Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Proses pengumpulan data ini mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain penelitian. Adapun data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas data primer, data sekunder, data kualitatif dan data kuantitatif (Afifudin dan Saebani, 2009).

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Instrumen diperlukan karena peneliti dituntut untuk dapat menemukan data yang diangkat dari peristiwa tertentu atau dokumen tertentu. Data kemudian diolah diberi makna melalui interpretasi, dianalisis untuk selanjutnya menarik

kesimpulan (Danim, 2002). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam merupakan cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang (Bungin, 2003). Maksud dari kegiatan wawancara, seperti yang ditegaskan

commit to user

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, dan tuntutan yang selanjutnya memverifikasi, mengubah dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan wawancara agar wawancara dapat terfokus yaitu pedoman wawancara. Wawancara biasanya dilakukan kepada sejumlah responden yang jumlahnya relative terbatas dan memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan kontak langsung secara berulang-ulang sesuai dengan keperluan (Danim, 2002). Pedoman wawancara yang berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup (Moleong, 2009).

Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan secara berurutan. Dimana dilakukan kepada key informan terlebih dahulu yaitu PPL Kecamatan Tawangmangu, yang selanjutnya diarahkan kepada PHP/POPT Kecamatan Tawangmangu Bapak Purnama dan kemudian anggota dan pengurus kelompok pemuda tani PUSPAHATI yang mengikuti kegitan pemberdayaan. Wawancara yang dilakukan selama penelitian kepada informan antara lain kepada Ketua LPP Desa Blumbang dan KAUR Tani Desa Blumbang. Dari kegiatan wawancara ini peneliti mendapatkan informasi mengenai kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh PPL dan PHP/POPT kepada kelompok pemuda tani PUSPAHATI.

2. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang diteliti (Nawawi dan Martini, 1996). Menurut Patton dalam Afifudin dan Saebani (2009), tujuan observasi adalah mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

commit to user

menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi biasanya dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian, dimana aspek yang di

observasi meliputi keperilakuan, keadaan fisik dan pertumbuhan dan perkembangan subjek tertentu. Obyek yang diobservasi dapat terbatas dan dapat pula banyak jumlahnya (Danim, 2002)

Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan mendatangi lokasi penelitian secara langsung baik di kantor BP4K Kecamatan Tawangmangu dan Kelurahan Blumbang maupaun di tempat kegiatan pemberdayaan pemuda tani yang dilakukan di Desa Blumbang. Kegiatan observasi ini akan dilakukan bersamaan dengan wawancara dengan informan yang langsung ditemui di lapang. Peneliti mendatangi kelompok pemuda tani puspahati secara langsung dan diketahui oleh anggota serta ketua kelompok pemuda tani puspahati. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas kegiatan pemberdayaan kelompok pemuda tani puspahati dan peran serta penyuluh dalam kegiatan pemberdayaan. Aktivitas yang dilakukan kelompok pemuda tani PUSPAHATI setelah kegiatan pemberdayaan adalah pembuatan, pemanfaatan dan pengembangan pestisida nabati yang dilakukan pengurus bersama-sama dengan anggota.

3. Dokumenter Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian sosial, dimana metode ini digunakan untuk menelusuri data historis. Menurut Afifudin dan Saebani (2009), metode dokumenter adalah metode pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti yang berasal dari sumber nonmanusia.

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, foto, cindera mata, laporan dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam (Bungin, 2008). Dokumen-dokumen yang dikumpulkan

commit to user

penelitian dan membantu dalam menginterpretasi data. Selain itu, dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam penyusunan teori

dan melakukan validitas data. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data monografi desa, data kelompok pemuda tani PUSPAHATI, arsip foto kegiatan kelompok, peta Kelurahan Blumbang, foto dokumenter lokasi kegiatan, dan informasi dari lokasi yang di tuangkan dalam catatan lapang yang disebut catatan harian. Data-data tersebut digunakan untuk melakukan analisis dari penelitian terkait dengan data penduduk Desa Blumbang, sarana dan prasarana desa, komoditas tanaman yang di budidayakan serta keadaan lokasi penelitian secara nyata mengenai kegiatan pemberdayaan pemuda tani dalam pengembangan pestisida nabati.