lebih ketat untuk menentukan akhir periode menular harus diterapkan untuk pasien yang tinggal bersama di suatu tempat yang ramai seperti di
panti, tempat penampungan tunawisma, dan lembaga permasyarakatan. Orang-orang ini harus memiliki hasil BTA negatif tiga kali berturut-turut
pada sputum yang diambil dalam rentang waktu 8-24 jam. Setidaknya satu dari spesimen ini harus diambil pada pagi hari.
2.2.7. Menetapkan Prioritas dalam Skrining
Kontak harus dikategorikan ke dalam kelompok risiko berikut: 1.
Kelompok risiko tinggi : a.
Kontak sering, lama dan dekat dalam lingkungan tertutup selama masa penularan
Yang termasuk kelompok ini adalah: 1
Semua orang yang tinggal di rumah atau tempat tinggal yang sama
2 Kerabat dekat dan teman-teman, dan
3 Rekan kerja dekat yang berbagi wilayah kerja kecil dalam
ruangan yang sama pada setiap hari.
2. Kelompok risiko menengah
a. Kontak yang sering tetapi kurang intens dengan kasus indeks
b. Kelompok ini mungkin termasuk: kerabat dekat lainnya, teman-
teman, kelas teman sekolah, rekan kerja dan tetangga yang tidak termasuk dalam kelompok risiko tinggi.
Mendapatkan rincian kontak risiko menengah tidak diperlukan pada awalnya, dan hanya perlu dikejar jika ada bukti penularan
pada kelompok berisiko tinggi
Universitas Sumatera Utara
3. Kelompok risiko rendah
Kelompok ini mencakup kontak lain di sekolah atau di tempat kerja atau sosial lingkungan tidak termasuk dalam kelompok risiko tinggi
atau menengah. Mendapatkan rincian kontak risiko rendah tidak diperlukan pada
awalnya, hanya perlu menjadi dilakukan jika ada bukti penularan pada risiko tinggi dan risiko menengah kelompok. Pengelompokan ini
sulit dilakukan karena sering terjadi tumpang-tindih dalam prosesnya. Kegiatan skrining perlu dievaluasi dan dikembangkan secara
individual. Setelah penelusuran kontak telah dilakukan pada setiap kelompok risiko, evaluasi hasil harus dilakukan untuk menentukan
apakah transmisi sudah terjadi.
2.2.8. Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Ketika
Melakukan Penilaian Kontak TB dan Skrining
Risiko berkembangnya infeksi TB laten menjadi TB aktif meningkat pada:
a. Anak berusia kurang dari lima tahun,
b. Orang yang terinfeksi HIV,
c. Orang yang mengkonsumsi sama dengan atau lebih besar dari 15mg
prednison atau yang setara untuk lebih dari empat minggu, d.
Orang yang mendapat terapi imunosupresif lainnya seperti kemoterapi kanker dengan agen multipel, obat anti penolakan untuk transplantasi
organ dan antagonis Tumor Necrosis Factor anti-TNF α,
e. Orang dengan kondisi medis tertentu lainnya seperti kanker, silikosis,
diabetes mellitus, dan gagal ginjal, f.
Orang yang telah menjalani gastrektomi atau operasi jejunoileal. Di mana kontak diketahui memiliki faktor risiko untuk perkembangan
dari laten menjadi TB aktif seperti yang dijelaskan di atas, mereka
Universitas Sumatera Utara
harus ditawarkan skrining terlepas dari tingkat paparan kasus menular,
Volume udara, laju pembuangan dan sirkulasi dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan penularan pada ruang tertutup. Dilusi
partikel TB infeksius dipengaruhi oleh volume udara, sirkulasi lokal dan ventilasi kamar. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada
intensitas, frekuensi dan durasi terpapar.
2.2.9. Waktu dan Luasnya Skrining Kontak