Manfaat Praktis Manfaat Penelitian .1 Manfaat Teoritis

kronis yaitu ≥ 3 bulan dan pada akhirnya keadaan seperti ini dapat disebut sebagai PGK Sabatin, 2013.

2.1.3 Klasifikasi Stadium

Berdasarkan laju filtrasi glomerulus dan persentase fungsi ginjal, PGK dibagi dalam beberapa tahap yaitu kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningkat, kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan, penurunan LFG sedang, penurunan LFG berat, dan penyakit ginjal terminal seperti pada tabel 2.1.

2.1.4 Patogenesis

Patogenesis PGK pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Penyakit tersebut meliputi diabetes melitus, hipertensi, dan infeksi traktus urinarius dapat menyebabkan rusaknya susunan anatomik ginjal sehingga terjadi pengurangan massa ginjal Lorraine McCarty, 2006. Hal ini mengakibatkan hipertrofi sisa nefron secara struktural dan fungsional sebagai upaya kompensasi. Hipertrofi kompensatori ini berupa hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat dan akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa National Kidney Foundation, 2002. Proses ini pada akhirnya manyebabkan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensinaldosteron intrarenal berkonstribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progesifitas tersebut Suwitra, 2009. Tabel 1 Stadium PGK NKF-DOQI, 2006 Tahapan Penyakit Ginjal Laju Filtrasi Glomerolus Persentasi Fungsi Ginjal Manifestasi Klinis Kerusakan ginjal dengan LFG Normal atau Meningkat 90 63 Belum tampak Kerusakan Ginjal dengan Penurunan LFG Ringan 60-89 30 Hipertensi, hiperparatiroid isme sekunder Penurunan LFG Sedang 30-59 5 Hipertensi, hiperparatiroid isme sekunder,anem ia Penurunan LFG Berat 15-29 0,2 Hipertensi, hiperparatiroid isme sekunder,anem ia, retensi air, mual, nafsu makan hilang Penyakit Ginjal Terminal 15 0,2 Hipertensi, hiperparatiroid isme sekunder,anem ia, retensi air, mual, nafsu makan hilang edema paru, koma, kejang, asidosis metabolik, hiperkalemia

2.1.5 Patofisiologi

Pada stadium yang paling dini PGK terjadi kehilangan daya cadang ginjal renal reserve. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum Suwitra, 2009. Ketika LFG sebesar 60, pasien belum merasakan keluhan asimtomatik, meskipun telah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Selanjutnya pada saat LFG sebesar 30, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Ketika LFG di bawah 30, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya Tandi et al., 2014. Pada LFG dibawah 15 akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal renal replacement therapy antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal National Kidney Foundation, 2002.

2.1.5 Gambaran Klinis

Gambaran klinis pada pasien PGK sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus uriarius, hipertensi, hiperurikemi, lupus erimatous sistemik, dan lain sebagainya Suwitra, 2009. Penyakit ginjal kronis juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai manifestasi yang komplek diantaranya

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Rawat Jalan Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

10 89 75

PERBEDAAN KADAR NATRIUM SERUM PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PRE DAN POST HEMODIALISIS RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

13 35 58

PERBEDAAN KADAR KALIUM SERUM PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK PRE-HEMODIALISIS DAN POST-HEMODIALISIS DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2011

9 45 68

PERBEDAAN KADAR SERUM BESI & TIBC BERDASARKAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2012

2 17 78

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PRE-HEMODIALISIS DAN POST-HEMODIALISIS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG DESEMBER 2012

33 109 56

PERBEDAAN KADAR LIMFOSIT PRE DAN POST HEMODIALISIS PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015

0 10 54

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PRE DAN POST HEMODIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

0 19 69

HUBUNGAN LAMA MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD ABDUL MOELOEK

14 120 64

PERBEDAAN KADAR MONOSIT PRE DAN POST HEMODIALISIS PADA PASIEN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

1 8 62

Hubungan Jumlah Trombosit dengan Fungsi Trombosit pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Tahap Akhir Pre-Hemodialisis

0 2 17