BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Peralatan tegangan tinggi biasanya digunakan isolasi cair sebagai bahan isolasi maupun sebagai bahan pendinginnya. Isolasi cair yang biasa
digunakan adalah isolasi yang terbuat dari olahan minyak bumi, seperti Shell Diala, Gulf, Nynas dan lain-lain. Tetapi sebagai mana kita tahu, bahwa minyak
bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharuhi, maka penggunaan bahan isolasi cair yang berasal dari minyak bumi, dapat
menghabiskan persediaan minyak bumi di dunia. Untuk mengatasi masalah ini maka digunakan minyak sintesis,
tetapi minyak sintesis memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat terurai sempurna, sehingga apabila terjadi kebocoran bisa menimbulkan pencemaran
lingkungan.
[1-2]
Alternatif lain adalah pemanfaatan dari minyak nabati, hal ini dikarenakan minyak nabati termasuk sumber daya alam yang dapat
diperbaharuhi dan bersifat terurai sempurna. Apalagi di Indonesia termasuk negara yang sangat potensial, karena Indonesia termasuk produsen penghasil
minyak nabati di dunia. Salah satu minyak nabati yang bisa dimanfaatkan adalah minyak yang berasal dari buah dari pohon jarak.
Minyak isolasi mengalami kenaikan temperatur diatas suhu kerjanya dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama pada saat beban
Universitas Sumatera Utara
lebih, hal ini dapat menyebabkan perubahan struktur kimia dari minyak isolasi tersebut. Apabila hal ini berlangsung terus-menerus maka minyak isolasi akan
mengalami pemburukan. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini perlu dibahas tentang pengaruh perubahan suhu minyak isolasi terhadap tegangan tembus
minyak isolasi. .
[3]
I.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dan manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap tegangan tembus minyak
jarak . 2. Menentukan kelayakan minyak jarak dilihat dari perubahan suhunya sebagai
bahan isolasi cair alternatif. 3. Sebagai informasi awal dalam menetukan kelayakan minyak jarak sebagai
isolasi alternatif
I.3. BATASAN MASALAH