BAB III KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH
KABUPATENKOTA DALAM PELAYANAN PENANAMAN MODAL
A. Kewenangan Pemerintah Provinsi Dalam Pelayanan Penanaman Modal
1. Kebijakan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi yang
Berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupatenkota mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pelaksanaan investasi di Indonesia. Dalam
Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, telah ditentukan kewenangan antara pemerintah, pemerintah provinsi, dan
kabupatenkota. Kewenangan pemerintah diartikan sebagai hak dan kekuasaan pemerintah untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai
Daerah Otonom. Pada dasarnya, kewajiban pemerintah danatau pemerintah daerah adalah
menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan penanaman modal. Untuk menjamin kepastian, dan keamanan itu, perlu diatur kewenangan
pemerintah, provinsi, dan kabupatenkota dalam penyelenggaraan penanaman modal.
Kewenangan pemerintah dalam penyelenggaraan penanaman modal, mencakup ruang lingkupnya lintas provinsi. Dalam Pasal 2 ayat 3 pada angka 7
ditentukan tentang kewenangan pemerintah dalam bidang penanaman modal. Kewenangan itu, meliputi: pemberian izin dan pengendalian penanaman modal
untuk usaha berteknologi strategis yang mempunyai derajat kecanggihan tinggi dan beresiko tinggi dalam penerapannya, meliputi: persenjataan, nuklir dan
rekayasa genetika. Sementara itu, dalam Pasal 30 ayat 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah ditentukan kewenangan
pemerintah. Kewenangan pemerintah meliputi: 1.
Penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan risiko lingkungan yang tinggi.
2. Penanaman modal di bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada
skala nasional. 3.
Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi.
4. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan
keamanan nasional. 5.
Penanaman modal asing dan penanaman modal yang menggunakan modal asing terkait dengan perjanjian internasional.
6. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut
undang-undang.
7. Penanaman modal yang menggunakan modal pemerintah negara lain yang
didasarkan atas perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain.
Walaupun ketujuh kewenangan itu, menjadi kewenangan pemerintah itu sendiri, namun kewenangan itu dapat dilakukan oleh:
1. Pemerintah yang menyelenggarakan sendiri;
2. Melimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah; atau
3. Menugaskan kepada pemerintah kabupatenkota.
Apabila dibandingkan kewenangan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007, dapat dikemukakan bahwa kewenangan yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 lebih luas, dibandingkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan pemerintah dalam penyelenggaraan modal, hanya
meliputi perizin untuk: 1.
Persenjataan; 2.
Nuklir; dan 3.
Rekayasa genetika.
Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mencakup 7 tujuh hal, sebagaimana tersebut diatas. Penyelenggaraan penanaman modal yang
ruang lingkupnya lintas kabupatenkota menjadi urusan pemerintah provinsi.
Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom dalam bidang penanaman modal adalah
26
1. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota;
dan :
2. Melakukan kerja sama dengan kabupatenkota yang terdapat pada Pasal 13
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pasal 3 ayat 3 angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2007.
Untuk mengundang para penanam modal tersebut ke Indonesia diperlukan adanya pengaturan pemerintah yang konsisten dan terpadu agar dapat memberikan
keuntungan bukan hanya kepada penanam modal tetapi juga kepada pemerintah Indonesia khususnya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya.
27
26
Hasil Riset Wawancara dengan Ibu Delfi Farosa Jabatan Front Office pada PTS Tanggal 7 Oktober 2013 di Badan Penanaman Modal dan Promosi Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara.
Pengaturan pemerintah tersebut juga berkaitan dengan kewenangan pemerintah dalam penanaman modal di Indonesia. Pemerintah pusat Indonesia
berkewenangan untuk melakukan kerja sama dengan para penanam modal tersebut. Dalam hal pelayanan penanaman modal yang telah disepakati diperlukan
koordinasi dengan pemerintah provinsi. Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah provinsi untuk dapat mengelola potensi dan
keanekaragaman daerahnya secara efektif dan efisien dengan modal yang telah diberikan oleh pemerintah pusat.
27
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media, hlm. 46.
Kewenangan pemerintah provinsi dalam pelayanan penanaman modal di Indonesia terlihat dalam kebijakan penanaman modal daerah pemerintah provinsi
yang berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Kewenangan pemerintah provinsi tersebut yaitu
28
1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal
daerah provinsi dalam bentuk rencana umum penanaman modal daerah dan rencana strategis daerah sesuai dengan program pembangunan daerah
provinsi, berkoordinasi dengan pemerintah. :
2. Merumuskan dan menetapkan pedoman, pembinaan, dan pengawasan dalam
skala provinsi terhadap penyelenggaraan kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal, berkoordinasi dengan pemerintah.
3. Mengoordinasikan, merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan
daerah provinsi di bidang penanaman modal meliputi: 1
Penyiapan usulan bidang-bidang usaha yang perlu dipertimbangkan tertutup.
2 Penyiapan usulan bidang-bidang usaha yang perlu dipertimbangkan
terbuka dengan persyaratan. 3
Penyiapan usulan bidang-bidang usaha yang perlu dipertimbangkan mendapat prioritas tinggi dalam skala provinsi.
4 Penyusunan peta investasi daerah provinsi dan potensi sumber daya
daerah terdiri dari sumber daya alam, kelembagaan dan sumber daya
28
Bahan Riset Peningkatan Kegiatan, Pemantauan, Pembinaan Dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2012, hal 10.
manusia termasuk pengusaha mikro, kecil, menengah, koperasi, dan besar berdasarkan masukan dari daerah kabupatenkota.
5 Usulan dan pemberian fasilitas penanaman modal diluar fasilitas fiskal
dan non fiskal nasional yang menjadi kewenangan provinsi. 4.
Menetapkan peraturan daerah provinsi tentang penanaman modal dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari kewenangan tersebut terlihat jelas bahwa pemerintah provinsi memiliki posisi yang penting dalam hal penyaluran pelayanan penanaman modal
dimana otonomi daerah yang dipercayakan kepada pemerintah provinsi juga harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
2. Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal yang Dilakukan Oleh