Konflik Di Dalam Jama’ah Salafiyyah

43 ustads Jafar Umar Thalib sebagai pimpinan Laskar Jihad, merupakan seorang tokoh Salafi yang disegani di Indonesia. Sejak itu, banyak ilmuan yang coba mempelajari ideologi Salafi yang tampak berbeda dari ormas Islam lainnya. Ditambah kasus ustads Jafar Umar Thalib yang menghukum rajam mati laskarnya karena karena terbukti berzina dalam perjalanan jihad yang menuai kontrofersi karena Indonesia adalah negara hukum dan tidak dibenarkan main hukum sendiri. Sebagaimana gerakan dakwah Salafiyyah di seluruh dunia pada umumnya, gerakan Salafi di Indonesia memberi perhatian lebih pada sektor pendidikan bukan hanya yang bersifat akademis tapi juga pada proses menyeluruh non formal dengan tujuan menumbuhkan pribadi muslim yang paham agamanya dan menjalankan agamanya itu dengan sebaik-baiknya. Berikut ini pengajian salafi di berbagai daerah di Indonesia.

4.5 Konflik Di Dalam Jama’ah Salafiyyah

Setiap realitas kehidupan pasti mempunyai suatu permasalahan tidak terkecuali Jama’ah Salafiyyah di Indonesia. Mereka sempat pecah dalam beberapa tahun sebagai akibat dari perbedaan pandangan mengenai bantuan dari Kuawit, semisal bantuan dana dari Yayasan At-Turats Al-islami Kuawit kepada yayasan yang dikelola oleh Abu Nida ustads Salafi di Yogyakarta. Ja’far Umar Thalib menilai Yayasan At-Turats yang ada di Kuwait itu sudah dikuasai oleh tokoh-tokoh Sururiyyah dan kalangan Ikhwanul Muslimin 6 6 Ikhwanul Muslimin adalah pergerakan Islam di Mesir yang didirikan oleh Hasan Albanna. . Oleh Ja’far mereka dicurigai dan mulai menuduh yayasan Abu Nida telah berganti ideologi Salafi ke Ikhwanul Muslimin atau Sururiyyah. Ja’far juga telah Universitas Sumatera Utara 44 memvonis tokoh-tokoh Salafi Abu Nida sebagai Sururi karena pernah berdialog dan berramah tamah dengan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin atau Sururiyyah, yang akhirnya menimbulkan perpecahan dikalangan Salafiyyah. Perpecahan ini menjalar ke seluruh wilayah Indonesia yang telah dimasuki dakwah Salafi dan menciptakan dua kubu besar Salafi di Indonesia. Perpecahan yang terjadi diketahui oleh semua ulama salafi di Timur tengah ketika mengadakan kunjungan keagamaan rutin ke Indonesia setiap tahunnya. Mediasi telah dilakukan, akan tetapi salah satu kelompok menolak untuk berdamai dengan alasan yang tidak diketahui secara pasti. Seiring berjalannya waktu pada akhirnya Ja`far membuat gempar seluruh tokoh-tokoh Salafi di Indonesia dan ulama –ulama salafi di timur tengah dengan mengikuti majelis zikir yang dipimpin olah ustad Arifin Ilham, pimpinan majelis zikir Adz-Dzikra. Terlibatnya Ja`far dalam acara zikir bersama yang dipimpin oleh Arifin Ilham dinilai oleh tokoh- tokoh Salafi sebagai perbuatan bid`ah yang Ja`far sendiri telah mengetahui hukumnya dan sudah menyimpang dari prinsip dakwah Salafiyyah sehingga ustads Salafi yang lain memvonis Ja`far sebagai pelaku bid`ah. Sebagai salah satu ustads salafi di Indonesia, ia seharusnya tidak mencontohkan perbuatan yang demikian. Disamping itu Ja`far juga telah menyatakan secara langsung dia telah keluar dari jalur dakwah yang ditempuh prinsip dakwah Salafiyyah dengan mengatakan dia telah keliru selama ini telah keras dalam berdakwah dengan mudah membid`ahkan orang lain yang telah menjadi ciri khas dakwah Salafiyyah menurutnya. Dengan pernyataan itu Ja`far kemudian tidak diakui lagi oleh tokoh– tokoh Salafi yang lain di Indonesia begitu juga dengan ulama-ulama Salafi di Timur Tengah baik tokoh yang berseberangan dengannya maupun tokoh yang dahulu mendukungnya. Universitas Sumatera Utara 45 Walapun secara nyata Ja`far tidak diakui lagi namun bukan berarti perpecahan dikalangan Salafiyyah berakhir. Posisi pemimpin pengganti Ja`far ada di tangan Umar Assewed. Dengan memakai isu-isu yang terdahulu yang ditebarkan Ja`far, Umar As Sewed menolak untuk berdamai dengan tokoh Salafi yang lain. Namun karena hilangnya figur seperti Ja`far yang telah meninggalkan dakwah mereka, Umar As Sewed seperti kehilangan pamor kepemimpinan dan membuat dakwah kalangan Salafi yang lain seperti Yazid Jawas, Abu Nida dan Amir Abdad semakin berkembang di Indonesia. Perpecahan itu terus terjadi meskipun akhirnya Ja`far rujuk kembali menjadi komunitas Salafi yang pada pengakuannya ia telah keliru selama ini di dalam mengambil sikap, akan tetapi murid- murid Ja`far yang berada di berbagai wilayah Indonesia tetap mempertahankan kerenggangan itu, termasuk di kota Medan. Kubu Ja`far dengan muridnya M Faisal Jamil tetap renggang dengan kubu Abu Ihsan di Johor Baru dengan mengangkat isu yang sama mengenai masalah penilaian dan pemahaman. httpwww.salafy.com kamis 17122009.

4.6 Dakwah Salafiyyah di Kota Medan