Deskripsi Karakteristik Responden Distribusi Suspek TB Paru pada Keluarga Melalui Penelusuran Kontak

Dewasa Akhir Lansia Awal Lansia Akhir Manula 10 6 6 1 24,4 14,6 14,6 2,4 Total 41 100

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 117 orang yang tersebar dalam 21 keluarga. Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah perempuan yaitu sebanyak 59 orang 50,4. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki 58 49,6 Perempuan 59 50,4 Total 117 100,0 Pada tabel 5.4. dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang terpilih adalah kelompok umur remaja akhir yaitu sebanyak 22 orang 18,8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok umur Frekuensi Balita Anak - anak Remaja Awal 20 13 10 17,1 11,1 8,5 Remaja Akhir Dewasa Awal Dewasa Akhir Lansia Awal Lansia Akhir Manula 22 19 7 11 12 3 18,8 16,2 6,0 9,4 10,3 2,6 Total 117 100

5.1.4. Distribusi Suspek TB Paru pada Keluarga Melalui Penelusuran Kontak

Setelah dilakukan penelitian dengan metode cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner, didapatkan distribusi suspek TB paru pada keluarga melalui penelusuran kontak pada tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Distribusi Suspek TB Paru pada Setiap Keluarga yang Diteliti Melalui Penelusuran Kontak No. Keluarga Frekuensi Suspek TB Paru Orang Total Orang Presentase TB Paru + - 1 Keluarga 1 0 4 4 0,0 2 Keluarga 2 1 4 5 20,0 3 Keluarga 3 0 8 8 0,0 4 Keluarga 4 0 5 5 0,0 5 Keluarga 5 1 4 5 20,0 6 Keluarga 6 4 5 9 44,4 7 Keluarga 7 3 6 9 33,3 8 Keluarga 8 0 6 6 0,0 9 Keluarga 9 0 3 3 0,0 10 Keluarga 10 2 10 12 16,7 11 Keluarga 11 2 2 4 50,0 12 Keluarga 12 1 3 4 25,0 13 Keluarga 13 1 2 3 33,3 14 Keluarga 14 1 3 4 25,0 15 Keluarga 15 0 8 8 0,0 16 Keluarga 16 0 4 4 0,0 Universitas Sumatera Utara 17 Keluarga 17 0 6 6 0,0 18 Keluarga 18 0 4 4 0,0 19 Keluarga 19 0 5 5 0,0 20 Keluarga 20 0 3 3 0,0 21 Keluarga 21 0 6 6 0,0 Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa frekuensi suspek TB paru pada keluarga 2 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 1 dari 5 orang anggota keluarga 20,0 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 5 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 1 dari 5 orang anggota keluarga 20,0 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 6 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 4 dari 9 orang anggota keluarga 44,4 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 7 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 3 dari 9 orang anggota keluarga 33,3. Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 10 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 2 dari 12 orang anggota keluarga 16,7 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 11 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 2 dari 4 orang anggota keluarga 50,0 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 12 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 1 dari 4 orang anggota keluarga 25,0 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 13 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 1 dari 3 orang anggota keluarga 33,3 . Frekuensi suspek TB paru pada keluarga 14 melalui penelusuran kontak yaitu sebanyak 1 dari 4 orang anggota keluarga 25,0 . Tidak dijumpai suspek TB paru pada keluarga 1, 3, 4, 8, 9, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21. Sedangkan distribusi frekuensi suspek TB paru dari seluruh responden adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Suspek TB Paru dari Seluruh Responden Frekuensi Suspek TB paru 16 13,7 Bukan Suspek TB paru 101 86,3 Total 117 100,0 Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi suspek TB paru dari seluruh responden adalah sebanyak 16 orang 13,7, sedangkan frekuensi bukan suspek TB paru adalah sebanyak 101 orang 86,3. Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur Frekuensi Balita Anak - Anak Remaja Awal Remaja Akhir 1 2 1 3 6,3 12,5 6,3 18,8 Dewasa Awal Dewasa Akhir Lansia Awal Lansia Akhir Manula 2 2 3 2 12,5 12,5 18,8 12,5 0,0 Universitas Sumatera Utara Total 16 100,0 Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa mayoritas responden suspek TB paru adalah kelompok umur remaja akhir dan lansia awal, yaitu masing-masing sebanyak 3 orang 18,8. Responden suspek TB paru kelompok umur balita adalah sebanyak 1 orang 6,3. Responden suspek TB paru kelompok umur anak-anak adalah sebanyak 2 orang 12,5. Responden suspek TB paru kelompok umur remaja awal adalah sebanyak 1 orang 6,3. Responden suspek TB paru kelompok umur dewasa awal adalah sebanyak 2 orang 12,5. Responden suspek TB paru kelompok umur dewasa akhir adalah sebanyak 2 orang 12,5. Responden suspek TB paru kelompok umur lansia akhir adalah sebanyak 2 orang 12,5. Tidak dijumpai responden suspek TB paru pada kelompok umur manula. Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Laki – laki 9 56,3 Perempuan 7 43,7 Total 16 100,0 Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa mayoritas responden suspek TB paru adalah laki – laki, yaitu sebanyak 9 orang 56,3. Sedangkan responden suspek TB paru berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 7 orang 43,7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Tidak sekolah atau tidak lulus SD Tamat SD atau Sederajat Tamat SMP atau Sederajat Tamat SMA atau Sederajat Perguruan Tinggi 2 4 5 5 12,5 25,0 31,3 31,3 Total 16 100,0 Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa mayoritas responden suspek TB paru adalah berpendidikan tamat SMP atau sederajat dan tamat SMA atau sederajat, yaitu masing-masing sebanyak 5 orang 31,3. Responden suspek TB paru yang tidak sekolah atau tidak lulus SD adalah sebanyak 2 orang 12,5. Responden suspek TB paru yang berpendidikan tamat SD atau sederajat adalah sebanyak 4 orang 25,0. Tidak dijumpai responden suspek TB paru pada kelompok pendidikan perguruan tinggi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru Berdasarkan Hubungan Keluarga Hubungan Keluarga Frekuensi Ayah Ibu 2 0,0 12,5 Kakek Nenek Kakak Abang Adik Suami Istri Anak Menantu Cucu Keponakan Paman Bibi Kakak Ipar Abang Ipar 1 1 3 2 5 1 0,0 0,0 0,0 0,0 6,3 6,3 18,8 12,5 0,0 0,0 31,3 0,0 0,0 6,3 0,0 Universitas Sumatera Utara Adik Ipar Sepupu 1 6,3 0,0 Total 16 100,0 Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa mayoritas responden suspek TB paru memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah keponakan, yaitu sebanyak 5 orang 31,3. Responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah ibu yaitu sebanyak 2 orang 12,5. Responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah adik yaitu sebanyak 1 orang 6,3. Responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah suami yaitu sebanyak 1 orang 6,3. Responden suspek TB yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah istri yaitu sebanyak 3 orang 18,8. Responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah anak yaitu sebanyak 2 orang 12,5. Responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah kakak ipar yaitu sebanyak 1 orang 6,3. Responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah adik ipar yaitu sebanyak 1 orang 6,3. Tidak dijumpai responden suspek TB paru yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien TB paru adalah ayah, kakek, nenek, kakak, abang, menantu, cucu, paman, bibi, abang ipar, dan sepupu. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru pada Dewasa Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Tidak Bekerja 6 46,2 Wiraswasta Pegawai Swasta PNS Ibu Rumah Tangga 6 1 46,2 0,0 0,0 7,7 Total 13 100,0 Dari tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 13 orang suspek TB paru pada dewasa, mayoritas responden memiliki pekerjaan wiraswasta dan tidak bekerja, yaitu masing-masing sebanyak 6 orang 46,2. Responden suspek TB paru pada dewasa berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga adalah sebanyak 1 orang 7,7. Tidak dijumpai responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki pekerjaan pegawai swasta dan PNS. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru pada Dewasa Berdasarkan Status Gizi Status Gizi Frekuensi Berat Badan Kurang 4 30,8 Normal Berat Badan Lebih Pra-Obesitas Obesitas Tipe-I Obesitas Tipe-II 8 1 61,5 7,7 0,0 0,0 0,0 Total 13 100,0 Dari tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 13 orang suspek TB paru pada dewasa, mayoritas responden memiliki status gizi normal, yaitu sebanyak 8 orang 61,5. Responden suspek TB paru pada dewasa berdasarkan status gizi berat badan kurang adalah sebanyak 4 orang 30,8. Responden suspek TB paru pada dewasa berdasarkan status gizi berat badan lebih adalah sebanyak 1 orang 7,7. Tidak dijumpai responden suspek TB paru dewasa dengan status gizi pra-obesitas, obesitas tipe I, dan obesitas tipe II. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru pada Anak- Anak Berdasarkan Status Gizi Status Gizi Frekuensi Gizi Buruk 0,0 Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 3 100,0 0,0 0,0 Total 3 100,0 Dari tabel 5.13. dapat dilihat bahwa dari 3 orang suspek TB paru pada anak-anak, seluruh responden memiliki status gizi kurang, yaitu sebanyak 3 orang 100,0. Tidak dijumpai respon suspek TB paru pada anak-anak dengan status gizi buruk, gizi baik, dan gizi lebih. Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru Berdasarkan Status Imunisasi BCG Status Imunisasi BCG Frekuensi Ya 8 50,0 Tidak 8 50,0 Total 16 100,0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.14. dapat dilihat bahwa suspek TB paru yang mendapat imunisasi BCG adalah sebanyak 8 orang 50,0, sedangkan responden suspek TB paru yang tidak mendapat imunisasi BCG adalah sebanyak 8 orang 50,0. Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru pada Dewasa Berdasarkan Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis Ya Tidak Total N N N Batuk 2 Minggu 13 100,0 0,0 13 100,0 Batuk Berdarah 4 30,8 9 69,2 13 100,0 Sesak Nafas 7 53,8 6 46,2 13 100,0 Badan Lemas 10 76,9 3 23,1 13 100,0 Nafsu Makan Berkurang 10 76,9 3 23,1 13 100,0 Penurunan Berat Badan 11 84,6 2 15,4 13 100,0 Rasa Kurang Enak Badan 11 84,6 2 15,4 13 100,0 Demam Meriang 11 84,6 2 15,4 13 100,0 Berkeringat Malam 12 92,3 1 7,7 13 100,0 Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari suspek TB paru pada dewasa, responden yang memiliki manifestasi klinis batuk 2 minggu, yaitu sebanyak 13 orang 100,0. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis batuk berdarah adalah sebanyak 4 orang 30,8. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis sesak nafas adalah sebanyak 7 orang 53,8. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis badan lemas adalah sebanyak 10 orang 76,9. Universitas Sumatera Utara Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis nafsu makan berkurang adalah sebanyak 10 orang 76,9. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis penurunan berat badan adalah sebanyak 11 orang 84,6. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis rasa kurang enak badan adalah sebanyak 11 orang 84,6. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis demam meriang adalah sebanyak 11 orang 84,6. Responden suspek TB paru pada dewasa yang memiliki manifestasi klinis berkeringat malam adalah sebanyak 12 orang 92,3. Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Karakteristik Suspek TB Paru pada Anak- Anak Berdasarkan Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis Ya Tidak Total N N N Demam 2 Minggu 1 33,3 2 66,7 3 100,0 Batuk 3 Minggu 3 100,0 0,0 3 100,0 Pembesaran KGB 0 0,0 3 100,0 3 100,0 Pembengkakan Tulang 0 0,0 3 100,0 3 100,0 Penurunan Berat Badan 3 100,0 0 0,0 3 100,0 Dari tabel 5.16. dapat dilihat bahwa dari suspek TB paru pada anak-anak, responden yang memiliki manifestasi klinis demam 2 minggu, yaitu sebanyak 1 orang 33,0. Responden suspek TB paru pada anak-anak yang memiliki manifestasi klinis batuk 3 minggu adalah sebanyak 3 orang 100,0. Responden suspek TB paru pada anak-anak yang memiliki manifestasi klinis penurunan berat badan adalah sebanyak 3 orang 100,0. Tidak dijumpai responden suspek TB Universitas Sumatera Utara paru pada anak-anak yang memiliki manifestasi klinis pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan tulang.

5.2. Pembahasan