Dakwah Jama’ah Salafiyyah

18 Wahhab ini dipandang berbeda dari ajaran umat Islam terdahulu yang cenderung mengambil mazhab dalam penerapan nilai dan norma ajaran Islam. Seperti komunitas Nahdatul Ulama NU, NU menganggap Jama’ah Salafiyyah yang sekarang ini bukan Jamaa’ah Salafiyyah yang sebenarnya, akan tetapi lebih kepada ajaran lain di luar Islam itu sendiri, sehingga peseberangan ini membuat banyaknya perbedaan dalam tubuh umat Islam Sirajuddin, 2002. Komunikasi Jama’ah Salafiyyah pun sangatlah tidak bisa masuk kepada jama’ah Islam lainnya, karena dipandang sangat keras dan berseberangan dengan ajaran Islam di masa awal. Dari sinilah kenapa Jama’ah Salafiyyah sangat sulit untuk dimasuki oleh masyarakat awam. Jama’ah Salafiyyah pun sebenarnya dipengaruhi oleh pemahaman mereka sendiri terhadap nilai-nilai Islam, sehingga masyarakat awam yang tidak paham cenderung memvonis mereka kepada islam yang pembawaannya radikal, Sebagian dikalangan mahasiswa menyebut mereka idiealis karena sangat menolak kebenaran yang berasal dari luar sumber intisari agama islam,baik berupa budaya,busana dan prilaku sehari-hari.

2.5 Dakwah Jama’ah Salafiyyah

Dakwah Jama’ah Salafiyah adalah salah satu bentuk komunikasi kaum salafi untuk mengajak dan menyeru umat Islam kepada ajaran agama Islam. Berbeda dari komunikasi dakwah Islam lainnya, Jama’ah Salafiyyah juga mencontohkan ajaran Islam lainnya. Jama’ah Salafiyyah juga mencontohkan ajaran Islam dari segi tingkah laku, pakaian dan karakteristik muslim lainnya. Artinya, dakwah Islam bukan hanya sekadar Universitas Sumatera Utara 19 ucapan, akan tetapi lebih kepada pengaplikasian sehari-hari sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW Zainu, 2006. Tujuan dari dakwah Salafiyyah adalah pemurnian ajaran Islam yang menurut mereka Islam sudah ternodai oleh budaya, pemikiran dan kebiasaan yang terdapat di dalam masyarakat, sehingga dipandang bid’ah dari sudut pandang agama. Pada dasarnya komunikasi dan interaksi sosial Jama’ah Salafiyyah dengan masyarakat adalah hal yang bersifat biasa. Akan tetapi, karena suatu pola tingkah laku yang ada pada masyarakat tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, baik ia bersifat wajib maupun yang diharuskan, yang pada akhirnya mereka sering menghindarinya. Di sinilah kadang kala sering terjadi muncul masalah dalam kehidupan mereka di tengah masyarakat terutama dalam hal interaksi. Meskipun demikian, bagaimana pun Jama’ah Salafiyyah adalah kelompok dakwah Islam Yang memiliki cara sendiri di dalam melakukan pendekatan melalui interaksi sosial kepada masyarakat di sekitarnya Abdullah Zein , 2007. Secara historis, dakwah Salafiyyah mulai terasa di Indonesia pada tahun 80-an meskipun sebelumnya sudah ada ustads Salafi, tetapi belum berbentuk lembaga, masih berbaur dengan ustadsmuballigh Islam lainnya seperti ulama-ulama pembaharu dari Minangkabau antara lain DR. HAMKA, Mohammad Natsir, Jamaluddin dan sebagainya. Dakwah salafi mulai melembaga setelah kedatangan Ustads Ja’far Umar Thalib dari Timur Tengah ke Indonesia sekaligus pengasuh Pesantren Assunnah di Jawa Timur Abdullah , 2008. Dari sinilah dakwah Salafiyyah berkembang ke kota-kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Kota Medan. Di kota ini, dakwah Salafiyyah sangat berkembang Universitas Sumatera Utara 20 pesat, ditambah lagi kondisi masyarakat Kota Medan sangat demokratis dalam menilai perbedaan kelompokgolongan, sehingga kelompok sosial kerap tumbuh dan berkembang di kota ini.

2.6 Defenisi Konsep