bereaksi dengan vitamin B
1
berubah menjadi alitiamin. Zat ini membentuk vitamin B
1
menjadi lebih efisien dimanfaatkan oleh tubuh Wibowo 1991.
2.4.2.4 Ketumbar Coriandrum sativum L.
Rempah-rempah seperti ketumbar sering ditambahkan dalam campuran curing untuk pemberian aroma yang diinginkan. Manfaat ketumbar untuk
menghilangkan bau anyir, menimbulkan bau sedap, menimbulkan rasa pedas yang gurih dan menyedapkan makanan Zaitsev et al. 1969. Biji ketumbar dapat
dimanfaatkan sebagai obat peluruh dahak, penambah nafsu makan, pusing dan masuk angin. Minyak dari biji ketumbar terutama mengamdung d-linalol
60-70 yang menjadi penyebab bau, geraniol, borneol, strironelol, bermacam- macam ester, keton, dan aldehida Syukur dan Hernani 1999.
Daunnya yang dikenal dengan nama wansui Cina digunakan untuk bumbu dalam makanan Tionghoa bersama-sama bawang cina dan kucai. Ketumbar
banyak ditanam di daerah pegunungan untuk diambil buahnya yang biasanya untuk bumbu daging, kari, dan kimlo. Biasanya biji ketumbar dijual bersama biji
jintan dan dikenal dengan nama ketumbar jintan Soediarto et al. 1978.
2.4.2.5 Jintan Coleus amboinicus
Jintan Coleus amboinicus merupakan suatu tumbuhan jenis rumput- rumputan, mempunyai batang dan tangkai berkayu. Jintan biasanya ditanam di
kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, dan tepinya bergerigi. Daun jintan
memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot
maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-tempat yang tidak
terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup tidak terlalu kering.
Sifat kimia dan efek farmakologis dari jintan adalah sebagai berikut: rasa pahit, agak dingin, penurun panas antipiretik, anti radang anti inflamasi,
menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. Pada jintan terdapat kandungan kimia yaitu phytosterin-B IPTEK Net 2002. Bentuk pohon
jintan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Jintan Coleus amboinicus 2.4.2.6 Cabai merah
Capsium annum var. longum
Cabai merah Capsium annum var. longum merupakan suatu komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain berguna sebagai penyedap masakan, cabai juga mengandung zat gizi yang sangat dip erlukan untuk kesehatan manusia. Cabai mengandung protein, lemak,
karbohidrat, kalsium Ca, fosfor P, besi Fe, vitamin-vitamin dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid, seperti capsaicin, flavonoid, dan minyak essensial
Prajnanta 1995. Kandungan gizi cabai merah besar per 100 gram bahan dapat dilihat pada Tabel 2.
Rasa pedas pada cabai ditimbulkan oleh zat capsaicin. Capsaicin terdapat pada biji cabai dan pada plasenta, yaitu kulit cabai bagian dalam yang berwarna
putih tempat melekatnya biji. Rasa pedas tersebut bermanfaat untuk mengatur peredaran darah, memperkuat jantung, nadi, dan syaraf Prajnanta 1995.
Tabel 2. Kandungan gizi cabai merah besar per 100 gram bahan Kandungan gizi
Cabai merah segar
Cabai merah kering
Kadar air 90,9
10,0 Kalori kal
31,0 311
Protein g 1,0
15,9 Lemak g
0,3 6,2
Karbohidrat g 7,3
61,8 Kalsium mg
29,0 160
Fosfor mg 24,0
370 Besi mg
0,5 2,3
Vitamin A SI 470
576 Vitamin C mg
18,0 50,0
Vitamin B1 mg 0,05
0,4 Berat yang dapat dimakanBDD
85 85
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI 1981 diacu dalam Prajnanta 1995
2.4.2.7 Kemiri Aleurites moluccana , Willd