3 Nilai Estetis Jawa
Nilai esetetis adalah nilai yang berkenaan dengan keindahan dan keelokan dalam pandangan manusia Jawa atau menurut rasa manusia Jawa. Nilai estetis
dalam bahan ajar tersebut ditunjukkan dalam kutipan sebagai berikut: 5Yen disawang sagebyaran pari sing wis kuning ing sawah iku katone mung
sarupa. Nanging yen ditliti kanthi permati ana warna loro. Pari sing ubet lamene nengen diarani pari wadon utawa Sri Sedana. Dene pari sing ubet
lamene ngiwa diarani pari lanang utawa Jaka Sedana. „kalau dilihat sekilas padi yang sudah kuning di sawah hanya kelihatan
sejenis. Tetapi jika diteliti ada dua jenis. padi yang mengarah ke kanan disebut padi perempuan atau Sri Sedana dan padi yang mengarah ke kiri
disebut padi laki-laki atau Jaka Sedana.
‟ Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat Jawa selalu
memiliki pandangan yang lain terhadap tanaman padi. Masyarakat Jawa memiliki penilaian tersendiri mengenai keindahan yang ada pada tanaman padi. Tanaman
padi yang sekilas terlihat biasa namun terlihat berbeda dimata masyarakat Jawa. Dalam pandangan masyarakat Jawa, padi terdiri dari dua jenis yaitu, padi
perempuan atau Sri Sedana dan padi laki-laki atau Jaka Sedana. Tidak semua orang memahami dan mengerti mengenai jenis-jenis padi tersebut.
4.2. Pitik Ngguntil lan Gedhang Goreng
Dalam bahan ajar dengan judul bacaan Pitik Ngguntil lan Gedhang Goreng ning Plataran Bakso Bangjo terdiri dari bacaan, pepenget yang berisi materi
tatacara mencari isi cerita, serta soal-soal yang harus dikerjakan siswa.Bacaan dengan judul tersebut menceritakan tentang tingkah laku seekor ayam yang
menginginkan pisang goreng yang bukan miliknya, melainkan milik pedagang bakso yang kemudian diberikan kepada kedua anak kecil yang sedang bermain.
Ayam tersebut melakukan berbagai cara untuk mendapatkan pisang goreng tersebut.
Dengan mengetahui dan memahami isi dari bacaan tersebut, diharapkan siswa-siswa mampu membedakan sikap yang baik dan dapat dijadikan sebagai
contoh dengan sikap yang kurang baik yang perlu dihindari. Bahan ajar dengan judul bacaan di atas setelah diteliti terdapat beberapa
nilai karakter yaitu: 1
Nilai Filosofis Jawa Nilai filosofis Jawa berhubungan erat dengan pandangan hidup atau aturan-
aturan dalam hidup yang diyakini oleh masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan di dunia. Nilai karakter tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
6 “Wah kebeneran iki, bocah loro ora nggatekake tekaku. Aku bisa notol
gedhang goreng ora bakal konangan” pikire Nggutil kanthi ati bungah. Nanging sakdurunge Pitik Nggutil kelakon nothol gedhang goreng,
dumadakan teka Mbak Dewi, sing nduwe Bakso Bangjo, marani dingklik terus njupuk piring isi gedhang goreng .........................................Dheweke
getun banget amarga gedhang goreng ora sida dadi pakanane.
“Wah kebetulan ini, kedua anak itu tidak melihat kedatanganku. Aku bisa makan pisang goreng tidak ketahuan”pikir Nguntil dengan hati senang.
Tetapi sebelum ayam Nguntil bisa makan pisang goreng, tiba-tiba datang Mbak Dewi yang unya Bakso Bangjo, mendekati kursi dan mengambil
piring isi pisang goreng.................................................... dia menyesal sekali karena pisang goreng tidak jadi makanannya.
Dari kutipan di atas dapat diuraikan bahwa ada seekor ayam yang mengingikan pisang goreng yang diletakkan di piring didekat kedua anak kecil
yang sedang bermain. Ayam mendekatinya perlahan karena ayam takut kalau ketahuan kedua anak itu. Akan tetapi sebelum ayam bisa memakan pisang goreng
tersebut, pisang goreng sudah diambil kembali oleh mbak Dewi orang yang punya warung bakso Bangjo.
Penjelasan tersebut merupakan contoh yang tidak baik untuk manusia Jawa, hendaknya kita tidak boleh menginginkan apapun yang bukan menjadi hak kita.
Karena sekeras apapun kita berusaha, sesuatu yang tidak menjadi hak kita tidak akan bisa kita miliki. Karena hal tersebut dapat mencemari kehormatan diri
sendiri sehingga orang lain akan kurang menghargai. Dari penjabaran kutipan di atas terdapat nilai karakter yang seharusnya
dipahami dan dilakukan oleh siswa yaitu menahan nafsu. Sikap tersebut dapat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya, dengan tidak menginginkan
barang yang dimiliki teman dan berupaya memiliki barang tersebut. Karena hal tersebut akan mengakibatkan dampak buruk, yaitu membuat teman kita akan
menjauhi kita.
4.3. Ketoprak Ing Ombyaking Jaman