Pengambilan dan Pengukuran Parameter Kualitas Air Identifikasi Plankton Pengukuran Parameter Kualitas Air Analisis Data

Gambar 4 Jaring Larva Ikan

b. Pengambilan Contoh Plankton

Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan menggunakan 2 jaring plankton net yaitu plankton biasa dan plankton tarik. Ukuran jaring plankton yang digunakan berdiameter 20 cm dan ukuran mata jaring mesh size 0,040 mm dan cod end 25 ml. Teknik pengambilan plankton net saring scoop net pertama dengan menyaring air sebanyak 100 liter 10 ember yang disaring menggunakan alat plankton net yang bagian ujungnya telah dilekatkan botol film 30 ml. Sedangkan untuk pengambilan sampel plankton tarik digunakan alat jaring plankton tarik yang teknik pengambilan sampel planktonnya dilakukan bersamaan dengan pengoperasian jaring larva. Pengoperasian plankton tarik dilakukan dengan menarik dengan perahu motor selama 10 menit dengan kecepatan 1,5 knot 0,7717 ms. Selanjutnya sampel plankton yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam botol sampel dan diawetkan dengan larutan lugol.

c. Pengambilan dan Pengukuran Parameter Kualitas Air

Pengambilan air menggunakan alat Van Dorn Sampler. Pengoperasian alat ini mula-mula kedua tutup katup dibuka lalu diturunkan setelah mencapai dasar, kemudian ditarik lagi setinggi satu meter selanjutnya pemberat bandul diturunkan untuk menutup kedua katup lalu ditarik. Sampel air permukaan dan dasar yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam botol sampel, kemudian sisa air diukur oksigen, konduktivitas, salinitas, pH dan suhunya dengan menggunakan alat YSI.85 OSCT.

3.4.2 Prosedur Laboratorium a.

Identifikasi Larva Pengamatan dilaboratorium untuk parameter biologi dilakukan untuk mengidentifikasi larva ikan. Larva ikan yang tertangkap di identifikasi sampai ke takson yang paling memungkinkan yaitu genus. Identifikasi mengacu pada buku Leis dan Rennis 1983, Jeyaseelan 1998 dan Okiyama 1988. HEAD TRUNK TAIL MYOMERES DORSAL FIN ANLAGE EXTERNAL PIGMENT FINFOLD POSTANAL MYOMERES TIP OF NOTOCHORD PECTORAL BASE ANUS STRITED OUT INTERNAL PIGMENT GAS BLADDER MYOSEPTUM PELVIC BUT CLEITHRUM CLEIITHRAL SYMPHYSIS CHOROID TISSUE BRAIN OTIC CAPSULE ANGLE OF LOWER JAW OLFACTORY PIT HEAD TRUNK TAIL ANUS POSTANAL MYOMERES ADIPOSE FIN INCIPIENT SOFT RAY SOFT RAY BASE SOFT RAY SMOOTH SPINE SERRATE SPINE SPINE BASE SUPRACLEIT HRAL SPINE SUPRAOCCIPITAL CREST WITH SPINE PARIETAL SPINE PTEROTIC SPINE NOSTRIL ASCENDING MAXILLARY PROCESS OPER CULAR SPINE PREOPERCULAR SPINE SUPRAOCULAR SPINE Gambar 5 Hipotesis teknik identifikasi secara morfologi larva ikan Stolephorus dan Decapterus Leis, J.M. and Rennis, D.S. 1983.

b. Identifikasi Plankton

Plankton yang telah diawetkan, kemudian diidentifikasi hingga ke takson yang memungkinkan yaitu genus dengan menggunakan buku pedoman Yamaji 1982, Tomas 1997.

c. Pengukuran Parameter Kualitas Air

Pengamatan laboratorium untuk parameter biologi kualitas air dilakukan di Laboratorium ProLing FPIK-IPB Bogor untuk mengamati TSS, DO, dan Nitrat-Nitrit.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Kelimpahan Larva

Kelimpahan larva ikan yang didefenisikan sebagai banyaknya larva ikan persatuan luas daerah pengambilan contoh dihitung dengan menggunakan rumus : Vtsr n N = dimana : N = Kelimpahan larva ikan indm 3 n = Jumlah larva ikan yang tercacah ind Vtsr = Volume air tersaring Vtsr = l x t x v l = luas bukaan mulut saringan t = lama waktu penarikan saringan menit v = Kecepatan tarikan mmenit

3.5.2 Kelimpahan Plankton

Kelimpahan plankton digunakan untuk mengetahui jumlah plankton dalam setiap volume ukuran. Secara sederhana jumlah hasil cacahan dikalikan dengan jumlah fraksi. Pencacahan plankton mengunakan SRC Sedgwick Rafter Counting Cell yang dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah individum 3 Basmi, 1999 dan dihitung berdasarkan rumus : Vo Vr Vs n N × × = 1 dimana: N : Kelimpahan plankton individum 3 n : Jumlah plankton yang tercacah Vs : Volume air contoh yang disaring m 3 Vr : Volume air contoh yang tersaring ml Vo : Volume air pada Sedgwick Rafter ml

3.5.3 Indeks Keanekaragaman

Keanekaragaman larva ikan diperlukan untuk menjelaskan kehadiran jumlah individu antar genus dalam suatu komunitas. Keanekaragaman larva ikan dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener Legendre dan Legendre 1983 dan Bengen 2000. Formulasi Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener berdasarkan persamaan sebagai berikut : ∑ = = S i ni pi H 1 ln Keterangan : H = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener N = jumlah total individu dalam komunitas Σ ni ni = jumlah individu spesies atau jenis ke-i pi = proporsi individu spesies ke-i niN i = 1, 2, 3,......,s s = jumlah genus Dari persamaan di atas, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dikategorikan sebagai berikut Odum 1971 : H 2,3026 : Keanekaragaman populasi kecil 2,3026 H 6,9078 : Keanekaragaman populasi sedang H 6,9078 : Keanekaragaman populasi tinggi

3.5.4 Indeks Keseragaman

Keseragaman adalah suatu gambaran tentang sebaran individu setiap spesies dalam komunitas. Indeks keseragaman E larva ikan dihitung berdasarkan persamaan berikut : . , , maks H H E = atau s H E ln , = Keterangan : E = indeks keseragaman H , = indeks keanekaragaman s = jumlah genus Indeks Keseragaman E digunakan untuk mengetahui berapa besar kesamaan penyebaran jumlah individu setiap genus pada tingkat komunitas. Indeks Keseragaman berdasarkan Odum 1971 adalah : . , , maks H H E = Keterangan : E = indeks keseragaman H , = indeks keanekaragaman H maks = ln s s = jumlah genus Indeks Keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai E mendekati 1 sebaran individu antar jenis merata seragam. Nilai E mendekati 0 apabila sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada sekelompok jenis tertentu yang dominan.

3.5.5 Indeks Dominasi

Indeks Dominasi diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut Odum 1971 : 2 1 1 2 ∑ ∑ = = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = = n i S i N ni pi D Keterangan : D = indeks dominasi ni = jumlah individu genus ke-i N = jumlah total individu pi = proporsi individu spesies ke-i niN i = 1, 2, 3, ....., s s = jumlah genus Kriteria nilai sebagai berikut : D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi, dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi jenis yang lain.

3.5.6 Analisis Komponen Utama PCA Principal Component Analysis

Analisis ini digunakan untuk mendeterminasi sebaran parameter bio-fisikakimia perairan Bengen 2000. Analisis Komponen Utama adalah suatu teknik ordinasi yang memproyeksikan dispersi matriks dari data multidimensi dalam suatu ruang datar. Dengan cara mereduksi ruang maka diperoleh sumbu-sumbu baru yang merepresentasikan secara optimal dari sebagian besar variabilitas data matriks multidimensi sehingga dapat ditemukan hubungan antar ciri dan hubungannya antar obyek. Analisis ini membagi matriks korelasi parameter menjadi beberapa komponen, kemudian menyusun keragaman komponen bersangkutan dari yang terbesar pada sumbu komponen utama hingga didapatkan ditribusi spasial parameter biologi, fisika dan kimia pada suatu daerah tertentu. Data karakteristik habitat yang berupa parameter lingkungan tidak mempunyai satuan unit pengukuran dan ragam yang sama. Oleh karena itu sebelum data dianalisis, perlu dilakukan ormalisasi data terlebih dahulu melalui pemusatan dan pereduksian. Dengan demikian didapatkan indeks sintetik dari kombinasi linear nilai-nilai karakteristik habitat asal Legendre dan Legendre 1983. Korelasi linear antar dua parameter yang dianalisis dari indeks sintetik merupakan peragam dari kedua parameter yang telah dinormalisasikan. Analisis Komponen Utama mencari indeks yang menunjukkan ragam stasiun maksimum. Indeks ini disebut Komponen Utama Pertama yang merupakan sumbu utama 1 F1. Suatu proporsi tertentu dari ragam total stasiun direpresentasikan oleh F1. Selanjutnya dicari Komponen Utama Kedua F2 yang memiliki korelasi nol dengan F1. Komponen F2 ini memberikan informasi terbesar sebagai pelengkap F2. Proses ini berlanjut terus hingga memperoleh komponen utama ke-p, dimana begian informasi dapat dijelaskan semakin kecil. Analisis Komponen Utama menggunakan indeks jarak Euclidean pada data. Jarak Euclidean Ludwig dan Reynold 1988; Bengen 2000 hubungan didasarkan pada rumus: 2 , 1 , , 2 ∑ = − = p j j xii xij i i D Keterangan : i,i , = stasiun baris j = parameter lingkungan kolom Semakin kecil jarak Euclidean antar 2 stasiun, maka karakteristik bio-fisikakimia antar 2 stasiun tersebut semakin mirip, demikian pula sebaliknya. Perhitungan PCA dilakukan dengan bantuan paket program statistik XLSTAT versi 5.0. 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Pulau Abang