Alasan Kesenian Dolalak Mampu Dijadikan sebagai Identitas Kebudayaan Daerah Kabupaten Purworejo

2. Alasan Kesenian Dolalak Mampu Dijadikan sebagai Identitas Kebudayaan Daerah Kabupaten Purworejo

Setiap kumpulan masyarakat yang sering disebut dengan desa maupun wilayah memiliki kesenian yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Hal ini yang dapat dijadikan sebagai identitas suatu daerah. Agar suatu daerah tetap dikenal dan tidak terisolir, masyarakat melakukan pembangunan dan

commit to user

terletak di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, merupakan salah satu desa yang mempertahankan keeksisan kebudayaan daerahnya yang berupa kesenian Dolalak. Kesenian inilah yang dijadikan sebagai kesenian daerah di Kabupaten Purworejo.

Penelitian yang saya lakukan, saya menemui beberapa informan yang mengemukakan tentang Alasan Dolalak mampu dijadikan sebagai identitas kesenian di Kabupaten Purworejo. Dalam sejarahnya, Dolalak merupakan tarian rakyat jenis slawatan yang pementasannya dilakukan secara berpasang-pasangan. Seperti yang dikemukakan oleh bapak Akhmad Khoirudin selaku sesepuh desa Mlaran, “Dolalak nitip legowo saking berjanji.” (Akhmad Khoirudin, 73, petani). Jadi maksudnya dolalak berisi titipan pesan-pesan dari al-berjanji. Berjanji disini berupa tuntunan-tuntunan dan petunjuk-petunjuk yang diajarkan dalam al kitab yang di kemas dalam bentuk lagu, biasanya disebut dengan solawatan. Jadi menurut beliau, alasan Dolalak mampu dijadikan sebagai identitas kesenian di Kabupaten Purworejo pada Umumnya dan Desa Mlaran pada khususnya, karena Dolalak mengemban pesan-pesan moral dan spiritual yang baik dan sangat cocok untuk seluruh masyarakat Purworejo pada umumnya.

Menurut bapak Narto Narimo selaku pelatih kesenian Dolalak di sanggar seni “Sri Arum” bahwa “alasan kesenian Dolalak dijadikan sebagai identitas

kesenian daerah di Kabupaten Purworejo yaitu karena menurut sejarahnya cikal bakal kesenian ini berasal dari Purworejo tepatnya di Desa Mlaran dan kesenian ini juga hanya ada di Purworejo saja, tidak ada di daerah lain” (Narto Narimo, 43,

Petani). Lain halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh bapak Adiwarno selaku tokoh budaya Desa Mlaran yang dulunya juga pernah menjadi penari dan pelatih kesenian Dolalak. Beliau memiliki sanggar dan group kesenian Dolalak yang bernama Sri Mulyo. Namun sekarang sudah tidak seeksis dulu dikarenakan anggotanya yang sudah banyak merantau, selain itu juga banyaknya sanggar yang masih muda dan dengan wajah yang lebih segar. Bapak umur 75 tahun ini

commit to user

identitas kesenian di Kabupaten Purworejo yaitu karena minat dan kekaguman masyarakat pada umumnya terhadap kesenian Dolalak.

“... Kadoso wayang golek meniko koyo ora ono wong sing nanggap. Kulo gadah akal, jajal tak dadi dalang dolalak. Lajeng sami saged. Lah niko dipun tanggap tiyang nggen kagungan kerso. Coro dagangane payune laris banget. Mulai tahun sakpiturutipun tahun 90 laris banget mboten nate prei .” (Adiwarno, 75, petani).

Dalam percakapan tersebut, yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia, beliau mengemukakan bahwa “... seperti wayang golek itu seperti tidak ada yang

menanggap. Saya punya akal, coba menjadi dalang Dolalak. Kemudian bisa semua. Yang kemudian ditanggap orang yang sedang punya hajat. Seperti halnya dagangan yang laku keras. Mulai tahun sepanjang tahun 90 laku keras tidak pernah libur.” Jadi para peminat dan masyarakat Purworejo lah yang membuat

kesenian Dolalak mampu menjadi identitas kesenian di Purworejo pada umumnya dan Desa Mlaran pada khususnya sebagai tempat awal berdirinya kesenian Dolalak.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa intinya alasan dari kesenian Dolalak dijadikan sebagai identitas kebudayaan daerah di Purworejo menurut pendapat warga Desa Mlaran yaitu dilihat dari segi historisnya, dimana kesenian ini cikal bakalnya berasal dari kebiasaan orang Belanda pada masa penjajahan yang yang tinggal di barak-barak di kawasan Purworejo. Mereka bersenang-senang dengan cara menari dan mabuk-mabukan, yang pada akhirnya ditiru oleh warga pribumi yang ada di wilayah tersebut. Selain itu kesenian Dolalak juga hanya ada di Purworejo saja sebelum pada akhirnya dikembangkan ke daerah lain dan dikenal di daerah lain. Alasan lainnya yaitu dilihat dari segi moralnya, kesenian ini berisikan petunjuk-petunjuk yang baik dan sesuai dengan kepribadian warga di Purworejo pada umumnya. Alasan lain mengapa kesenian Dolalak yang dipilih yaitu karena kesenian ini lebih diminati oleh masyarakat Purworejo pada khususnya dibandingkan kesenian lainnya di Kabupaten

commit to user

masyarakat pada umumnya.