Interaksi Sosial Jama’ah Salafiyyah di Sumatera Utara

84 berpikir di dalam memahami agama sehingga kadangkala kesempatan yang ada tidak dapat di pergunakan dengan sebaik-baiknya,beliau juga menambahkan bahwa pemahaman agama itu luas jadi jangan di sempit-sempitkan di dalam berpikir.

4.8 Interaksi Sosial Jama’ah Salafiyyah di Sumatera Utara

Interaksi sosial jama’ah salafiyyah di Universitas sumatera Utara lebih kepada pengkajian terhadap pola prilaku jama’ah salafiyyah yang berasal dari kalangan mahasiswa,baik prilaku sesama mahasiswa,mahasiswa dengan dosen,dan mahasiswa dengan masyarakat di sekitarnya.jama’ah salafiyyah di Universitas Sumatera Utara di ikat oleh sebuah pemahaman ideologi keagamaan di dalam agama islam,mereka adalah sebuah komunitas kelompok sosial yang bukan bersifat organisasi,yang berstruktur.kelompok sosial ini hanya tampak ketika mereka mengadakan pengajian rutinitas di berbagai sarana dan tempat tertentu di Universitas Sumatera Utara,seperti masjid dan musholla fakultas universitas,adapun yang menjadi tempat kajian salafiyyah adalah masjid Dakwah USU,dan musholla Fakultas Teknik USU. Sebelumnya kajian salafiyyah hampir berada di setiap musholla fakultas di Universitas akan tetapi sekarang hanya tinggal dua tempat lagi, hal ini disebabkan oleh masih banyak dari kalangan mahasiswa dan para dosen yang berkaitan dengan musolla- musholla Fakultas yang tidak menyetujui keberadaan jama’ah salafiyyah, karena bagi mereka keberadaan jama’ah salafiyyah dianggap hal yang asing dan terkadang cukup keras didalam mandakwahkan agama islam.di samping itu ada juga faktor lain yang menyebabkan bubarnya kajian salafiyyah di musholla lain seperti kesibukan ustadnya Universitas Sumatera Utara 85 terhadap jadwal yang di tentukan,sehingga kajian salafiyyah dari segi kuantitas jumlah anggota bertambah sedangkan dari sarana-sarana tempat di mushola Universitas mulai berkurang. Dikalangan mahasiswa USU, persentuhan mereka dengan jama’ah salafiyyah disebabkan oleh dari segi pergaulan sesama mahasiswa kemudian dengan mengikuti pengajian salafiyyah yang diadakan di masjid dan musholla kampus.karena pengajian salafiyyah terbuka bagi umum tanpa ada batasan bagi siapapun sehingga tidak mengherankan banyak mahasiswa yang pada mulanya hanya nongkrong di musholla untuk istirahat tetapi karena di situ ada kajian salafi diapun secara tidak langsung mengikuti dan mendengar kajian tersebut.interaksi sosial jama’ah salafiyyah sebagian besar terjadi di dalam pengajian jama’ah salafiyyah,baik sesama komunitas jama’ah salafiyyah maupun di luar komunitas jama’ah salafiyyah,karena di dalam masjid Dakwah USU dan musholla fakultas terdapat banayak mahasiswa yang lagi santai dan istirahat di dalamnya sambil menunggu jadwal kuliah.di samping itu mahasiswa dapat menilai kajian salafiyyah tanpa ada konsekuensi dan hambatan. Komunitas jama’ah salafiyyah hanya bergerak pada orientasi keagamaan,mereka membatasi diri dari kegiatan extra mahasiswa,baik itu yang bersifat organisasi intra dan extra,maupun kegiatan diluar akademis lainnya.mereka lebih kepada penekanan nilai dan norma agama di dalam kehidupan sehari-hari,akan tetapi mereka tidak menafikan prestasi akademik,mereka tetap memposisikan kegiatan belajar sebagaimana kurikulum yang mengaturnya,di tambah lagi minat mereka untuk memperdalam ilmu pengetahuan tersebut.tetapi jika kegiatan akademik itu bertentangan dengan kaedah keyakinan yang mereka pahami mereka akan meninggalkannya.kuatnya pemaknaan agama bagi Universitas Sumatera Utara 86 mahasiswa yang memasuki jama’ah salafiyyah adalah disebabkan oleh latar belakang mahasiswa yang memasuki jama’ah salafiyyah sebagian besar dari kalangan mahasiswa yang memang mencari jatidirinya di dalam nilai dan norma agama.sehingga mereka terkesan serius dan bersungguh-sungguh di dalam mempraktekkan prilaku agamanya sesuai dengan nilai dean norma ajaran salafiyyah. Kemudian dari segi pergaulan sehari- hari jama’ah salafiyyah lebih banyak menghabiskan waktu di musholla fakultas,dan mereka tidak pernah nongkrong di kantin,dan taman-taman kampus sebagaimana mahasiswa pada umumnya,mereka lebih banyak berinteraksi di muholla baik sesama mereka maupun dengan mahasiswa lainnya,umumnya interaksi mereka sesama mahasiswa jama’ah salafiyyah membahas perkembangan ajaran salafiyyah yang mereka pelajari,sedangkan interaksi mereka dengan mahasiswa diluar jama’ah salafiyyah membahas perkembangan pelajaran akademik dan berita- berita isu yang berkembang di tengah masyrakat,begitu juga dengan mahasiswa diluar agama islam interaksi mereka hanya sebatas keperluan akedemik dan kebutuhan-kebutuhan yang menunjang nilai akdemik tersebut. Adapun tanggapan mereka terhadap berbagai golongan dan organisasi mahasiswa adalah mereka tidak tertarik terhadap organisasi,karena dorongan keyakinan mereka yang menentang adanya pengelompokan di tubuh umat islam meskipun itu hanya bersifat kemahasiswaan.mereka hanya tertarik berinteraksi sebagaimana masyarakat biasanya,akan tetapi di bawah ideologi salafiyyah. Universitas Sumatera Utara 87

4.8.1 Interaksi sosial Jama’ah Salafiyyah di Berbagai Fakultas

4.8.1.1 Jama’ah Salafiyyah Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jama’ah Salafiyyah di FISIP cendrung berbaur dengan mahasiswa lainnya,tetapi tempatnya lebih kepada musholla FISIP USU, Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini selalu aktif di dalam melaksanan kewajibannya sebagai umat islam seperti sholat berjama’ah di musholla,tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial dimana mereka bisa menerapkan nilai islam dan memperkenalkannya kepada orang lain, Max Weber mengatakan bahwa tindakan sosial bisa berupa tindakan yang nyata diarahkan kepada orang lain dan dapat juga berupa tindakan yang bersifat membatin atau subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu Ritzer: 38. Di fakultas ini Jama’ah Salafiyyah di dalam hubungannya dengan mahasiswa lainnya mampu menciptakan suasana kebersaman meskipun didalamnya sebenarnya terdapat banyak perbedaan,terutama dalam pandangan terhadap agama islam.sebagaimana yang sudah dilihat , banyaknya mahasiswa yang memakai budaya simbol Islam di dalam pengaplikasian kehidupan mereka sehari-hari baik ia dalam kehidupan pribadi maupun kegiatan kampus seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Islam UKMI yang anggotanya selalu bermukim di musholla.meskipun banyak perbedaan diantara Jama’ah Salafiyyah dengan mereka tetapi jalinan komunikasi keduanya tetap baik di musholla FISIP USU. Sedangkan dalam hal akulturasi pendidikan Islam seperti mengaji, ta’lim dan sarana pendidikan islam lainnya mahasiswa Jama’ah Salafiyyah tidak mau bergabung Universitas Sumatera Utara 88 dengan mahasiswa islam lainnya hal ini disebabkan oleh pengajian islam lainnya masih di waspadai bahkan kebanyakan bertolak belakang dengan ajaran Salafiyyah yang mereka pelajari. Dari sinilah terjadi jarak sebenarnya antara mahasiswa Jama’ah Salafiyyah dengan mahasiswa islam lainnya, dimana Jama’ah Salafiyyah tidak mau bergabung dengan umat islam lainnya di dalam hal pendidikan agama.Tindakan ini timbul dari paradigma pemahaman yang berbeda karena Jama’ah Salafiyyah menunjukkan aksinya disini untuk menjawab perbedaan mereka dengan umat islam lainnya,sebagaimana yang dikatakan salah satu informan Salafi Rozi putera: ”sebenarnya di dalam ajaran ini kita mengaku islam aja tidaklah cukup karena islam pada saat ini sudah banyak golongannya dari sinilah perlu adanya suatu pernyataan yang benar bahwa siapa islam yang diangap benar sebenarnya, Syekh Albani mengatakan bahwa Islam itu harus di sandarkan kepada salafi karena dari merekalah kebenran islam itu datang”hasil wawancara sabtudesember2009 . Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini mengakui betul tentang perbedaan ini akan tetapi mereka tetap menjaga kebersamaan di fakultas terutama pergaulan di kalangan muholla FISIP sebagaimana banyaknya acara yang diadakan oleh alumni mahasiswa salafi seperti acara food party ketika mereka sudah mau wisuda dari Universitas Sumatera Utara cara ini mengundang banyak anak musholla FISIP USU. Akan tetapi disamping itu mereka juga selalu mengajak mahasiswa yang mereka kenal untuk mengikuti kajian Jama’ah Salafiyyah baik di fakultas maupun diluar fakultas bagi mereka hal itu merupakan dakwah islam dan harus ditanamkan di dalam diri umat islam.meskipun pada kenyataanya banyak mahasiswa yang menolak tetapi mereka tetap menjaga pergaulan dalam hal kebersamaan. Universitas Sumatera Utara 89 Sejauh ini Jama’ah Salafiyyah di FISIP memang sebatas menjaga pergaulan diantara sesama meski dulu kajian Salafi pernah diadakan di musholla Fakultas ini akan tetapi tidak bertahan lama dikarenakan pertentangan dengan ajaran Salafiyyah yang pada akhirnya pengajian itu bubar hingga sekarang.meskipun demikian Jama’ah Salafiyyah di Fakultas ini tidak menunjukkan kekecewaannya dengan pihak pengelola musholla FISIP USU,mereka tetap menjalin komunikasi dengan baik. Begitu juga dengan mahasiswa yang beda agama pergaulan jama’ah salafiyyah tidak jauh berbeda dengan pergaulan mahasiswa pada umumnya,akan tetapi mereka lebih tidak kelihatan bergaul dengan mahasiswa yang berbeda agama mungkin faktor simbol yang mereka bawa baik ia dari segi busana, postur tubuh dan sebagainya, bagi Jama’ah Salafiyyah pergaulan itu di pandang tidak apa-apa selagi itu tidak menyinggung masalah akidah Islam.

4.8.1.2 Jama’ah Salafiyyah Di Fakultas Ekonomi

Jama’ah Salafiyyah di Fakultas ini sangat berbeda dengan di FISIP, Jama’ah Salafiyyah di Fakultas Ekonomi cendrung tidak bergaul dengan mahasiswa lainnya mereka lebih kepada pergaulan di antara sesama mereka, hal ini dapat dilihat dari kehidupan mereka kesehariannya di kampus. Dahulu pun di musholla Fakultas Ekonomi ini pernah diadakan kajian Salafiyyah yang cukup lama akan tetapi karena bertentangan dengan pengurus musholla lainnya pengajian ini berhenti sampai sekarang alasannya karena bertentangan dengan pengurus musholla yang beraliran pengajian Islam Tarbiyyah. Padahal pengurus Forsil Jama’ah Salafiyyah banyak dari mahasiswa Universitas Sumatera Utara 90 Ekonomi meskipun demikian mereka tetap konsisten didalam pengajian Salafiyyah yang sekarang diadakan di dua masjid di Universitas Sumatera Utara. Interaksi Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini lebih banyak bermukim di musholla Fakultas, meskipun banyak sebenarnya sarana-sarana pergaulan di Fakultas Ekonomi akan tetapi tuntutan norma yang membatasi mereka di dalam kehidupan mereka sehari- hari.merekapun menjadikan musholla Ekonomi sebagai penunjang segala kegiatan akademik seperti internetan baca buku dan diskusi. Meskipun di Fakultas ini Jama’ah Salafiyyah banyak bertentangan dengan jama’ah islamlainya, mereka tetap menjalin hubungan mereka di musholla dengan baik. Terbukti yang selalu menjadi imam sholat di musholla Ekonomi adalah dari kalangan Jama’ah Salafiyyah. ”Kami menyadari adanya perbedaan dengan komunitas islam lainnya ,akan tetapi kami tetap menjalani kehidupan yang baik dengan mereka karena ajaran salafiyyah terbuka bagi siapapun selama itu tidak bertentangan dengan prinsip akidah islam yang sebenarnya”hasil wawancara dengan Nafri mahasiswa salafiyyah Ekonomi, pada hari Jum’at27122009 . Jama’ah Salafiyyah di Fakultas Ekonomi tidak pernah terlibat di dalam kegiatan- kegiatan eksternal mahasiswa seperti pemilihan senat mahasiswa, organisasi bahkan kegiatan Musholla sekalipun. Jama’ah Salafiyyah disini hanya berkegiatan dalam memperdalam ilmu pengetahuan agama pada pengajian Salafiyyah, dan mereka tidak pernah disibukkan oleh kegiatan mahasiswa lainnya.Disamping itu interaksi sosial jama’ah salafiyyah diluar komunitas islam seperti agama lain juga biasa-biasa saja sebagaimana interaksi masyarakat pada umumnya akan tetapi mereka tidak pernah bergaul dengan mahasiswa beda agama kecuali mungkin di ruangan perkuliahan sebatas kepentingan akademik. Universitas Sumatera Utara 91

4.8.1.3 Jama’ah Salafiyyah Di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Intaraksi sosial Jama’ah Salafiyyah di Fakultas ini juga tidak jauh berbeda dengan rekan-rekannya di Fakultas lain.mereka tidak pernah ambil sikap di dalam kegiatan intra dan ekstra mahasiswa lainnya mereka lebih disibukkan kepada memperdalam ilmu agama islam pada jama’ahnya, bentuk interaksi Jama’ah Salafiyyah juga dulu pernah ada di fakultas ini yaitu dengan membuka pengajian jama’ah salafiyyah di musholla Fakultas MIPA, akan tetapi pengajian itu sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan dana pembangunan musholla Fakultas MIPA yang baru adalah hasil dari reinstruksi ustads Jama’ah Salafiyyah yang katanya dana itu berasal dari Timur Tengah. Jama’ah Salafiyyah di Fakultas ini dalam pergaulannya cendrung diantara sesama mereka meskipun berbaur juga dengan mahasiswa lainnya akan tetapi itu lebih kepada kepentingan akademik, di Fakultas ini permasalahan dengan Jama’ah Salafiyyah tidak ada mereka lebih kepada pergaulan biasa-biasa saja.dari segi busana Jama’ah Salafiyyah di Fakultas ini memang berbeda dengan mahasiswa lainnya mereka mencirikan pakaian menurut tolak ukur yang diajarkan kepada mereka yaitu pakaian yang bersimbolkan nilai agama seperti baju koko celana lebar dan ujungnya tidak sampai menyentuh mata kaki. Meskipun mereka berbusana seperti itu mereka tidak pernah di permasalahkan di dalam akademik bahkan mereka sudah terbisa berpakaian demikian. Tanggapan mahasiswa lain terhadap mereka bagi yang tidak mengetahui keberadaan mereka mereka cuek saja bagi yang mengetahui keberadaan mereka sebagian ada yang simpati kepada mereka sebagiannya ada juga yang bertentangan dengan mereka namun pertentangan itu tidak menimbulkan permusuhan diantara mereka, mereka tetap berjalan sebagaimana biasanya Universitas Sumatera Utara 92 sebatas dimana mereka tidak saling mencurigai dan mengusik keberadaan masing- masing.

4.8.1.4 Jama’ah Salafiyyah Di Fakultas Sastra

Jama’ah Salafiyyah di Fakultas Sastra lebih kepada pengembangan akademik dan berwirausaha,mereka banyak di jumpai mengajar lesprivat dan berjualan di pinggir jalan padahal mereka masih berstatus mahasiswa, melalui ini mereka juga dapat menerapkan interaksi sosial mereka ke masyarakat terutama kedalam komunitas mahasiswa yang banyak terdapat di lingkungan sekitar kampus Universitas Sumatera Utara. Dalam kegiatan sehari-hari mereka tidak menunjukkan bahwa mereka berbeda dengan jama’ah Islam lainnya meskipun sebenarnya mereka dianggap berbeda oleh komunitas lainnya akan tetapi mereka menganggap hal itu sebagai penghalang bagi aktivitas mereka, seperti musholla lainnya musholla Fakultas Sastra juga pernah diadakan pengajian Salafi akan tetapi sekarang tidak ada lagi hal ini disebabkan oleh kesibukan ustads yang mengajarkannya tidak ada kesempatan lagi untuk mengajarkannya di fakultas itu. Sejauh ini mahasiswa Sastra tidak menaruh perhatian dengan keberadaan jama’ah ini. Tidak ada permasalahan yang serius mengenai keberadaan Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini. Begitu juga dengan mahasiswa diluar agama islam jama’ah salafiyyah di Fakultas ini menerapkan interaksi biasa-biasa saja dengan mereka, di tambah lagi mahasiswa agama lain tidak pernah mengetahui keberadaan mereka, bahkan mereka dianggap sama dengan mahasiswa islam lainnya. Universitas Sumatera Utara 93

4.8.1.5 Jama’ah Salafiyyah Di Fakultas Teknik

Satu-satunya pengajian Jama’ah Salafiyyah di musholla Universitas Sumatera Utara adalah di Fakultas Teknik ini penjaga musholla di fakultas ini melegalkan pengajian Salafiyyah di musholla ini FORSIL Salafi selalu rutinitas mengadakan pengajian di musholla ini setiap hari Sabtu pukul 14.30 WIB, dan dihadiri oleh Jama’ah Salafiyyah Universitas Suamtera Utara dari berbagai fakultas. Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini sangat berbeda dengan komunitas Salafi lainnya Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini cendrung tidak kelihatan karena kondisi Fakultas Teknik yang cukup luas, mereka hanya berada di musholla itu pun sesekali, mereka lebih kepada kegiatan akademik selebihnya mereka mencari kesibukan lain di luar kampus, Jama’ah Salafiyyah di sini dari segi busana dan prilaku keseharian tidak jauh berbeda dengan Jama’ah Salafiyyah lainnya mereka cendrung pergi sama-sama dan berkelompok. Dalam interaksi mereka saling menjalin komunikasi dengan Jama’ah Salafiyyah lainnya,sedangkan pergaulan dengan jama’ah diluar Jama’ah Salafiyyah mereka tetap bergaul akan tetapi sebatas hubungan akademik, kesibukan mereka hanya kepada memperdalam kajian agama yang di aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari.sedangkan kegiatan akademik terus berjalan sebagaimana biasanya. Di fakultas ini tidak ada mahasiswa yang mempermasalahkan mereka kalaupun ada itu hanya mahasiswa yang terkominasi pada kepentingan yang lain seperti politik kampus dan permasalahan pemahaman agama, sebagaimana kita pernah singgung sebelumnya dengan Universitas Sumatera Utara 94 komunitas mahasiawa tarbiyyah, karena di Fakultas Teknik komunitas Tarbiyah juga cukup banyak.

4.8.1.6 Jama’ah Salafiyyah Di Fakultas Kedoketeran

Jama’ah Salafiyyah di fakultas ini tidak terpengaruh terhadap kegiatan mahasiswa lainnya baik itu berkaitan dengan organisasi maupun pemilihan raya mahasiswa USU, sebagaimana mahasiswa biasanya,mereka lebih kepada kegiatan akademik selebihnya menyibukkan diri terhadap pendalaman materi agama, dari segi interaksi sosial jama’ah di fakultas ini mereka tetap menjalin komunikasi sebatas itu pada kegiatan akademik dan menunjang prioritas perkuliahan, sebagaimana mahasiswa Salafiyyah yang lain, Jama’ah Salafiyyah kedokteran juga tetap menjalin komunikasi dengan sesama anggota Jama’ah Salafiyyah terutama dalam hal kajian keagamaan tapi mereka tidak seeksis jama’ah Salafiyyah di Fakultas Ekonomi dan FISIP. Jama’ah Salafiyyah di Fakultas ini sepintas memang tidak pernah kelihatan di antara komunitas mahasiswa lainnya, kemunculan mereka hanya terdapat di pengajian Jama’ah Salafiyyah yang diadakan setiap hari sabtu setelah sholat Ashar atau pukul 04.30 WIB, dari sanalah peneliti mengenali identitas mereka merekapun tidak terlalu di permasalahkan di Fakultasnya karena keberadaan mereka tidak terlalu dikenali di sana. Meskipun begitu keberadaan mereka tetap diwaspadai oleh mahasiswa islam lainnya yang tidak seideologi dengan mereka, tetapi konflik ini hanya bersifat laten dan masih bisa diredam dengan kehidupan bersama dan sampai saat ini belum ada permasalahan yang menimbulkan perpecahan diantara sesama mahasiswa Islam di fakultas ini. Universitas Sumatera Utara 95

4.8.2 Interaksi Simbolis Jama’ah Salafiyyah

Didalam kehidupan sehari-hari jama’ah salafiyyah terdapat simbol-simbol yang mengidentifikasikan bahwa kemungkinan besar orang yang memakai simbol itu di kategorikan sebagai jama’ah salafiyyah meskipun kata mereka bukan hanya itu saja sebagai syarat mutlak seorang itu di kategorikan sebagai Jama’ah Salafiyyah,melainkan adanya pilar ideologi yang sama dan tidak bertentangan dengan ajaran jama’ah salafiyyah,baru di kategorikan sebagai Jama’ah Salafiyyah.Adapun sebagai simbol- simbol yang terdapat di dalam Jama’ah Salafiyyah adalah seperti busana atau pakaian dikalangan kaum pria memakai kemeja lengan panjang atau baju koko dan gamis panjang, celana gantung atau ujung celana tidak menyentuh mata kaki,mereka juga diwajibkan untuk memelihara jenggot dan terkadang mereka memakai peci, sedangkan bagi kaum wanita mereka memakai jilbab besar yang menutupi hampir sebagaian tubuhnya busana lebar dan umumnya berwarna hitam dan abu-abuhasil ovservasi pada jama’ah salafiyyah USU2009.. Namun simbol ini bisa saja di miliki oleh jama’ah islam lainnya tetapi mempunyai ideologi yang berbeda. Menurut Blumer dalam Ritzer:52,istilah interaksi simbolisme menunjuk kepada sifat khas dari interksi antar manusia ,kekhasannya adalah bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendefenisikan tindakannya,tanggapan seseorang tidak di buat secara langsung terhadap orang lain,tetapi di dasarkan atas makna yang di berikan terhadap tindakan orang lain itu.pemaknaan yang terdapat di dalam interaksi simbolisme Jama’ah Salafiyyah di kalangan mahasiswa adalah pada tindakan mereka secara alami ingin mempraktekkan nilai dan norma agama yang sesuai keyakinan mereka pada kehidupan sehari-hari, yang pada aksinya prilaku mereka mendapat penilaian dari Universitas Sumatera Utara 96 mahasiswa lainnya,dan penilaian itu membuat berbagai macam persepsi di kalangan mahasiswa,sebagian mahasiswa menganggap mereka adalah orang yang mengamalkan ajaran islam secara serius ada juga yang menentang, karena bagi mereka yang menentang, ajaran islam seharusnya harus di sesuaiakan denga perubahan masa dan zaman tidak yang di praktekkan oleh Jama’ah Salafiyyah yang cendrung menyempitkan ajaran islam itu sendiri,sebagaimana yang dinilai oleh salah seoprtang informan Ismuhar Ramadhan: ”Menurut saya seharusnya umat islam itu sudah mampu menyesuaikan ajaran islam terhadap perkembangan zaman yang ada,karena setahu saya banyak dalil yang mendukung kearah sana,tidak seperti yang dilakukan oleh jama’ah salafiyyah ini yang menurut penilain saya, mereka cendrung berpandangan sempit terhadap ajaran islam itu sendiri.” hasil ovservasi lapangan 2009. Perbedaan persepsi yang menanggapi simbolitas Jama’ah Salafiyyah adalah bagian dari keunikan mahasiswa Jama’ah Salafiyyah,karena Jama’ah Salafiyyah mengakui simbolitas yang mereka bawa bukan karena faktor dorongan lingkungan luar akan tetapi hasil dari penerapan nilai keyakinan yang mereka bawa,dan sejauh ini bagi mahasiswa Jama’ah Salafiyyah belum ada masalah dengan simbol-simbol yang mereka bawa baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan kampus,kalaupun ada yang bertanya mereka menjawab sesuai dengan pemahaman mereka,dan simbol itu juga tidak mempengaruhi terhadap nilai akademik mereka,meskipun ada juga sebagian mahasiswa yang menjaga jarak dari mereka karena penilaian mahasiswa itu sudah lain terhadap Jama’ah Salafiyyah,dari sinilah terkadang menciptakan kesenjangan diantara mahasiswa Jama’ah Salafiyyah dengan mahasiswa lainnya. Disamping itu dengan adanya simbol-simbol yang demikian di komunitas Jama’ah Salafiyyah sebenarnya telah menciptakan suatu pembatasan terhadap polaprilaku Universitas Sumatera Utara 97 mereka,akan tetapi meskipun demikian norma-norma,nilai-nilai dan simbol-simbol yang mereka bawa juga menciptakan kebebasan bagi mereka untuk mengaplikasikan diri di dalam menentukan tindakan dan tujuan yang hendak mereka capai.

4.9 Analisis Interaksi Sosial Jama’ah Salafiyyah