Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Goodgovernance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia Kota Medan)
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA ORGANISASI
(Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia Kota Medan) Skripsi
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh:
RIZKI ALFINDO LUBIS 100903115
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
(2)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi”.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan di Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara. Semoga kasih dan anugrah dari Allah SWT selalu mengalir dan menyertai penulis dalam menyempurnakan karya ilmiah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penulisan karya ilmiah. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk ide, gagasan, moral, maupun materi.
Terima kasih buat keluargaku untuk segala dukungan moril, moral, materil serta doa-doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Kalian penyemangat saya, kalian kekuatan saya, kalian inspirasi saya, keluargaku kalian segalanya.
(3)
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin NST, M. Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra.Elita Dewi, M.Sp selaku sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Hatta Ridho, S.Sos, M,Sp, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan selalu menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Dosen Penguji Ibu Dra.Elita Dewi, M.Sp, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dosen-Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing penulis dari awal hingga detik ini.
7. Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi di kampus.
8. Bapak Drs. Edi Mulia Matondang , selaku Camat Medan Helvetia dan Bapak Muhammad Ludfi, selaku Kasubbag Umum yang telah memberikan izin dan banyak meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
(4)
9. Untuk Para Pegawai Kantor Camat Medan Helvetia yang telah membantu ketika melakukan penelitian.
10. Sahabat penulis, Bg Bembeng, Yuyun dan Fifah yang bersusah payah membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini segala perbuatan dan jasa kalian bakal dikenang sepanjang masa hahahaha.
11. Sahabat-sahabat penulis, Martinus Jomblo, wongkitot, Madan Sawit, Een Bujang, Adit B(Binje), Adit C(Coro), Margen EB(Elo Binje), Yudo Bedil, Aggri Men, Muda kemben, Fahmi Tion, dan sahabat tamil saya Candra Cero. Terima kasih sudah menjadi bawahan dan keluarga kedua penulis selama masa perkuliahan yang selalu ada disaat susah dan senang, dan membuat suasana perkuliahan semakin berwarna. Semoga tali silaturahmi kita terus terjalin.
12. Sahabat penulis sekaligus calon ibu-ibu rumah tangga, Yuyunick, Inun, Khafifah, Arum, dan Yuli, terima kasih buat bantuannya selama perkuliahan jasa kalian tiada tandingannya. Semoga tali silaturahmi kita terus terjalin.
13. Teman- teman AN 010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih sudah membagi banyak cerita selama masa perkuliahan kita. Semoga kita tetapi menjadi satu keluarga dan tali silaturahmi kita tetap terjalin. Selamat berjuang untuk masa depan kawan-kawan.
14. Abang senior, Bg Bembeng, Bg Zikri, Bg Denot, Bg Ivri, dan Bg Rahmat, dan yang lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah senantiasa membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan dalam mempelajari kehidupan di kampus.
(5)
15. Kawan-kawan 2011 Rippy, Felix, Andre, Josua, Tesa Adriana, Ricy Rihana, Audy, Melany, Ardita, Shinta, Lailan dan yang lainnya yg tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih sudah banyak membagi cerita selama masa perkuliahan.
16. Buat Junior 2012 Nesya, Wiro, Widya, Sonya, Anwar, Monica, Eka, Acho, Migu, Jhos, Ryan, Basri, Martin, Erik dan Yohansen. Terima kasih sudah berbagi cerita selama perkuliahan, yang semangat kalian kuliah dan tetap jaga IMDIAN kita.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca agar member kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama.
Terima Kasih…
Medan, April 2015 Penulis,
(6)
ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia)
Skripsi ini disusun oleh:
Nama : Rizki Alfindo Lubis
NIM : 100903115
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Hatta Ridho S.Sos., M,SP
Good governance merupakan acuan dasar bagi setiap pelayan publik dalam menjalankan tujuan dan fungsi dari pelayan publik itu sendiri. Diharapkan dengan adanya prinsip – prinsip good governance dapat meningkatkan kualitas dari pelayan publik sehingga masyarakat sebagai objek dari pelayanan tdi dapat mendapatkan pelayanan yang baik dan maksimal dari setiap pelayan publik.
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Camat Medan Helvetia yang terletak di Jalan Beringin X No 2 Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia dengan luas tanah± 1.800 m2 dan luas bangunan 375 m2 . metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi.Data-data di peroleh dengan menyebarkan angket/kuesioner kepada seluruh responden sebayak 30 orang yang semuanya merupakan pegawai di Kantor Camat Medan Helvetia.
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,807 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sangat kuat. Berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh nilai positif sebesar 7,240, hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi dengan tingkat pengaruh 65,2%. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi dapat diterima.
_________________________
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4.Manfaat Penelitian ... 5
1.5.Kerangka Teori 1.5.1.Good Governance ... 6
1.5.1.1.Pengertian Governance ... 6
1.5.1.2.Pengertian Good Governance ... 7
1.5.1.3.Prinsip-prinsip Good Governance ... 9
1.5.2.Kinerja Organisasi ... 12
1.5.2.1.Pengertian Organisasi ... 12
1.5.2.2.Pengertian Kinerja Organisasi ... 13
1.5.2.3.Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi 16 1.6.Hipotesa ... 17
1.7.Definisi Konsep ... 18
(8)
1.9.Sistematika Penulisan ... 19
BAB II METODE PENELITIAN 2.1.Bentuk Penelitian ... 21
2.2.Lokasi Penelitian ... 21
2.3.Populasi dan Sampel ... 21
2.3.1.Populasi ... 21
2.3.2.Sampel ... 22
2.4.Tekhnik Pengumpulan Data ... 22
2.5.Tekhnik Penentuan Skor ... 23
2.6.Tekhnik Analisa Data ... 25
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1.Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Helvetia ... 30
3.2.Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Helvetia ... 31
3.3.Kependudukan... 34
3.4.Struktur Organisasi dan Tata Kerja ... 39
3.4.1.Tugas Pokok dan Fungsi ... 39
3.4.2.Visi dan Misi ... 40
3.4.3.Struktur Organisasi ... 42
BAB IV PENYAJIAN DATA A.Deskripsi Data Identitas Responden ... 45
B.Tabel Jawaban Responden ... 49
B.1.Jawaban Responden Tentang Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance ... 49
(9)
BAB V ANALISA DATA
5.1.Uji Validitas danRealibilitas Data ... 68
5.2.Uji Korelasi Product Momen ... 69
5.3.Uji Determinasi ... 71
5.4.Uji T ... 72
5.5.Uji F ... 74
5.6.Model Persamaan Regresi ... 75
BAB VI PENUTUP 6.1.Kesimpulan ... 78
6.2.Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN
(10)
ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia)
Skripsi ini disusun oleh:
Nama : Rizki Alfindo Lubis
NIM : 100903115
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Hatta Ridho S.Sos., M,SP
Good governance merupakan acuan dasar bagi setiap pelayan publik dalam menjalankan tujuan dan fungsi dari pelayan publik itu sendiri. Diharapkan dengan adanya prinsip – prinsip good governance dapat meningkatkan kualitas dari pelayan publik sehingga masyarakat sebagai objek dari pelayanan tdi dapat mendapatkan pelayanan yang baik dan maksimal dari setiap pelayan publik.
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Camat Medan Helvetia yang terletak di Jalan Beringin X No 2 Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia dengan luas tanah± 1.800 m2 dan luas bangunan 375 m2 . metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi.Data-data di peroleh dengan menyebarkan angket/kuesioner kepada seluruh responden sebayak 30 orang yang semuanya merupakan pegawai di Kantor Camat Medan Helvetia.
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,807 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sangat kuat. Berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh nilai positif sebesar 7,240, hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi dengan tingkat pengaruh 65,2%. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi dapat diterima.
_________________________
(11)
BAB I PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang Masalah
Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang dimulai pelaksanaannya pada tanggal 1 Januari 2001 yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, membawa implikasi bahwa pemerintah daerah dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten/Kota diberikan wewenang yang luas untuk mengatur dan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Sehingga pemerintah daerah harus mendorong terciptanya prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance) dengan melakukan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD melalui prinsip demokrasi, peran serta masyarakat dalam pembangunan, pemerataan ekonomi dan kesejahteraan, keadilan sosial dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia. Dalam hal ini tujuannya adalah agar daerah otonom lebih mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara adil dan merata, taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, serta terbukanya kesempatan kerja. Untuk itu Pemerintah daerah (kabupaten/kota) hendaknya dapat mengefektifkan kinerjanya guna menyelenggarakan ketata pemerintahan yang baik (good governance) serta memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
Dampak pelaksanaan otonomi daerah sangat besar karena pelimpahan kewenangan pada pemerintahan daerah dapat memberikan keleluasaan untuk melaksanakan pembangunan daerah sesuai dengan karakteristik serta
(12)
permasalahan daerah yang bersangkutan. Hal ini juga dikuatkan oleh PP No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan wajib dan pilihan yang akan memberikan kawalan untuk mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah.
Hakikat otonomi daerah pada dasarnya adalah bagaimana mendekatkan ke pemerintahan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kewenangan yang sudah diberikan kepada daerah itu menjadi urusan dan tanggung jawab Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Masyarakat tidak lagi hanya menyesuaikan kepada pelayanan yang akan dibuat oleh pemerintah akan tetapi mereka diharapkan dapat sekaligus ikut dalam proses penetapan perencanaan pembangunan dan bagaimana pembangunan itu akan dilakukan, masyarakat juga harus diberikan akses dalam menilai serta mengawal bagaimana pelayanan pemerintah itu dilakukan serta bagaimana ditingkatkan. Dalam hal ini hubungan pemerintah dengan masyarakat tidak lagi seperti hubungan top-down tetapi menjadi suatu hubungan yang bersifat partnership. Untuk ini perlulah penguatan institusi pemerintah daerah dalam hal ini kelembagaan dan kapasitas institusi pemerintah daerah.
Pada saat krisis terjadi, ada wacana yang menyebutkan bahwa asal muasal krisis adalah kurangnya kualitas “governasi” atau governance kita. baik di sektor pemerintah maupun di sektor bisnis. Bertolak dari proses reformasi 1998 yangmenginginkan suatu perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan yang lebih tr ansparan, berkeadilan dan akuntabel, maka tuntutan akan adanya pemerintahan yang baik (good governance) menjadi relevan berhubungan satu dengan yang lainnya. Tujuan reformasi untuk penguatan peran
(13)
masyarakat dengan penerapan demokrasi rakyat tidak tercapai jika tidak didukung oleh suatu pemerintahan yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam waktu terakhir ini, telah terjadi perubahan paradigma organisasi dalam berbagai aspek, dari segi manajemen perubahan, dari organisasi yang bersifat sentralisasi ke organisasi yang bersifat desentralisasi, gaya kerja organisasi yang kaku berubah menjadi lebih fleksibel, kekuatan organisasi yang sebelumnya dilihat dari tolak ukur stabilitas organisasi kini bergeser pada kemampuan organisasi untuk mengadaptasi perubahan. Faktor politik yang mempengaruhi perubahan peran organisasi dalam hal ini dimanaorganisasipublik menuntut penerapan Good Governance. Good governance dimaksud adalah merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service disebut governance (pemerintahan ataukepemerintahan) sedangkan praktek terbaiknya adalah “good governance” (kepemerintahan yang baik).
Pemerintah dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip good governance. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance, diharapkan dalam menggunakan dan melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam prakteknya, konsep good governance harus ada dukungan komitmen dari semua pihak yaitu negara (state)/pemerintah (government), swasta (private) dan masyarakat (society). Good governance yang efektif menuntut adanya koordinasi yang baik dan integritas, profesional dan etos kerja dan moral yang tinggi.Dengandemikian penerapan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara merupakan tantangan
(14)
tersendiri. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan Negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab serta bebas KKN.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disebutkan bahwa good governance akan tercapai apabila setiap organisasi dan orang-orang didalamnya selalu menerapkan prinsip-prinsip good governance. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan good governane dan kinerja organisasi lalu menyusunnya dalam bentuk karya ilmiah
Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsipGood Governance Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia)”.
I.2 Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Adakah Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsipGood Governance Terhadap Kinerja Organisasi pada Kantor Camat Medan Helvetia?”
(15)
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good Governance di Kantor Camat Medan Helvetia.
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja organisasi di Kantor Camat Medan Helvetia.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Governance terhadap kinerja organisasi di Kantor Camat Medan Helvetia.
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah:
1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna
2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya. 3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara
sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan pemasalahan ini.
(16)
I.5 Kerangka Teori
I.5.1 Good Governance
I.5.1.1 Pengertian Governance
Governance adalah suatu terminologyyang digunakan untuk mengganti istilah government, yang menggunakan otoritas politik, ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah kenegaraan, hal tersebut di atas dapat ditelusuri dari tulisan J.S Endarlin (Setyawan, 2004:223).
Governance yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencangkup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutamakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Menurut Kooiman (Setyawan, 2004 : 224) mengatakan governancemerupakan serangkaian proses interaksi social politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut. Governance merupakan mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi-institusi melalui warga negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan mereka, memediasi perbedaan-perbedaan mereka serta menggunakan hak dan kewajiban legal mereka (Setyawan, 2004:12). Dalam konteks ini governance memeiliki hakikat yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak berlandaskan pada pemerintahan hukum.
(17)
I.5.1.2 PengertianGood Governance
Istilah good governance berasal dari induk bahasa Eropa Latin, yaitu Gubernare yang diserap oleh bahasa Inggris menjadi Govern, yang berarti steer(menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan), atau rule (memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa Inggris adalah to rule with authority, atau memerintah dengan kewenangan.
Pengertian good governance diatas merupakan suatu pemahaman atau pijakan dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Good governance sebenarnya mempunyai makna sebagai kepengelolaannya atau kepengarahannya yang baik bukan kepemerintahan yang baik. Memang pemahaman ini mempunyai perbedaan dengan pemahaman dasar di lingkungan kita selama ini, antara lain yang diperkenalkan oleh lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawaasn Keuangan dan Pembangunan.
O’Brien (Nugroho:2005:142) mendefinisikan Good Governance adalah penjumlahan dari cara-cara dimana individu-individu dan institusi-institusi baik privat maupun public mengelola urusan-urusan bersamanya.
Menurut Bank Dunia yang dikutip Wahab menyebut Good Governance adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun Administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank Dunia juga mensinonimkan Good Governance sebagai hubungan sinergis dan konsturktif diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat.
(18)
Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo dalam Tangkilisan, mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administrasi. Berdasarkan dokumen kebijakan UNDP1, disebutkan : Tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka. Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat.
Dari berbagai pengertian tentang Good Governance dapat disimpulkan bahwa suatu konsep tata pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan penggunaan otoritas politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber daya demi pembangunan masyarakat yang solid dan bertanggung jawab secara efektif melalui pembuatan peraturan dan kebijakan yang absah dan yang merujuk pada kesejahteraan rakyat, pengambilan keputusan, serta tata laksana pelaksanaan kebijakan.
(19)
I.5.1.3 Prinsip-prinsip Good Governance
Berdasarkan pengertian Good Governance oleh Mardiasmo dan Bank Dunia yang disebutkan diatas dan sejalan dengan tuntutan reformasi yang berkaitan dengan aparatur Negara termasuk daerah adalah perlunya mewujudkan administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas, dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka menuntut penggunaan konsep Good Governance sebagai kepemerintahan yang baik, relevan dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Ide dasarnya sebagaimana disebutkan Tangkilisan adalah bahwa Negara merupakan institusi yang legal formal dan konstitusional yang menyelenggarakan pemerintahan dengan fungsi sebagai regulator maupun sebagai Agent of Change.
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa Good Governance awalnya digunakan dalam dunia usaha (corporate) dan adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen professionalnya, maka ditetapkan Good Corporate Governance. Sehingga dikenal prinsip-prinsip utama dalam Governance Corporate adalah: transparansi, akuntabilitas, fairness, responsibilitas, dan responsivitas.
Prinsip-prinsip Good Governance diatas cenderung kepada dunia usaha, sedangkan bagi suatu organisasi publik bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip tersebut lebih luas menurut UNDP melalui LAN yang dikutip Tangkilisan menyebutkan bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara Negara, sektor swasta atau privat dan masyarakat yang disusun dalam sembilan pokok karakteristik Good Governance, yaitu:
(20)
1. Partisipasi (Participation)
Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik secara langsung maupun intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara secara berpartisipasi secara konstruktif
2. Penerapan Hukum (Fairness).
Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak azasi manusia.
3. Transparansi (Transparency)
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.
4. Responsivitas (Responsiveness)
Lembaga-lembaga dan proses-proses kelembagaan harus mencoba untuk melayani setiap stakeholders.
5. Orientasi (Consensus Oreintation)
Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur
6. Keadilan (Equity)
Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan ataupun menjaga kesejahteraan mereka dan terlibat di dalam pemerintahan.
(21)
7. Efektivitas (Effectivness)
Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.
8. Akuntabilitas (Acoountability)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat sipil (civil society) bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.
9. Strategi visi (Strategic vision)
Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.
Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan penggunaan cara sungguh-sugguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders. Penerapan Good Governance kepada pemerintah adalah ibarat masyarakat memastikan mandat, wewenanang, hak dan kewajibannya telah dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Disini dapat dilihat bahwa arah ke-delapan dari Good Governance adalah membangun the professional government, bukan dalam arti pemerintah yang dikelola para teknokrat, namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional, yaitu mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan
(22)
yang mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas yang tinggi.
I.5.2 Kinerja Organisasi
I.5.2.1Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut
Chester I. Barnard (Sutarto, 1998:4) mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih”. James D. Mooney (Bryson, 1999:23) mengatakan bahwa : Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Dimock (1986:21) organisasi adalah organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
(23)
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams (1965:45)yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap Government, bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi
1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
2. Prinsip Skala Hirarkhi.
3. Prinsip Kesatuan Perintah.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
5. Prinsip Pertanggungjawaban.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
7. Prinsip Rentang Pengendalian.
8. Prinsip Fungsional.
9. Prinsip Pemisahan.
10..Prinsip Keseimbangan.
11. Prinsip Fleksibilitas
12. Prinsip Kepemimpinan.
I.5.2.2Pengertian Kinerja Organisasi
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Konsep kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of
(24)
accomplishtment (Supardi, 2002:21), Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Mengingat bahwa kinerja dari suatu organisasi itu adalah untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting.
Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator-indikator dan kriteria yang jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara : alternatif alokasi sumber daya yang berbeda; alternatif desain-desain organisasi yang berbeda; dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda (Bryson, 1995:34). Sekarang permasalahannya adalah kriteria apa yang digunakan untuk menilai organisasi.
Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai (Fynn, 1986, Jackson dan Palmer, 1992 dalam Bryson, 2002). Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena
(25)
hingga kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik.
Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi publik ini dikemukakan oleh Dwiyanto (1995: 1), “kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi swasta. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang berbenturan satu dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata para stakeholders juga menjadi berbeda-beda”.
Namun ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik (Dwiyanto, 1995) yaitu sebagai berikut:
a. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output.
b. Kualitas Pelayanan
Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.
c. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan
(26)
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit
Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi.Misalnya, untuk sebuah organisasi privat/swasta yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan sebelumnya adalah seberapa besar efisien pemanfaatan input untuk meraih keuntungan itu dan seberapa besar efective yang dilakukan untuk meraih keuntungan tersebut.
I.5.3 Pengaruh PenerapanGood Governance terhadap Kinerja Organisasi
Kantor Camat Medan Helvetia adalah salah satu lembaga pemerintahan yang berfungsi untuk melayani masyarakat dalam hal pelayanan publik.Dalam melayani masyarakat para pegawai dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan baik yakni kinerja organisasinya harus tinggi. Tercapainya kinerja organisasi kerja bukan saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut dengan good governance.
(27)
Pengelolaan dan pengendalian yang baik dari suatu organisasi dalam hal ini organisasi publik menyangkut pencapaian tujuan organisasi secara bersama-sama yaitu untuk menciptakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efisiensi, pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administrasi. Dengan pengertian lain good governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel oleh organisasi-organisasi pemerintahan seperti organisasi publik pemerintahan Kota Medan yang mencangkup kepemimpinan, struktur organisasi dan sumber daya manusianya.
Berdasarkan uraian diatas maka disebutkan bahwa apabila pemimpin organisasi public, struktur organisasi dan sumberdaya manusianya baik maka akan tercipta Good Governance yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu sendiri. Dengan demikian jelaslah pelaksanaan good governance akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, sehingga para stakeholders dalam hal ini masyarakat luas dapat merasa terpuaskan akan hasil kinerja dari organisasi tersebut.
I.6 Hipotesis
Hipotesa adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005:70)
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah ; 1. Hipotesis Alternatif (Ha) :
(28)
“Terdapat pengaruh antara penerapan prinsip-prinsipGood Governance terhadap Kinerja organisasi”.
2. Hipotesa Nihil (Ho) :
“Tidak terdapat pengaruh antara penerapan prinsip-prinsip Good Governance terhadap Kinerja organisasi”
I.7 Defenisi Konsep
Adapun konsep dari penelitian ini adalah :
a. Good Governance adalah.serangkaian proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut
b. Kinerja Organisasi adalah bentuk kerjasama diantara anggota organisasi yang dimana proses kerjasama tersebut mempunyai hubungan satu sama lainnya, dan juga untuk mencapai tujuan yang diingin dicapai bersama. I.8 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu penelitian.
1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Good Governance, yang diukur berdasarkan indikatornya yaitu :
a. Partisipasi Masyarakat(Participation)
b. Tegaknya Supremasi Hukum(Rule of the Law) c. Keterbukaan (Transparansi)
(29)
g. Efektifitas dan Efisiensi .
h. Pertanggung Jawaban (Akuntabilitas) i. Visi Strategis
j. Daya Tanggap ( Responsivenes )
2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi ,yang diukur berdasarkan indikatornya yaitu : :
a. Produktivitas. b. Kualitas Layanan c. Responsivitas. d. Responsibilitas
I.9 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secar singkat dapat diketahui sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional dan systematika penulisan
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan Sample teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik Analisis data.
(30)
Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang relefan dengan topik penelitian .
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini berisi hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.
(31)
BAB II
METODE PENELITIAN
II.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa Kuantitatif dengan maksud mencari pengaruh antara variable independent (X) dengan variable devenden (Y). Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.
II.2 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Camat Medan Helvetia. Hal ini berkaitan adanya keluhan atau permasalahan yang keluar dari masyarakat mengenai bagaimana tidak maksimalnya kinerja.
II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Kantor Camat Medan Helvetia yang berjumlah 30 orang.
(32)
II.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003:91). Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai refresentatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan popilasi.
Menurut Arikunto,bila populasi kurang dari 100 orang maka diambil keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen sampel atau lebih.Jadi disimpulkan bahwa tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik populasi yaitu menggunakan populasi yang ada menjadi sampel yang berjumlah 30 orang.
II.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Pengumpulan Data Primer
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dat primer tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Metode Angket (kuisioner)
Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagi alternative jawaban. Respondenya adalah pegawai Kantor Camat Medan Helvetia.
(33)
b. Metode Observasi
Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan focus penelitian..
b. Pengumpulan Data Skunder
Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui : a. Penelitian Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian.
b. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
II.5 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang akan digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :
1. Untuk alternative jawaban A diberi skor 5 2 Untuk alternative jawaban B diberi skor 4 c. Untuk alternative jawaban C diberi skor 3
(34)
d. Untuk alternative jawaban D diberi skor 2 e. Untuk alternative jawaban E diberi skor 1
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variable apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :
ilangan BanyaknyaB
ah SkorTerend ggi
SkorTertin
Maka diperoleh n = 0,80 5
1 5
Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variable yaitu :
Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.25 – 5.00 Skor untuk kategori tinggi = 3.43 – 4.23 Skor untuk kategori sedang = 2.62 – 3.42 Skor untuk kategori rendah = 1.81 – 2.61 Skor untuk kategori sangat rendah = 1.00 – 1.80 Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi , tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variable akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembangian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam kategori yang mana
(35)
II.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas dan variabel terikat. Adapun metode statistk yang digunakan adalah :
1) Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu alat ukur penelitian khususnya dalam pengumpulan data kuantitatif mengenai objek penelitian haruslah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Diantaranya terdapat dua kriteria yang mutlak dipenuhi, yakni reliabel dan valid. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya dalam hasil pengukurannya untuk tujuan penelitian.Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r table dengan r hitung.
Adapun kriteria penilaian uji validitas adalah:
a. Apabila r hitung > r table, maka item kuesioner valid. b. Apabila r hitung < r table, maka item kuesioner tidak valid
Sebuah instrumen dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen tersebut secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali pengukuran. Pengujian reliabilitas digunakan untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan dengan koefisienAlpha Cronbach.
(36)
Menurut Nunnally, dinyatakan bahwa “suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6”.
2) Koefisien Korelasi Product Moment
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variable bebas dan variable terikat (Sugiyono, 2005:193). Cara perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
rxy =
. ( )2
. ( )2
) )( ( .
2
2
N N N Keterangan:
r = koefisien korelasi x = variable bebas y = variable terikat n = jumlah sampel
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = o) berarti hubungan kedua variable yang diuji tidak ada.
b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +)berarti kenaikan nilai variable yang satu, diikuti nilai variable yang lain dan kedua variable memiliki hubungan positif.
c. Koefisien korelasi yang diperoleh negative (r = -) berarti kedua variable negative dan menunjukan meningkatnya variable yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.
(37)
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono {2005:214)
Tabel I. Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Dengan nilai r yang di peroleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternative dapat diterima.
3) Koofisien Determinant
Teknik ini di gunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai Koofisien Korelasi Product Moment (R) dan dikalikan 100%.
D = (rxy) x 100% Keterangan :
(38)
Rxy = koefisien Korelasi Product Moment.antara x dan y
4) Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistic t dengan rumus :
2
2 r t
n r t
(Sutrisno Hadi, 2001:365)
Kriteria pengujian adalah :
- Jika harga thitung ttabel maka hipotesis alternative ditolak
- Jika harga thitung ttabelmaka hipotesis alternative diterima
5) Uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikasi F hitung dengan ketentuan:
- Jika signifikasithitung ttabel maka H1 diterima
- Jika signifikasi thitung ttabel maka H1 ditolak
6) Uji Regresi
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
(39)
Dengan kata lain, regresi linier sederhana adalah koefisien yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada variabel Y jika variabel X berubah 1 satuan. Analisis regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variable independen (X) terhadap variable dependen (Y) .
Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan jika bernilai negatif)
(40)
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN MEDAN HELVETIA
1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Helvetia
Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan memiliki luas 1.156,147 Hadanmerupakan pecahan dari Kecamatan Medan Sunggal.
Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu melalui proses Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tanggal 05 Pebruari 1991 dan Keputusan Walikota Medan Nomor : 138/595/SK/1991 tanggal 20 Maret 1991 dirubah namanya menjadi Perwakilan Kecamatan Medan Helvetiadan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 1991 didevinitifkan menjadi kecamatan Medan Helvetia yang diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1991 yang terdiri atas 7 (tujuh) Kelurahan yaitu : Kelurahan Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwi Kora, Cinta Damai, Tanjung Gusta dan Sei Sikambing C-II.
Adapun kantornya telah menempati bangunan permanen yang terletak di Jalan Beringin X No 2 Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia dengan luas tanah± 1.800 m2 dan luas bangunan 375 m2 dan dibangun atas bantuan partisipasi pihak ketiga/masyarakat yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 04 Juni 1992.
(41)
Sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Helvetia dari tahun 1991 sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat.Daftar nama Camat yang pernah memimpin di Kecamatan Medan Helvetia sejak mulai terbentuk hingga sekarang adalah :
Tabel 1
Nama Camat yang Memimpin Kecamatan Medan Helvetia Dari Tahun 1991 - Sekarang
No Nama Pejabat Masa Bakti
1 NURHANA SIAGIAN BA 1991 – 1997
2 Drs. ZAINAL AZHAR 1997 – 2001
3 Drs. SAID CHAIDIR 2001 – 2003
4 Dra. SITI MAHRANI HASIBUAN 2003 – Desember 2009 5 M. REZA HANAFI S.STP.M.AP 2009 –2012
6 ARRAHMAAN PANE, S.STP. MAP
2012 – 2013
7 DRS. EDI MULIA MATONDANG 2013 – Sekarang
2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Helvetia
Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Helvetia adalah :
- Sebelah Utara : Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Sunggal
(42)
- Sebelah Timur : Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah - Sebelah Barat :Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang
Kecamatan Medan Helvetia terbagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan dan 88 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Helvetia adalah 1.156,147 Ha.
Berikut ini kami tampilkan Tabel Kelurahan, Lurah, Luas Lahan dan Jumlah Lingkungan di Kecamatan Medan Helvetia hingga saati ini, yaitu:
(43)
Tabel 2
Nama Kelurahan, Lurah, Luas Lahan dan Jumlah Kepala Lingkungan Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012
No Kelurahan Nama Lurah
Luas wilayah (Ha)
Lingkungan
1 Helvetia RAMADHANI SINULINGGA,
S.STP
125 12
2 Helvetia Tengah SYAHRUL EFFENDI LUBIS 150 22 3 Helvetia Timur HASANAL HARIS HRP, S.STP 182,25 13
4 Tanjung Gusta DRS. H. AMINULLAH
BATUBARA
220 7
5 Cinta Damai SUBIATNO. SE 180 8
6 Dwi Kora KASRUDDIN HASIBUAN, S.Sos 200 12
7 Sei Sikambing C-II
RAHMADSYAH ZEGA, S.Sos 98,90 14
(44)
Salah satu faktor penting di wilayah Kecamatan Medan Helvetia secara geografis juga berbatasan dengan wilayah Kabupaten Deli Serdang dan ini adalah letak yang sangat strategis yaitu merupakan pintu masuk dan keluar dari wilayah Deli Serdang maupun Kota Binjai.
3. Kependudukan
Data penduduk merupakan salah satu data pokok dalam perencanaan pembangunan karena penduduk merupakan objek dan subjek dalam pembangunan.
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun 2008 ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Helvetia dari tahun – tahun sebelumnya. Pada bulan Desember tahun 2012 jumlah penduduk yang teregritasi berjumlah 191,475 jiwa yang terdiri dari laki-laki 96,060jiwa dan perempuan 95,415 jiwa.
0 50 100 150 200 250
125
182.25
182 180
200
98.98
99
L
u
as
(Ha)
(45)
Berikut ini grafik perkembangan penduduk Kecamatan Medan Helvetia dari Tahun 2008, 2009, 2010, dan 2012.
Tabel 3
Keadaan Penduduk Kecamatan Medan HelvetiaTAHUN 2012
Sumber : data Kecamatan Medan Helvetia
140.000 150.000 160.000 170.000 180.000 190.000 200.000
2009 2010 2011 2012
163.279 172.671
183.127
191475
Jum
lah
Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2008 - 2012
95415
96060
(46)
b. Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil pendataan penduduk Tahun 2012 bahwa jumlah tenaga kerja (>10 Tahun) mencapai 163.450 orang sedangkan angkatan kerja untuk Kecamatan Medan Helvetia mencapai 152.761 orang dan bukan angkatan kerja 10.689 orang pada tahun 2012.Berikut ini grafik jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Medan Helvetia pada tahun 2012.
c. Agama
Mayoritas penduduk di Kecamatan Medan Helvetia ini pada tahun 2012.
Islam 125.518 jiwa (65,47%),
Protestan 54.415 jiwa (28,51%),
Katolik 6.352 jiwa (3,46%),
Hindu 516 jiwa (0,26%),
0,24%
8,95%
35,69% 0,12%
0,29%
0,16% 54,55%
(47)
Budha 3.771 jiwa (2.31%),
Berikut ini Grafik persentase penduduk berdasarkan agama di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012.
Kecamatan / Kelurahan Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghuchu Aliran Kepercayaan MEDAN
HELVETIA
HELVETIA 12394 7952 726 12 34 0 0
HELVETIA TENGAH
23960 15809 1662 45 257 0 0
HELVETIA TIMUR
21712 7196 712 56 1020 0 0
TANJUNG GUSTA
20225 7201 694 54 48 0 0
CINTA DAMAI
11068 10176 1365 114 1890 0 0
DWIKORA 21310 4385 820 53 892 0 0
SEI
SIKAMBING C II
14849 1696 373 182 533 0 0
Jumlah per Kecamatan
125518 54415 6352 516 4674 0 0
(48)
Fasilitas Rumah Ibadah di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012
No Rumah Ibadah Jumlah Keterangan
1 MESJID 51
2 MUSHOLLA 20
3 GEREJA 31
4 PURA -
JUMLAH 102
d. Etnis
Penduduk Kecamatan Medan Helvetia cukup heterogen, terbukti dengan banyaknya suku/etnis yang hidup dan tinggal di wilayah Kecamatan Medan Helvetia ini. Adapun suku bangsa yang terbesar adalah:
Suku Jawa 56.267 jiwa (34.42%),
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
(49)
Suku Tapanuli Utara 42952 jiwa (26,28%), Suku Mandailing 14813 jiwa (9,06 %), Suku Melayu 12876 jiwa ( 7,88 %),
Suku Karo 10511 jiwa (6,43 %),
Suku Aceh 8899 jiwa (5,44 %),
Suku Minang 8745 jiwa (5,35 %),
Suku Dairi 3780 jiwa (2.31 %),
Dan suku lainnya sebesar 2.82%. 4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Di dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, Camat Kecamatan Medan Helvetia selalu berpedoman kepada Tugas dan Fungsi serta Visi dan Misi yang ada.
a) Tugas Pokok dan Fungsi
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5.
Camat mempunyai fungsi :
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.
3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.
(50)
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan.
6. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.
7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b) Visi dan Misi Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan oleh Kantor Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen dilingkungan kantor Kecamatan Medan Helvetia.
Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Medan Helvetiadalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:
(51)
MEWUJUDKAN KECAMATAN MEDAN HELVETIA SEBAGAI MINIATUR KOTA MEDAN YANG BERDAYA SAING, NYAMAN, PEDULI, DAN SEJAHTERA
Miniatur Kota Medan yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera mengandung makna bahwa seluruh masyarakat Medan Helvetia mampu menghadapi tantangan globalisasi di tengah-tengah masyarakat luas serta mampu menciptakan kenyamanan lingkungan sekitarnya walaupun masyarakat Kecamatan Medan Helvetia terdiri dari berbagai macam ragam suku etnis dan agama serta tingginya kepedulian kepada sesama tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya sehingga tercipta kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Medan Helvetia.
Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang telah ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Kecamatan Medan Helvetiamenjabarkannya dalam beberapa Misi yang akan dilaksanakan selama periode Renstra Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif.
(52)
c) Struktur Organisasi
Daftar Nama Pegawai pada Kantor Camat Medan Helvetia Tahun 2014
NO Nama Jabatan/Pangkat/Golongan
1 DRS. EDI MULIA
MATONDANG/ 19690114 199009 1 001
CAMAT/Pembina
2 SUSI AGUSTINA, S.Sos/ 19690823 198903 2 002
SEKRETARIS CAMAT/ Pembina – IV/a
3 ERWIN SALEH, S.STP/
19830324 200212 1 001
KASI PEMERINTAHAN/ Penata TK I - III/d
4 ABDILLAH HARJA PURBA,
S.STP, Msi/ 19830714 200112 1 001
KASI KESSOS/ Penata - III/c
5 E R W I N/
19601031 198101 1 001
KASI TRANTIB/ Penata - III/c
6 UNTUNG S MANURUNG,
S.Sos/
19770709 199803 1 002
KASI. PMK/ Penata - III/c
7 MUHAMMAD LUDFI, ST/
19740606 200903 1 004
KASUBBAG UMUM/ Penata Muda TK I -III/b
8 NORA SONDANG, SH/
19820610 200604 2 007
KASUBBAG PENRAM/ Penata - III/c
(53)
9 MUHAMMAD RIDHOI PURBA/
19820508 200902 1 007
KASUBBAG KEUANGAN/ Penata Muda – III/a
10 TIROSMA SILITONGA, SE/ 19701111 199403 2 002
BENDAHARA/ Penata - III/c
11 FAJARUDDIN, S.Sos/
19590221 199007 1 001
STAF KECAMATAN/ Penata TK I - III/d 12 MUHAMMAD HAFIZ, S.Sos/
19691111 198903 1 004
STAF KECAMATAN/ Penata TK I - III/d 13 SYSCA ULI ARTHA HSB,
S.STP,M,SP/ 19810407 200012 2 001
STAF KECAMATAN/ Penata - III/c
14 AMIR SAID/
19640304 198712 1 001
STAF KECAMATAN/ Penata Muda TK I -III/b
15 SOFYAN/
19680929 199007 1 001
STAF KECAMATAN/ Penata Muda TK I -III/b
16 SEPTIKA EKA
RAHAYU,S.Psi/ 19860901 201001 2 018
STAF KECAMATAN/ Penata Muda – III/b
17 MUHAMMAD ARSAD LUBIS/
19720101 200801 1 003
STAF TRANTIB/ Penata Muda – III/a
18 ZULFIKAR, Amd/
19751224 201001 1 008
STAF KESSOS/ Pengatur Tk I– II/d
(54)
19730912 200701 2 006 Pengatur Muda TK I - II/b
20 DIANA VIERA/
19720525 200701 2 029
BENDAHARA PENYEDIAAN BARANG/
Pengatur Muda TK I - II/b
21 SUPRIN TURNIP/
19821012 201001 1 017
STAF TRANTIB/ Pengatur Muda Tk I- II/b
22 MUHAMMAD FADLI/
19880721 201112 2 001
STAF TRANTIB/ Pengatur Muda - II/a 23 EVI BEATRIC DEWI ZEBUA/
19880721 201112 2 001
STAF KECAMATAN/ Pengatur Muda - II/a
24 R. DEDI HANDOKO/
19781128 200701 1 023
STAF TRANTIB/ Juru TK I - I/d
25 ABDULLAH/
19620615 200701 1 019
STAF TRANTIB/ Juru Muda TK I - I/b
26 SUPRIYADI HONORER
27 HARTONO HONORER
28 ADRIAN SINAGA HONORER
29 RUDY HASIBUHUAN HONORER
30 SITI NURJANNAH
HARAHAP
(55)
BAB IV
PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Data Identitas Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada pegawai Kantor Camat Medan Helvetia dengan cara menggunakan kuesioner pada responden sebanyak 30 orang, maka diperoleh sejumlah data. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh melalui kuesioner tersebut, di bawah ini disajikan data dalam tabel-tabel distribusi yang kemudian didistribusikan sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi
1 2
Pria Wanita
21 9
70% 30%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Pada tabel diatas terlihat bahwa responden pria berjumlah 21 orang (70%) dan responden wanita berjumlah 9 orang (30%).
(56)
2. Umur
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur
NO Usia Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
19-26 Tahun 27-34 Tahun 35-42 Tahun 43-50 Tahun >51 Tahun
10 5 12
1 2
33,3% 16,7% 40% 3,3% 6,7%
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden berumur 19 - 26 tahun berjumlah 10 orang (33,3%). Berumur 27 - 34 tahun berjumlah 5 orang (16,7%), berumur 35 - 42 tahun berjumlah 12 orang (40%), berumur 43 - 50 tahun berjumlah 1 orang (3,3%) dan berumur diatas 51 tahun 2 orang (6,7%).
(57)
3. Pendidikan
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
SLTP SLTA D3
S1 S2
- 6 4 18
2
- 20% 13,3%
60% 6,7%
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Pada tabel diatas terlihat bahwa responden yang berpendidikan SLTP berjumlah 0 orang (0%) responden yang berpendidikan SLTA berjumlah 6 orang (20%) responden yang berpendidikan D3 berjumlah 4 orang (13,3%) dan yang berpendidikan S1 berjumlah 18 orang (60%) dan responden yang berpendidikan S2 berjumlah 2 orang (6,7%).
(58)
4. Masa Kerja
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Masa Kerja
NO Masa Kerja Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
0-5 Tahun 6-10 Tahun 11-15 Tahun 16-20 Tahun\ >21 Tahun
15 5 6 3 1
50% 16,7%
20% 10% 3,3%
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Dari data diatas dapat dilihat bahwa masa kerja responden yang bekerja selama 0-5 tahun sebanyak 15 orang (50%),masa kerja responden selama 6-10 tahun sebanyak 5 orang (16,7%), masa kerja responden 11-15 tahun sebanyak 6 orang (20%), masa kerja responden 16-20 tahun sebanyak 3 orang (10%) dan masa kerja lebih dari 21 tahun sebanyak 1 orang (3,3%).
(59)
B. Tabel Jawaban Responden
B.1. Good Governance ( Variabel X ) Tabel 5
Jawaban Responden Tentang Kantor Camat Memberikan Informasi Secara Jelas dan Akurat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Jelas Jelas Cukup Jelas Kurang Jelas
Tidak Jelas
6 18
5 1 -
20% 60% 16,7%
3,3 -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat jelas berjumlah 6 orang (20%) yang menjawab jelas berjumlah 18 orang (60%) yang menjawab cukup jelas berjumlah 5 orang (16,7%) dan yang menjawab kurang jelas 1 orang (3,3%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat keterakuratan dan kejelasan dalam memberikan infomasi kepada pegawai tergolong baik.
(60)
Tabel 6
Jawaban Responden Tentang Peraturan atau Kebijakan Tertulis Yang Diungkapkan Oleh Kantor Camat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik
3 14 13 - -
10% 46,7% 43,3%
- -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat baik berjumlah 3 orang (10%) yang menjawab jelas berjumlah 14 orang (46,7%) dan yang menjawab cukup jelas berjumlah 13 orang (43,3%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat peraturan atau kebijakan yang dikomunikasikan kepada pegawai tergolong baik.
(61)
Tabel 7
Jawaban Responden Tentang penerapan hukum dan penghargaan yang diberikan Kantor Camat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Selalu Sering Kadang-kadang
Jarang Sekali Tidak Pernah
6 23
1 - -
20% 76,7%
3,3% - -
TOTAl 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab selalu berjumlah 6 orang (20%) yang menjawab sering berjumlah 23 orang (76,7%) dan yang menjawab kadang-kadang berjumlah 1 orang (3,3%). Maka dapat dikatakan bahwa tingkat penerapan hukum dan penghargaan kepada pegawai bersifat sering.
(62)
Tabel 8
Jawaban Responden Tentang ketetapan struktur organisasi yang diberikan Kantor Camat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Jelas Jelas Cukup Jelas Kurang Jelas
Tidak Jelas
5 17
7 1 -
16,7% 56,7% 23,3
3,3 -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat jelas berjumlah 5 orang (16,7%) yang menjawab jelas berjumlah 17 orang (56,7%) yang menjawab cukup jelas berjumlah 7 orang (23,35) dan yang menjawab kurang jelas berjumlah 1 orang (3,3%). Maka dapat dikatakan bahwa pengkomunikasian kepada pegawai mengenai ketetapan struktur organisasi jelas.
(63)
Tabel 9
Jawaban Responden Tentang keterlibatan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Selalu Sering Kadang-kadang
Jarang Sekali Tidak Pernah
5 17
7 1 -
16,7% 56,7% 23,3% 3,3%
-
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab selalu berjumlah 5 orang (16,7%) yang menjawab sering berjumlah 17 orang (56,7%) yang menjawab kadang-kadang berjumlah 7 orang (23,3%) dan yang menjawab jarang sekali berjumlah 1 orang (3,3%) . Maka dapat dikatakan bahwa tingkat keterlibatan pegawai terhadap pembuatan keputusan dan kebijakan bersifat sering. Pegawai sering dilibatkan dalam pembuatan kebijakan dan keputusan yang akan dibuat.
(64)
Tabel 10
Jawaban Responden Tentang kebebasan memberikan saran dan berpendapat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Bebas Bebas Cukup Bebas Kurang Bebas
Tidak Bebas
4 18
7 1 -
13,3% 60% 23,3%
3,3% -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat bebas berjumlah 4 orang (13%) yang menjawab bebas berjumlah 18 orang (60%) yang menjawab cukup bebas berjumlah 7 orang ( 23,3%) dan yang menjawab kurang bebas berjumlah 1 orang (3,3%) . Maka dapat dikatakan bahwa pegawai bebas dalam memberikan saran dan berpendapat .
(65)
Tabel 11
Jawaban Responden Tentang tanggung jawab kepada setiap seksi yang diberikan Kantor Camat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Jelas Jelas Cukup Jelas Kurang Jelas
Tidak Jelas
5 19
2 4 -
16,7% 63,3% 6,7% 13,3%
-
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat jelas berjumlah 5 orang (16,7%) yang menjawab jelas berjumlah 19 orang (63,3%) yang menjawaba cukup jelas berjumlah 2 orang (6,7%) dan yang menjawab kurang jelas berjumlah 4 orang (13,3%). Maka dapat dikatakan Kantor Camat jelas dalam memberikan tanggung jawab kepada setiap seksi .
(66)
Tabel 12
Jawaban Responden Tentang pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan Kantor Camat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
SangatMemahami Memahami CukupMemahami Kurang Memahami
Tidak Memahami
3 13 13 1
-
10% 43,3% 43,3%
3,3 -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat memahami berjumlah 3 orang (10%) yang menjawab memahami berjumlah 13 orang (43,3%) yang menjawab cukup memahami berjumlah 13 orang (43,3%) dan yang menjawab kurang memahami berjumlah 1 orang (3,3%) .
(67)
Tabel 13
Jawaban Responden Tentang keaktifan dalam menanggapi keluhan dan kebutuhan masyarakat
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Tidak Aktif
1 22
5 2 -
3,3% 73,3% 16,7% 6,7%
-
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat aktif berjumlah 1 orang (3,3%) yang menjawab aktif berjumlah 22 orang (73,3%) yang menjawab cukup aktif berjumlah 5 orang (16,7%) dan yang menjawab kurang aktif berjumlah 2 orang (6,7%) .Maka dapat dikatakan bahwa pegawai aktif dalam menanggapi keluhan dan kebutuhan masyarakat.
(68)
Tabel 14
Jawaban Responden Tentang penerapan peraturan yang dilakukan pimpinan kepada setiap pegawai
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik
2 24
4 - -
6,7% 80% 13,3%
- -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat baik berjumlah 2 orang (6,7%) yang menjawab baik berjumlah 24 orang (80%) dan yang menjawab cukup baik berjumlah 4 orang (13,3%) .Maka dapat dikatakan bahwa pimpinan baik menerapkan peraturan kepada pegawai Kantor Camat.
(69)
B.2. Kinerja Organisasi ( Variabel Y ) Tabel 15
Jawaban Responden Tentang pencapaian kerja terhadap program kerja
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
5 23
2 - -
16,7% 76,7% 6,7%
- -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat sesuai berjumlah 5 orang (16,7%) yang menjawab sesuai berjumlah 23 orang (76,7%) dan yang menjawab cukup sesuai berjumlah 2 orang (6,7%). Maka dapat dikatakan bahwa pencapaian kinerja pegawai sesuai dengan program kerja yang ada di Kantor Camat.
(70)
Tabel 16
Jawaban Responden Tentang pencapaian kerja sesuai standart yang telah ditetapkan
No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 2 3 4 5
Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
6 22
2 - -
20% 73,3%
6,7% - -
TOTAL 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat sesuai berjumlah 6 orang (20%) yang menjawab sesuai berjumlah 22 orang (73,3%) dan yang menjawab cukup sesuai berjumlah 2 orang (6,7%) . Maka dapat dikatakan bahwa pencapaian kinerja pegawai sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh Kantor Camat.
(1)
Selanjutnnya, pada gambar P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(2)
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Governance terhadap kinerja organisasi pada Kantor Camat Medan Helvetia Kota Medan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji korelasi memperlihatkan bahwa semua variabel independen yaitu Prinsip-Prinsip Good Governance memiliki hubungan yang sangat kuat dengan variabel dependen yaitu kinerja organisasi. Pelaksanaan prinsip-prinsip good governance mempunyai pengaruh positif terhadap efektifitas kinerja organisasi pada kantor Camat Medan Helvetia.Ini berarti bahwa semakin baik pelaksanaan prinsip-prinsip goodgovernance maka semakin baik pula efektifitas kerja yang ditunjukkan oleh pegawai di Kantor CamatMedan Helvetia.Dengan kata lain apabila salah satu variabel mengalami peningkatan maka variabel lain yang berkorelasi juga mengalami peningkatan.
2. Kemudian untuk efektifitas kerja organisasi dikantor Camat Medan Helvetia telah berjalan dengan sangat baik. Namun hendaknya aparat kantor untuk mempertahankan atau lebih meningkatkan kinerja dan tanggung jawab didalam penyelenggaraan pelayanan public.
3. Berdasarkan uji rxy terhadap data menunjukkan bahwa “Ada pengaruh positif prinsip-prinsip Good Governance terhadap Kinerja Organisasi”. Pernyataan tersebut diutarakan karena melihat hasil dari r hitung lebih
(3)
besar dari pada r tabel dan pengaruh prinsip-prinsip Good Governance terhadap Kinerja Organisasi berada pada kategori sangat kuat. Dengan demikian hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada pengaruh prinsip-prinsip Good Governance terhadap kinerja organisasi dapat diterima. 4. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (D)dengan demikian,
besarnya pengaruh prinsip-prinsip Good Governance terhadap kinerja organisasi adalah 65,2%. Dengan kata lain, sebesar 65,2% keberadaan kinerja organisasi dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip Good Governance sisanya sebesar 34,8% disebabkan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
5. Berdasarkan uji-t terhadap data menunjukan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya pengaruh positif antara prinsip-prinsip Good Governance terhadap Kinerja Organisasi diterima. Hal ini didasarkan pada hasil t hitung lebih besar dari t tabel (7,240>2,069).
(4)
VI.2 Saran
Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap kinerja organisasi,maka terdapat beberapa saranyang penulis kemukakan sebagai bahan masukan dalam peningkatan efektivitas kantor Camat Medan Helvetia yaitu sebagai berikut:
1. Hendaknya kantor Camat Medan Helvetia mempertahankan atau lebih mengoptimalkan pelaksanaan good governance dengan demikian pelayanan yang diberikan akan lebih berkualitas.
2. Untuk meningkatkan kinerja organisasi hendaknya Kantor Camat Medan Helvetia agar dapat lebih memberlakukan sistem reward and punishment dengan sangat konsisten agar setiap pegawai nantinya dapat termotivasi untuk bekerja lebih baik dan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam bekerja. Kemudian, sistem ini juga harus diketahui oleh semua pegawai sehingga semua pihak ikut serta dalam melakukan yang terbaik bagi Kantor Camat .
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, Jhon, 1995, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Effendi, Sofian. 1996. Membangun Martabat Manusia; Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Nugroho. T. Rianto. 2004. Kebijakan Publik, Formulas, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia.
Mardiasmo, 2002, Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta : Andy Offset.
Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi, 1993, Metode Penelitian Survai, Jakarta Setyawan, Dharma, 2004, Manajemen Pemerintahan Indonesia, Jakarta :
Djambatan.: LP3ES.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Admiistrasi, Bandung : Alfabeta.
Sutarto, 1998, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gajah Mada university Press.
Supardi , 2002, Dasar-Dasar Perilaku Organisasi, UII Press,Yogjakarta Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grassindo. Wahab, Solihin Abdul. 2002. Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rieneka Cipta Buletin Informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan Tata Pemerintahan di
Indonesia (Partnership for governance Reform in Indonesia). 2000.
https://docs.google.com/good_governance.pdf+Buletin+Informasi+Program
+Kemitraan+untuk+Pembaharuan+Tata+Pemerintahan+di+IndonesiaDiakse
s pada tanggal 06 Agustus 2014.
(6)
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014
Williams, A.M, 1965, Organization of Canadian Government Administration, Yogyakarta, Pusataka Pelajar.