penumpukan cairan, edema paru, edema perifer, kelebihan toksik uremik bertanggung jawab terhadap perikarditis dan iritasi sepanjang saluran
gastrointestinal dari mulut sampai anus Suwitra, 2007. Selain itu gejala klinis yang sering muncul pada pasien PGK adalah sindrom uremia, yang
terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, perikarditis, kejang-kejang
sampai koma National Kidney Foundation, 2002.
2.1.6 Penegakan Diagnosis
Kriteria diagnosis PGK pada dasarnya meliputi kerusakan ginjal renaldamage yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa kelainan struktural
atau fungsional dengan atau tanpa penurunan LFG Suwitra, 2009. Penegakkan diagnosis PGK juga dapat ditegakkan apabila LFG 60
mlmenit1,73 m2 selama 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal Sudoyo, 2009.
Gambaran kerusakan ginjal dapat ditemukan pada pencitraan atau pemeriksaan histopatologi biopsi ginjal Lorraine McCarty, 2006.
Pencitraan meliputi ultrasonografi, computed tomography CT, magnetic resonance imaging MRI, dan isotope scanning dapat mendeteksi
beberapa kelainan struktural pada ginjal. Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari
National Kidney Foundation, 2002. Pada gambaran laboratorium pasien PGK meliputi penurunan
fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum.
Penurunan LFG dapat dihitung menggunakan rumus Cockcroft-Gault maupun MDRD Modification of Diet in Renal Disease Afiatin, 2013.
Penggunaan rumus Cockcroft-Gault di bedakan berdasarkan jenis kelamin Bauer, 2006.
LFG ♀ = − usia x berat badan
kreatinin serum x ,
LFG ♂ = − usia x berat badan
kreatinin serum
Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, dan asidosis metabolik. Pada pemeriksaan urinalisis terdapat proteinuria, hematuria, leukosuria, cast, serta
isostenuria Lorraine McCarty, 2006.
2.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien PGK pada dasarnya disesuaikan dengan stadium penyakit pasien tersebut National Kidney
Foundation, 2010. Tatalaksana berdasarkan stadium penyakit pada pasien PGK meliputi observasi, kotrol tekanan darah, dan faktor resiko
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Rencana Tatalaksana PGK Sesuai Stadium NKF-DOQI, 2009
Stadium LFG
mLmenit1,73m
3
Rencana Tatalaksana 1
≥ 90 Observasi, kontrol tekanan darah
2 60
– 89 Observasi, kontrol tekanan darah
danfaktor risiko 3
30 – 59
Observasi, kontrol tekanan darah danfaktor risiko
4 15
– 29 Persiapan untuk transplantasi ginjal
5 15
Transplantasi ginjal, hemodialisa
Waktu yang paling tepat untuk dilakukannya terapi spesifik adalah sebelum terjadinya penurunan LFG, sehingga perburukan fungsi
ginjal dapat dicegah. Pada ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasonografi, biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat
menentukan indikasi terapi spesifik yang tepat Suwitra, 2009. Apabila LFG sudah menurun sampai 20-30 dari normal, terapi terhadap
penyakit dasar sudah tidak banyak bermanfaat. Pencatatan rutin kecepatan penurunan LFG pada pasien PGK harus diakukan untuk
mengetahui kondisi komorbid yang dapat memperburuk keadaan pasien National Kidney Foundation, 2002.
Pencegahan menurunnya fungsi ginjal dapat dilakukan dengan mengurangi hiperfiltrasi glomerulus, yaitu melalui pembatasan asupan
protein dan fosfat. Hipertensi intraglomerolus dapat dikurangi dengan cara pemakaian obat antihipertensi, hal ini bertujuan untuk
memperlambat perburukan kerusakan nefron Sukandar, 2006. Pencegahan dan terapi penyakit kardiovaskular dapat dilakukan dengan