Waktu dan Luasnya Skrining Kontak Prosedur Skrining

harus ditawarkan skrining terlepas dari tingkat paparan kasus menular, Volume udara, laju pembuangan dan sirkulasi dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan penularan pada ruang tertutup. Dilusi partikel TB infeksius dipengaruhi oleh volume udara, sirkulasi lokal dan ventilasi kamar. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada intensitas, frekuensi dan durasi terpapar.

2.2.9. Waktu dan Luasnya Skrining Kontak

a. Skrining orang yang terkena risiko tinggi terlebih dahulu Kontak risiko tinggi pada kasus yang sangat menular harus diskrining dalam waktu tujuh hari setelah diagnosis. Kontak risiko tinggi pada kasus penularan menengah dan rendah harus diskrining dalam waktu dua minggu setelah diagnosis. Skrining kontak pada kontak berisiko tinggi kasus TB ekstra paru dapat dilakukan untuk mengidentifikasi sumber kasus. Pada kasus di mana infeksi TB dapat diperoleh di masa lalu, skrining kontak mungkin tidak diperlukan. b. Skrining pada kontak yang memiliki risiko menengah dan rendah Skrining dilakukan pada kontak kelompok risiko menengah hanya jika ada bukti penularan, yaitu, jika diduga adanya konversi tes kulit tuberkulin, pada kelompok berisiko tinggi. Skrining dilakukan pada kelompok risiko rendah hanya jika ada bukti penularan pada kelompok risiko sedang. Sebagai panduan, jika sepuluh atau lebih kontak berisiko tinggi telah diuji menggunakan tes kulit tuberkulin dan tidak terbukti mengalami infeksi TB, lebih lanjut biasanya tidak perlu. Jika kurang dari sepuluh kontak yang diuji, dan hasilnya negatif, pertimbangan yang cermat harus sebelum menghentikan penyelidikan kontak. Universitas Sumatera Utara

2.2.10. Prosedur Skrining

Prosedur skrining diuraikan di bawah ini. Pengelolaan kontak tergantung pada temuan pada kunjungan pertama dan berikutnya. a. Penilaian pertama: Pada kunjungan pertama kontak, riwayat klinis singkat harus diambil untuk: 1. Mengklarifikasi risiko paparan dan menentukan masa risiko paparan dengan penderita TB infeksius untuk menentukan waktu yang tepat menjalani skrining tes kulit tuberkulin 2. Catat riwayat pemberian vaksin Bacillus Calmette Guerin BCG, riwayat infeksi TB laten sebelumnya, dan berat badan 3. Periksa tanda dan gejala tuberkulosis Periksa juga kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko progresi TB laten menjadi TB aktif 4. Periksa keadaan-keadaan yang dapat mengganggu hasil tes kulit tuberkulin Pada kontak yang memiliki riwayat TB atau riwayat infeksi TB laten, tes kulit tuberkulin tidak berguna jika dilakukan untuk mengetahui infeksi yang baru terjadi dan pemeriksaan menggunakan sinar harus dilakukan untuk menemukan adanya bukti infeksi yang aktif. Semua kontak yang memiliki riwayat infeksi TB laten baik yang sudah terdokumentasi maupun yang belum terdokumentasi harus menjalani pemeriksaan uji tuberkulin yang dibaca setelah 48 sampai 72 jam kemudian. Jika hasilnya positif, maka lakukan pemeriksaan foto sinar X dan diperiksa ulang oleh dokter. Jika hasilnya negatif, maka diperiksa ulang 8 sampai 10 minggu setelah paparan terakhir terhadap kasus TB infeksius. b. Tes kulit tuberkulin kedua Tes kulit tuberkulin kedua harus dilakukan delapan sampai sepuluh minggu setelah paparan terakhir ke kasus menular TB. Hal ini tidak Universitas Sumatera Utara diperlukan untuk kontak kasus ekstraparu atau jika tes kulit tuberkulin pertama dilakukan sepuluh minggu atau lebih setelah kontak terakhir dengan kasus infeksi. Reaksi tes dibaca 48 sampai 72 jam kemudian. Jika positif, maka lakukan pemeriksaan sinar X dan dokter hendaknya melakukan pemeriksaan ulang. Jika hasilnya negatif, tidak perlu penelusuran yang lebih lanjut. Orang yang mengalami gangguan imun, atau sedang dalam pengobatan yang menekan sistem imunitas, harus menjalani pemeriksaan sinar X dan dinilai kembali oleh dokter.

2.2.11. Follow Up Kelompok Kontak Tertentu