Kekerasan Total Padatan Terlarut TPT Warna Susut Bobot Perlakuan Konsentrasi Etilen dan Suhu Pemeraman

32 R = dt dx W V 9 Dimana: R = laju respirasi mlkg.jam V = volume bebas ruang ml W = berat segar produk kg t = waktu jam x = konsentrasi gas CO 2 dan O 2

b. Kekerasan

Pengukuran kekerasan setiap 4 hari sekali dilakukan menggunakan rheometer yang diset dengan mode 20, beban maksimum 10 kg, kedalaman penekanan 10 mm, kecepatan penurunan beban 60 mmmenit dan diameter probe 5 mm. Pengukuran dilakukan pada tiga titik yaitu bagian pangkal, tengah dan ujung buah. Nilai pengukuran dinyatakan dalam kgf.

c. Total Padatan Terlarut TPT

Pengukuran TPT dilakukan menggunakan refraktometer setiap 4 hari sekali. Buah dihancurkan sampai diperoleh airnya, kemudian cairan buah ditempatkan pada hand refraktometer. Sebelum dan sesudah pembacaan refraktometer dibersihkan dengan aquades. Angka refraktometer menunjukkan kadar total padatan terlarut ºbrix.

d. Warna

Pengukuran warna dilakukan menggunakan chromameter untuk mendapatkan nilai b setiap 4 hari sekali, dan pengolahan citra untuk mendapatkan indeks warna merah.

e. Susut Bobot

Pengukuran susut bobot dilakukan selama penyimpanan. Persamaan yang digunakan untuk mengukur susut bobot adalah sebagai berikut : Susut bobot = 100 x a b a − 10 dimana : a = berat sampel awal pada hari ke-0 gram b = berat sampel pada hari ke-n gram 33

3.4. Perlakuan Konsentrasi Etilen dan Suhu Pemeraman

Buah pepaya yang digunakan adalah buah pepaya dengan tingkat tua 10.

3.4.1. Penyimpanan

Penyimpanan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan buah pepaya sebelum dilakukan proses pemeraman. Buah pepaya dimasukkan ke dalam chamber yang ditempatkan dalam lemari pendingin bersuhu 10ºC selama 10 hari. Setiap 3 hari penyimpanan pada suhu 10 C dilakukan uji kekerasan, total padatan terlarut, warna dan susut bobot. Selama 10 hari penyimpanan dingin, laju respirasi pepaya diukur setiap 24 jam sekali. Setelah penyimpanan pada hari ke-10 juga dilakukan uji kekerasan, total padatan terlarut, warna dan susut bobot, kemudian pepaya siap diperam.

3.4.2. Pemeraman

Pemeraman buah pepaya bertujuan agar pepaya matang seragam dengan kondisi yang baik. Pepaya yang telah disimpan pada suhu 10ºC dimasukkan dalam chamber dan diberi perlakuan etilen dengan konsentrasi 0, 100 dan 200 ppm. Selanjutnya pepaya diperam pada suhu 20ºC, 25ºC, dan suhu ruang selama 24 jam. Kemudian pada suhu ruang dilakukan pengamatan laju respirasi setiap 6 jam, dan setiap hari dilakuan pengamatan terhadap kekerasan, warna, total padatan terlarut, susut bobot dan uji organoleptik.

3.4.3. Pengamatan dan Rancangan Percobaan

Pengamatan dilakukan terhadap laju respirasi, kekerasan, TPT, warna, susut bobot dan uji organoleptik. Pengujian terhadap mutu organoleptik buah pepaya dilakukan terhadap visualisasi warna kulit, warna daging buah, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan. Skor kesukaan secara umum dari 10 panelis dengan menggunakan uji hedonik uji kesukaan, dengan rentang skor 1 – 7, yang mempresentasikan sangat tidak suka sampai sangat suka 1= sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak tidak suka, 4= netral, 5= agak suka, 6= suka, dan 7= sangat suka. Data yang diperoleh dikumpulkan dalam bentuk tabel, dimana batas minimum penerimaan panelis yaitu sebesar 4 netral. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor RAL faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah 34 konsentrasi etilen 100, 200, dan 0 ppm. Faktor kedua adalah suhu pemeraman 20 o C, 25 o C dan suhu ruang. Model linier yang digunakan adalah: ijk ij j i Yijk ε αβ β α μ + + + + = 11 Keterangan: Yijk = respon pengamatan pada perlakuan konsentrasi etilen ke-i, suhu pemeraman ke-j, dan ulangan ke-k μ = nilai rata-rata umum i α = pengaruh perlakuan konsentrasi etilen ke-i j β = pengaruh suhu pemeraman ke-j ij αβ = pengaruh interaksi perlakuan konsentrasi etilen ke-i dan suhu pemeraman ke-j ijk ε = galat percobaan perlakuan konsentrasi etilen ke-i dan suhu pemeraman ke-j dan ulangan ke-k. Data diolah dengan menggunakan software SAS dan dianalisis menggunakan analisis ragam. Jika hasil yang diperoleh berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 α = 5. 3.5. Pengukuran TPT dan Kekerasan dengan NIR 3.5.1. Pengukuran pantulan spektrum