Strategi yang perlu dilakukan untuk melestarikan kesenian Dolalak di Desa Mlaran

4. Strategi yang perlu dilakukan untuk melestarikan kesenian Dolalak di Desa Mlaran

Suatu daerah tidak akan hidup dan berkembang tanpa adanya suatu kebudayaan. Salah satu fungsi kebudayaan yang paling penting adalah untuk melestarikan setiap budaya yang ada. Jangan sampai budaya yang ada ini bisa cepat punah karena jalannya dari jaman ke jaman. Dalam setiap daerah pun banyak sekali kebudayaannya. Contohnya kebudayaan yang menonjol di Kabupaten Purworejo pada umumnya dan Desa Mlaran pada khususnya yaitu berupa kesenian. Kesenian tersebut bernama Dolalak.

Kesenian Dolalak perlu adanya peningkatan upaya pelestarian baik dari segi fisik, instrumen, gerak, maupun syair lagunya agar tidak punah. Upaya pelestarian antara satu daerah dengan daerah lain berbeda-beda. Bahkan antara satu individu dengan individu dalam suatu daerah pun memiliki cara pelestarian yang berbeda pula. Mereka memiliki pandangan tersendiri dalam mempertahankan keberadaan suatu budaya. Namun pada hakekatnya, mereka

commit to user

dan tetap dikenal sebagai identitas suatu daerah. Dalam wawancara yang saya lakukan terhadap beberapa masyarakat desa Mlaran, mereka mengemukakan pendapatnya mengenai upaya pelestarian yang hendak dilakukan terhadap keberadaan kesenian Dolalak. Menurut bapak Ahmad Khoirudin selaku sesepuh Desa Mlaran, upaya pelestariannya masih kurang.

“Cara pelestarian, pimpinane pun boten onten. Pelestarianipun golongan remaja pundi ngonten tumut latihan, saget. Namung pelestarian seni kagem

tiyang nom sampun boten laku.hehe..” (Akhmad Khoirudin,73,petani)

Dengan tertawa senjanya dan dengan bahasa jawanya yang fasih, beliau mengemukakan bahwa “cara pelestarian, pemimpinnya juga tidak ada.

Pelestariannya golongan remaja ikut latihan, bisa, tetapi pelestarian seni untuk anak muda sudah tidak laku.hehe..” (Akhmad Khoirudin,73,petani). Jadi intinya,

menurut beliau sekarang pemuda-pemudi kurang adanya kepedulian terhadap kesenian tradisioanl. Oleh karena itu perlu adanya latihan secara rutin yang diadakan untuk kaum remaja.

Pendapat tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh bapak Adiwarno selaku tokoh budaya di Desa Mlaran. Bapak usia 75 tahun yang juga bekerja sebagai petani itu mengemukakan bahwa strategi untuk pelestarian kesenian Dolalak itu perlu adanya pembentukan group kesenian untuk melatih dan mengembangkan bakatnya di bidang seni khususnya Kesenian Dolalak.

“ .... kedahipun damel generasi kajenge boten sepian. Sakniki mriko-mriko pun sami damel group, seng boten sepi daerah Pituruh .” (Adiwarno, 75, petani).

Menurut beliau yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, bahwa : “ .... seharusnya membuat generasi supaya tidak sepi. Sekarang di mana saja sudah membuat group, yang tidak sepi yaitu daerah Pituruh.” (Adiwarno, 75,

petani). Jadi group tersebut selain menampung dan mengembangkan kreatifitas di bidang seni, juga dapat meramaikan kesenian di Desa Mlaran pada khususnya, sehingga kesenian Dolalak tetap eksis dan ramai diminati masyarakat.

commit to user

kesenian Dolalak. Karena dengan adanya kesenian dolalak yang dimasukkan ke dalam muatan lokal di tingkat SD se Kabupaten Purworejo, maka akan mengenalkan anak terhadap kesenian Dolalak yang merupakan kesenian identitas di Kabupaten Purworejo. Dengan kata lain, anak akan lebih menghargai kebudayaan daerahnya dan akan terbangun rasa nasionalismenya.

Pada umumnya warga memilih dengan membentuk group kesenian di Desa untuk menjaga kelestarian kesenian Dolalak di Desa Mlaran agar tidak punah. Begitu juga pelestarian di tingkat SD se Kabupaten Purworejo, seperti halnya yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri 1 Mlaran yaitu Bapak Busroni. Beliau mengungkapkan bahwa : “ Strateginya diadakan program rutin latihan tari dolalak setiap minggunya ”. Jadi menurut beliau di SD 1 Mlaran pada khususnya mengadakan latihan secara rutin setiap minggunya agar siswa lebih tahu dan siap jika nanti ada lomba yang mempertunjukan kesenian Dolalak tingkat SD. Lomba tersebut biasanya berupa pesta siaga, maupun lomba lainnya yang dapat meningkatkan prestasi dan kreatifitas anak.

Hal itu seperti yang diungkapkan juga oleh guru SD Negeri 1 Mlaran, yaitu Ibu Sulyah, “... Biasanya diadakan lomba pada waktu Pesta Siaga diadakan tari dolalak untuk melestarikan. Penilain tari dolalak ada penilaian sendiri ”. Jadi

di Kabupaten Purworejo, setiap ada Pesta Siaga selalu ada kategori penilaian kesenian Dolalak secara tersendiri. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pentingnya kesenian Dolalak di Kabupaten Purworejo karena merupakan kesenian identitas Kabupaten Purworejo.

Dari berbagai uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu adanya strategi untuk melestarikan kesenian Dolalak agar tetap eksis dan sesuai dengan predikatnya sebagai identitas kebudayaan daerah di Purworejo. Beberapa diantaranya yaitu dengan membentuk group atau sanggar kesenian Dolalak. Selain itu juga perlu adanya pementasan secara rutin dalam setiap acara kebudayaan di daerah Purworejo, serta lomba-lomba yang berkaitan dengan pelestarian kesenian Dolalak.

commit to user