Analisis Penerapan Library 2.0 Pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia

(1)

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya.

--- . 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Belling, Anna, et.al. (2011). Exploring Library 3.0 and Beyond. (Diakses 18 April, 2015)

Blyberg, John. 2008. Library 2.0 debased.

Maret, 2015)

Bodnar, George H. 2000. Sistem Informasi Akutansi. Jakarta: Salemba Empat. Breeding. 2006. Exploring Web 2.0 and Libraries.

Browne, Anthony. 2008. Punching Above Our Weight: A Small Scottish Library Service joins the Global Community. Canada: Quebec.

Casey, E. Michael. 2007. Library 2.0 : A Guide To Participatory Library Service. New Jersey: Information Today.

Chauhan, Suresh. 2009. Library 3.0.

18 April, 2015)

Dora, Mallikarjun. 2008. A-Lib 2.0: New Avatar Academic Libraries with Web 2.0 Applications. India: International CALIBER.


(2)

Evans, Woody (2009). Building Library 3.0 : Issues in Creating a Culture of Participation. Oxford, UK: Chandos Publishing.

Ferbian, J. 2004. Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung: Informatika.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Hamad, Ali K.H. 2012. Library 3.0: the art of Virtual Library Service. Retrieved from http://www.academia.edu/3270949/Library_3.0_the_art_of_Virtua l_Library_services. (Diakses 18 April, 2015)

Hutagalung, Irsyad Hanif. 2015. Evaluasi Penerapan Library 2.0 dengan Menggunakan Analisis PIECES pada Website Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Medan: USU Press.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Indonesia, Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Kadir, Abdul. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Maness, Jack M. 2006. Teori Library 2.0: Web 2.0 dan Dampaknya terhadap Perpustakaan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2006. (Diakses 28 November 2014).

Mashuri. 2008. Penelitian Verifikatif. Yogyakarta: Andi.

Nugroho, Bunafit. 2004. Aplikasi Pemograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQ. Yogyakarta: Gava Media.

O’Reilly, Tim. 2005. Web 2.0: Compact

Definition.


(3)

Dipresentasikan pada Pelatihan Administrasi Perpustakaan di AMK ASTER Yogyakarta 18 Maret 2008, Yogyakarta.

Reitz, Joan M. 2004. Dictionary of Library and Information Science. USA:Libraries Unlimited.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarno, Riyanto. 2010. “Web 2.0 and Library 2.0”.

Sudarsono, Blasius. Perpustakaan Dua Titik Nol: Pengantar Pada Konsep Library 2.0. Visi Pustaka Vol.10 No.2. (Diakses 28 Januari, 2015).

--- . 2009. “Menerapkan konsep perpustakaan 2.0”. Makalah. Disampaikan pada workshop Library 2.0: Challenge and Oppurtunities to Library Management pada tanggal 11 Agustus 2009. Semarang: Universitas Diponegoro. (Diakses 10 Februari, 2015)

Sugiono. 2006. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

--- . 2009. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki, dkk. 2006. Perpustakaan dan Informasi dalam konteks budaya. Jakarta: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suwanto, Sri Ati. "Layanan perpustakaan elektronik dengan konsep Library

2. Februari, 2015).


(4)

Website Perpustakaan Universitas Indonesi 2015).

Wicaksono, Hendro. 2010. “Library 2.0 dan Dampaknya dalam Pengembangan

Aplikasi dan Layanan Perpustakaan”.

Widyawan, Rosa. 2010. “Library 2.0 Tidak Terasa Ada di Sekitar Kita”. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=30250&val=2188&tit le=LIBRARY%202.0%20TIDAK%20TERASA%20ADA%20DI%20SEK ITAR%20KITA . (Diakses 18 Maret, 2015).

Wilson, A. Paula. 2004. Library Web sites : creating online collections and services. Chicago: American Library Association.

Zorkozcy, Peter. 1990. Information technology : an introduction. London : Pitman Pushishing.


(5)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Masyhuri (2008) menjelaskan bahwa “penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu”. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen dan variabel berjalan apa adanya.

Metode penelitian kuantitatif yang dijelaskan oleh Sugiono (2009) adalah: Metode penelitian sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan perhitungan teknik sampel tertentu yang sesuai; pengumpulan data yang kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Unit Analisis

Menurut Arikunto (2005) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah “satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian”. Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil unit analisis dalam penelitian ini adalah situs Web Perpustakaan Indonesia yait


(6)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Ini membuktikan bahwa teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian dari proses validitas suatu data. Ada beberapa teknik dan prosedur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Melakukan penelusuran (searching) di situs Web perpustakaan yang diteliti. 2. Membuat daftar check list mengenai penerapan Library 2.0 pada Web

Perpustakaan Universitas Indonesia.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2005), “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Sedangkan, Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008) adalah “alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis”. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa “untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sebaliknya untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan”.


(7)

penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan cross checking atau yang dikenal dengan check list. Instrumen ini terdiri dari daftar check list data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.

3.5 Daftar Check List

Daftar check list disusun beberapa indikator. Daftar dibuat untuk mengontrol dan memudahkan pengoreksian. Daftar check list dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Daftar Check List

No. Elemen Library 2.0 Layanan Library 2.0 Ada Tidak 1. Terpusat pada pengguna (It

is user-centered)

1.Synchronous Messaging 2. Blogs and Wikis

3. Tagging 4. RSS Feeds 2. Memberikan sebuah

pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)


(8)

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

7. Mashups

.

3.6 Analisis Data

Tahap yang dilakukan berikutnya oleh peneliti setelah pengumpulan data adalah analisis data. Menurut Idrus (2002), “Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dikaji sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan untuk disampaikan kepada orang lain”.

Analisis data penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari beberapa tahapan yaitu, data yang diambil dengan dilakukan penelusuran (searching) pada situs Web perpustakaan Universitas Indonesia terlebih dahulu. Website tersebut diobservasi dengan menggunakan daftar check list yang telah dibangun sehingga didapat data yang diperlukan.

Dalam menggunakan table check list penulis menggunakan tanda centang

(√) pada kolom “ya” apabila indikator check list dimiliki oleh situs Web yang

diteliti, sebaliknya penulis menggunakan tanda centang (√) pada kolom “tidak” apabila indikator check list tidak dimiliki oleh situs Web tersebut. Setelah data check list dikumpulkan, selanjutnya data yang telah diperoleh diolah dan dianalisa secara statistik deskriptif. Berikut tabel analisis data:


(9)

No. Elemen Library 2.0 Layanan Library 2.0 Keterangan 1. Terpusat pada pengguna (It

is user-centered)

1.Synchronous Messaging 2. Blogs and Wikis

3. Tagging 4. RSS Feeds 2. Memberikan sebuah

pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

6. Jaringan Sosial

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

7. Mashups

3.7 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan cara memperoleh data, jenis dan sumber data penelitian dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Data Primer, yaitu hasil dari penelusuran (searching)Website perpustakaan, yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh panca indera dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur, mencatat, dan menganalisisnya.

b. Data Sekunder, yaitu data sekunder yang dapat berupa benda atau bahan tertulis dengan menggunakan pedoman check list.


(10)

Penelitian tentang penerapan library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia menghasilkan analisis sebagai berikut:

4.1 Informasi Situs Web

Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) termasuk salah satu perpustakaan terbaik di Indonesia. Mulai dari bentuk bangunan yang mewah, fasilitas yang baik, sampai pada koleksi bahan pustaka dan bahan dokumen yang lengkap. Seiring berdirinya Perpustakaan UI bertujuan untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang terus berkembang, perpustakaan menyediakan layanan perpustakaan digital yang dapat dilanggan pemustaka melalui website perpustakaan. Pepustakaan Digital UI mempunyai kelebihan dalam nilai estetika, sehingga tidak membingungkan pemustaka dalam mencari informasi atau bahan pustaka yang mereka cari. Nama situs web yang diteliti adalah situs web Perpustakaan UI. Alamat situs web yang diteliti ialah

4.2 Hasil Analisis menggunakan Check List

Hasil penelusuran yang dilakukan terhadap situs web Perpustakaan UI dengan menggunakan metode check list sesuai dengan konsep dicetuskan oleh Michael Casey dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(11)

No. Elemen Library 2.0

Layanan Library 2.0

Ada Tidak Keterangan (Fitur yang ada)

1. Terpusat pada

pengguna (It is user-centered)

1.Synchronous Messaging

2. Blogs and Wikis

3. Tagging

4. RSS Feeds

1.1 Ask a Librarian 1.2 Request Library Information

2.1 Submission of Scientific Work 2.2 Upload your assignments 2.3 Download

Digital Collection 2. Memberikan

sebuah pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

Photo Gallery

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

6. Jaringan Sosial

6.1 Facebook

6.2 Twitter 6.3 Youtube

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

7. Mashups Website


(12)

4.3 Analisis Deskriptif

Berdasarkan tabel sebelumnya, hasil dari penerapan library 2.0 pada website Perpustakaan UI akan dijelaskan dalam uraian berikut. Dari hasil analisis, indikator yang digunakan ialah 4 elemen penting penerapan library 2.0, yaitu:

1. Terpusat pada pengguna (It is user-centered)

Pengguna berpartisipasi pada pembuatan konten dan layanan yang terlihat di dalam tampilan website Perpustakaan UI. Untuk login ke dalam aplikasi tersebut, pengguna menggunakan username dan password dari akun yang sudah didaftarkan. Layanan library 2.0 yang terdapat dalam website Perpustakaan UI dan termasuk dalam elemen pertama ini ialah: Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, Tagging, dan RSS Feeds. Adapun fitur yang terdapat pada masing-masing layanan tersebut sebagai berikut:

1.1 Synchronous Messaging a. Request Library Information

Request Library Information merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya. Satu kegiatan pelayanan untuk membantu para pengguna menemukan informasi dengan cara menerima pertanyaan dari pengguna dan kemudian menjawab dengan mengggunakan koleksi referensi. Layanan Request Library Information mengharuskan pengguna melakukan login terlebih dahulu.


(13)

UI saja yang dapat menggunakan layanan tersebut. Kelemahan kedua dari layanan ini yaitu evaluasi informasi maupun pertanyaan apa saja yang sudah diberikan oleh pengguna tidak dipublikasikan pada website perpustakaan, sehingga informasi yang ada bersifat tertutup.

Dialog terbuka baik secara fisik maupun maya menjadi basis library 2.0. Kegiatan ini dapat menghasilkan jenis layanan yang memang benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Layanan perpustakaan tidak lagi menjadi satu arah dari penyelenggara ke pemakai saja, namun justru dikembangkan bersama. Proses dalam perpustakaan dengan sendirinya juga berkembang untuk memenuhi kriteria yang diperlukan pengguna. Tanpa batasan ruang dan waktu, para pengguna dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Request Library Information terhadap penerapan library 2.0:


(14)

Gambar 2. Tampilan Request Library Information

Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

b. Ask a Librarian

Ask a Librarian merupakan layanan referensi online yang disediakan Perpustakaan UI bertujuan bagi peneliti atau pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka ataupun mengajukan pertanyaan bagi pustakawan secara langsung. Tetapi, tentu saja jawaban dari para pustakawan akan tergantung dari jam kerja para pustakawan tersebut.

Dalam penggunaan layanan ini, pengguna harus terlebih dahulu melakukan login pada website perpustakaan agar dapat terhubung kepada pustakawan yang ada di Perpustakaan UI. Fasilitas layanan ini hanya diperuntukkan bagi anggota perpustakaan yang merupakan civitas akademika UI sehingga tidak semua pengguna dapat menggunakannya.


(15)

layanan Request Library Information.

Setelah melakukan login, pengguna dapat menuliskan pertanyaan pada kolom pesan dan pengguna juga memasukkan nama email agar pustakawan dapat merespon pertanyaan tersebut melalui email pengguna. Disisi lain, layanan ini dinilai masih kurang karena sistem tidak dapat merespon atau pustakawan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan cepat. Ini berdampak buruk bagi pengguna.

Layanan ini merupakan layanan virtual berbasis web, disajikan dengan partisipasi pengguna. Tanpa batasan ruang dan waktu, para pengguna dapat mengajukan pertanyaan kepada para pustakawan. Dengan kata lain, jantung library 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Ask a Librarian terhadap penerapan library 2.0:


(16)

Gambar 3. Tampilan Ask a Librarian

Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

1.2 Blogs and Wikis

Salah satu sifat dominan dari blog andwikis adalah update content yang selalu diperbaharui setiap hari oleh pemustaka maupun pengelolanya dengan topik-topik tertentu sesuai dengan keinginan. Informasi yang diberikan berupa ide pribadi ataupun dikumpulkan dari situs maupun sumber-sumber lain yang sesuai, atau bahkan bisa juga merupakan sumbangan dari user yang lain. Aplikasi wiki dapat digunakan untuk berkolaborasi membuat konten bersama.

Penyebaran ilmu melalui wiki akan sangat cepat dan peer-review dapat terjadi secara online. Sedangkan, aplikasi blog menjadi alat untuk berbagi informasi dari pemustaka ke pemustaka lain. Perpustakaan dapat memanfaatkan untuk menyajikan isu-isu terbaru yang dapat ditanggapi oleh pemustaka. Blogsand


(17)

dinilai layak dikemukakan untuk dikonsumsi pengguna lain secara umum.

a. Submission of Scientific Work

Submission of Scientific Workmerupakan layanan yang disediakan Perpustakaan UI bagi pengguna untuk menambahkan karya yang mereka miliki bertujuan untuk saling memberi informasi dengan pengguna lainnya. Layanan ini juga bermanfaat untuk menambah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Disamping itu juga, layanan ini mengharuskancivitas akademikaUI untuk menggungah konten yang berhubungan dengan kegiatan ajar perkuliahan.

Dalam pengaplikasiannya, pengguna diharuskan untuk melakukan login terlebih dahulu sehingga layanan ini tidak terbuka untuk pengguna secara umum. Layanan ini memiliki kelebihan yaitu para pengguna tidak hanya membaca dari web saja, namun pengguna dapat menulis bahkan mengupload sendiri konten dalam website perpustakaan.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Submission of Scientific Work terhadap penerapan library 2.0:


(18)

Gambar 4. Tampilan Submission of Scientific Work Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

b. Upload Your Assignments

Upload Your Assignments bertujuan agar setiap pengguna perpustaakan dapat mengupload sendiri karya yang mereka miliki. Berbeda halnya dengan layanan Submission of Scientific Work, layanan ini tidak mengharuskan pengguna untuk melakukan login. Upload Your Assignments merupakan layanan terbuka untuk pengguna yang tidak merupakan civitas akademika UI.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Upload Your Assigments terhadap penerapan library 2.0:


(19)

Gambar 5. Tampilan Upload Your Assignments

Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

c. Download

Layanan download memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara mendownload konten yang disediakan oleh perpustakaan sesuai dengan kebutuhan mereka secara gratis. Konten yang dapat didownload beragam jenis, seperti e-book, e-article, maupun dokumen lainnya yang disediakan oleh Perpustakaan UI. Layanan ini menyediakan sumber daya untuk menyeleksi, menyusun, memberikan akses intelektual, mendistribusikan keberadaan koleksi karya-karya digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh pengguna secara mudah.


(20)

Tabel 7. Daftar Konten PadaLayanan Download No. Jenis konten yang dapat didownload

1. Application/pdf 2. Application/msword 3. Application/unknown

4. Application/vnd.ms-powerpoint

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan download terhadap penerapan library 2.0:

Gambar 6. Tampilan Download Sumber: www.lib.ui.ac.id


(21)

Gambar 7. Tampilan Contoh Koleksi Layanan Download(Isi dari Gambar 6) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

1.3 RSS Feeds

RSS Feeds disediakan oleh Perpustakaan UI khususnya bagi pengguna untuk mempersatukan dan mempublikasikan kembali isi dari situs lain atau blogs. Melalui layanan RSS Feeds, perpustakaan mengupdate artikel-artikel baru dalam suatu kolesi maupun layanan baru pada database langganan, perpustakaan juga mempublikasikan kembali isi situs mereka. Layanan ini menyediakan pengguna sebuah cara untuk mengumpulkan dan menerbitkan kembali konten pada web.

Gambar dan tabel berikut mendeskripsikan pengaruh layanan RSS Feeds terhadap penerapan library 2.0:


(22)

Tabel 8. Daftar Koleksi Digital Perpustakaan UI No. Jenis Koleksi Nama File

1. Koleksi a. UI Documentation& Archive b. UI Scholarly Journals c. UI Open Access Journals d. UI Makara Science Series e. UI Video Online

2. Sumberdaya Elektronik a. Discovery (Federated) Search b. Garuda Search

c. Online Database List d. Online Books Ebrary e. Academic Video Online

3. E-Books a. Cambridge

b. Ebrary c. Gale d. IG Library e. Springer f. Wiley


(23)

Gambar 8. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 9. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id


(24)

Gambar 10. Tampilan Collections (Isi dari Gambar 9) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 11. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id


(25)

Gambar 12. Tampilan Electronic Resources (Isi dari Gambar 11) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 13. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id


(26)

Gambar 14. Tampilan E-Books (Isi dari Gambar 13) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 15. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id


(27)

Gambar 16. Tampilan Research Tools (Isi dari Gambar 15) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

2. Memberikan sebuah pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

Keragaman isi dan kompleksitas isi koleksi perpustakaan berupa media elektronik. Layanan Library 2.0 yang termasuk dalam elemen kedua ini ialah Media Streaming. Adapun layanan yang disediakan oleh Perpustakaan UI yaitu Photo Gallery. Kelemahan dari layanan ini ialah isi multimedia dari galeri yang tersedia tidak terupdate.

2.1 Photo Gallery

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Photo Gallery terhadap penerapan library 2.0:


(28)

Gambar 17. Tampilan Photo Gallery Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

Website Perpustakaan UI tidak hanya berkutat sekitar pemanfaatan teknis fitur dan data, tetapi memudahkan pengguna membentuk jaringan sosial dan komunitas. Tentu ada dampak negatif dan positif dalam penerapan layanan ini. Dampak negatifnya yaitu jejaring sosial saat ini menjadi salah satu sasaran dalam pencurian dan penyalahgunaan privasi, sedangkan dampak positif yang diakibatkan tentunya lebih banyak. Jejaring sosial merupakan salah satu layanan menarik bagi pengguna khususnya yang berusia muda untuk lebih akrab dengan perpustakaan.


(29)

Layanan ini dapat dimanfaatkan untuk mengomunikasikan ragam aktivitas yang telah dan sedang dilakukan di PerpustakaanUI. Jaringan sosial berisikan forum diskusi online. Layanan Library 2.0 yang termasuk dalam elemen ketiga ini ialah jejaring sosial. Dalam pengaplikasiannya, media sosial merupakan teknologi yang paling menjanjikan.

Layanan ini menyediakan pengiriman pesan, pembuatan blog, dan media streaming. Jaringan sosial menyediakan media kepada pengguna untuk saling berbagi data diri, membangun interaksi antara pustakawan dengan pengguna dalam menginformasikan berbagai aktivitas perpustakaan yang berkaitan dengan informasi peminjaman, daftar koleksi, kritik dan saran dan lain-lain. Adapun fitur yang terdapat pada layanan tersebut sebagai berikut:

Gambar 18. Tampilan Jaringan Sosial

Sumber


(30)

a. Facebook

Jejaring sosial facebook paling banyak digunakan untuk menyebarkan informasi terkait kegiatan perpustakaan, layanan perpustakaan, foto kegiatan perpustakaan, agenda perpustakaan, jadwal operasional perpustakaan, koleksi foto dan video, koleksi terbaru perpustakaan, dan jurnal perpustakaan.

Dalam pelaksanaannya, facebook ini diupdate secara regular oleh Perpustakaan Universitas Indonesia, menjadi salah satu bentuk kegiatan promosi dan komunikasi dengan pengguna secara formal. Kelebihan dari layanan ini memudahkan pengguna untuk mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan pengguna kapanpun dan dimanapun.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan facebook terhadap penerapan library 2.0:

Gambar 19. Tampilan Facebook

Sumber:


(31)

Gambar 20. Tampilan Isi Facebook Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

b. Twitter

Jejaring sosial twitter berisikan kegiatan Perpustakaan UI, layanan perpustakaan, kritik dan saran, profile perpustakaan, jadwal operasional perpustakaan, daftar buku baru, koleksi foto dan video, tanya jawab tentang perpustakaan. Layanan twitter ini membantu pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih efektif dan efisien.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Twitter terhadap penerapan library 2.0:


(32)

Gambar21. Tampilan Twitter Sumber:

Diakses 7 Juli 2015

c. Youtube

Jejaring sosial youtube berisikan koleksi multimedia audio dan visual yang dimiliki oleh Perpustakaan UI. Koleksi ini dapat pengguna download secara gratis sesuai dengan kebutuhan pengguna itu sendiri. Pengguna tidak diharuskan melakukan login dalam mengakses layanan ini.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Youtube terhadap penerapan library 2.0:


(33)

Gambar 22. Tampilan Youtube Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 23. Tampilan Isi Youtube Sumber: www.lib.ui.ac.id


(34)

Gambar 24. Tampilan Video Youtube (Isi Gambar 23) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

Saat ini media yang terdapat dalam Website Perpustakaan UI sudah menjelma menjadi framework, artinya layanan ini menyediakan akses bagi layanan lain untuk menggunakan fitur atau datanya.

4.1 Mashups

Layanan pinjam-meminjam itu disebut Web Service. Contoh Web Service pada aplikasi perpustakaan ini terdapat pada aplikasi Senayan. Di Senayan pada interface OPAC tersedia pilihan untuk mengambil hasil pencarian dan detail katalog dalam format XML. Format inilah yang dapat dimanfaatkan oleh aplikasi lain. Jadi pemrogram lain bisa membuat interface baru dengan memanfaatkan


(35)

ialah Mashups.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Mashups terhadap penerapan library 2.0:

Gambar 25. Tampilan OPAC Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id


(36)

Kesimpulan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Website Perpustakaan Universitas Indonesia belum sepenuhnya menerapkan layanan library 2.0 sesuai dengan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey.

2) Layanan Library 2.0 yang terdapat pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia hanya terdiri dari lima layanan yaitu Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, RSS Feeds, Media Streaming, Jaringan Sosial, dan Mashups. Sedangkan, layanan Tagging tidak terdapat pada website perpustakaan tersebut.

3) Dari segi pengaturan gambar dalam website ini termasuk sangat jelas karena letak dari tiap menu tersusun rapi, sehingga memudahkan dan mempercepat pencarian informasi yang dibutuhkan bagi pengunjung website. Bukan hanya itu saja, pada halaman depan web ditampilkan kolom-kolom menu yang dapat dipilih. Hal ini membuktikan bahwa Perpustakaan Universitas Indonesia menyediakan berbagai informasi bagi pengguna yang civitas akademika Universitas Indonesia itu sendiri, melainkan bagi setiap pengguna yang membutuhkan informasi.


(37)

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, maka penulis memberikan beberapa saran yang berguna untuk meningkatkan penerapan Library 2.0 pada website Perpustakaan Universitas Indonesia sebagai berikut:

1) Diharapkan untuk lebih memaksimalkan penerapan Library 2.0 sesuai konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey.

2) Untuk terus meningkatkan kualitas layanan Library 2.0agar interaksi dengan pengguna dapat lebih maksimal serta fasilitas layanan yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna.

3) Agar terus meningkatkan kualitas informasinya dengan memberikan informasi yang relevan tehadap pengguna.


(38)

2.1.1 Pengertian Informasi

Istilah informasi sudah menjadi kosakata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan yang diserap dari bahasa asing, tepatnya berasal dari Bahasa Belanda yaitu informatie. Dalam bahasa Inggris kata informasi berasal dari kata information. Reitz (2004) mendefinisikan, Informasi (information),

“Data presented in readily comprehensible form to which meaning has been attributed within a context for its use”. In a more dynamic sense, the message conveyed by the use of a medium of communication or expression. More concretely, all the facts, consclutions, ideas, and creative works of the human intellect and imagination that have been communicated, formally or informally, any form.

Definisi ini menyatakan bahwa informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti maknanya. Stevenson dikutip oleh Sulistyo (2006) menyatakan bahwa “Informasi sebagai kata benda bermakna pengetahuan yang diberikan pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain”.

Sejalan dengan hal tersebut, ada beberapa definisi lainnya dari informasi yaitu: menurut Bodnar (2000), “Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”. Sedangkan, Kadir (2002) mendefinisikan “Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.


(39)

merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi meningkatkan pengetahuan, dan informasi menjadi penting karena merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu.

2.1.2 Teknologi Informasi di Perpustakaan

Teknologi informasi sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology. Pengertian Teknologi Informasi menurut Zorkoczy (1990):

Meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi, penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer dan interaksinya dengan manusia dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan.

Khusus dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Sulistyo-Basuki (2006) menyatakan bahwa “Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebarluaskan informasi.”Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, sirkulasi, pengaksesan katalog oleh umum atau yang dikenal dengan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antarperpustakaan.


(40)

Konsep integrasi akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) sering digunakan sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yang berbasis komputer yang mampu mielakukan tukar menukar informasi dari satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sehingga memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien.Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini kemudian dikenal secara luas dengan nama Automasi Perpustakaan.

2.2 World Wide Web (WWW) 2.2.1 Pengertian Web

World Wide Web atau WWW atau juga dikenal dengan Web adalah salah satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet. Web ini menyediakan informasi bagi pemakai komputer yang terhubung ke internet dari sekedar informasi yang tidak berguna sama sekali sampai informasi yang serius; dari informasi yang didapatkan secara gratis hingga informasi yang komersial. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik bersifat statis maupun dinamis membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).


(41)

bagian dari internet yang sangat dikenal dalam dunia internet, dengan adanya WWW seorang pengguna dapat menapilkan sebuah halaman virtual yang disebut dengan Website”.Pada dasarnya Web merupakan suatu kumpulan hyperlink yang menuju dari alamat satu ke alamat lainnya dengan bahasa Hyper Text Markup Language (HTML). Dalam pengaplikasian Web,HTML tidak dapat berdiri sendri dalam pembuatan suatu desain yang benar-benar bagus. Oleh karena itu HTML selalu dikaitkan dengan Cascading Style Sheet (CSS)untuk mempercantik desain, JavaScript untuk membuat tampilan yang dinamis, dan eXtensible Markup Language (XML) yang digunakan untuk mendefinisikan format data. Teknologi penggabungan dari JavaScript dan XML saat ini yang marak disebut Asynchorous JavaScript and XML (AJAX) yang menekankan pada pengelolaan konten dalam Website.

2.2.2 Perkembangan Teknologi Web

Web merupakan teknologi yang mempercepat peradaban manusia, penghubung segala umat manusia di dunia tanpa harus bertemu langsung. Berbagai Web menyediakan berbagai macam informasi yang dapat diakses secara langsung dan gratis. Pengetahuan berkembang dengan cepat melalui jalur Web, hal ini dikarenakan manusia mampu mengakses informasi, menggabungkan, dan kemudian menciptakan inovasi-inovasi baik dari sosial maupun teknologi yang dimanfaatkan oleh manusia. Arsitektur Webpertama kali dikembangan untuk tujuan militer dalam proyek yang dinamakan DARPA yang menghubungkan


(42)

komputer pertama kali. Perkembangan ini kemudian dilanjutkan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1991 dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan memperkenalkan apa yang disebut sebagai situs Web. Pengembangan Web ini sampai sekarang terus berlanjut dan melahirkan berbagai generasi Web. Inilah yang menjadi alasan munculnya generasi Web selanjutya yaitu Web 2.0, bahkan saat ini kita sudah mengenal Web 3.0. Generasi Web ini juga sebenarnya hanya sebagai standar tingkat penggunaan Web.

1. Web 1.0

Standar Web 1.0 merupakan bentuk Web yang paling awal. Hal yang disajikan dalam Web ini masih bersifat statis dan cenderung hanya bersifat informatif.

2. Web 2.0

Dalam standar Web 2.0, Web sudah merupakan ajang interaksi antar sesama pengguna misalnya blog pribadi, friendster, multiply dan lain sebagainya. Bentuk yang menjadi khas pada generasi ini adalah Web bukan hanya merupakan sumber bacaan dan mencari informasi namun juga sebagai bagian dari interaksi sosial.

3. Web 3.0

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis Web. Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim BernersLee, penemu World Wide Web menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki


(43)

sekarang ini.

Web 2.0 berbeda dengan Webgenerasi sebelumnya yang kini disebut sebagai Web 1.0. Pada awalnya, Web 2.0 diformulasikan dengan contoh sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan Web 1.0 dan Web 2.0

Web 1.0 Web 2.0

DoubleClick --> Google AdSense

Ofoto --> Flickr

Akamai --> BitTorrent

mp3.com --> Napster

Britannica Online --> Wikipedia personal Websites --> Blogging

Evite --> upcoming.org and EVDB domain name speculation --> search engine optimization

page views --> cost per click screen scraping --> Web services

Definisi O’reilly (2005) diatas dapat disimpulkan bahwa Perkembangan Web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah Website. Dalam perkembangannya Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman Web yang bersifat sebagai program desktop pada umumnya seperti Windows. Fungsi-fungsi pada penerapannya sudah bersifat seperti desktop yaitu,drag and drop, auto-complete, serta fungsi lainnya. Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu


(44)

Webbrowser tanpa membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi pengguna.

Gambar 1. Perkembangan Teknologi Web Sumber: www.radarnetworks.com

2.2.3 Pengertian Web 2.0

Web 2.0 menawarkan komunikasi yang bersifat dua arah. Maksud dari komunikasi dua arah adalah pemilik memberikan informasi, kemudian pengunjung dapat meninggalkan atau menambahkan sesuatu, yang biasa kita sebut Web 2.0 sebagai Web “read-write”. O’Reilly (2005) mendefinisikan


(45)

maka Web 2.0 adalah mengenai saling interaksi antara diri kita sendiri dan orang lain. Hal yang paling mencolok pada Web 2.0 ini ialah adanya pengubahan dari sistem dokumen siap saji ke platform aplikasi dan menjadikan metode Web menjadi aplikasi yang berjalan diatas browser.

2.2.4 Kriteria Web 2.0

Pada tahun 2004 Tim O’Reilly memprakarsai sebuah konferensi yang menggunakan nama Web 2.0. Menurut Paul Graham (2005) “Nama 2.0 muncul dari sebuah brainstorming untuk member nama konferensi tentang Web yang baru. Mereka berpendapat bahwa sesuatu yang baru akan muncul dan yang baru itulah disebut Web 2.0”. Dalam suatu sesi pertemuan yang dipimpin oleh Tim O’Reilly (2005) mendefinisikan ulang Web 2.0. Batasan yang muncul adalah sederet kriteria, yaitu:

1. Web 2.0 menggunakan jaringan sebagai landasan kerja yang menjangkau semua peralatan terkoneksi.

2. Penerapan Web 2.0 memanfaatkan keunggulan intrinsik landasan kerja tersebut.

3. Menyediakan data dan jasa dalam format yang memungkinkan dipadukan oleh pihak lain.

4. Menciptakan keunggulan jaringan dengan memakai arsitektur yang cocok untuk partisipasi banyak pihak.

5. Melebihi kemampuan Web 1.0 karena diperkaya oleh pengalaman para pengguna.

Kriteria di atas menunjuk pada dua hal yang saling mendukung dan menguatkan yaitu sisi teknologi dan sisi hubungan manusia dalam bentuk partisipasi. Sisi teknologi diwakili dengan kelompok peranti blogs, wikis, podcast, RSS, feeds,dan sebagainya. Sisi sosial adalah dengan terbentuknya jejaring sosial


(46)

yang akhir-akhir ini semakin meluas. Dengan kata lain Web 2.0 adalah kecanggihan teknologi dan kekuatan partisipasi.

2.3 Library 2.0

2.3.1 Pengertian Library 2.0

Konsep Library 2.0 sendiri pertama kali muncul pada tahun 2005 melalui sebuah blog bernama Library Crunch. Michael Casey adalah pemilik blog tersebut sekaligus orang pertama yang mencetuskan pemakaian istilah Library 2.0. Michael Casey melihat bahwa dapat memanfaatkan berbagai kelebihan Web 2.0 dalam pelayanannya. Menurut Casey (2007):

The heart of Library 2.0 is user-centered change. It is a model for library service that encourages constant and purposeful change, inviting user participation in the creation of both the physical and the virtual services they want, supported by consistently evaluating services. It also attempts to reach new users and better serve current ones through improved customer-driven offerings. Each component by itself is a step toward better serving our users; however, it is through the combined implementation of all of these that we can reach Library 2.0.

Library 2.0 merupakan perpustakaan yang mengadopsi konsep kerja Web 2.0. Melalui konsep baru ini, perpustakaan mencoba mengoptimalkan aplikasi berbasis Web dengan teknologi Web 2.0 untuk memberi layanan kepada penggunanya. Menurut O’Reilly (2005) Web 2.0 memiliki definisi yaitu:

GenerasiWeb yang mempunyai karateristik kerjasama, interaktif, dinamis, dan batas tidak tegas antara pembuatan dan pemakaian konten Web. Web 2.0 bukanlah Web penerbitan tekstual melainkan sebuah Web komunikasi multi sensor. Web jenis ini merupakan sebuah matriks dialog dan bukan kumpulan monolog. Sebuah Web yang berpusat pada pengguna dalam suatu cara yang belum pernah dilakukan selama ini.


(47)

merupakan aplikasi teknologi berbasis Web yang interaktif, kolaboratif, dan multi media ke dalam layanan dan koleksi perpustakaan berbasis Web”. Kemudian ditambahkan Casey (2007) bahwa “Library 2.0 meningkat dalam hal kemampuan teknologinya, dengan memberikan perpustakaan kemampuan untuk menawarkan perbaikan, dan kesempatan layanan yang dikendalikan oleh pemakai”.

Sementara itu Manees (2006), mendefinisikan “Bahwa Library 2.0 adalah penerapan teknologi yang didasarkan pada Web multimedia yang interaktif, kolaboratif, pada layanan perpustakaan dan koleksi yang berdasarkan Web

, dan menganjurkan diadaptasi oleh komunitas Ilmu Perpustakaan”. Sedangkan, Blyberg (2008), menyatakan semua itu secara ringkas dengan rumus:

Library 2.0 = (books and stuff + people +radical trust) x participation atau

Perpustakaan 2.0 = (koleksi + orang +kepercayaan radikal) x partisipasi Berdasarkan hal di atas, kunci dari Library 2.0 adalah partisipasi baik pustakawan maupun pengguna perpustakaan. Jadi, Library 2.0 yaitu suatu model yang menganjurkan perubahan yang beralasan dan terus-menerus, dengan mengundang partisipasi pemakai dalam mengkreasikan layanan, baik secara fisik maupun maya sesuai dengan keinginan mereka, yang didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten.

Layanan tersebut juga berusaha untuk mendapatkan pemakai baru dan layanan yang lebih baik dan terbaru melalui penawaran pengembangan kepada pemakai. Setiap komponen berusaha sendiri untuk meningkatkan layanan yang


(48)

lebih baik kepada pemakai. Sehingga, dengan mengkombinasikan semua implementasi ini kita dapat mencapai Library2.0.

2.3.2 Penerapan Library 2.0

Karakteristik utama dari Library 2.0 adalahinteraksi dan komunikasi antara pustakawan dan pemustaka serta keterlibatan dankontribusi pemustaka dalam pengembangan layanan perpustakaan. MenurutManess (2006), teori Library 2.0 diketahui memiliki 4 elemen penting berikut:

1. Terpusat pada pengguna (It is user-centered)

Pengguna berpartisipasi dalam pembuatan konten dan layanan yang terlihat di dalam tampilan Web perpustakaan, OPAC, dll. Pemakaian dan pembuatan konten Web yang dinamis sehingga peranan pustakawan dan pengguna jelas, serta pengguna dapat memberikan penilaian dan komentar.

2. Memberikan sebuah pengalaman multimedia (It provides a multi-media experience)

Koleksi dan layanan Library 2.0 menyediakan komponenvideo dan audio. Hal ini sangat disarankan walaupun jarang sekali disebutkan sebagai fungsi Library 2.0.

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

Tampilan Web perpustakaan berisi tampilan pengguna. Ada dua cara untuk berkomunikasi antara pengguna dengan pengguna lain dan dengan pustakawan yaitu sinkronisasi (contohnya IM) dan asinkronisasi (contohnya wiki).

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative) Mungkin hal ini merupakan aspek terpenting dari Library 2.0 yaitubertumpu pada asas perpustakaan sebagai layanan masyarakat, namunsadar bahwa ketika masyarakat berubah perpustakaan tidak saja ikutberubah tetapi juga membiarkan pemustaka untuk merubahnya.Perpustakaan siap untuk merubah pelayanannya secara berkelanjutan,mencari cara baru untuk memberi kesempatan masyarakat, bukan sajaperorangan, untuk mencari, menemukan, dan menggunakan informasi.

Dalam penerapan Library 2.0, keseluruhan layanan perpustakaan akan dipindahkan ke sebuah media elektronik berbasis situs Web yang memungkinkan


(49)

ini berbeda dengan perpustakaan generasi sebelumnya (Library 1.0) yang hanya menjalankan koleksi dan layanan yang tersebar ke dalam lingkungan online.

Untuk memperjelas perubahan perpustakaan tradisional menjadi perpustakaan yang menerapkan Library 2.0 yang diakibatkan oleh lahirnya dunia Web 2.0, maka perbandingan tersebut diformulasikan sebagai berikut:

Tabel 2. Perbandingan Penerapan Perpustakaan Menuju Library 2.0 Traditional

library

Web 2.0 world Library 2.0 world Cataloguing Automated metadata, del.icio.us Metadata

Classification Folksonomies and the semantic Web

Locally provided and relevant folksonomy Acquisitions eBay, PayPal, Amazon and

Abebooks

E-archives, e-data and Quality assurance Reference Yahoo Answers and Wikipedia Branded links to

trusted Resources Preservation Digital archives and Repositories Institutional

repository

User instruction Chatrooms Moderate chatroom Working space Bedroom and Starbucks with a

laptop

Wired campus and 24-hour workspace Collections YouTube, Flickr, institutional

repositories, open access

Aggregation of unique content with other libraries Professional

judgement

The wisdom of crowds Teaching retrieval skills

Derek Law (2008) menggambarkan tiga ruas kunci yang menjadi inti dari layanan Library 2.0 dan dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian terdahulu perpustakaan merupakan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk


(50)

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata susunan tertentu. Koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan terbatas pada bentuk cetak, melalui akses manual. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu alasan adanya pergeseran dari perpustakaan tradisional ke perpustakaan digital, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Library 2.0.

Perpustakaan saat ini tidaklah sama dengan perpustakaan terdahulu, perpustakaan masa kini mempunyai koleksi yang sebagian besar dalam bentuk format digital dan diakses dengan komputer. Perubahan yang terjadi sekarang ini tidak hanya pada bentuk fisik dari koleksi perpustakaan. Namun juga terjadi pada proses operasional, proses managemen dan interaksi dengan pemustaka. Jadi, lahirnya Library 2.0memungkinkan perpustakaan berkolaborasi dengan pemustaka dalam melakukan kegiatan-kegiatan perpustakaan melalui teknologi internet.

Menurut Proboyekti (2008) “Sebelum perpustakaan menerapkan Library 2.0, perpustakaan perlu mengetahui kondisi awal perpustakaan (apa yang sudahdilakukan dan disajikan oleh perpustakaan kepada pemustakanya)”. Perpustakaanharus menerapkan Library 2.0 dengan berdasarkan visi-misi perpustakaan dankebutuhan pemustaka. Kemudian penerapan Library 2.0 harus memenuhi 3komponen utama yaitu:

1) Perubahan yang konstan dan bertujuan 2) Partisipasipengguna


(51)

karena kegiatanevaluasi yang akan membuat perubahan di perpustakaan secaraterus-menerus.

2.3.3 Layanan Library 2.0

Layanan Library 2.0 adalah suatu komunitas maya yang berorientasi kepada pemakai. Tetapi konsep yang menjadi pondasi kehadiran suatu Web perpustakaan dan bagaimana Web tersebut harus berevolusi kedalam suatu kehadiran multi media yang membolehkan pemakainya untuk tampil sekaligus, dan baik dengan perpustakaan atau pustakawan atau dengan sesama pemakai lainnya, adalah benar-benar kebutuhan dalam pengembangan. Web dan perpustakaan yang terlibat sebagai suatu sarana untuk memfasilitasi inovasi dan eksperimen dalam layanan Library 2.0. Berikut beberapa contoh layanan Library 2.0 menurut Manees (2006):

1. Synchronous Messaging 2. Media Streaming

3. Blogs dan Wikis 4. Jaringan sosial

5. Tagging (Penge-Tag-an) 6. RSS Feeds

7. Mashups

1. Synchronous Messaging

Teknologi ini telah digunakan cukup cepat oleh komunitas perpustakaan. Teknologi yang lebih dikenal sebagai instant messaging (IM) menyediakan fasilitas komunikasi teks cepat untuk pengguna. Perpustakaan telah menggunakannya untuk menyediakan layanan “chat reference”, yaitu


(52)

pengguna dapat berkomunikasi secara sinkron dengan pustakawan seperti pada saat mereka berkomunikasi tatap muka secara langsung. Ada banyak yang berpikir bahwa IM adalah teknologi Web 1.0, karena sering membutuhkan untuk mengunduh perangkat lunak, sementara itu sebagian besar aplikasi 2.0 adalah sepenuhnya berdasarkan Web.

Masa depan teknologi ini dalam arena perpustakaan sangat menarik. Dengan menyediakan layanan Web interaktif ini, perpustakaan telah menempatkan posisinya untuk mengadopsi pendahulunya secara cepat dan ahli. Aplikasi IM berbasis teks telah berubah menjadi sesuatu yang lebih bersifat multi media, yaitu pesan suara dan video menjadi lebih umum. Perpustakaan juga telah menyediakan sambungan ke layanan chat reference mereka dalam sumber koleksi mereka sendiri, contohnya pada tingkat artikel dalam data base langganan. Secara definisi, perpustakaan fisik itidak pernah lepas dari pustakawan, chat reference yang lebih menyebar mampu menyediakan lingkungan yang serupa dalam dunia Web.

2. Media Streaming

Streaming video dan audio adalah aplikasi lain yang mungkin banyak dianggap sebagai Web 1.0 karena muncul sebelum adanya teknologi Web 2.0. Namun, dengan alasan yang sama seperti halnya Synchronous Messaging yang dianggap sebagai Library 2.0 maka perpustakaan mulai memaksimalkan layanan ini. Sebagian besar tutorial dalam layanan ini menggunakan program Flash, softwarescreen-cast atau streaming audio dan video serta menyatukan


(53)

dengan cara yang sama. Fakta ini menunjukkan sebuah potensi yang memungkinkan terjadinya perkembangan yang berkelanjutan dari tutorial ini. Hal ini dapat menggunakan bentuk chat room multimedia atau wiki, dan pengguna akan berinteraksi dengan satu sama lain serta obyek pembelajaran dalam waktu bersamaan.

Dampak lainnya dari media streaming untuk perpustakaan adalah lebih mengacu pada pertambahan koleksi daripada layanan. Karena media diciptakan, perpustakaan tidak dapat disangkal akan menjadi institusi yang bertanggung jawab dalam mengarsipkan dan menyediakan akses ke sana. Tidak akan cukup dengan hanya membuat “hard-copy” dari obyek-obyek ini dan memberikan pengguna akses ke sana di dalam batas-batas ruang fisik perpustakaan. Library 2.0 akan menunjukkan tidak adanya jarak antara format dan tujuan akses mereka.

3. Blogs dan Wikis

Blog dan wiki memiliki dasar Web 2.0 dan pada perkembangannya layanan ini memiliki dampak besar terhadap perpustakaan. Blog dapat menjadi batu loncatan besar dalam sejarah penerbitan daripada halaman Web. Layanan ini mendorong produksi dan konsumsi cepat terhadap penerbitan berbasis Web. Dampak paling jelas dari blog untuk perpustakaan adalah bahwa layanan ini merupakan bentuk lain penerbitan dan perlu diperlakukan layaknya penerbitan.


(54)

Wiki pada dasarnya merupakan halaman Web terbuka, yaitu orang yang terdaftar dalam wiki dapat mempublikasikan, memperbaiki dan merubahnya. Pada umumnya sebagai blog, mereka tidak sereliabel sumber tradisional, sebagaimana diskusi umum tentang wikipedia (sebuah ensiklopedia online tempat pengguna terdaftar dapat menulis, memperbaiki atau mengedit artikel) dalam dunia perpustakaan untuk menulis dengan baik.

Sebagai tambahan, wiki perpustakaan sebagai sebuah layanan dapat mendorong interaksi sosial di antara pustakawan dan pemustaka, pada dasarnya menggerakkan kelompok belajar online. Ketika pengguna berbagi informasi dan bertanya, menjawab pertanyaan, dan pustakawan melakukan hal yang sama dalam wiki, catatan transaksi-transaksi ini diarsipkan untuk disimpan. Dan sebaliknya arsip-arsip ini akan menjadi sumber untuk perpustakaan untuk dijadikan sebagai referensi. Selanjutnya, wiki dan blog akan pasti berubah menjadi suatu lingkungan yang lebih bersifat multi media, yaitu adanya sinkronisasi dan asinkronisasi kolaborasi antara audio dan video. Blog adalah bentuk baru penerbitan dan wiki adalah bentuk baru kelompok belajar. Pada akhirnya, blog dan wiki secara relatif merupakan solusi cepat untuk menggerakkan koleksi dan layanan perpustakaan menjadi Library2.0.

4. Jaringan Sosial

Jaringan sosial mungkin merupakan teknologi yang paling menjanjikan dan merengkuh yang dibicarakan pada saat ini. Teknologi ini menyediakan pengiriman pesan, pembuatan blog, media streaming, dan tagging, yang akan


(55)

adalah jejaring yang telah menjadi terkenal dalam Web 2.0. MySpace dan Facebook menyediakan media kepada pengguna untuk saling berbagi data diri (profil rinci dan kepribadian pengguna) sedangkan Del.icio.us menyediakan media untuk pengguna saling berbagi sumber Web dan Flickr menyediakan media berbagi gambar. Frappr merupakan sebuah bentuk jejaring yang tergabung menggunakan peta, chat room, dan gambar untuk menghubungkan para pengguna. Jejaring sosial lainnya juga cukup penting, seperti halnya LibraryThing yang menyediakan media untuk para pengguna meng-katalog-kan buku-buku mereka dan melihat apa yang dibagi oleh pengguna lain dengan buku tersebut.

Kenyataannya, sebagian besar peran perpustakaan sepanjang sejarah adalah sebagai tempat berkumpul sekelompok komunitas, yaitu yang berbagi identitas, komunikasi dan tindakan. Jejaring sosial dapat memberikan kesempatan kepada pustakawan dan pemustaka bukan hanya untuk berinteraksi namun juga untuk berbagi dan bertukar sumber secara dinamis dalam sebuah media elektronik. Pengguna dapat membuat account pada jejaring perpustakaan, melihat apa yang dimiliki oleh pengguna lain yang sama dengan informasi yang mereka perlukan, dan merekomendasikan sumber kepada pengguna lain. Jaringan sosial dalam beberapa pengertian adalah Library 2.0. Halaman dari kehadiran Web perpustakaan di masa depan mungkin sangat tampak seperti suatu antarmuka jaringan sosial.


(56)

5. Tagging (Menandai)

Tagging pada intinya memberikan kesempatan pada pengguna untuk membuat judul subyek untuk bahan yang dimiliki. Seperti yang digambarkan oleh Shanhi (2006) “tagging merupakan Web 2.0 karena memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menambah dan mengubah konten (data) serta konten yang menggambarkan konten (metadata)”. Melalui Flickr, pengguna menandai gambar, sedangkanLibraryThing mereka menandai buku. Dalam Library 2.0, pengguna menandai koleksi perpustakaan sehingga dapat berpartisipasi dalam proses pengkatalogan.

Tagging cukup hanya membuat pencarian lateral menjadi lebih mudah. Contoh yang sering diberikan adalah Tajuk Subyek yang terdapat pada Konggres Perpustakaan AS yaitu “cookery’ (keahlian masak). Istilah ini tidak digunakan oleh pengguna bahasa Inggris untuk mencari “cookbooks” (buku masak). Contoh ini menggambarkan adanya masalah seputar klasifikasi standar. Tagging akan mengubah “cookery’ yang kurang berguna menjadi “cookbooks’ yang lebih berguna secara cepat sehinnga pencarian lateral dapat dibantu secara baik.

Katalog Library 2.0 akan memungkinkan pemustaka mengikuti subjek yang standard dan subjek yang ditandai pemustaka, kapanpun membuat paling bermakna untuk mereka. Pada gilirannya mereka dapat menambahkan Tagging ke dalam sumber informasi. Pemustaka merespon ke sistem, sistem merespon ke pemustaka. Tagging ini adalah suatu katalog terbuka yang


(57)

pemustaka. Hal tersebut adalah penerapan ilmu perpustakaan yang terbaik.

6. RSS Feeds

RSS feeds merupakan layanan yang disediakan bagi pengguna untuk mengumpulkan dan menerbitkan kembali konten pada Web. Pengguna menerbitkan kembali konten dari blog lain pada blognya sendiri, mengumpulkan konten pada situs lain dalam sebuah wadah tunggal dan menyaring Web untuk keperluannya sendiri. Pengumpulan konten seperti itu merupakan aplikasi lain dari Web 2.0 yang telah berdampak pada perpustakaan.

Perpustakaan sudah membuat RSS feeds bagi pengguna untuk berlangganan serta pemutakhiran item baru dalam sebuah koleksi, layanan baru, dan konten baru pada database langganan. Mereka juga menerbitkan kembali konten pada situs mereka sendiri. Varnum (2006) “menyediakan sebuah blog yang menyebutkan secara rinci bagaimana perpustakaan menggunakan RSS feeds untuk digunakan pemustakanya”.

Namun perpustakaan belum mencari cara menggunakan RSS dengan lebih mudah. Sebuah produk baru dari perusahaan bernama BlogBridge, BlogBridgeLibrary (BBL), “adalah sebuah software yang dapat diinstal pada server anda di dalam firewall. Bukanlah merupakan konten perpustakaan (buku-buku) namun sebuah software yang mengatur perpustakaan (bangunan)”. Walau potensi BBL terhadap perpustakaan belum dapat


(58)

ditemuka n karena kondisinya yang masih baru, dapat diperkirakan bahwa pengumpulan ini dapat menggantikan browsing dan pencarian konten lewat situs Web perpustakaan. BBL dan aplikasi pengumpul RSS serupa, diinstal di dalam sistem perpustakaan dan disatukan dengan jejaring sosial perpustakaan, dapat memberikan kesempatan bagi pengguna untuk memiliki sebuah halaman perpustakaan pribadi yang mengumpulkan seluruh konten perpustakaan yang sesuai dengan mereka serta penelitian mereka, menghilangkan informasi yang tidak relevan dan pengguna tentu saja dapat mengendalikan halaman dan konten tersebut.

7. Mashups

Mashups merupakan aplikasi hibrida, yang terdiri dari dua atau lebih teknologi atau layanan yang dipersatukan menjadi sebuah layanan yang sepenuhnya baru. Retivr sebagai contoh menyatukan database gambar Flickr dengan sebuah algoritma arsitektur informasi eksperimental untuk memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mencari gambar bukan dengan metadata tetapi dengan data itu sendiri. Pengguna mencari gambar dengan membuat sketsa gambar. Dalam beberapa hal, banyak teknologi yang dibicarakan sebelumnya memiliki sifat mashup. Contoh lainnya adalah WikiBios, sebuah situs tempat pengguna saling membuat biografi online. Pada dasarnya menggabungkan blog dengan jejaring sosial.


(59)

No. Elemen Library 2.0 Layanan Library 2.0 1. Terpusat pada pengguna (It is

user-centered)

1. Synchronous Messaging 2. Blogs and Wikis 3. Tagging

4. RSS Feeds 2. Memberikan sebuah pengalaman

multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

3. Kaya secara sosial (It is socially rich) 6. Jaringan Sosial 4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is

communally innovative)

7. Mashups

2.4 Library 3.0

Library 3.0 lebih dari sekedar bangunan, tidaklah semata-mata merupakan desain teknologi perpustakaan, akan tetapi menggabungkan aspek sosial budaya ke dalam pengembangan sistem perpustakaan. Perubahan perilaku pemustaka juga menjadi perhatian serius dalam pengembangan perpustakaan generasi ketiga ini. Sistem perpustakaan tidak hanya dibangun agar dapat diakses secara online dari luar perpustakaan (remote access) karena sumber-sumber informasinya berbentuk elektronik atau digital, akan tetapi juga menyediakan ruang bagi pemustaka untuk terlibat dalam suatu sistem. Penyediaan ruang ini jelas memberikan kesempatan yang luas bagi perpustakaan untuk mendapatkan feedback (umpan balik) dalam pengelolaan perpustakaan. Perubahan konsep perpustakaan generasi ketiga atau library 3.0 lebih banyak ditentukan oleh perkembangan di bidang teknologi,


(60)

terutama teknologi Web 3.0. Menurut Evans (2009), “Library 3.0 is the library that is still in existence after the semantic Web and the ‘internet of things’ become common parts of information seeking, resources use, and daily life”. Penjelasan lainnya mengenai library 3.0 ditulis dengan sangat menarik oleh Belling (2011) yang mengatakan sebagai berikut:

Library 3.0 refers to libraries using technologies such as the semantic Web, cloud computing, mobile devices, and re-envisioning our use of established technologies such as federated search, to facilitate usergenerated content and collaboration to promote and make library collections accessible. The end result of Library 3.0 is the expansion of the 'borderless library', where collections can be made readily available to library users regardless of their physical location. Library 3.0 is a virtual complement to physical public library spaces, and ideally will work seamlessly within established public library services and collections”.

Berdasarkan hal diatas, library 3.0 bukanlah konsep yang berdiri sendiri, atau terpisah dari konsep perpustakaan sebelumnya. Library 3.0 merupakan pengembangan dari konsep perpustakaan sebelumnya dengan penambahan fitur atau karakteristik sebagai akibat dari pengaruh teknologi, terutama teknologi Web 3.0 dalam rangka meningkatkan layanan sesuai dengan kebutuhan dan karakter pemustaka. Pada konsep library 3.0, interaksi pemustaka menjadi semakin intensif dan luas, tidak hanya terbatas pada interaksi pemustaka dengan pustakawan, akan tetapi juga dengan pemustaka lainnya sehingga membentuk suatu komunitas. Selain itu, pemustaka juga memiliki peran yang besar dalam menentukan konten dan pengelolaan informasi. Secara lebih rinci, beberapa karakteristik library 3.0 dikemukakan oleh Belling (2011) dalam paparan mengenai pengembangan library 3.0 menyebutkan beberapa karakteristik penting untuk dimasukan dalam membangun perpustakaan generasi ketiga, yaitu:


(61)

1. User-generated content 2. Federated Search and Beyond 3. Mobile library catalogues 4. Downloadables

5. Print on Demand 6. QR Codes

7. Cloud Computing

Sementara penulis lainnya, Chauhan (2009), menyebutkan beberapa fitur library 3.0 sebagai berikut:

1. Semantic Web 2. OPAC

3. Ontologies

4. Ubiquitous contents 5. GeoTagging

6. Virtual Reference Service 7. Librarians

8. In Nutshell

Bukan hanya itu saja, penulis lain seperti Hamad (2012) dalam “Library 3.0: the Art of Virtual Library Services” menyebutkan karakteristik perpustakaan generasi ketiga ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Virtual Reference Service 2. Librarian 3.0

3. User-generated content 4. Mobile libraries

5. Mobile OPACs

6. Short messaging service (SMS) 7. Quick response codes (QR) 8. Cloud computing


(62)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Teknologi internet saat ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktifitas manusia di dunia, salah satunya aspek pendidikan. Lembaga pendidikan, khususnya perpustakaan menggunakan teknologi ini untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan dan informasi kepada penggunanya.

Dengan diterapkannya teknologi informasi, memberikan banyak perubahan terhadap pelayanan yang terdapat di perpustakaan. Saat ini perpustakaan harus mampu mengikuti dinamika masyarakat pengguna yang semakin beragam dan terbiasa dengan sentuhan teknologi. Berdasarkan dengan dasar hukum dalam undang-undang No. 43 tahun 2007, pada Bab V pasal 14 ayat 3 yang tertulis “Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi”. Dengan demikian pemanfaatan teknologi di perpustakaan sangatlah penting untuk meningkatkan layanannya kepada semua pemustaka.

Secara umum pemanfaatan teknologi perpustakaan di Indonesia khususnya perpustakaan perguruan tinggi dibagi menjadi dua, yaitu automasi perpustakaan dan perpustakaan digital. Baik automasi maupun perpustakaan digital, keduanya menerapkan teknologi Web yang selanjutnya diterapkan di perpustakaan. Situs atau Website merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data


(63)

dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamisyang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.

Penyebaran informasi pada media penyajian situs Web akan lebih cepat, tepat dan dapat menjangkau area pelayanan yang luas kepada pengguna tanpa terhalang batasan ruang. Jika sebelumnya, informasi berbasis cetak merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang tersedia format baru dalam bentuk digital melalui situs Web. Koleksi digital yang dapat diakses secara elektronik, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna.

Seiring dengan perkembangan teknologi, maka Website pun terus mengalami perkembangan. Saat Webpertama (Web 1.0) dikembangkan, pengunjung hanya bisa mencari dan melihat-lihat data informasi yang ada di Web. Kemudian bergeser pada era pengembangan Web yang kedua (Web 2.0) dimana pengunjung dapat melakukan interaksi.Istilah Web 2.0lahir pada tahun 2004 dari sebuah konferensi yang diprakarsai oleh Tim O’Reilly dan sebuah event organizer bernama MediaLive International. Jenis interaksi yang dapat dilakukan pada Web2.0 yaitu saling bertukar informasi dan juga pembuatan komunitas-komunitas online.

Dengan demikian, Web 2.0 adalah klasifikasi dari Web yang membuat semua orang dapat terhubung ke Websiteserta mampu menyediakan, mendistribusikan, dan memudahkan pengguna berbagi konten (teks, grafis, dan


(64)

lain-lain) di Web, seperti blog, photo sharing (flickr), video sharing (YouTube), presentation sharing (Slideshare.net), social networking (facebook, myspace, twitter, linkedIn) dan lain-lain.

Adanya Web 2.0 menginspirasi kemunculan dari Library 2.0. Istilah ini dikenalkan oleh Michael E. Casey pada tahun 2005 dalam blognya yang bernama Library Crunch. Pada dasarnya penyelenggaraan layanan perpustakaan menggunakan Web 2.0 itulah yang disebut Library 2.0. Dengan layanan tersebut interaksi pemustaka dan perpustakaan akan lebih efektif. Library 2.0 dapat memudahkan cara pustakawan berinteraksi dan melayani pemustaka.

Inti dari Library 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna. Library 2.0 merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan berkelanjutan yang bermanfaat, dengan mengundang partisipasi pengguna dalam mencipta atau mengevaluasi, baik layanan fisik maupun maya yang pengguna kehendaki.

Di Indonesia, banyak perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0, salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Indonesia (UI). Perpustakaan ini sudah menerapkan Library 2.0, terlihat dari terdapatnya layanan untuk melakukan komunikasi secara dua arah, seperti wiki, situs jejaring sosial maupun blog yang ada di dalam Web perpustakaan tersebut.

Perpustakaan UI memiliki gedung fisik yang biasa dikenal dengan sebutan Crystal of knowledge dan dapat diakses melalui Dalam Web perpustakaan tersebut adanya beberapa layanan Library 2.0 seperti


(65)

dan lain-lain.. Oleh sebab itu penulis memilih Perpustakaan UI sebagai lokasi penelitian. Ditambah lagi, dengan alasan Website Perpustakaan UI merupakan salah satu Web terbaik di Indonesia menurut Ranking Web Of Universities pada tahun 2010.

Dalam prakteknya, Perpustakaan UI menerapkan Library 2.0 dalam penciptaan layanan virtual. Ini terlihat dari terdapatnya layanan yang langsung dapat berhubungan dengan pustakawan secara online, tersedianya pangkalan data tutorial dengan bahan ajar online, tambahan publikasi informasi melalui blogs, dan terhubung dengan jaringan sosial, yang pada kenyataannya setiap layanan tersebut memberikan banyak kemudahan bagi pemakai dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.

Sehubungan dengan uraian di atas penulis ingin mengetahui apa yang terjadi dengan adanya penerapan Library 2.0 pada perpustakaan UI, dan sudah sejauh manakah perpustakaan UI menerapkan Library 2.0. Sehingga, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini adalah Bagaimana penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia?


(66)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat terutama bagi:

1. Bagi lembaga, sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan situs Web Perpustakaan Universitas Indonesia.

2. Dapat dipergunakan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya, khususnya penelitian yang menyangkut masalah dan jenis yang sama dengan penelitian yang dilakukan ini.

3. Bagi penulis sendiri untuk lebih mendalami dan memahami ilmu perpustakaan dan informasi.

1.5 Ruang Lingkup

Pada pembahasan penelitian tugas akhir ini, topik yang diteliti difokuskan pada Web perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0 yaitu Website Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini mengkaji tentang analisis penerapan Library 2.0.


(67)

Library 2.0 merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan konstan dan terarah, mengundang partisipasi pemustaka dalam penciptaan layanan fisik dan virtual yang diinginkan, dan didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten. Di Indonesia, banyak perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0, salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Indonesia. Berdasarkan hal itu, maka peneliti ingin mengetahui apa yang terjadi pada website perpustakaan tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia dengan berdasarkan teori-teori yang ada.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode check list, sedangkan untuk pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teori konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey yaitu berdasarkan empat elemen dan tujuh layanan library 2.0.

Layanan yang dimiliki website perpustakaan ini yaitu Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, Tagging, RSS Feeds, Media Streaming, Jejaring sosial, dan Mashups. Sedangkan, untuk layanan yang tidak dimiliki ialah Tagging.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa hasil analisis dalam penerapan Library 2.0 pada website Perpustakaan Universitas Indonesia masuk dalam kategori baik.


(68)

ANALISISPENERAPAN LIBRARY2.0 PADA WEBSITEPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh

AFRYNA VERONICA 110709050

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(69)

Judul Skripsi : Analisis Penerapan Library 2.0 Pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia

Oleh : Afryna Veronica

NIM : 110709050

Pembimbing I : Ishak,SS.,M.Hum. Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Abdul Hafiz Harahap, S.Sos, M.I.Kom. Tanda Tangan :


(70)

LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Analisis Penerapan Library 2.0 Pada

WebsitePerpustakaan Universitas Indonesia

Oleh :Afryna Veronica

NIM : 110709050

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua Jurusan : Dr. Irawaty Kahar A, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A. Tanda Tangan :


(71)

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Adapun bagian- bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan etika dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Medan, Juli 2015 Penulis,

Afryna Veronica NIM. 110709050


(72)

ABSTRAK

Library 2.0 merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan konstan dan terarah, mengundang partisipasi pemustaka dalam penciptaan layanan fisik dan virtual yang diinginkan, dan didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten. Di Indonesia, banyak perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0, salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Indonesia. Berdasarkan hal itu, maka peneliti ingin mengetahui apa yang terjadi pada website perpustakaan tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia dengan berdasarkan teori-teori yang ada.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode check list, sedangkan untuk pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teori konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey yaitu berdasarkan empat elemen dan tujuh layanan library 2.0.

Layanan yang dimiliki website perpustakaan ini yaitu Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, Tagging, RSS Feeds, Media Streaming, Jejaring sosial, dan Mashups. Sedangkan, untuk layanan yang tidak dimiliki ialah Tagging.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa hasil analisis dalam penerapan Library 2.0 pada website Perpustakaan Universitas Indonesia masuk dalam kategori baik.


(73)

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus sang Juruslamat dan sahabat terbaik. Penulis berterima kasih atas segala berkat, kekuatan, penghiburan, pertolongan dan perlindungan Tuhan yang tidak pernah berhenti dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih karena Engkau selalu ada ketika saya membutuhkansahabat untuk berbagi suka dan duka.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Pada kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan skripsi ini dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta Bapak Jusman Sihombing dan Ibu Nensi Sitinjak. Terimakasih buat segala cinta kasih serta ketulusan kalian sehingga saya bisa seperti sekarang, terimakasih buat perhatian yang tak pernah putus khususnya selama pengerjaan skripsi ini, terimakasih buat setiap motivasi yang kalian berikan sehingga saya tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih buat semua yang kalian doakan sehingga saya mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari Tuhan. Penulis juga mengucapkan terimakasihbuat adik terkasih Sara Sihombing dan Inggrid Sihombing;Opung Boru, Kakak Jesika, dan Abang Jenter yang senantiasa selalu mendukung dan mendoakan penulis untuk memperoleh yang terbaik.


(74)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal, baik penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa uluran tangan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendorong penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku dosen PA dan pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Abdul Hafiz Harahap, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, S.H., M.Lib selaku dosen penguji I, Ibu Himma Dewiyana, S.T., M.Hum selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(1)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal, baik penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa uluran tangan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendorong penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku dosen PA dan pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Abdul Hafiz Harahap, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, S.H., M.Lib selaku dosen penguji I, Ibu Himma Dewiyana, S.T., M.Hum selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(2)

6. Seluruh staf pengajar beserta staf administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah membimbing dan memberikan wawasan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Buat sahabat-sahabat terbaikku Lina, Ifbal, Juni, Putri, Ida, dan Retno. Kalian tidak bisa tergantikan. Aku berharap persahabatan ini tetap abadi sampai kita tua nanti. Semoga kita bisa berkumpul lagi dengan kesuksesan yang membanggakan. Juga buat sahabatku Vivi dan Rezha, terimakasih untuk dukungan, semangat, dan doanya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat teman-teman angkatan 011 S1 Perpustakaan, yang telah menemani penulis selama masa perkuliahan dan yang telah menjadi teman bersaing dalam belajar.

9. Kepada saudara-saudara penulis yang terkasih yang berada di IMPERATIF. Buat teman-teman di Kepengurusan, Rendi, Winda, Lia, Ingrid, Yenni, Juli, Elsa, Setri, Yustri, Ester Rika, Rimma. Terimakasih untuk saat-saat yang telah kita lalui bersama, kalian orang-orang luarbiasa yang selalu mendukungku dalam susah maupun senang. Terimakasih juga untuk murid saya Veronica dan Eodya; teman KTB saya Winda dan Elsa; kakak pemurid dan kakak KTB saya Kak Vero, Kak Leli, Kak Silfi, dan Kak Ira; Sahabat MPO; Abang Zai, Abang Niel,


(3)

bisa berada disamping kalian sampai saat ini. Terimakasih buat semangat dan dukungan yang telah kalian salurkan kepadaku.

10. Buat keluarga besar Kos UNAM. Kak Meta, Kak peni, Febi, Grace, Kana, Engel, Tina, Emil, Eka, dan Tia. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

11. Dan kepada pihak-pihak lain yang telah begitu banyak membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki penulis. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.

Medan , 2015 Penulis

Afryna Veronica NIM. 110709050


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1 Informasi dan Teknologi Informasi ... 6

2.1.1 Pengertian Informasi ... 6

2.2.2 Teknologi Informasi di Perpustakaan ... 7

2.2 World Wide Web ... 8

2.2.1 Pengertian Web ... 8

2.2.2 Perkembangan Teknologi Web ... 9

2.2.3 PengertianWeb 2.0 ... 12

2.2.4 Kriteria Web 2.0 ... 13

2.3 Library 2.0 ... 14

2.3.1 Pengertian Library 2.0 ... 14

2.3.2 Penerapan Library 2.0 ... 16

2.3.3 Layanan Library 2.0 ... 19

2.4 Library 3.0 ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Unit Analisis ... 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 31

3.5 Daftar Check List ... 32

3.6 Analisis Data ... 33

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Informasi Situs Web ... 35

4.2 Hasil Penelusuran Menggunakan Check List ... 35

4.3 Analisis Deskriptif ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Web 1.0 dan Web 2.0 ... 11

Tabel 2. Perbandingan Penerapan Perpustakaan Menuju Library 2.0 ... 17

Tabel 3. Indikator Penerapan Layanan Library 2.0 ... 27

Tabel 4. Daftar Check List... 32

Tabel 5. Daftar Analisis Data ... 34

Tabel 6. Hasil Check List Berdasarkan Indikator ... 36

Tabel 7. Daftar Konten Pada Layanan Download ... 45


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perkembangan Teknologi Web ... 12

Gambar 2. Tampilan Ask a Librarian ... 39

Gambar 3. Tampilan Request Library Information ... 41

Gambar 4. Tampilan Submission of Scientific Work ... 43

Gambar 5. Tampilan Upload Your Assigments ... 44

Gambar 6. Tampilan Download ... 45

Gambar 7. Tampilan Contoh Koleksi Layanan Download ... 46

Gambar 8. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI ... 48

Gambar 9. TampilanKoleksi Digital Perpustakaan UI ... 48

Gambar 10. TampilanCollections ... 49

Gambar 11. TampilanKoleksi Digital Perpustakaan UI ... 49

Gambar 12. TampilanElectronic Resources ... 50

Gambar 13. TampilanKoleksi Digital Perpustakaan UI ... 50

Gambar 14. Tampilan E-Books ... 51

Gambar 15. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI ... 51

Gambar 16. Tampilan Research Tools ... 52

Gambar 17. TampilanPhoto Gallery ... 53

Gambar 18. Tampilan Jaringa n Sosial ... 54

Gambar 19. Tampilan Facebook ... 55

Gambar 20. Tampilan Isi Facebook ... 56

Gambar 21. Tampilan Twitter ... 57

Gambar 22. Tampilan Youtube ... 58

Gambar 23.Tampilan Isi Youtube ... 58

Gambar 24. Tampilan Video Youtube ... 59