dilakukan penilaian risiko yang komprehensif dengan waktu yang tepat pada sumber kasus dan pengembangan strategi skrining kontak. Di mana
setelah seseorang ditentukan memerlukan skrining, petugas pelayanan TB harus memberi tahu orang yang berpotensi terpapar, risikonya, dan
merekomendasikan skrining tanpa penundaan
2.2.4. Metode Penelusuran Kontak
Langkah- langkah yang perlu dilakukan bagi petugas yang akan melakukan penelusuran kontak adalah Christensen, 2013 :
1. Mengkategorikan kasus sesuai dengan derajat infeksiusnya
2. Mengumpulkan data orang- orang yang mengalami kontak dan
membaginya sesuai dengan risiko paparannya terhadap TB, yaitu tingkat paparan tinggi, sedang, dan rendah
3. Menilai orang- orang yang mengalami kontak dan dicurigai serta
menetapkan apakah terdapat infeksi TB pada paru dan laring 4.
Jika ada bukti terjadinya penularan pada orang yang berkontak dengan risiko tinggi, lakukanlah penilaian dan skrining terhadap
orang- orang yang mengalami kontak dengan risiko sedang. Dalam kebanyakan kasus skrining kontak yang berkaitan dengan
kasus BTA positif akan dimulai sebelum diagnosis TB dikonfirmasi. Penyelidikan kontak TB dapat ditunda sambil menunggu hasil kultur, jika
Nucleic Acid Amplification NAA yaitu hasil test asam nukleat untuk TB
adalah negatif dan kemungkinan klinis TB pada kasus indeks dinilai sebagai TB rendah.
2.2.5. Kategori Kasus Berdasarkan Infeksinya
Tingkat penularan kasus, yang ditentukan dari klinis, radiologis, temuan tes asam nukleat, dan bakteriologis dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Penularan Tinggi
BTA positif, atau keterlibatan laring, foto sinar X dada menunjukkan kavitasi, bukti penularan ke kontak lain
b. Penularan Sedang
BTA negatif, tapi pembiakan sputum positif atau tes asam nukleat positif, penyakit pleura tanpa keterlibatan paru atau pewarnaan
bilasan bronkial positif c.
Penularan Rendah BTA negatif dan kultur negatif
2.2.6. Menentukan Periode Menular
Menentukan periode menular penting untuk menentukan kelompok prioritas untuk dilakukan penelusuran kontak. Secara umum, periode
menular dianggap 3 bulan sebelum diagnosis TB ditegakkan, kecuali tanggal munculnya gejala diketahui dengan pasti dan jelas. Dalam
beberapa keadaan, waktu untuk memulai penelusuran kontak harus dilakukan lebih awal seperti pada kasus di mana penyakitnya
simptomatik dan berlarut-larut atau kasus di mana terbentuk kavitas besar yang menunjukkan penyakit yang sudah berlarut-larut dan infeksius
Pasien dapat dipertimbangkan tidak lagi infeksius untuk dilakukan penelusuran kontak jika:
a. pengobatan yang efektif telah diberikan dua minggu atau lebih yang
dikonfirmasi dengan tes kerentanan terhadap obat anti tuberkulosis b.
gejala telah berkurang c.
ada bukti dari respon mycobacteriologic yaitu penurunan jumlah BTA positif yang terdeteksi pada pewarnaan sputum.
Keberadaan organisme yang resisten terhadap obat-obatan dapat memperpanjang masa infeksiusnya. Setiap pasien dengan tanda infeksius
yang memanjang terlepas dari hasil kepekaan biakan, harus dinilai ulang untuk mencari kontak yang belum teridentifikasi. Kriteria yang
Universitas Sumatera Utara
lebih ketat untuk menentukan akhir periode menular harus diterapkan untuk pasien yang tinggal bersama di suatu tempat yang ramai seperti di
panti, tempat penampungan tunawisma, dan lembaga permasyarakatan. Orang-orang ini harus memiliki hasil BTA negatif tiga kali berturut-turut
pada sputum yang diambil dalam rentang waktu 8-24 jam. Setidaknya satu dari spesimen ini harus diambil pada pagi hari.
2.2.7. Menetapkan Prioritas dalam Skrining