Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda

7.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Pembahasan cara-cara pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh meringkas dan menyajikan, serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran untuk memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan lebih mudah dipahami biasa disebut statistik deskriptif. Penyajian data pada statistik deskriptif biasanya dilakukan dengan membuat tabulasi, penyajian dalam bentuk grafik, diagram atau dengan menyajikan karakteristik dari ukuran pemusatan dan keragamannya. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, minimum Ghozali,2007. Hal ini untuk mengambarkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

7.5.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah model regresi terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Uji yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal P-P Plot of regression standardized residual . Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukan pola lonceng distribusi normal, sebaliknya jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak mengikuti pola lonceng distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu terdapat uji lain yang dapat dilakukan, yaitu uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai Asymp Sig 2 tailed lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan berarti data residual tidak terdistribusi secara normal. b. Jika nilai Asymp Sig 2 tailed lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan berarti data residual terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan korelasi antara variabel independen dan model regresi. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya Ghozali, 2007. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas. Seperti yang dijelaskan oleh Ghozali 2007 sebagi berikut: a. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. b. Jika niali tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi antar penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2006. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Penelitian ini menggunakan uji Run Test. Run test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara random atau tidak. a. Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 menunjukkan data yang digunakan random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi. b. Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 menunjukkan data yang digunakan tidak random sehingga terdapat masalah autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2007. Jika di dalam pengamatan yang satu ke pengamatan yang lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan grafik scatterplot. Ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola- pola yang terjadi pada grafik scatterplot. Jika titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur, diindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y dan tidak ada pola yang jelas, diindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji glejser, karena pengujian ini hasilnya lebih akurat. Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dasar pengambilan keputusannya yaitu: 1. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dan signifikansi lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas.

7.5.3. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS. Analisis regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui bagaimana arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel indipenden serta seberapa besar hubungan antara variabel dependen dan variabel indipenden. Hasil analisi regresi berupa koefisiensi untuk masing-masing variabel independen. Pemilihan model penelitian didasari dari penelitian yang dilakukan oleh Rebecca 2012 dengan beberapa modifikasi. Adapun persamaan regresi berganda yang akan digunakan adalah: COD = + CGI + MAN + INS + SIZE + COD = cost of debt biaya utang yang dihitung dengan membandingkan antara interest expense dengan everage long term debt. = koefesien regresi dari skor CGI CGI = skor GCG yang diperoleh perusahaan = koefesien regresi dari kepemilikan manajerial MAN = persentase saham perusahaan yang dimiliki manajer = koefesien regresi dari kepemilikan institusional INS = persentase saham yang dimiliki institusional = koefesien regresi dari ukuran perusahaan SIZE = ukuran perusahaan yang diukur dari logaritma natural total aset = konstanta = eror term

7.5.4. Pengujian Signifikansi Model

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan yang Dinilai Corporate Governance Perception Index Tahun 2008-2012)

4 70 108

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

2 28 21

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2013)

0 31 24

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI)

0 4 25

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta)

0 20 1

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGENCY COST

10 92 60

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAl RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

2 6 70

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014)

2 11 72

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO

1 12 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 1 64