Kode Etik Jurnalistik

3. Kode Etik Jurnalistik

Di dal am melakukan t ugasnya seorang j urnalis/ wart awan diit unt ut unt uk ment aat i kode et ik j urnalist ik. Hal ini diat ur karena set elah ref ormasi bermunculan berbagai organisasi j urnalist ik, sehingga PWI (persat uan wart awan Indonesia ) bukan sat u-sat unya organisasi j urnalist ik. Organisasi yang muncul diant aranya AJI ( Asosiasi Jurnalist ik Indonesia), AJTI (Asosiasi

Jurnal is Tel evisi Indonesia) dan sebagainya. Set iap organisasi memiliki kode et ik yang harus dit aat i oleh segenap anggot anya. Di samping it u j uga ada kode et ik yang t elah disepakat i unt uk dit aat i sel uruh wart awan/ j urnalis seluruh indonesia yait u adalah KEWI (Kode Et ik Wart awan Indonesia). Kode et ik ini dimaksudkan unt uk menj amin t egaknya kebebasan pers sert a t erpenuhinya hak-hak masyarakat . Dengan demikian KEWI merupakan landasan moral dan et ika prof esi yang dipakai sebagai pedoman operasional dalam menegakkan int egrit as dan prof esionalit as. Kode et ik t ersebut adalah berbunyi sebagai berikut .

a. Wart awan Indonesia menghormat i hak masyarakat unt uk memperoleh inf ormasi yang benar.

b. Wart awan Indonesia menempuh t at acara yang et is unt uk

memperoleh dan menyiarkan inf ormasi sert a memberikan ident it as kepada sumber inf ormasi.

c. Wart awan Indonesia menghormat i asas praduga t ak bersal ah,

t idak mencampurkan f akt a dengan opini, berimbang dan selalu menelit i kebenaran inf ormasi dan t idak melakukan plagiat .

d. Wart awan Indonesia t idak menyiarkan inf ormasi yang bersif at

dust a, f it nah, sadis dan cabul sert a t idak menyebut kan ident it as korban kej ahat an asusila.

e. Wart awan Indonesia t idak menerima suap dan t idak menyalah gunakan prof esi.

f. Wart awan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberit aan sert a melayani hak j awab. Pengawasan dan penet apan sanksi at as pelanggaran kode et ik

ini sepenuhnya diserahkan kepada j aj aran pers dan dil aksanakan oleh organisasi yang dibent uk unt uk it u. Di samping kode et ik j urnalis j uga harus memahami dan ment aat i undang-undang pers dan penyiaran.

Undang-undang Pers dit et apkan/ syahkan oleh Presiden Republik Indonesia t anggal 23 Sept ember 1999 di Jakart a, dengan ket et apan UURI No. 40 Tahun 1999. Undang-undang pers dit et apkan agar pers berf ungsi secara maksimal, karena kebebasan pers adalah sat u wuj ud kedaul at an rakyat dan merupakan unsur pent ing dal am kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara yang demokrat is. Pers meliput i media cet ak, media elekt ronik, dan media lainnya merupakan salah sat u sarana unt uk mengeluarkan pikiran baik secara lisan maupun t ert ulis. Oleh karena it u pers dal am menj al ankan

f ungsinya harus dil aksanakan secara bert anggungj awab. Pers diberi kebebasan mencari dan menyampaikan inf ormasi sebagai perwuj udan hak asasi manusia yang menj amin set iap orang berhak berkomunikasi dan mendapat kan inf ormasi. Hal ini j uga

UURI Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran t elah dit et apkan/ disyahkan Presiden t anggal 28 Desember 2002 di Jakart a. UU Penyiaran ini dimaksudkan unt uk menj amin kemerdekaan berpendapat , menyampaikan dan memperoleh inf ormasi yang bersumber dari kedaulat an rakyat dan hak asasi manusia di negara RI, sepert i diamanat kan UUD 1945. Namun demikian kemerdekaan t ersebut harus bermanf aat bagi upaya dalam menj aga int egrasi nasional, menegakkan nilai-nil ai agama, kebenaran, keadil an, moral , dan t at a susila sert a memaj ukan kesej aht eraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan cit a-cit a prokl amasi kemerdekaan RI. Dengan demikian kebebasan harus dilaksanakan secara bert anggungj awab, selaras dan seimbang berdasarkan Pancasil a dan UUD RI 1945.

Menyadari pula bahwa perkembangan t eknologi komunikasi dan inf ormasi t elah melahirkan masyarakat inf ormasi yang menunt ut hak unt uk menget ahui dan mendapat inf ormasi, karena inf ormasi t elah menj adi kebut uhan pokok dan komodit as pent ing bagi kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Perkembangan t eknologi dan inf ormasi t ersebut j uga berimplikasi t erhadap dunia penyiaran t ermasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran merupakan sal ah sat u sarana berkomunikasi bagi masyarakat , lembaga penyiaran, dunia bisnis dan pemerint ah, sehingga memiliki peranan yang st rat egis. Hal-hal di at as mengakibat kan l andasan hukum yang t elah ada sel ama ini menj adi kurang memadai. Oleh karena it u diperlukan UU yang dapat mengakomodasi perkembangan t eknologi dan inf ormasi dewasa ini.

UU Penyiaran disusun berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

1. Penyiaran harus mampu menj amin dan melindungi kebebasan

berekspresi at au mengeluarkan pikiran secara lisan dan t ert ulis, t ermasuk menj amin kebebasan berkreasi dengan bert umpu pada asas keadil an, demokrasi dan supremasi hukum.

2. Penyiaran harus mencerminkan keadil an dan demokrasi

dengan menyeimbangkan ant ara hak dan kewaj iban masyarakat at aupun pemerint ah, t ermasuk hak asasi set iap individu/ orang dengan menghormat i dan t idak mengganggu hak individu/ orang lain.

3. Memperhat ikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan

bernegara, mempert imbangkan bahwa penyiaran sebagai lembaga ekonomi yang pent ing dan st rat egis dalam skala nasional maupun int ernasional.

4. Mengant isipasi perkembangan t eknologi komunikasi dan

inf ormasi khususnya di bidang penyiaran, sepert i t eknol ogi digit al, kompresi, komput erisasi, t elevisi, kabel , int ernet dan bent uk-bent uk khusus lain dal am penyelenggaraan siaran.

5. Lebih memberdayakan masyarakat unt uk mel akukan kont rol

sosial dan berpart isipasi dalam memaj ukan penyiaran nasional. Unt uk it u dibent uk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menampung aspirasi masyarakat dan mewakil i kepent ingan publik akan penyiaran.

6. Penyiaran berkait an erat dengan spekt rum f rekuensi radio dan orbit sat elit geost asioner yang merupakan sumber daya alam yang t erbat as, sehingga pemanf aat at annya perlu diat ur secara ef ekt if dan ef isien.

7. Pengembangan penyiaran diarahkan pada t ercipt anya siaran

yang berkualit as, bermart abat , mampu menyerap dan meref leksikan aspirasi masyarakat yang beraneka ragam unt uk meningkat kan daya t angkal masyarakat t erhadap pengaruh buruk nilai budaya asing.