tersendiri. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
Negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab serta bebas KKN.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disebutkan bahwa good governance akan tercapai apabila setiap organisasi dan orang-orang didalamnya
selalu menerapkan prinsip-prinsip good governance. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan good governane dan
kinerja organisasi lalu menyusunnya dalam bentuk karya ilmiah Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“ Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia
”.
I.2 Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam
penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah:
“Adakah Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi pada Kantor Camat Medan Helvetia
?”
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good
Governance di Kantor Camat Medan Helvetia. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja organisasi di Kantor Camat
Medan Helvetia. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan prinsip-prinsip
Good Governance terhadap kinerja organisasi di Kantor Camat Medan Helvetia.
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah: 1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih
dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui
suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna
2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya. 3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara
sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan
pemasalahan ini.
I.5 Kerangka Teori I.5.1 Good Governance
I.5.1.1 Pengertian Governance
Governance adalah suatu terminologyyang digunakan untuk mengganti istilah government, yang menggunakan otoritas politik, ekonomi, dan administrasi dalam
mengelola masalah-masalah kenegaraan, hal tersebut di atas dapat ditelusuri dari tulisan J.S Endarlin Setyawan, 2004:223.
Governance yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-
urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencangkup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutamakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Menurut Kooiman Setyawan, 2004 : 224 mengatakan governancemerupakan serangkaian proses interaksi social politik antara pemerintah dengan masyarakat
dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut. Governance
merupakan mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi-institusi melalui warga negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan mereka, memediasi
perbedaan-perbedaan mereka serta menggunakan hak dan kewajiban legal mereka Setyawan, 2004:12. Dalam konteks ini governance memeiliki hakikat yang
sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak berlandaskan pada pemerintahan hukum.
I.5.1.2 PengertianGood Governance
Istilah good governance berasal dari induk bahasa Eropa Latin, yaitu Gubernare yang diserap oleh bahasa Inggris menjadi Govern, yang berarti
steermenyetir, mengendalikan, direct mengarahkan, atau rule memerintah. Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa Inggris adalah to rule with authority,
atau memerintah dengan kewenangan. Pengertian good governance diatas merupakan suatu pemahaman atau
pijakan dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Good governance sebenarnya mempunyai makna sebagai kepengelolaannya atau kepengarahannya
yang baik bukan kepemerintahan yang baik. Memang pemahaman ini mempunyai perbedaan dengan pemahaman dasar di lingkungan kita selama ini, antara lain
yang diperkenalkan oleh lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawaasn Keuangan dan Pembangunan.
O’Brien Nugroho:2005:142 mendefinisikan Good Governance adalah penjumlahan dari cara-cara dimana individu-individu dan institusi-institusi baik
privat maupun public mengelola urusan-urusan bersamanya. Menurut Bank Dunia yang dikutip Wahab menyebut Good Governance
adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun Administrative, menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank Dunia juga mensinonimkan Good Governance sebagai hubungan sinergis
dan konsturktif diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat.
Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo dalam Tangkilisan, mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk
menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan
pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun
administrasi. Berdasarkan dokumen kebijakan UNDP
1
, disebutkan : Tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi
guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan
mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-
perbedaan diantara mereka. Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat.
Dari berbagai pengertian tentang Good Governance dapat disimpulkan bahwa suatu konsep tata pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan penggunaan
otoritas politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber daya demi pembangunan masyarakat yang solid dan bertanggung jawab secara efektif melalui pembuatan
peraturan dan kebijakan yang absah dan yang merujuk pada kesejahteraan rakyat, pengambilan keputusan, serta tata laksana pelaksanaan kebijakan.
I.5.1.3 Prinsip-prinsip Good Governance
Berdasarkan pengertian Good Governance oleh Mardiasmo dan Bank Dunia yang disebutkan diatas dan sejalan dengan tuntutan reformasi yang
berkaitan dengan aparatur Negara termasuk daerah adalah perlunya mewujudkan administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan
pelaksanaan tugas, dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka menuntut penggunaan konsep Good Governance sebagai kepemerintahan
yang baik, relevan dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Ide dasarnya sebagaimana disebutkan Tangkilisan adalah bahwa Negara merupakan institusi
yang legal formal dan konstitusional yang menyelenggarakan pemerintahan dengan fungsi sebagai regulator maupun sebagai Agent of Change.
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa Good Governance awalnya digunakan dalam dunia usaha corporate dan adanya desakan untuk menyusun
sebuah konsep dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen professionalnya, maka ditetapkan Good Corporate Governance.
Sehingga dikenal prinsip-prinsip utama dalam Governance Corporate adalah: transparansi, akuntabilitas, fairness, responsibilitas, dan responsivitas.
Prinsip-prinsip Good Governance diatas cenderung kepada dunia usaha, sedangkan bagi suatu organisasi publik bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip
tersebut lebih luas menurut UNDP melalui LAN yang dikutip Tangkilisan menyebutkan bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara Negara,
sektor swasta atau privat dan masyarakat yang disusun dalam sembilan pokok karakteristik Good Governance, yaitu:
1. Partisipasi Participation Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik
secara langsung maupun intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan
berasosiasi dan berbicara secara berpartisipasi secara konstruktif 2. Penerapan Hukum Fairness.
Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak azasi manusia.
3. Transparansi Transparency Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi secara
langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.
4. Responsivitas Responsiveness Lembaga-lembaga dan proses-proses kelembagaan harus mencoba untuk
melayani setiap stakeholders. 5. Orientasi Consensus Oreintation
Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam
hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur 6. Keadilan Equity
Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan ataupun menjaga kesejahteraan mereka
dan terlibat di dalam pemerintahan.
7. Efektivitas Effectivness Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang
telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.
8. Akuntabilitas Acoountability Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan
masyarakat sipil civil society bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada
organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.
9. Strategi visi Strategic vision Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance
dan pengembangan manusia yang luas dan jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.
Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan
pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan penggunaan cara sungguh-sugguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders.
Penerapan Good Governance kepada pemerintah adalah ibarat masyarakat memastikan mandat, wewenanang, hak dan kewajibannya telah dipenuhi dengan
sebaik-baiknya. Disini dapat dilihat bahwa arah ke-delapan dari Good Governance adalah membangun the professional government, bukan dalam arti
pemerintah yang dikelola para teknokrat, namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional, yaitu mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan
yang mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas yang tinggi.
I.5.2 Kinerja Organisasi I.5.2.1Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada
dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut
Chester I. Barnard Sutarto, 1998:4 mengemukakan bahwa : “ Organisasi
adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih”. James D. Mooney Bryson, 1999:23 mengatakan bahwa : Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Dimock 1986:21 organisasi adalah organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling
ketergantunganberkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu : 1. Orang-orang sekumpulan orang,
2. Kerjasama, 3. Tujuan yang ingin dicapai,
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams 1965:45yang mengemukakan pendapatnya cukup
lengkap Government, bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi
1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas. 2. Prinsip Skala Hirarkhi.
3. Prinsip Kesatuan Perintah. 4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
5. Prinsip Pertanggungjawaban. 6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
7. Prinsip Rentang Pengendalian. 8. Prinsip Fungsional.
9. Prinsip Pemisahan. 10..Prinsip Keseimbangan.
11. Prinsip Fleksibilitas 12. Prinsip Kepemimpinan.
I.5.2.2Pengertian Kinerja Organisasi
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar kerja yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Konsep kinerja Performance
dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of
accomplishtment Supardi, 2002:21, Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Mengingat bahwa kinerja dari suatu organisasi itu adalah untuk mencapai tujuan
tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting.
Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan
tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai
informasi tentang kinerja dalam organisasinya. Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-
indikator atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator dan kriteria yang jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk
menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara : alternatif alokasi sumber daya yang berbeda; alternatif desain-desain organisasi yang berbeda; dan diantara
pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda Bryson, 1995:34. Sekarang permasalahannya adalah kriteria apa yang digunakan untuk
menilai organisasi. Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang
sesuai Fynn, 1986, Jackson dan Palmer, 1992 dalam Bryson, 2002. Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena
hingga kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik.
Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja or
ganisasi publik ini dikemukakan oleh Dwiyanto 1995: 1, “kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan
dan misi organisasi publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih
banyak dan kompleks ketimbang organisasi swasta. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang berbenturan satu dengan yang
lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata para stakeholders juga menjadi berbeda-
beda”. Namun ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur
kinerja birokrasi publik Dwiyanto, 1995 yaitu sebagai berikut: a. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara
input dengan output. b. Kualitas Pelayanan
Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.
c. Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
d. Responsibilitas Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit
Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi.Misalnya,
untuk sebuah organisasi privatswasta yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa
besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan sebelumnya
adalah seberapa besar efisien pemanfaatan input untuk meraih keuntungan itu dan seberapa besar efective yang dilakukan untuk meraih keuntungan tersebut.
I.5.3 Pengaruh Penerapan Good Governance terhadap Kinerja
Organisasi
Kantor Camat Medan Helvetia adalah salah satu lembaga pemerintahan yang berfungsi untuk melayani masyarakat dalam hal pelayanan publik.Dalam
melayani masyarakat para pegawai dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan baik yakni kinerja organisasinya harus tinggi. Tercapainya kinerja
organisasi kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengelolaan organisasi, pengendalian
yang baik yang disebut dengan good governance.
Pengelolaan dan pengendalian yang baik dari suatu organisasi dalam hal ini organisasi publik menyangkut pencapaian tujuan organisasi secara bersama-
sama yaitu untuk menciptakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efisiensi,
pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administrasi. Dengan pengertian lain good governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih, transparan, akuntabel oleh organisasi-organisasi pemerintahan seperti organisasi publik pemerintahan Kota Medan yang mencangkup kepemimpinan,
struktur organisasi dan sumber daya manusianya. Berdasarkan uraian diatas maka disebutkan bahwa apabila pemimpin
organisasi public, struktur organisasi dan sumberdaya manusianya baik maka akan tercipta Good Governance yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu
sendiri. Dengan demikian jelaslah pelaksanaan good governance akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, sehingga para stakeholders dalam hal ini
masyarakat luas dapat merasa terpuaskan akan hasil kinerja dari organisasi tersebut.
I.6 Hipotesis
Hipotesa adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan Sugiyono, 2005:70 Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah ;
1. Hipotesis Alternatif Ha :
“Terdapat pengaruh antara penerapan prinsip-prinsipGood Governance terhadap Kiner
ja organisasi”. 2. Hipotesa Nihil Ho :
“Tidak terdapat pengaruh antara penerapan prinsip-prinsip Good Governance
terhadap Kinerja organisasi”
I.7 Defenisi Konsep