Usaha Kecil Menengah KAJIAN PUSTAKA

41 2.1.6.10. Hasil Yang Dicapai Hasil akhir atau output setelah serangkaian proses pemberdayaan dilakukan akan mencapai kompetensi sebagai agen pembaharu yang berdaya dan mampu mengimplementasikan pendampingan kepada masyarakat untuk melakukan program aksi dari perancangan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat, Sulistyani, 2004: 117. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh warga belajar setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2000:50. Hasil yang dicapai berupa angka atau nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar dibuat untuk menentukan tingkat pengetahuan dan keterampilan penguasaan materi. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi perkembangan seorang siswa atau warga belajar dalam belajar sehingga instruktur dapat memperbaiki dan menyusun kembali kegiatan pembelajaran baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Bloom dalam Sudjana 2000:50-55 menjelaskan bahwa hasil belajar diklasifikasikan dalam tiga kategori , yaitu : 1 hasil belajar kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang terdiri dari : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi, 2 hasil belajar afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri dari : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi, 3 hasil belajar psikomotorik, mencakup keterampilan fisik Motorik dan kemampuan bertindak yang terdiri dari : gerak reflek, keterampilan gerakan..

2.2. Usaha Kecil Menengah

42 2.2.1. Pengertian Usaha Kecil Menengah Sebagai acuan utama pengertian UKM pada kajian ini mengacu pada Undang- undang UKM Nomor 20 Tahun 2008, yaitu 1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. 2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil, 3 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2.2.2. Kriteria Usaha Kecil Menengah Mengacu pada Undang-undang UKM Nomor 20 Tahun 2008, kriteria UKM adalah sebagai berikut : Usaha Mikro adalah sebagai berikut: 1 memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau, 2 memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 43 Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: 1 memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: 1 memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah. 2.2.3. Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah Menurut Setyobudi 2007:23, sekarang ini banyak ragam jenis usaha UKM di indonesia, tetapi secara garis besar dikelompokkan dalam 4 kelompok: 1 usaha perdagangan meliputi : keagenan: agen koranmajalah, sepatu pakaian dan lain-lain; pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain: eksporimpor: produk lokal dan internasional; sektor inormal: pengumpulan barang bekas, pedagang kaki lima dan lain-lain, 2 usaha pertanian, meliputi perkebunan: pembibitan dan kebun buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain; peternakan: ternak ayam petelur, susu sapi; dan perikanan: daratlaut seperti tambak udang, kolam ikan, dan lain-lain, 3 usaha industry, meliputi : industri makananminuman; pertambangan: pengrajin: 44 konveksi, dan lain-lain, 4 usaha jasa, meliputi : jasa konsultan; perbengkelan; restoran; jasa kontruksi; jasa transportasi, jasa telekomunikasi; jasa pendidikan, dan lain-lain. 2.2.4. Cakupan Upaya Bina UsahaPemberdayaan pada Usaha Kecil Menengah Bina usaha yang diupayakan melalui pemberdayaan pada UKM mencakup banyak hal, seperti : 1 peningkatan pengetahuan teknis, utamanya untuk meningkatkan produktifitas, perbaikan mutu dan nili tambah produk, 2 perbaikan manajemen untuk meningkatkan efesiensi usaha, dan pengembangan jejaring kemitraan, 3 pengembahan jiwa kewirausahaa terkait dengan optimasi peluang bisnis yang berbasis dan didukung oleh keunggulan lokal, 4 peningkatan aksesibilitas terhadap: modal, pasar, dan informasi, 5 advokasi kebijakan yang berpihak kepada pengembangan ekonomi rakyat Mardikanto, 2012 : 224-225.

2.3. Penerapan Teknologi Tepat Guna