Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

24 mengembangkan kemampuan siswa dalam sikap rasional dan realistis yaitu siswa mampu menganalisis suatu masalah, hal, atau kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Langkah kelima adalah pembuktian. Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan dengan temuan yang dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Sehingga melalui tahap ini, siswa diasah kemampuannya untuk memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Selain itu siswa juga dilatih sikap bertanggung jawabnya yaitu kesediaan siswa untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensi atas langkah yang telah dilakukannya. Langkah keenam atau terakhir adalah menarik kesimpulan atau generalisasi. Pada langkah ini, siswa dapat menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dalam suatu masalah yang sama dengan memperhatikan hasil pembuktian dan guru ikut membantu siswa untuk menarik kesimpulan. Hal ini dilakukan agar kesimpulan yang didapat merupakan penemuan siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kesimpulan tersebut yang kemudian dijadikan sebagai hasil penemuan pengetahuan atau konsep baru oleh siswa. Jadi melalui model pembelajaran discovery ini, siswa akan belajar memecahkan masalah secara bertahap. Kegiatan belajar siswa memecahkan masalah tersebut tentunya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self confidence siswa. Dengan demikian, siswa diharapkan tuntas belajar sebagai akibat dari pembelajaran discovery yang dilakukan secara berulang. 25 Peningkatan dalam kemampuan pemecahan masalah matematis dan self confidence siswa dengan pembelajaran discovery di atas tidak terjadi pada pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional siswa cenderung menjadi pihak yang pasif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru. Dengan demikian, banyak kemampuan siswa yang kurang berkembang seperti yang terjadi pada pembelajaran discovery.

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Semua siswa kelas SMP Negeri 8 Bandarlampung tahun pelajaran 20152016 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan KTSP 2006. b. Model pembelajaran yang diterapkan sebelum penelitian bukan merupakan model pembelajaran discovery. c. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis dan self confidence siswa selain model pembelajaran dikontrol sehingga memberikan pengaruh yang sangat kecil.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis Umum Penerapan model pembelajaran discovery efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis, persentase siswa tuntas belajar lebih dari 60 dari jumlah siswa, dan skala self confidence siswa. 26 b. Hipotesis Khusus 1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran discovery lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 2. Persentase siswa tuntas belajar lebih dari 60 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran discovery. 3. Self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran discovery lebih tinggi daripada self confidence siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 20152016 di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi dalam 13 kelas yaitu VIII A hingga VIII M. Dari ketigabelas kelas tersebut dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian. Guru mata pelajaran matematika kelas VIII dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Guru Matematika Kelas VIII Nama Guru Kelas Herwin Zailani, S.Pd. A, M Sutarno, S.Pd. B, C, D Nurbaiti, S.Pd. E, F, G, H, I, J Drs. Zailani K, L Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan mengambil dua kelas yang diajar oleh guru yang sama yaitu Bapak Sutarno, S.Pd. Satu kelas yaitu kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Pemilihan kelas berdasarkan nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester UTS yang dapat dilihat pada Tabel 3.2. 28 Tabel 3.2 Nilai rata-rata UTS Kelas Nilai rata-rata UTS VIII B 63 VIII C 49 VIII D 79

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian semu quasi eksperiment. Desain yang digunakan adalah posttest only control group design. Menurut Furchan 2007: 368 desain pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Tabel 3.3 Desain Penelitian Kelompok Perlakuan Perlakuan Posttest E X O P C O Keterangan: E : kelas eksperimen P : kelas kontrol X : model pembelajaran discovery C : model pembelajaran konvensional O : tes kemampuan akhir posttest pemecahan masalah matematis dan skala non tes self confidence siswa setelah posttest

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah matematis dan self confidence siswa yang dicerminkan oleh skor angket dan nilai posttest. Data ini berupa data kuantitatif.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Rendah Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajara

1 6 62

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 10 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 33

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 11 59

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung T.P.2014/2015)

2 7 45

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Cermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 5 58

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

0 13 64

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60