4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Bahan Baku
Penelitian ini menggunakan bahan baku daging ubur-ubur Aurelia aurita segar dan kering yang berasal dari Perairan Cirebon dan Pantai Ancol, Jakarta.
Sampel ubur-ubur segar yang diperoleh segera dibawa ke laboratorium untuk dibersihkan dari benda asing kemudian di preparasi untuk dipisahkan dari bagian
tubuhnya yang tidak diperlukan lalu diperoleh daging utuh segar ubur-ubur yang kemudian dilakukan pengujian proksimat dan analisis asam lemak dengan metode
gas kromatografi. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan daging ubur-ubur kering dengan perlakuan penambahan garam. Daging ubur-ubur kering tersebut
kemudian juga dilakukan pengujian terhadap kandungan proksimat dan analisis asam lemak sebagai perbandingan dengan daging ubur-ubur segar.
Gambar 8 Ubur-ubur segar Gambar 9 Ubur-ubur segar ditimbang
Gambar 10 Ubur-ubur kering Gambar 11 Preparasi ubur-ubur kering Ubur-ubur yang digunakan pada penelitian ini memiliki tekstur yang
lunak, berwarna putih transparan, tubuhnya berlendir dan jika disentuh dapat menyebabkan gatal. Ubur-ubur tersebut kemudian ditangani dengan pencucian air
tawar dilanjutkan ke dalam air garam selama beberapa tahap untuk menghilangkan lendir dan gatal pada tubuhnya. Ubur-ubur yang telah dikeringkan
memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan yang segar. Hal tersebut disebabkan karena sebagian air dalam tubuh ubur-ubur telah teruapkan oleh panas
saat pengeringan. Kadar air tersebut merupakan air bebas yang mudah dihilangkan melalui proses pengeringan Winarno 2008. Hasil pengujian proksimat terhadap
ubur-ubur segar dan kering juga menunjukkan beberapa perubahan seperti peningkatan kadar abu dan protein pada ubur-ubur yang telah dikeringkan dan
diberi garam serta perbedaan hasil uji asam lemak dari masing-masing daging ubur-ubur tersebut.
4.2 Rendemen Ubur-ubur Aurelia aurita
Rendemen adalah persentase bagian tubuh bahan baku yang dapat dimanfaatkan. Rendemen merupakan parameter untuk mengetahui nilai ekonomis
dan efektivitas suatu produk atau bahan. Perhitungan rendemen didasarkan pada presentase perbandingan bobot contoh dengan bobot total. Semakin besar
rendemen maka semakin tinggi pula nilai ekonomis dari produk tersebut, begitu pula sebaliknya, semakin kecil rendemen maka semakin rendah nilai ekonomisnya
atau keefektivitasan suatu produk atau bahan Yunizal et al. 1998. Tubuh ubur- ubur hanya terdiri dari beberapa bagian, yaitu daging dan filamen isi perut dan
jeroan. Kedua bagian tersebut memiliki rendemen yang berbeda. Rendemen dari tiap bagian tubuh ubur-ubur dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Diagram pie rendemen ubur-ubur Aurelia aurita Gambar 12 menunjukkan bahwa rendemen yang terbesar dari ubur-ubur
adalah daging, yaitu 87,96 dan rendemen filamen isi perut dan jeroan hanya sebesar 12,04. Menurut Solihat 2004, ubur-ubur memiliki rendemen daging
yang paling besar. Hal ini disebabkan seluruh bagian tubuh ubur-ubur terhitung sebagai daging yang dapat dimanfaatkan seluruhnya. Daging ubur-ubur
mengandung protein yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
Isi perut dan jeroan
12,04 Daging
87,96
fungsional. Orang-orang Cina telah memanfaatkan daging ubur-ubur sebagai santapan dan obat untuk penyakit tekanan darah tinggi, bronchitis dan banyak
penyakit lain. Ubur-ubur juga diduga memiliki kolesterol dan lemak rendah sehingga dapat dijadikan sebagai makanan diet.
4.3 Kandungan Proksimat Ubur-ubur