Berdasarkan Tabel 13, atapulgit dan arang aktif mampu menyerap α-
tokoferol. Hal ini dikarenakan atapulgit mampu menyerap molekul lain seperti α-tokoferol yang berbobot molekul rendah dan hidrofobik, sedangkan arang
aktif cenderung menyerap molekul lain yang berantai lebih lurus seperti α-
tokoferol dibandingkan -karoten. α-tokoferol cukup tahan terhadap panas
dibandingkan -karoten. Kehilangan
α-tokoferol selama proses adsorpsi sebagian besar disebabkan karena oksidasi. Hal ini disebabkan
α-tokoferol merupakan antioksidan sehingga mudah dioksidasi, terutama dengan adanya
oksigen pada suhu tinggi. Dari Tabel parameter kualitas terlihat bahwa arang aktif mempunyai daya adsorpsi yang lebih baik dibandingkan atapulgit.
Pada olein, semakin tinggi suhu reaksi, semakin menurunkan nilai konsentrasi
-karoten, membuat nilai asam lemak bebas menurun dibandingkan Tabel 7. Kadar asam lemak bebas pada olein setelah proses
adsorpsi sebesar 3.67 persen pada atapulgit dan 2.97 persen pada arang aktif. Hal ini disebabkan adanya penjerapan asam lemak bebas dalam adsorben
sehingga kadar asam lemak bebas dalam olein menurun. Indeks bias menunjukkan bobot molekul, banyaknya ikatan rangkap dan panjang rantai
karbon dalam olein hasil adsorpsi. Nilai indeks bias ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kadar asam lemak bebas, proses oksidasi dan suhu. Nilai
indeks bias pada olein setelah proses adsorpsi meningkat dibandingkan Tabel 7 sebesar 1.4622. Nilai indeks bias dari olein akan meningkat dengan
menurunnya kadar asam lemak bebas, ini berarti olein setelah proses adsorpsi dengan kadar asam lemak bebas rendah akan mempunyai nilai indeks bias
yang lebih tinggi.
F. KEMAMPUAN DESORPSI Β-KAROTEN DARI ADSORBEN
Proses desorpsi diperlukan untuk melepaskan komponen yang teradsorp di dalam adsorben ke dalam pelarut. Kemampuan berbagai pelarut seperti
heksan, isopropanol dan etanol dalam mengelusi -karoten dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Proses Desorpsi
60 ºC, 171 menit Jumlah
β-karoten Terdesorpsi [] Jenis Adsorben
Heksana Isopropanol Etanol
Atapulgit 3.29 6.17
21.71 Arang Aktif
0.34 0.52
2.28
Ikatan -karoten dan gugus siloksan pada atapulgit merupakan ikatan yang lemah, sehingga ikatan tersebut dengan mudah terlepas pada saat proses
elusi. Pelarut non polar merupakan pelarut yang baik bagi -karoten yang merupakan senyawa non polar. Senyawa non polar akan lebih mudah terelusi
dengan pelarut yang non polar. Hal ini sesuai dengan prinsip like dissolved like
yaitu komponen tertentu akan mudah larut dalam pelarut yang polaritasnya hampir sama. Pada hasil proses desorpsi, pelarut heksana
mendesorpsi 3.29 persen -karoten pada atapulgit dan 0.34 persen pada arang aktif. Heksana merupakan pelarut non polar sehingga baik dalam mengelusi -
karoten pada kedua adsorben. Pelarut isopropanol mendesorpsi 6.17 persen - karoten pada atapulgit dan 0.52 persen pada arang aktif. Nilai yang cukup
besar ini dikarenakan isopropanol merupakan pelarut semi polar, sehingga lebih cenderung mengelusi
α-tokoferol dan masih memungkinkan untuk mengelusi -karoten disamping terelusinya zat warna lain dengan kepolaran
yang sama. Persentasi desorpsi pelarut etanol memberikan nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar 21.71 persen pada atapulgit dan 2.28 persen pada arang
aktif.. Etanol merupakan pelarut polar sehingga ada kemungkinan melarutkan komponen
α-tokoferol, pigmen dan trace metals yang memiliki kepolaran yang sama dilarutkan oleh etanol. Arang aktif lebih sukar didesorpsi
dibandingkan atapulgit. Hal ini dikarenakan pelarut itu sendiri diadsorpsi kuat sekali, sehingga penjerapan pelarut ini membuat warna pelarut menjadi lebih
pekat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kondisi kesetimbangan diperoleh berdasarkan penurunan nilai konsentrasi -karoten selama proses adsorpsi olein sawit kasar untuk ketiga
suhu reaksi. Semakin tinggi suhu reaksi, pada atapulgit maka konsentrasi - karoten dalam fase padat atau atapulgit meningkat sedangkan konsentrasi -
karoten dalam arang aktif menurun. Waktu yang dicapai pada atapulgit dan arang aktif untuk mencapai kesetimbangan pada suhu reaksi yang tinggi lebih
cepat dibandingkan pada suhu reaksi yang rendah. Nilai kesetimbangan konsentrasi -karoten dalam olein menggunakan
atapulgit untuk masing-masing suhu reaksi 40, 50 dan 60ºC adalah 249 μgml,
264 μgml dan 210 μgml;sedangkan untuk arang aktif pada masing-masing
suhu reaksi 40, 50 dan 60ºC adalah 45 μgml, 60 μgml dan 85 μgml. Waktu
dicapainya nilai konsentrasi -karoten dalam olein menggunakan atapulgit untuk masing-masing suhu reaksi 40, 50 dan 60ºC adalah 33, 31 dan 25 menit,
sedangkan untuk arang aktif adalah 22, 22 dan 19 menit. Nilai konstanta laju reaksi pada ketiga suhu reaksi menggunakan
atapulgit adalah 2.31X10
-7
, 4.94X10
-5
, 7.82X10
-5
, sedangkan untuk arang aktif adalah 3.10X10
-4
, 1.29 X10
-4
, 6.16X10
-3
[ml g
-1
]. Nilai energi aktivasi pada kondisi tersebut adalah 62.04 kcalmol untuk atapulgit dan 30.45 kcalmol
untuk arang aktif.
B. SARAN
Perlu dilakukan modifikasi reaktor yang dapat mencegah proses oksidasi. Selain itu, perlu diupayakan proses desorpsi yang mampu mengelusi
- karoten secara optimal dengan mempertimbangkan faktor suhu dan waktu.