mdetik setara dengan 3,469 mmdetik untuk masing – masing bak filter. Penggunaan air dari reservoir adalah sebesar: Untuk meningkatkan kemampuan filtrasi, pada media filter dapat ditambahkan karbon aktif. Beberapa karbon aktif yang sering digunakan pada pengolahan air minum adalah antrasit dan arang batok kelapa. Antrasit adalah batu bara dengan kualitas tinggi yang memiliki unsur karbon tinggi dan aktif. Karbon aktif bersifat menyerap adsorb, yang secara aktif mampu menyerap atau menangkap partikel – partikel sangat halus berukuran 0.01 - 0.0000001 mm. Dengan menambahkan karbon aktif sebagai media filter, dapat dipastikan proses filtrasi akan menjadi lebih efektif. Gambar 4.3 Antrasit dalam Bentuk Butiran Bubuk Universitas Sumatera Utara Untuk meningkatkan proses filtrasi pada Instalasi Meunasah Reudeup, dapat ditambahkan antrasit 1,25 – 2,50 mm. Antrasit diletakan pada media filter tepat diatas media pasir dengan ketebalan total gabungan antrasit 0,15 – 30 m, pasir dan kerikil adalah 0,75 meter Twort,C.Alan, Don D. Ratnayaka and Malcolm J.Brandt, 2006: 331

4.4 Evaluasi Reservoir