Uji Hipotesis Pertama Uji Hipotesis

42 = 0,60 0,60 1 0,60 Keterangan: x = banyaknya siswa tuntas belajar n = jumlah sampel 0,60 = proporsi siswa tuntas belajar yang diharapkan Kriteria pengujian adalah: tolak H jika z hitung ≥ z 0,5-  . Harga z 0,5-  diperoleh dari daftar normal baku dengan peluang 0,5–α. Dari hasil perhitungan uji proporsi diperoleh z hitung = -4,08 dan z tabel = 0,17 dengan α = 0,05. Karena nilai z hitung z tabel , maka H diterima yang berarti bahwa persentase siswa yang memperoleh nilai serendah-rendahnya 70 skala 100 pada siswa yang mengikuti pembelajaran discovery sama dengan 60 dari jumlah siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persentase siswa yang tuntas belajar dalam pembelajaran discovery tidak lebih dari 60 dari jumlah siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 halaman 162.

c. Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga berbunyi: “Self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran discovery lebih tinggi daripada self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional”. Pengujian hipotesis yang ketiga ini dilakukan uji t, sebab data skala self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran discovery dan konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah: 43 H : = , artinya tingkat self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran discovery sama dengan tingkat self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. H 1 : , artinya tingkat self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran discovery lebih tinggi daripada tingkat self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Statistik yang digunakan untuk uji ini dalam Sudjana 2005: 239 adalah: = 1 + 1 dengan = 1 + 1 + 2 Keterangan: = rata-rata skor yang mengikuti pembelajaran discovery x = rata-rata skor yang mengikuti pembelajaran konvensional n 1 = banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran discovery n 2 = banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional s = varians yang mengikuti pembelajaran discovery s = varians yang mengikuti pembelajaran konvensional s = varians gabung Kriteria pengujian adalah: terima H jika , dengan = 0,05 dimana didapat dari distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 - 2 dan peluang 1 . Dari hasil perhitungan uji t diperoleh nilai t hitung = 2,55 dan nilai t 1-α = 1,68. Karena t hitung t 1- α , maka tolak H . Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran discovery lebih tinggi daripada tingkat self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.10 halaman 177.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery tidak efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis dan persentase siswa tuntas belajar, tetapi efektif ditinjau dari self confidence siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada guru, dalam upaya meningkatkan self confidence siswa, disarankan untuk menggunakan model pembelajaran discovery dalam pembelajaran matematika. 2. Kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model pembelajaran discovery disarankan melakukan penelitian lebih lama, agar siswa dapat beradaptasi terlebih dahulu terhadap model pembelajaran discovery.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Rendah Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajara

1 6 62

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 10 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 33

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 11 59

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung T.P.2014/2015)

2 7 45

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Cermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 5 58

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

0 13 64

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60