BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis
2.1.1. Sejarah Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang diderita manusia sama tuanya dengan sejarah manusia. Penemuan lesi pada tulang-tulang belakang
mummi yang sesuai dengan TB ditemukan di Heidelberg, diduga berasal dari tahun 5000 SM. Demikian juga halnya di Italia diduga berasal dari
tahun 4000 SM. Keadaan ini juga dijumpai di Denmark dan lembah Jordan. Di Mesir juga ditemukan lukisan-lukisan pada dinding berupa
bentuk kelainan tulang belakang yang sesuai dengan penemuan TB spinal pada mummi. Di Indonesia catatan paling tua dari penyakit ini adalah
seperti didapatkan pada salah satu relief di candi Borobudur yang tampaknya menggambarkan kasus tuberkulosis Putra, 2010.
Hipokrates juga mendeskripsikan tentang penyakit ini dan menyebutnya Pthisis. Akhirnya pada tahun 1882 Robert Koch menemukan
basil tuberkulosis sebagai penyebabnya dan hasil penemuannya dipresentasikan pada tanggal 24 Maret 1882 di Berlin. Hal ini di peringati
sebagai hari TB sedunia TB Day Putra, 2010.
2.1.2. Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang banyak menginfeksi manusia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini banyak menginfeksi paru dan jika di obati dengan baik penyakit ini dapat sembuh. Transmisi penyakit biasanya melalaui saluran
nafas yaitu melalui droplet yang dihasilkan oleh pasien yang terinfeksi TB Mario dan Richard, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Etiologi dan Faktor Risiko TB paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi kuman basil Mycobacterium tuberculosis. Organisme ini
termasuk ordo Actinomycetalis, familia Mycobacteriaceae dan genus Mycobacteriu
m. Genus Mycobacterium memiliki beberapa spesies diantaranya Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. Basil tuberkulosis berbentuk batang ramping lurus, tapi kadang- kadang agak melengkung, dengan ukuran panjang 2
μm-4μm dan lebar 0,2
μm–0,5μm. Organisme ini tidak bergerak, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul, bila diwarnai akan terlihat berbentuk manik-manik atau
granular. Sebagian besar basil tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain. Mycobacterium tuberculosis merupakan
mikobakteria tahan asam dan merupakan mikobakteria aerob obligat dan mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana.
Dibutuhkan waktu 18 jam untuk mengganda dan pertumbuhan pada media kultur biasa dapat dilihat dalam waktu 6-8 minggu Putra, 2010. Suhu
optimal untuk tumbuh pada 37ºC dan pH 6,4 – 7,0. Jika dipanaskan pada suhu 60ºC akan mati dalam waktu 15-20 menit. Kuman ini sangat rentan
terhadap sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet. Sel nya terdiri dari rantai panjang glikolipid dan phospoglican yang kaya akan mikolat
Mycosida yang melindungi sel mikobakteria dari lisosom serta menahan pewarna fuschin setelah disiram dengan asam basil tahan asam
Herchline, 2013. Faktor- faktor yang meningkatkan risiko terinfeksi TB adalah
Hiswani, 2002: 1.
Faktor Sosial Ekonomi Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian,
lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat memudahkan penularan TB. Pendapatan keluarga sangat
erat juga dengan penularan TB, karena pendapatan yang kecil
Universitas Sumatera Utara
membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat- syarat kesehatan.
2. Status Gizi Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi
dan lain-lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TB paru. Keadaan ini
merupakan faktor penting yang berpengaruh di negara miskin, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Infeksi Non-TB seperti:
campak, cacar air dan batuk rejan dikatakan juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko terinfeksi TB Batra, 2012.
3. Umur
Penyakit TB paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif 15 – 50 tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi
demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis
seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB-Paru.
4. Jenis Kelamin
Penyakit TB paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam periode
setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi
kematian yang disebabkan oleh TB paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki-laki penyakit
ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih
mudah terpapar dengan agen penyebab TB paru.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Patogenesis TB paru