Keterkaitan antara Larva dengan Parameter Lingkungan

Dari hasil keseluruhan pengamatan dapat dilihat bahwa tingginya nilai keseragaman dan rendahnya nilai dominansi menunjukan bahwa perairan Pulau Abang memiliki kondisi perairan yang masih stabil karena jumlah individu masih relatif sama di setiap stasiun pengamatan karena tidak terjadi tekanan ekologis pada biota yang hidup di perairan Pulau Abang tersebut.

5.4 Keterkaitan antara Larva dengan Parameter Lingkungan

Analisis Komponen Utama Principal Component Analisys, PCA dilakukan untuk melihat sebaran parameter bio-fisikakimia perairan selama penelitian berlangsung. Hasil PCA memperlihatkan bahwa sebagian besar informasi terpusat pada sumbu 1, 2, dan 3 F1, F2, dan F3, dimana masing-masing sumbu menjelaskan 42,90 , 19,12 , dan 9,7 Gambar 12 dan 13. Total ragam yang terjelaskan dari ketiga komponen utama tersebut sebesar 71,65 . Pengelompokan stasiun hasil PCA memperlihatkan adanya tiga kelompok bulan yaitu kelompok pertama bulan Juli, kelompok kedua bulan Mei dan kelompok ketiga bulan Oktober yang masing kelompok terdiri dari 8 stasiun. Kelompok pertama dicirikan oleh fitoplankton, kelompok kedua dicirikan oleh suhu, salinitas, dan oksigen sedangkan pada kelompok ketiga dicirikan oleh kecerahan, zooplankton, pH dan Nitrit. Dengan demikian ketiga kelompok tersebut memiliki masing-masing ciri parameter Gambar 12 dan 13. Pengelompokan tersebut memperlihatkan bahwa parameter yang berhubungan dengan larva ikan adalah fitoplankton Gambar 12. Akan tetapi pada Gambar 13 parameter zooplankton Nitrit dan pH turut memberi andil terhadap keberadaan larva. Pada Tabel 8 menampilkan matriks hubungan antara parameter bio- fisikakimia yang berpengaruh terhadap kelimpahan larva ikan. Parameter yang berhubungan positif terhadap keberadaan larva ikan adalah Fitoplankton 0,59, TSS 0,34, dan Nitrit 0,09. Selain memiliki korelasi yang positif, ada juga parameter yang memiki korelasi negatif. Parameter yang mempunyai korelasi negatif adalah parameter suhu -0,22, DO -0,35 dan Salinitas -0,34. Matriks pada Tabel 8 menjelaskan pula bahwa keberadaan larva ikan berhubungan dengan parameter yang memiliki nilai hubungan positif dan hubungan nilai negatif. Hubungan nilai positif menggambarkan bahwa setiap perubahan nilai pada parameter yang bersangkutan secara positif akan mempengaruhi nilai dari larva ikan secara positif pula. Demikian halnya dengan parameter yang nilai hubungannya negatif. Apabila pameter yang memiliki nilai negatif berubah bertambah, maka nilai larva kelimpahan akan menurun. Hasil analisis PCA dijumpai kontribusi setiap parameter yang menujukan nilai komulatif pada sumbu utama F1 hingga sumbu ketiga F3 sebesar 71,65 Tabel 9. Tabel 9 menggambarkan persentase hubungan parameter bio- fisikakimia dan larva terhadap sumbu utama F1 hingga sumbu utama F3. Gugus data ini menunjukan bahwa nilai keragaman gugus data tersebut terdiri dari 42,90 , 19,12 dan 9,64 oleh sumbu utama F1 sampai sumbu utama F3, atau secara komulatif sebesar 71,65 . Selanjutnya pada Tabel 10 merupakan nilai koordinat dari masing-masing parameter terhadap sumbu utama. Koordinat yang mendekati nilai koordinat dari larva adalah fitoplankton untuk sumbu utama F1 kolerasi positif, yaitu fitoplankton 0,79, TSS 0,77, nitrit 0,42, pH 0,31 dan zooplankton 0,05 Gambar 12. Dengan demikian dilihat dari koordinat sumbu utama F1 yang paling dekat dengan larva ikan adalah fitoplankton. Sedangkan pada sumbu utama F2 hampir tidak ada parameter yang koordinatnya dekat dengan koordinat larva ikan. Oleh karena analisis PCA adalah hubungan parameter terhadap sumbu F1 hingga F3, maka pada sumbu F3 parameter yang koordinatnya berkolerasi negatif dengan larva -0,65 adalah kecerahan 0,65, salinitas 0,12, dan fitoplankton 0,02. Dilihat dari nilai koordinat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa parameter yang paling dekat dengan larva sangat mendukung keberadaan larva adalah fitoplankton untuk sumbu F1. 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Hasil penelitian yang dilaksanakan selama 3 kali pengamatan, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Komposisi dan kelimpahan larva ikan sebanyak 52 famili dan 84 genus dengan kelimpahan 1.572 individum 3 didominasi famili Carangidae, Engraulididae, Clupeidae, Monacanthidae, Gobiidae, Sillaginidae dan Mugilidae. 2. Distribusi larva secara spasial Bulan Mei berjumlah 439 individum 3 , Bulan Juli berjumlah 608 individum 3 , dan Bulan Oktober berjumlah 525 individum 3 . 3. Secara temporal kelimpahan larva ikan Bulan Juli lebih tinggi dibandingkan dengan Bulan Mei dan Bulan Oktober. 4. Parameter bio-fisikakimia yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan larva ikan adalah parameter biologi fitoplankton dan zooplanton.

6.2 Saran