5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. MINYAK KELAPA SAWIT
Minyak sawit kasar Crude Palm Oil atau CPO adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi bagian mesokarp buah kelapa sawit Elaeis guinensis
JACQ yang tidak mengalami pengolahan lebih lanjut Muchtadi, 1992. Minyak sawit mengandung komponen trigliserida, mono dan digliserida.
Trigliserida dapat berwujud padat atau cair. Hal ini bergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Minyak nabati yang berbentuk cair karena
mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, yaitu asam oleat, linoleat atau asam linolenat dengan titik cair rendah. Sedangkan minyak yang berbentuk
padat pada suhu kamar dikarenakan banyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat dan stearat yang mempunyai titik cair lebih tinggi
Ketaren, 1986. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit
Asam Lemak Atom C-
Komposisi
Laurat C12:0
0,1 – 0,5 Miristat
C14:0 0,9 – 1,4
Palmitat C16:0
38,2 – 42,9 Stearat
C18:0 3,7 – 4,8
Oleat C18:1
39,8 – 43,9 Linoleat
C18:2 10,4 – 13,4
Komponen lain -
0,1 – 0,6
Sumber : IUPAC 2001
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Kandungan karoten dalam minyak sawit dapat
mencapai 1000 µgmL atau lebih, sedangkan kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi Ketaren, 1986.
Beberapa karakteristik komponen lemak dan asam lemak dalam minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 3. Minyak kelapa sawit terdiri dari
minyak sawit kasar CPO, olein, stearin, dan minyak inti sawit PKO.
6
Stearin sawit mempunyai titik cair yang tertinggi, berat jenis dan indeks refraksi tidak banyak berbeda, bilangan iod yang tertinggi ditemukan pada
olein dan bilangan penyabunan tertinggi pada minyak inti sawit. Asam lemak dengan C
6
dan C
8
hanya ada pada minyak inti sawit PORIM, 1989 di dalam Muchtadi, 1992.
Tabel 3. Karakteristik komponen lemak dan asam lemak minyak sawit
Sifat Jenis
Minyak sawit
CPO Olein Stearin
Minyak inti
sawit PKO
Titik cair
○
C Berat jenis 50
○
C air 25
○
C Indeks refraksi nD, 50
○
C Bilangan iod Wijs
Bilangan penyabunan mg KOHg minyak
Bahan tak tersabunkan Asam lemak :
C
6
C
8
C
10
C
12
C
14
C
16
C
16=1
C
18
C18=1 C18=2
C18=3 C
20
34,2 0,892
1,455 53,3
195,7 0,5
0,2 1,1
44,0 0,1
4,5 39,2
10,1 0,4
0,4 21,6
0,902 1,459
58,0 198,0
0,5
0,2 1,0
39,8 0,2
4,4 42,5
11,2 0,4
0,4 44,5
0,882 1,477
21,6 193,0
0,2
0,3 1,5
65,0 0,2
5,0 21,3
6,5 0,4
0,4 27,3
0,902 1,451
17,1 145,0
0,3 0,3
4,4 3,7
38,3 15,6
7,8 2,0
15,1 2,7
Sumber: PORIM 1989 di dalam Muchtadi 1992
Minyak sawit digunakan untuk kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia dan industri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit
sebesar 90 persen digunakan untuk bahan pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kokoa dan untuk kebutuhan industri
roti, cokelat, es krim, biskuit dan makanan ringan. Kebutuhan 10 persen dari minyak sawit lainnya digunakan untuk industri oleokimia yang menghasilkan
asam lemak, fatty alcohol, gliserin dan metil ester. Oleokimia digunakan pada industri yang menghasilkan produk pangan dan lemak, sabun dan deterjen,
7
kosmetik dan produk perawatan pribadi, oli dan pelumas, minyak pengering, polimer dan pelapis permukaan coating dan biofuel Gelder, 2004.
B. KAROTENOID