Resiko Nilai Tukar Ekspor

yang bisa meningkatkan permintaan dari pihak luar negeri yang kemudian mendorong terjadinya apresiasi. Sementara itu, perubahan nilai tukar dalam jangka pendek perlu dipahami bahwa nilai tukar adalah harga deposit bank domestik price of domestic bank deposits yang dinyatakan dalam harga deposito bank luar negeri. Jadi, nilai tukar adalah harga dari aset suatu negara yang dinilai dalam mata uang asing. Harga dari aset – aset tersebut ditentukan oleh tingkat suku bunga yang berlaku di dalam negeri dan luar negeri. Perbedaan suku bunga ini akan mempengaruhi nilai tukar mata uang asing masing – masing negara yang bersangkutan.

2.4. Resiko Nilai Tukar

Resiko nilai tukar adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh adanya penerapan suatu sistem nilai tukar. Resiko nilai tukar ini dapat merugikan kegiatan perekonomian terutama dalam perdagangan internasional karena perdagangan internasional ini berhubungan erat dengan nilai tukar. Ekspor selalu berhubungan dengan nilai tukar, adanya fluktuasi nilai tukar atau ketidakpastian nilai tukar menyebabkan harga komoditi ekspor dan harga keseimbangan internasional sulit untuk diprediksikan sehingga para eksportir melakukan spekulasi dalam menetapkan harga jual komoditi ekspor. Hal ini cukup berbahaya karena dengan spekulasi para eksportir dapat menderita kerugian Lindert dan Kindleberger, 1995.

2.5. Ekspor

Ekspor dapat diartikan suatu penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan mendapatkan devisa. Suatu negara dapat mengekspor komoditi – komoditi yang dihasilkannya kepada negara lain yang tidak dapat menghasilkan komoditi tersebut atau mengalami kekurangan komoditi yang dihasilkan negara pengekspor. Menurut Winardi 1983, ekspor adalah benda – benda termasuk jasa – jasa yang dijual kepada penduduk negara lain ditambah dengan jasa – jasa yang diselenggarakan kepada penduduk negara tersebut berupa pengangkutan dengan kapal, permodalan dan hal – hal lain yang membentuk ekspor tersebut. Sedangkan menurut Branson 1989, ekspor suatu komoditi terjadi pada suatu negara karena adanya kelebihan penawaran domestik dan akibat harga relatif domestik yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga di negara lain. Menurut Kindleberger 1977 hubungan ekspor dengan harga pasar internasional mempunyai hubungan positif, yakni semakin tinggi harga internasional semakin tinggi tingkat ekspor suatu komoditi yang dipasarkan. Akan tetapi jumlah keseimbangan ekspor yang terjadi ditentukan oleh kekuatan permintaan akan ekspor dan juga tentang harga ekspor yang terjadi. Sedangkan hubungan antara jumlah ekspor dengan harga domestik tidak banyak diungkapkan tetapi menurut Branson 1989 mengatakan bahwa peningkatan harga domestik akan menyebabkan nilai riil ekspor semakin berkurang. Menurut Lipsey 1995 pertumbuhan ekspor itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 1 adanya daya saing dengan negara – negara lain di dunia; 2 adanya penetapan harga pasar dalam negeri dan harga pasar internasional; 3 adanya permintaan dari luar negeri; 4 nilai tukar mata uang. 2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis 2.6.1. Teori Perdagangan Internasional