Kelima jenis perilaku tersebut bersifat hierarkis. Perilaku penerimaan merupakan jenis perilaku terendah dan perilaku pembentukan pola hidup
merupakan jenis perilaku tertinggi. 3
Kemampuan psikomotorik menurut Gagne Dimyati, 2002:12 adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. Dan menurut Simpson Dimyati, 2002:31 kemampuan psikomotorik adalah berbagai
kemampuan gerak dengan kepekaan memilah-milah sampai dengan kreativitas pola gerak baru.
2.1.3 Komponen Yang Berpengaruh Dalam Proses Pembelajaran
Belajar mengajar merupakan proses yang sistematik dan sistemik yang terdiri dari banyak komponen. Setiap komponen itu saling pengaruh
mempengaruhi. Dalam hubungan itu diperlukan manajemen pembelajaran yang baik. Adapun komponen yang dapat mempengaruhi pembelajaran tersebut adalah
2.1.3.1. Peserta Didik dan Lingkungannya
Unsur diri peserta didik yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah bakat, minat, kemampuan dan motivasi untuk belajar. Minat dan motivasi
peserta didik tersebut dapat dikembangkan dan ditingkatkan, sehingga lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan
dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Hal ini harus dilakukan sedini mungkin hingga masa sekolah menjadikan kreativitas
sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.
Motivasi pada diri peserta didik sangat penting dalam manajemen pembelajaran. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan
dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku siswa Dimyati dan Mudjiono, 2002:75. Didalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran dan insentif. Keadaan kejiwaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku
belajar peserta didik.. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik
yaitu : 1
Cita-cita atau aspirasi peserta didik Setiap peserta didik tentu memiliki cita-cita atau gambaran keadaan yang
diinginkan. Cita-cita ini sangat mempengaruhi semangat belajar 2
Kemampuan peserta didik Kemampuan peserta didik akan memacu peserta didik untuk belajar lebih giat.
Contoh dalam bidang studi matematika, yaitu pada praktek menghitung penjumlahan. Jika dalam praktek awal peserta didik dapat menghitung
penjumlahan mulai dari yang terkecil, maka selanjutnya peserta didik akan berusaha menghitung angka dengan jumlah yang lebih besar lagi serta lebih
rumit, demikian seterusnya sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik akan lebih meningkatkan motivasi
belajarnya..
3 Kondisi peserta didik dan lingkungannya.
Kondisi peserta didik meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani yang mempengaruhi motivasi belajar. Seorang peserta didik yang sedang sakit,
lapar, atau marah akan mempengaruhi dan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya peserta didik yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah
memusatkan perhatiannya dalam belajar. Demikian juga dengan lingkungan sekolah yang sehat, aman, tenteram, kerukunan hidup dan ketertiban
pergaulan dapat memberikan semangat dan motivasi dalam belajar. Sejalan dengan itu, Mulyasa 2005 : 176 – 177 mengatakan bahwa ada
beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar, yaitu : 1
Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya sendiri.
2 Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada
peserta didik sehingga mereka mengetahui tujuan belajar. 3
Peserta didik harus selalu diberitahu tentang kompetensi dan hasil belajarnya. 4
Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu- waktu hukuman juga diperlukan.
5 Manfaatkan sikap, cita-cita, rasa ingin tahu dan ambisi peserta didik.
6 Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual peserta didik, misalnya
perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau lembaga tertentu.
7 Usahakan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dengan jalan
memperhatikan rasa aman dan mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik Sardiman, 1992 : 74 – 83. Hal itu menunjukkan bahwa motivasi dalam
belajar memiliki beberapa fungsi, yaitu : 1
Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan guna mencapai tujuan.
2.1.3.2.Pendidik
Guru dalam pendidikan non formal disebut sebagai pendidik tutor. Pendidik adalah salah satu komponen yang sangat penting peranannya, sekaligus
komponen yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Sebagai seorang yang memiliki pengetahuan luas, maka seorang pendidik dianggap sebagai
sumber pelajaran, dan sebagai orang yang memiliki kewenangan mengelola proses pembelajaran. Oleh sebab itu, pendidik adalah sebagai administrator dan
manajer pembelajaran, serta sebagai orang dewasa yang memiliki kepribadian yang utuh. Pendidik dianggap sebagai teladan bagi peserta didiknya.
Dimyati dan Mudjiono 2002 : 37 mengemukakan bahwa guru memiliki peranan penting dalam acara pembelajaran. Diantara peranan guru tersebut adalah
1 Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap dan menyeluruh.
2 Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.
3 Bertindak sebagai guru yang mendidik.
4 Meningkatkan profesionalitas keguruan.
5 Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi sekolah setempat. Penyesuaian tersebut dilakukan untuk peningkatan mutu belajar.
6 Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitas belajar,
pembimbing belajar dan pemberi balikan belajar. Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai pembelajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat
Winkel, 1991; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs Tefler, 1987. Mengingat begitu pentingnya peran guru pendidik dalam proses
pembelajaran, maka konsekuensi logis untuk dapat melakukan manajemen pembelajaran yang baik, pendidik harus selalu meningkatkan kemampuan
mengajarnya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran maka kemampuan pendidik yang harus dimiliki menurut Sudjana 1995:19 adalah :
1 merencanakan program belajar-mengajar, 2 melaksanakan, memimpin atau mengelola proses pembelajaran, 3 menilai kemajuan proses pembelajaran,
4 menguasai bahan pelajaran yang diampu. Dengan demikian ada empat peran pendidik yang harus dipahami dan
dilaksanakan oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu :
a. Pendidik sebagai demonstrator