Spesifikasi Teknis Perancangan Perhitungan Termodinamika Turbin Gas

= 100 24 , 951 86 , 384 x kg kJ kg kJ = 40,45 Maka dapat diperoleh effisiensi thermal aktual 100 x q W act in net act th = η = 100 41 , 901 86 , 384 x kg kJ kg kJ = 42,70

3.3 Parameter Analisa Perencanaan

Dalam perencanaan HRSG ini yang memanfaatkan temperatur gas buang turbin gas akan menggunakan satu tingkat saja. Data temperatur dan tekanan uap yang akan dihasilkan harus pula sesuai dengan kondisi gas buang turbin gas yang ada, dan penentuan turbin uap yang akan digunakan dalam perancangan ini Kondisi gas buang dari data dan tabel gas diperoleh : P gas buang TG = 1,1143 bar h gas buang TG = 819,76 kJkg T gas buang TG = 525 o C = 798 K 3.3.1 Perhitungan Uap Temperatur uap yang akan dihasilkan harus sesuai dengan temperatur yang keluar dari gas buang. Perbedaan temperatur yang terkecil antara dua aliran gas dengan uap, yang biasa disebut dengan titik penyempitan pinch point a-x dan b- y gambar 3.3 minimum 20 o C P k Nag; hal 113. Pada perancangan ini diambil titik penyempitan pinch point sebesar 25 o C. Gambar 3.3 Profil Diagram Temperatur Gas Turbin Dalam perancangan ini temperatur keluar turbin gas 525 o C yang nantinya akan masuk ke superheater diperkirakan akan mengalami penurunan 2 karena adanya kerugian yang terjadi pada saluran dari turbin gas ke superheater. Maka temperatur gas masuk superheater diperkirakan : T = 525 o C x 0,98 = 514,5 o C Maka dapat diperoleh uap yang akan dihasilkan HRSG superheater dengan pinch point 25 o C, adalah : T uap yang dihasilkan HRSG = 514,5 o C - 25 o C = 489,5 o C Dapat diperhitungkan akan terjadi kehilangan panas sepanjang penyaluran uap dari HRSG hingga masuk turbin uap diassumsikan berkisar 0,97 sampai 0,98, maka temperatur uap masuk turbin diperoleh : T masuk turbin uap = 0,98 x 489,5 o C = 479,71 o C = 479 o C diambil Kondensor Uap Turbin G Gas Turbin G 1 P 2 P buang Gas HRS G Siklus Uap FWT 1 2 3 4 5 6 7 SD 8 9 C o 525 C o 5 , 514 SH EVA EKO PRE C o 479 kg kJ h 79 , 816 = bar P 1143 , 1 = C o 5 , 489 Gambar 3.4 Siklus Perencanaan HRSG Turbin uap yang akan digunakan adalah turbin uap dengan kondensasi, dimana hasil ekspansi turbin uap akan diekspansikan ke kondensor. Besarnya tekanan uap hasil ekspansi masuk kondensor menurut Fritz Dietzel Turbin, Pompa dan Kompresor ; hal 75 adalah di bawah tekanan atmosfer, yaitu berkisar pada 0,04 – 0,1 bar. Dalam hal ini, air pendingin yang akan digunakan adalah air dengan suhu ± 30 o C. Temperatur uap di kondensor direncanakan di atas 40 o C dari tabel dengan tekanan 10 kPa, T sat = 45,81 o C. Parameter yang lain yang mengenai turbin uap P k Nag, hal 47, yaitu derajat kebasahan yang dapat diterima sehubungan dengan terjadinya erosi pada sudu, adalah sekitar 12 , yang artinya kualitas uap masuk kondensor keluar turbin sebesar 88 , dengan mempertimbangkan keamanan sudu turbin pada perencanaan ini kualitas uap masuk kondensor diambil 82 . Dalam perencanaan ini, diharapkan tekanan kondensor sekecil mungkin. Sehinga dapat dilihat pada diagram h-s Mollier Diagram heat drop yang diperoleh akan semakin besar, sehingga daya yang dibangkitkan HRSG akan semakin besar. Namun, karena suhu air pendingin 30 o C, sedangkan pada tekanan 0,04 bar temperaturnya 28,96 o C, maka dipilih tekanan 0,1 bar dengan suhu 45,81 o C sebagai tekanan di kondensor. Dari data diatas, dapat diperoleh : T masuk turbin = 479 o C P masuk kondensor = 0,1 bar X kualitas uap = 82 η T = 85 Gambar 3.5 Perbandingan Tekanan kondensor pada Diagram h-s maka dari diagram Mollier didapat P max Tekanan masuk turbin sebesar 60 bar. Dengan mempertimbangkan adanya penurunan tekanan sepanjang penyaluran uap mulai dari HRSG hingga masuk turbin sebesar 5 , maka dalam perencanaan ini tekanan HRSG, yaitu : P uap keluar HRSG = 100 95 x 60 bar = 63,16 bar Sehingga dalam perancangan ini diperoleh : 1. Temperatur gas masuk superheater = 514,5 o C 2. Uap yang dihasilkan HRSG a. Temperatur = 489,5 o C b. Tekanan = 63,16 bar 3. Kondisi uap masuk turbin a. Temperatur = 479 o C b. Tekanan = 60 bar 4. Kondisi uap hasil ekspansi turbin masuk kondensor a. Temperatur = 45,81 o C b. Tekanan = 0,1 bar C T o kg kJ s 1 2 3 5 4 6 7 8 bar 60 9 a 9 82 , = x bar 35 , 8 bar 63,16 bar 0,1 Gambar 3.6 Siklus Rankine yang direncanakan Keadaan titik 1 : P 1 = 0,1 bar h 1 = 191,83 kJkg v 1 = 0,001010 m 3 kg T 1 = 45,81 o C Keadaan titik 2 : W pompa = v 1 P 2 – P 1 = 0,001010 m 3 kg . 835 – 10 kPa = 0,833 kJkg h 2 = W p + h 1 = 0,833 kJkg + 191,83 kJkg = 192,66 kJkg Keadan titik 3 : P 3 = 8,35 bar h 3 = 729,8 kJkg v 3 = 0,001117 m 3 kg Keadaan titik 4 : W p = v 3 . P 4 - P 3 = 0,001177 6316 - 835 kPa = 6,45 kJkg h 4 = W p + h 3 = 6,45 kJkg + 729,8 kJkg = 736,25 kJkg Keadaan titik 5 : P 5 = 63,16 bar h 5 = h f = 1230,30 kJkg T 5 = 278,88 o C