Objek Pariwisata Di Desa Lingga Potensi Kepariwisataan Di Desa Lingga

25 25  Manusia Human Objek wisata itu sendiri dapat pula dibagi dalam : a. Objek wisata physic, yaitu objek wisata yang dapat dijamah, tidak dapat berpindah, merupakan warisan dan karya masyarakt setempat. Hal ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang termasuk kedalam objek wisata physic ialah rumah adat desa tradisionil, flora dan fauna, peninggalan kebudayaan, dan lain sebagainya. b. Objek wisata non physic, yaitu yang tidak dapat dijamah tangan, hanya dapat dinikmati dengan pancaindera serta dapat pula memberi kesan yang baik terhadap wisatawan. c. Yang termasuk objek wisata non physic ialah kesenian, tata cara hidup masyarakat, adat istiadat, dan lain sebagainya.

3.1 Objek Pariwisata Di Desa Lingga

Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata, yang telah ditetapkan Pemerintah untuk daerah bagian Barat Indonesia dikembangkan menjadi salah satu sub sektor penghasil devisa bagi Negara yang sekaligus dapat menunjang pembangunan disektor lainnya. Penetapan ini dilakukan pemerintah berdasarkan kenyataan bahwa kondisi dan potensi kepariwisataan di Sumatera Utara dinilai cukup berbobot, dengan dapat menarik serta mempertinggi arus kunjungan ke daerah ini. Salah satu objek wisata yag ada di Sumatera Utara adalah objek wisata budaya desa Lingga. Terletak kurang lebih 5 km dari sebelah Barat Kota Kabanjahe, Ibukota Universitas Sumatera Utara 26 26 Kabupaten Karo dan jaraknya kira-kira 80 km dari kota Medan, dengan jumlah penduduk 3.200 jiwa atau 600 kepala keluarga. Mata pencaharian penduduk setempat adalah :  90 bertani  6 pedagang kecil  4 pegawai negri Pendidikan yang terdapat di desa Lingga hanya sampai di SD Sekolah Dasar, yaitu dua buah SD Negeri dan satu buah SD Inpres. Di samping itu juga terdapat satu buah gereja pentakosta, satu buah gereja GBKP, dan satu buah Mesjid. Tata dan lingkungan kehidupan tradisional di desa Lingga yang merupakan corak tersendiri merupakan objek pariwisata yang bernilai tinggi . desa Lingga juga mempunyai pemandangan alam yang cukup indah dengan latar belakang Gunung Sinabung. Di pinggir desa tersebut sebuah bukit bernama Gunung Mbelin yang merupakan puncak tertinggi di daerah tersebut dan dari puncak bukit ini dapat dilihat seluruh Kabupaten Karo dengan udaranya yang cukup nyaman.

3.2 Potensi Kepariwisataan Di Desa Lingga

Semua fasilitas memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan untuk memenuhi kebutuhannya disebut dengan “Prasarana” Pengetahuan Kepariwisataan, Drs. Rahmat Lubis, 1981 :3. Universitas Sumatera Utara 27 27 Dunia kepariwisataan juga mengenal prasarana dan sarana, dan bahkan tanpa prasarana dan sarana dunia kepariwisataan tidak dapat memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan. Adapun prasarana yang tersedia di desa Lingga yang merupakan salah satu objek wisata budaya dan sejarah yang terpenting di Kabupaten Karo antara lain : a. Jaringan jalan raya dn jembatan untuk menuju desa ini menurut pandangan penulis cukup menandai dan untuk mencapai desa Lingga ini ditempuh dengan bus, mini bus dan lain-lain. b. Pembangkit tenaga listrik di desa Lingga Baru sudah ada jarak kurang lebih 500 meter dari rumah tradisional c. Bangunan-bangunan tradisional masih banyak dijumpai di Desa Lingga seperti :  26 buah rumah adat Karo yang didiami oleh 6-8 keluarga tiap rumah bahkan ada yang sampai 12 keluarga  3 buah lesung bersama keluarga Di tempat ini gadis-gadis desa secara bersama-sama menumbuk padi  2 buah geriten, yaitu tempat menyimpan tulang belulang nenek moyang mereka  1 buah jambur  Kuburan bersejarah Universitas Sumatera Utara 28 28 Rumah-rumah adat yang terdapat di desa Lingga ini sudah berumur kurang lebih 250 tahun lamanya. Di desa Lingga ini juga sering diselenggarakan pertunjukan kesenian tradisional Karo yang bernama Tembut-tembut atau Gundala-gundala apabila wisatawan yang berkunjung ke desa ini meminta. Dengan berbagai cara telah ditempuh pemerintah, menyebabkan desa tersebut mulai dikenal sebagai daerah pariwisata oleh wisatawan asing maupun domestik dapat dikatakan masih relative kecil. Walaupun aset budaya yang merupakan modal dasar pembangunan pariwisata kita miliki, namun aspek lingkungan hidup memegang peranan yang amat penting dalam kaitan pembinaan produk wisata yang baik. Arus wisatawan domestik sangat besar di Sumatera Utara sangat sedikit mengunjungi desa Lingga pada saat ini. Wisatawan asing yang banyak datang ke desa Lingga yaitu Australia, Switzerland, Perancis, Belanda, Inggris, dan Malaysia, dan wisatawan tersebut pada umumnya ditangani oleh Biro Perjalanan yang ada di Kota Medan. Untuk memasuki lokasi desa wisata ini dilaksanakan sistem retribusi yaitu bagi setiap pengunjung dikutip sebesar Rp. 200,- dua ratus rupiah, hal ini tetap berlaku sampai saat ini.

3.3 Peranan Pemerintah Terhadap Kelestarian Objek Wisata Di Desa Lingga