Desain Penelitian Definisi Operasional Alur Penelitian

c. Pasien yang sedang mengonsumsi obat antikanker metotreksat, 6 merkaptopurin, 5-fluorourasil, sitarabin, doksorubisin, daunorubisin, daktinomisin, nitrosurea, cisplatin. d. Pasien yang sedang mengonsumsi obat golongan kortikosteroid hydrocortisone, dexamethasone, betamethasone, methylprednisolon, triamsinolone, prednisone, prednisolone dan isoprednisone. 3.5 Identifikasi Variabel 3.5.1 Variabel Terikat dependent variable Variabel terikat dari penelitian ini adalah kadar neutrofil pre dan post hemodialisis

3.5.2 Variabel Bebas independent variable

Variabel bebas dari penelitian ini adalah hemodialisis

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3 1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Kadar Neutrofil Jumlah hitung jenis neutrofil pasien PGK stadium terminal Flow cytometry Automated Hematolog y Analyzer Jumlah sel mm3 pre dan post hemodialisis Numerik 2 Pasien PGK Stadium Terminal Pasien PGK stadium terminal yang menjalani hemodialisis LFG dengan rumus Cockcroft-Gault LFG ♀ = − usia x berat badan kreatinin serum x , LFG ♂ = − usia x berat badan kreatinin serum Kimia analyzer, Timbangan 15 mLmenit 1,73 m² Numerik 26 3.7 Alat, Bahan, dan Cara Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medik, lembar observasi, alat tulis, spuit 3cc, tabung EDTA, handscoon, mesin hemodialisa, plester, dan automated hematology analyzer.

3.7.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah vena pasien sebanyak 3cc.

3.7.3 Cara Kerja Alat

Automated hematology analyzer merupakan alat dengan teknik analisis flow cytometry. Teknik ini digunakan untuk menganalisis sifat fisiologis dan kimia sel yang menyediakan informasi tentang ukuran, struktur, dan interior sel Sysmex- Europe, 2015. Sel dan partikel pada teknik analisis flow cytometry diteliti saat mengalir melewati aliran sel yang sempit Kaznowska, 2011. Sampel darah diaspirasi dan kemudian diencerkan untuk rasio pra-set dan diberi penanda fluoresensi eksklusif yang berikatan dengan asam nukleat. Setelah itu sampel diangkut ke dalam aliran sel dan diberi sinar semikonduktor yang dapat memisahkan sel melalui tiga sinyal berbeda Sysmex-Europe, 2015. Sinyal forward-scattered light menunjukkan volume sel, sinyal side-scattered light menyediakan informasi tentang isi sel, meliputi nukleus dan granula, sinyal side-fluorescence light menunjukkan jumlah asam deoksiribosa nukleat DNA dan asam ribonukleat RNA dalam sel. Sel dengan sifat fisik dan kimia yang mirip membentuk klaster dalam grafik yang dikenal sebagai scattergram Seguy, 2012. Teknik analisis hematologi dengan flow cytometry ini dapat digunakan untuk pengukuran dan hitung jenis leukosit, penghitungan nucleated red blood cell NRBC dan pengukuran retikulosit Kaznowska, 2011.

3.7.4 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel darah dari responden dilakukan sebanyak dua kali yaitu pre dan post hemodialisis dengan cara berikut: 1. Melakukan informed-consent kepada responden 2. Cuci tangan dan menggunakan handscoon 3. Aspirasi darah sebanyak 3ml melalui selang yang terhubung dari badan ke Dialiser 4. Menuliskan identitas responden pada tabung 5. Memasukkan sampel darah ke dalam tabung 6. Mengirimkan sampel darah ke laboratorium patologi klinik.

3.8 Alur Penelitian

Pelaporan hasil penelitian Pengolahan data Pembacaan hasil pemeriksaan jumlah neutrofil Pengolahan spesimen dengan dimasukkan ke analyzer di laboratorium patologi klinik Pengambilan darah IV pasien sebanyak 3 cc whole blood pre dan post hemodialisis Perizinan dan etik Persetujuan pasien 3.9 Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah ke dalam bentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program pengolahan data statistik. Proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri beberapa langkah : a. Editing, kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. b. Coding, untuk mengkonversikan menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang sesuai untuk keperluan analisis. c. Data entry, memasukkan data ke dalam program komputer. d. Cleaning, pengecekan ulang data dari setiap sumber data atau responden untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi. e. Output computer Notoatmodjo, 2010.

3.9.2 Analisis Data

a. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik tiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, nilai minum dan maksimum dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel Notoatmodjo, 2010. b. Analisis Bivariat Hasil analisis univariat yang menggambarkan karakteristik atau distribusi setiap varibel dapat dilanjutkan dengan analisis bivariat Notoatmodjo, 2010. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired T-testDahlan, 2011. Uji Paired T-test dipilih karena peneliti akan mengkomparasi dua kelompok variabel numerik yang berpasangan, yaitu kadar neutrofil pre-hemodialisis dan post- hemodialisis. Jika tidak memenuhi syarat uji parametrik maka akan dilakukan uji Wilcoxon.

3.10 Etika Penelitian

Penelitian telah diajukan kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor 366.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai perbedaan kadar neutrofil pre dan post hemodialisis pada pasien PGK di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat perbedaan rerata jumlah neutrofil pre dan post hemodialisis pada pasien PGK. 2. Hasil pemeriksaan rerata jumlah neutrofil pre hemodialisis di dapatkan hasil 4570 selmm 3 . 3. Hasil pemeriksaan rerata jumlah neutrofil post hemodialisis di dapatkan hasil 4803 selmm 3 . 4. Persentase pasien PGK yang mengalami kenaikan rerata jumlah neutrofil setelah hemodialisis sebesar 50. 5. Persentase pasien PGK yang mengalami penurunan rerata jumlah neutrofil setelah hemodialisis sebesar 50.

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Rawat Jalan Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009

10 89 75

PERBEDAAN KADAR NATRIUM SERUM PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PRE DAN POST HEMODIALISIS RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

13 35 58

PERBEDAAN KADAR KALIUM SERUM PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK PRE-HEMODIALISIS DAN POST-HEMODIALISIS DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2011

9 45 68

PERBEDAAN KADAR SERUM BESI & TIBC BERDASARKAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2012

2 17 78

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PRE-HEMODIALISIS DAN POST-HEMODIALISIS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG DESEMBER 2012

33 109 56

PERBEDAAN KADAR LIMFOSIT PRE DAN POST HEMODIALISIS PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015

0 10 54

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PRE DAN POST HEMODIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

0 19 69

HUBUNGAN LAMA MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI HEMODIALISIS RSUD ABDUL MOELOEK

14 120 64

PERBEDAAN KADAR MONOSIT PRE DAN POST HEMODIALISIS PADA PASIEN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

1 8 62

Hubungan Jumlah Trombosit dengan Fungsi Trombosit pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Tahap Akhir Pre-Hemodialisis

0 2 17