anorganiknya tidak dan biasanya itulah yang disebut abu Winarno 2008. Kandungan lemak dan protein dari ubur-ubur cukup tinggi dan berpotensi untuk
dapat diolah menjadi bahan baku uang kaya gizi melalui proses diversifikasi yang tepat serta dapat dijadikan komoditas ekspor yang dijadikan sumber devisa
Lovett 1981 dalam Imre dan Saghk 1997.
2.3 Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform atau eter. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol yang merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme.
Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: 1 lipid netral, 2 fosfolipida, 3 spingolipid dan 4 glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat
di alam Suhardi et al. 2007. Lipid berasal dari bahasa Yunani,
“Lipos” yang berarti lemak yang merupakan segolongan besar senyawa yang tidak larut air yang terdapat di alam.
Lipid berperan penting sebagai 1 komponen struktural membran; 2 lapisan pada beberapa jasad; 3 energi cadangan; 4 komponen permukaan sel yang berperan
dalam proses interaksi antara sel dengan senyawa kimia di luar sel, seperti dalam proses kekebalan jaringan, dan 5 sebagai komponen dalam proses pengangkutan
melalui membran Grosch 1999. Kelompok-kelompok lipida dapat dibedakan berdasarkan struktur kimia
tertentu. Kelompok-kelompok lipida tersebut Suhardi et al. 2007, yaitu: 1
Kelompok trigliserida, yaitu lemak, minyak dan asam lemak 2
Kelompok turunan asam lemak 3
Fosfolipida dan serebrosida 4
Sterol-sterol dan steroida 5
Karetenoida 6
Kelompok lipida lain
2.4 Lemak
Lemak didefinisikan sebagai komponen makanan yang tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik Pomeranz dan Meloan 2002. Definisi lain
mengenai lemak ialah suatu molekul yang disintesis oleh sistem biologis yang memiliki rantai alifatik hidrokarbon yang panjang sebagai struktur utamanya,
dapat bercabang dan tidak bercabang, dapat membentuk cincin karboksilat dan dapat mengandung rantai tak jenuh Davenport dan Johnson 1971.
Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak ini merupakan sumber energi
paling tinggi yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama
Almatsier 2006. Suatu molekul lemak tersusun dari satu hingga tiga asam lemak dan satu gliserol. Gliserol adalah alkohol trihidrat, yaitu mempunyai tiga gugus
hidroksil Gaman dan Sherrington 1992. Struktur lemak berdasarkan jumlah asam lemak yang terdapat pada gugus gliserol ditunjukkan pada Gambar 2.
HO-CH CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 7
COO CH
2
HO CH HO CH CH
3
CH2
14
COO CH CH
3
CH
2 14
COO CH
2
a monogliserida b digliserida
CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 7
COO CH
2
CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 7
COO CH CH
3
CH
2 14
COO CH
2
c trigliserida Gambar 2 Struktur kimia lemak berdasarkan jumlah gliserida
2.5 Asam Lemak
Asam lemak merupakan komponen rantai panjang yang menyusun lipid. Asam lemak adalah asam organik yang mempunyai atom karbon 4-24, memiliki
gugus karboksil tunggal dan ujung hidrokarbon nonpolar yang panjang menyebabkan hampir semua lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak
berminyak atau berlemak Davenport and Johnson 1971. Penamaan asam lemak berdasarkan pada jumlah atom karbon dan posisi ikatan tak jenuh dari gugus
karboksilnya Lobb 1992. Asam lemak dapat dibedakan berdasarkan tingkat kejenuhan, yaitu asam
lemak jenuh saturated fatty acid SAFA dan asam lemak tak jenuh unsaturated
fatty acid. Asam lemak jenuh memiliki titik cair lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh dan merupakan dasar dalam menentukan sifat fisik lemak dan minyak.
Lemak yang tersusun oleh asam lemak tak jenuh akan bersifat cair di suhu kamar, sedangkan lemak yang tersusun oleh asam lemak jenuh akan berbentuk padat.
Asam lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh tunggal Monounsaturated fatty acidMUFA.
Perbedaan antara asam lemak tidak jenuh dan asam lemak jenuh juga terdapat pada ikatan rangkapnya. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan
rangkap antar karbonnya sedangkan asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan rangkap karbon CH=CH Ackman 1994. Keberadaan ikatan rangkap dalam
struktur asam lemak mengakibatkan adanya perbedaan konfigurasi. Bila ikatan rangkapnya terletak pada sisi yang sama dengan gugus hidrogen maka disebut
konfigurasi cis, sedangkan apabila ikatan rangkapnya terletak di sisi yang berlawanan maka disebut sebagai konfigurasi trans. Asam lemak konfigurasi trans
dapat memberikan resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Asam lemak tak jenuh yang ideal adalah asam lemak yang berkonfigurasi cis, biasanya berasal dari
alam, seperti asam lemak omega-3 cis yang berasal dari ikan Hidajat 2003. Berikut ini merupakan berbagai jenis asam lemak tak jenuh Unsaturated
Fatty Acid O’Keefe et al. 2002:
1. Asam lemak n-3 Omega 3
Bentuk paling umum dari omega 3 adalah asam eikosapentaenoat EPA, asam dokosaheksaenoat DHA dan asam alpha-linolenat, yang membantu
membentuk EPA dan DHA. Omega 3 dapat dihasilkan dari minyak ikan, terdiri atas rantai panjang dari asam linolenat.
a Asam α-linolenat 18:3n-3
Asam lemak ini dihasilkan di dalam tubuh tumbuhan oleh desaturasi Δ12 dan Δ15 asam oleat. Bersama asam oleat, asam α-linolenat menggantikan satu dari
dua produk PUFA primer biosintesis asam lemak. Asam lemak ini terdapat pada daun tumbuhan dan komponen kecil dari minyak biji.
b Asam eikosapentaenoat 20:5n-3
Asam eikosapentaenoat EPA dapat dihasilkan oleh alga laut dan pada hewan melalui desaturasi atau elongasi α-linolenat. Eikosapentaenoat adalah
produk primer asam lemak minyak ikan ± 20-25 berat walaupun tidak dihasilkan oleh ikan.
c Asam dokosapentaenoat 22:5n-3
Asam dokosapentaenoat merupakan elongasi hasil EPA dan muncul di banyak lipid laut. Asam DPA dapat diubah menjadi DHA lewat tiga langkah
melibatkan dasaturasi Δ6 pada hewan.
2. Asam lemak n-6 Omega 6
Omega 6 umumnya ditemukan pada tanaman. Berikut merupakan beberapa jenis asam lemak omega 6:
a Asam linoleat 18:2n-6
Asam linoleat dan α-linolenat adalah prekursor dalam sintesis PUFA.
Asam linoleat diproduksi dari tanaman dan secara khusus banyak dikandung pada seed oil. Walaupun alam memproduksi asam linoleat setara
α-linolenat, namun dapat ditemukan beberapa cadangan makanan.
b Asam γ-linolenat 18:3n-6
Asam γ-linolenat GLA diproduksi pada hewan dan tumbuhan rendah
melalui desaturasi Δ6 asam linoleat. Asam linoleat pada hewan didesaturasi oleh
Δ6 desaturase untuk menghasilkan asam γ-linolenat sebagai produk intermediet dalam produksi asam arakhidonat.
c Asam arakhidonat
Asam arakhidonat merupakan hasil desaturasi dan elongasi asam linoleat pada hewan. Asam arakhidonat diproduksi pada alga laut. Asam arakhidonat
merupakan asam lemak esensial sebagai prekursor untuk eikosanoid.
d Asam dokosatetraenoat 22:4n-6
Asam dokosatetraenoat merupakan hasil elongasi langsung asam arakhidonat dan terdapat sedikit pada jaringan hewan.
3. Asam lemak n-9 Omega 9
Asam lemak omega 9 juga tergolong ke dalam jenis asam lemak non- esensial yaitu asam lemak yang dapat disintesa oleh tubuh. Asam oleat merupakan
omega 9 yang tergolong asam lemak tak jenuh tunggal yang paling penting.
a Asam oleat 18:1n-9
Asam oleat merupakan produk desaturasi Δ9 asam stearat dan diproduksi
pada tumbuhan, hewan dan bakteri. Asam oleat adalah asam tak jenuh yang paling umum dan merupakan prekursor untuk produksi PUFA Almatsier 2000.
b Asam erukat 22:1n-9
Asam erukat adalah asam lemak tak jenuh tunggal rantai panjang ditemukan dalam tumbuhan, terutama dalam rapeseed. Asam erukat merupakan
produk elongasi asam oleat Thoha 2004. Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak yang memiliki ikatan
rangkap pada atom C urutan ke-3 jika dihitung dari gugus C metil. Asam lemak yang merupakan kelompok omega-3 adalah
α-linolenat 18:3; ALA, EPA 20:5 dan DHA 22:6. Struktur kimia EPA dan DHA dapat dilihat pada Gambar 3
Muchtadi et al. 1993. EPA dan DHA berfungsi sebagai pembangun sebagian besar korteks
cerebral otak dan pertumbuhan organ lainnya Ackman 1994.
a EPA b DHA
Gambar 3 Struktur EPA dan DHA
Sumber: Visentainer et al. 2005
Asam lemak esensial yang terdapat dalam tubuh seperti fosfolipid mempunyai fungsi Muchtadi et al. 1993 sebagai berikut:
1. Memelihara integritas dan fungsi membran seluler
2. Merupakan prekursor dari senyawa yang memilki fungsi pengatur fisiologis
yaitu prostaglandin, thromboksan, prostasiklin 3.
Dibutuhkan untuk aksi piridoksin Vitamin B6 dan asam pantotenat 4.
Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Industri Hasil Perairan, Laboratorium
Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; Laboratorium
Biologi Pusat Antar Universitas, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor; serta Laboratorium MIPA Terpadu, Baranangsiang, Bogor.
3.2 Bahan dan Alat