kepemilkan saham sehingga dengan keterlibatan manajer tersebut bisa mengurangi adanya asimetri informasi di dalam suatu perusahaan. Hal ini
sejalan dengan teori agensi. Diharapkan dengan keterlibatan manajer pada kepemilkan saham dapat secara efektif meningkatkan kinerja manajer.
Menurut Jensen dan Meckling 1976, kepemilikan manajer dan pemegang saham dapat diselaraskan bila manajer memiliki saham perusahaan
yang lebih besar. Kualitas informasi yang dilaporkan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan saham manajerial. Tekanan dari pasar modal menyebabkan
perusahaan degan kepemilikan manajerial yang rendah akan memilih metode yang meningkatkan laba yang dialporkan, yang sebenarnya tidak
mencerminkan keadaan ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan. Pengukuran kepemilikan manajerial diukur dengan cara menghitung
persentase proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Proporsi kepemilikan manajerial dilihat dari
jumlah lembar saham yang dimiliki karyawan perusahaan, manajer, maupun direktur pada struktur kepemilikan keseluruhan yang ada dalam laporan
keuangan tahunan.
2.7.2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh suatu badan atau pemilik institusional, seperti pemerintah,
asuransi dan bank. Para investor institusional ini biasanya bertindak sebagai pihak yang memonitor jalannya sebuah perusahaan, dan di dalam melakukan
monitoring, investor institusional ini lebih berpihak kepada para pemegang
saham, seperti yang dikatakan Wicaksono 2013 bahwa monitoring yang dilakukan oleh investor institusional tentunya akan menjamin kemakmuran
pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional dalam sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang mencakup besar dalam pasar
modal. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
mengurangi perilaku oportunistik manajer Wicaksono, 2013. Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan
investor individual, diantaranya yaitu: 1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada investor
individual untuk mendapatkan informasi. 2. Investor individual memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi,
sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi. 3. Investor institusional, secara umum, memiliki realisasi bisnis yang lebih
kuat dengan manajemen. 4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan
pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. 5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga
dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga.
Kepemilkan institusional dapat mengurangi insentif manajemen yang mungkin melakukan suatu hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan yang mementingkan kepentingan manajemen sendiri. Jika investor
institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah besar, maka mereka mempunyai hak untuk mengawasi perilaku dan kinerja manajemen dengan
lebih ketat. Pengawasan tersebut dapat ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar sehingga bila investor institusional merasa tidak puas atas
kinerja manajerial, maka mereka akan menjual sahamnya ke pasar. Mekanisme pengawasan dapat dilakukan dengan menempatkan dewan
ahli, dalam hal ini bisa menggunakan komite audit independen sehingga posisinya tidak berada dibawah pengawasan manajer. Dengan demikian, dewan
ahli dapat menjalankan fungsinya secara efektif untuk mengontrol semua tindakan manajer. Pengawasan lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara
memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajer dalam menjalankan usahan dan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
RUPs. Semakin besar kepemilikan saham oleh institusional akan menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi lebih efektif karena dapat
mengendalikan perilaku oportunistik manajer dan mengurangi agency cost. Pengukuran kepemilikan institusional diukur dengan cara menghitung
persentase proporsi saham biasa yang dimiliki oleh lembaga institusi dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Proporsi kepemilikan institusional dilihat
dari jumlah lembar saham yang dimiliki lembaga institusi seperti pemerintah, bank, asuransi, dan lain sebagainya pada struktur kepemilikan keseluruhan
yang ada dalam laporan keuangan tahunan.
2.8. Ukuran Perusahaan