51
Motivasi. Pada intinya metode dapat disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, 5 monitoring dan Monev, monev formal melalui kajian evaluasi, indeks kepuasan
masyarakat. Monev informal dengan cara tetap menjaga hubungan komunikasi yang baik dan intensif dengan pengguna dan pemangku kepentingan.
2.4. Kerangka Berfikir
Pada hakekatnya pemberdayaan di dalamnya selalu ada pihak yang membedayakan. Kegiatan pemberdayaan yang diteliti kali ini melibatkan pemerintah
melalui program pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna oleh Direktorat Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Perdesaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, salah satunya adalah pembentukan lembaga pemasyarakatan di tingkat kecamatan yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi
berbagai jenis teknologi tepat guna. Permendagri 202010: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan teknologi tepat guna, status dan kedudukan
posyantek, pembentukan dengan SK BupatiWalikota, merupakan lembaga kemasyarakatan, berkedudukan. Sebagai pengurus posyantek Rapat pembentukan
Posyantek dilakukan di tingkat Kecamatan dengan prinsip musyawarah ,mufakat dan demokratis; Peserta Rapat terdiri dari, 1 tokoh masyarakat, 2 wakil dari desa se-
kecamatan, 3 wakil dari Lembaga KemasyarakatanLSM, 4 wakil dari masyarakat pemanfaatpengguna teknologi tepat guna, 5 wakil dari masyarakat sumber
prodosen teknologi tepat guna, jadi pengurus posyantek adalah dari unsur masyarakat yang dipilih secara musyawawah, dan keberjalanan program pemasyarakatan
52
teknologi tepat guna ini harus melibatkan masyarakat dengan diadakannya pengembangan sumber daya manusia pengurus agar bisa mananajemen posyantek,
dengan dukungan dari pemerintah pengurus melaksanakan tugas-tugasnya memberikan pelatihan-pelatihan Teknologi Tepat Guna bagi masyarakat agar bisa
menerapkannya untuk menghasilkan produk yang memiliki daya saing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Berikut bagan tentang kerangka berfikir
penelitian:
Bagan 2.2 Kerangka Perfikir
Posyantek Karya Mandiri
Penerapan TTG Optimal
pada UKM
SDA
Tahap-Tahap Pemberdayaan melalui Penerapan TTG
Pengumpulan Data Keadaan Analisis Data Keadaan
Identifikasi Masalah Pemilihan Masalah yang
Dipecahkan Tujuan
Pemecahan Masalah Perencanaan Kegiatan
Pelaksanaan Evaluasi
Hasil Pemberdayaan Tindak Lanjut
Pemberdayaan Pengurus dan AnggotaUKM
Melalui TTG
Meningkatkan Keberdayaan
UKM TTG
TTG
Kerangka Berfikir Yang didapat UKM setelah adanya
pemberdayaan melalui penerapan TTG
Proses, Kualitas dan Inovasi Produk
Kuantitas Produk Daya saing dan Pemasaran
Omset UKM Dampak Sosial dan Ekonomi
55
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai “Pemberdayaan Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Pada Usaha Kecil
Menengah Studi Program Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Karya Mandiri Kecamatan Tegowanu
”, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian dekriptif kualitatif.
Penggunaan metode penelitian ini karena penelitian ini ditujukan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara mendeskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2012:6. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data yang terbentuk deskripsi, tidak
hanya berupa ucapan pada saat wawancara dan dokumen dari subyek atau obbyek penelitian, sebagaiman
a pendapat Sugiyono 2010: 2, ”kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi
sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis menyatakan bahwa metode kualitatif adalah suatu metode yang memusatkan pada penafsiran data yang ada pada