pranyata bisa padha dadi kawigaten karo tontonan liyane kang lagi disenengi kayata: sinetron, film, lan sapanungalane.
„membahas mengenai ketoprak yang sering dipentaskan terdiri dari dua macam, yaitu ketoprak tradisional dan ketoprak humor. Ketoprak
tradisional itu ceritanya menurut pakem dan aturan yang dipercayai. Ketoprak humor itu ceritanya tidak terlalu mengacu pakem dan dikemas
dengan humor yang bisa membuat yang menonton tertawa. Dengan adanya perkembangan jaman, ketoprak humor ternyata bisa menarik
perhatian sama dengan tontonan lain seperti sinetron, film, dll.
‟ Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat Jawa selalu
memiliki pandangan tersendiri terhadap kesenian Jawa yaitu ketoprak. Masyarakat Jawa memiliki penilaian tersendiri mengenai keindahan yang ada
pada kesenian ketoprak.Ketoprak bukan hanya sebatas pementasan drama berbahasa jawa, akan tetapi ketoprak juga memiliki aturan-aturan tersendiri yang
harus ditaati, misalnya saja mengenai kostum yang digunakan dalam pementasan. Ketoprak dengan aturan-aturan atau pakem yang menyertainya sampai sekarang
masih diminati oleh masyarakat. Ketoprak sebagai salah satu budaya Jawa hendaknya dilestarikan dan dikenalkan pada generasi-generasi muda.
4.4. Lelabetanipun Jathayu
Dalam bahan ajar dengan judul bacaan Lelabetanipun Jatayu terdiri dari bacaan, pepenget yang berisi materi tentang parikan, dudutan, serta soal-soal yang
harus dikerjakan siswa.Isi dari bacaan dengan judul di atas menceritakan tentang burung Jatayu yang telah berjasa dengan mencoba menyelamatkan Dewi Sinta
dari tangan Rahwana. Meskipun Jatayu memahami bahwa Rahwana adalah orang yang sangat kuat, akan tetapi Jatayu tetap berani menghadapinya untuk
menyelamatkan Dewi Sinta. Pada akhirnya Jatayu kalah dari Rahwana dan
padaakhirnyameninggal. Sebelum meninggal, Jatayu telah memberitahu Raden Ramawijaya tentang Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana.
Dengan mengetahui isi dari bacaan tersebut, diharapkan siswa-siswa mampu memahami cerita wayang khususnya cerita wayang Ramayana. Karena dalam
cerita wayang Ramayana banyak sekali nilai-nilai keteladanan dari tokoh- tokohnya yang dapat dicontoh oleh siswa. Siswa diharapkan mampu
mencontohnilai-nilai keteladanan yang ada dalam cerita wayang tersebut untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemilihan judul bacaan Lelabetanipun Jathayu merupakan pilihan yang tepat, karena dari judul bacaan tersebut terdapat unsur budaya, khususnya budaya
Jawa. Karena cerita wayang Ramayana maupun Mahabharata merupakan cerita yang identik dengan budaya Jawa.
Cerita pewayangan hendaknya dikenalkan kepada generasi-generasi muda supaya cerita pewayangan tersebut dapat dikenal dan tidak akan hilang termakan
jaman. Karena cerita pewayangan merupakan salah satu jati diri budaya Jawa yang harus dilestarikan.
Bahan ajar dengan judul bacaan di atas setelah diteliti terdapat beberapa nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut yaitu:
1 Nilai Filosofis Jawa
Nilai filosofis Jawa berhubungan erat dengan pandangan hidup atau aturan- aturan dalam hidup yang diyakini oleh masyarakat jawa dalam menjalani
kehidupan di dunia. Nilai karakter tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut: 9Pramila sareng sumerep anakipun Raja Dasarata dipuncidra dening
Rahwana, Jathayu enggal tumandhang mitulungi.
„Maka ketika melihat putra Raja Dasarata disakiti oleh Rahwana, Jathayu segera menolong.
‟ Dari kutipan di atas dapat diuraikan bahwa burung Jathayu merupakan
tokoh yang gagah berani. Karena pada saat Rahwana menculik Dewi Sinta, Jathayu melihatnya. Jathayu merasa berkewajiban untuk menolong Dewi Sinta.
Jathayu berusaha dengan keras untuk menolong Dewi Sinta, walaupun pada akhirnya dia harus kalah dari Rahwana yang jahat.
Dari penjabaran kutipan di atas terdapat nilai karakter yang seharusnya dipahami dan dilakukan oleh siswa yaitu mampu menempatkan diri dimanapun
mereka berada. Misalnya saja ketika di jalan melihat nenek-nenek yang kesulitan menyeberang jalan, dan menyeberangkannya.
4.5. Raden Kumbakarna