Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa h

A p : Luas primer m 2 Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar : A h = 0,6131+ 0,1307 = 0,7438 m Dalam hal ini, luas penampang area A a merupakan luas penampang tanda sirip dalam 1 meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter. A a = f o T N L D S . . 1 2 δ − − = 0,096 – 0,048 .1 – 2 0,009.0,00046.289 = 0,046 m 2 Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik D h : D h = 0,096 . 4 .       7438 , 046 , = 0,0237 m dalam 1 m panjang pipa Sehingga Bilangan Reynold : R e = 5 10 . 506 , 3 0237 , . 49,74 . 0,4655 − = 15.651,71 2000 R e 40.000 Maka rumus mencari bilangan Nusselt pada kondisi aliran susunan pipa selang- seling adalah : N u = C 1 . R e m . Pr 13 ……………………. Becker, hal 188 Dimana : N u = Bilangan Nusselt R e = Bilangan Reynold Pr = Bilangan Prandtl Harga konstanta C 1 dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson yang bergantung pada harga S L D o dan S T D o dari susunan pipa yang direncanakan. 2 048 , 096 , = = o L D S 2 048 , 096 , = = o T D S Dari tabel diperoleh : C 1 = 0,535 dan m = 0,556. maka diperoleh harga bilangan Nusselt : N u = 0,535 . 15.651,71 0,556 0,687 13 = 101,43 Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa h o h o = Dh k Nu. = 0237 , 05557 , . 43 , 101 = 237,83 Wm 2o C

4.1.3. Pemilihan Pipa Superheater

Untuk dapat menjamin kekuatan pipa superheater khususnya dalam menahan tekanan yang terjadi didalam pipa, maka kekuatan material pipa yang digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus : S ≥ 2 . 2 . P t D P o − .................................................. Vincent, hal 311 Dimana : P = Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini sebesar 63,16 bar = 916,1 psia S = tegangan tarik yang diijinkan psia S ≥ 2 1 , 916 15 , . 2 9 , 1 . 1 , 916 − S ≥ 5343,92 psia Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang memliki tegangan ijin S diatas 5343,92 psia dalam suhu maksimum yang terjadi. Dari tabel bahan pipa direncanakan material pipa yang digunakan adalah terbuat dari Seamless Alloy Steel SA 135, 5Cr-12MO dimana pada temperatur 1000 o F masih memiliki tegangan ijin sebesar 5600 psia. Jadi cukup aman untuk digunakan pada superheater dengan suhu maksimum yang terjadi 958,1 o F.

4.1.4. Efisiensi dan Efektivits Sirip pada Pipa Superheater

Mencari efesiensi sirip dengan menggunakan grafik efisiensi sirip seperti pada gambar berikut, Gambar 4.5. Grafik Efisiensi Sirip pada pipa superheater Dari data-data sirip pada perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung : L C = 2 δ + l = 0,009 + 2 00046 , = 0,00923 m r 2c = r e + 2 δ = 0,03 + 2 00046 , = 0,03023 m Ap = L C .δ = 0,00923 . 0,00046 m = 0,4245.10 5 − m 2 o c r r 2 = 024 , 03023 , = 1,26 Lc 32 h o k.Ap 2 1 Dimana : k = konduktivitas bahan pipa Diperoleh = 29,42 Wm K 0,00923 32 2 1 5 10 . 4245 , . 42 , 29 181,90     − Lc 32 Lc 12 = 1.07 = 1,1 Dari grafik diperoleh harga efesiensi sirip, f η = 58 Perbandingan luas permukaan sirip dengan luas total permukaan pipa yang menyerap panas dalam 1 meter A f A h A f A h = 7438 , 6131 , = 0,82 Perbandingan luas bagian dalam pipa dengan luas total permukaan pipa yang menyerap panas dalam 1 meter A c A h 7438 , . . L D A A i h c π = = 7438 , 1 . 04 , . π = 0,1689 Efektivitas sirip : f h f o A A η η − − = 1 1 = 1-0,82 1 - 0,58 = 0,6556 Tahanan konduksi pada pipa superheater A h . R w         = h c i o i w h A A k D D In D R A . 2 . = 0,1689 . 42 , 29 . 2 04 , 048 , 04 ,       In = 0,00073 m 2 KW

4.1.5. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh

Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh U dihitung dari persamaan berikut, atas dasar bidang luas pipa, yaitu : o o W h h c i h R A A A h U . 1 . 1 1 η + +     = 83 , 237 . 6556 , 1 00073 , 1689 , . 61 , 2776 1 1 + + = U = U 1 0,00214 + 0,00073 + 0,006413 Maka : 009283 , 1 = U U = 107,72 Wm 2 o C

4.1.6. Luas Bidang Pindahan Panas

Besar luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus : . . LMTD F U Q A = …………………….. J.P. Holman, hal 492 dimana : A = Luas permukaan perpindahan kalor m 2 Q = Panas yang diserap superheater, pada perhitungan sebelumnya diperoleh = 42.873.074,4 W U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh = 88,87 Wm 2o C LMTD = Beda suhu rata-rata logaritma = 77,65 o C F = Faktor koreksi Nilai faktor koreksi diperoleh dari gambar 4.6 berikut Gambar 4.6 Grafik faktor koreksi pada pipa superheater Dimana : t 1 = T g1 = 514,5 o C t 2 = T g2 = 455,86 o C T 1 = T 6 = 278,88 o C T 2 = T 7 = 489,5 o C Maka diperoleh : 25 , 5 , 514 88 , 278 5 , 514 86 , 455 1 1 1 2 = − − = − − = t T t t P 36 , 5 , 514 86 , 455 5 , 489 88 , 278 1 2 2 1 = − − = − − = t t T T R Maka dari grafik diperoleh; F = 0,89 Maka : A 65 , 77 . 89 , . 72 , 107 4 , 42873074 = A = 5.759,13 m 2 Lintasan yang dibutuhkan untuk menyerap panas dengan jumlah 64 batang pipa dalam 1 baris : 1 . . h A n A N = Dimana : N = Jumlah lintasan A = Luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan = 5.759,13 m 2 A h = Luas total permukaan pipa yang menyerap panas = 0,7438 m 2 n = Jumlah pipa perbaris = 64 batang baris l = Panjang pipa perbatang = 9 m Maka : 9 . 7438 , . 64 5759,13 = N = 13,44 lintasan = 14 Lintasan Jadi, jumlah pipa yang dibutuhkan pada superheater; 14 x 64 = 896 Batang

4.2 Perhitungan Parameter Pipa Evaporator

Evaporator adalah pipa-pipa pemanas yang berfungsi untuk menguapkan air dari keadaaan cair jenuh menjadi uap jenuh. Air jenuh berasal dari drum dan akibat perbedaan massa jenis yang diakibatkan pemanas terjadi sirkulasi dan uap akan kembali ke drum. Sistem pindahan panas yang terjadi adalah system konveksi searah., dimana air mengalir dari bawah ke atas demikian juga gas buang. Gas buang yang dimanfaatkan pada komponen ini berasal dari gas buang yang keluar dari superheater. Distribusi temperatur dan arah aliran fluida dapat dilihat seperti pada gambar 4.7. Besarnya harga LMTD sistem perpindahan panas pada evaporator ini seperti ditunjukkan gambar 4.7. berikut ini. 278,88 o C 278,88 o C 455,86 o C C T o x 303,89 o C 2 g T 3 g T 6 T 5 T Gambar 4.7. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Evaporator