Teknik Wawancara

2. Teknik Wawancara

a. Pengertian dan j enis wawancara

Wawancara adalah kegiat an pencarian inf ormasi dengan cara menanyakan secara det ail dan mendalam, memancing dengan pernyat aan maupun mengkonf irmasikan sesuat u hal agar dapat diperoleh gambaran yang ut uh t ent ang individu, at au perist iwa maupun isu-isu dari inf ormasi yang sedang digali. Wawancara biasanya dilaksanakan secara langsung at au berhadapan (f ace t o f ace) at au t idak secara langsung yait u melal ui t elepon, e-mail at au secara t ert ulis dengan surat kepada orang yang diwawancarai (i nt er vi ewer ).

Berart i wawancara adalah kegiat an bert anya kepada orang l ain unt uk memperoleh f akt a at au lat ar belakang suat u inf ormasi. Dalam hal ini sangat dibut uhkan kemampuan mendengar dan kemampuan membaca kesan indera orang lain. Dalam wawancara kesan indera orang lain dibut uhkan saat t idak dapat menghadapi suat u perist iwa/ kej adian secara langsung, sehingga harus digali melalui orang lain yang berkait an dengan kej adian t ersebut . Meskipun t erdapat kesulit an bil a orang yang diwawancarai t idak t elit i mengingat

f akt a yang dilihat , sert a t idak cukup mampu mendeskripsikan

f akt a dengan baik. Ol eh karena it u diperlukan kesabaran dalam mengorek ingat an, dengan mengaj ukan pert anyaan berulang-ul ang at au bersilang (cr os) unt uk menget ahui konsist ensi j awaban orang yang diwawancarai.

At ribut pribadi orang yang diwawancarai perlu diket ahui sebagai pelengkap inf ormasi, sepert i nama, alamat , pekerj aan, umur, st at us perkawinan, ekonomi dan

Jenis wawancara ada beberapa macam yait u,

1) Wawancara unt uk berit a (f act ual news i nt er vi ew). Adalah wawancara yang bert uj uan unt uk mendapat kan opini dan koment ar singkat dan pent ing dari seorang ahli, pej abat at au pihak yang berkompet en dengan isu- isu yang akt ual. Apapun yang diucapkan narasumber t adi memiliki nil ai berit a yang t inggi.

2) Wawancara unt uk f eat ur es t ent ang orang t erkenal (Feat ur es on per sonal i t y i nt er vi ew). Adalah wawancara dengan t uj uan memperoleh pernyat aan khas dari kalangan selebit is at au pendapat yang unik dan penuh kej ut an dari orang-orang dengan lat ar bel akang dan karakt erist ik yang beragam. Dalam wawancara j enis ini, keunikan gaya bicara, pemilihan kat a dan j argon maupun ungkapan-ungkapan khas nara sumber harus diamat i dan dimasukkan pada laporan unt uk memberikan kemenarikan dan keragaman sert a kekhasan pendapat narasumber.

3) Wawancara biograf is (bi ogr aphi cal i nt er vi ew). Adalah wawancara yang bert uj uan mengungkapkan dengan lengkap dan mendet ail t ent ang seorang sosok nara sumber sepert i prest asinya, cit a-cit anya, kiat -kiat keberhasilannya, f il osof i hidupnya, keluarganya, hobynya dan sebagainya. Dalam wawancara j enis ini f akt a yang berupa kal imat khas individu, harapan-harapannya yang paling pribadi sekalipun harus diungkap dan dit onj ol kan, sehingga pembaca/ pemirsa/ pendengar dapat memperoleh gambaran secara lengkap t ent ang sosok yang diangkat dalam art ikel prof il t ersebut secara j elas.

b. Teknik wawancara

Ada beberapa t eknik wawancara yait u,

1) Jumpa Pers (news conf er ence). Jumpa pers adalah wawancara ant ar sumber berit a, biasanya suat u lembaga dengan para wart awan yang diundang ol eh lembaga it u unt uk menerima inf ormasi/ pr ess r el ease. Dal am acara Jumpa pers semacam ini

82

wart awan/ report er kurang mendapat kesempat an wawancara yang ekskl usif dan j uga t idak mendapat kan j awaban yang diinginkan. Hal ini t idak semua wart awan mendapat kesempat an bert anya, karena j umlah pert anyaan dibat asi bahkan kadang-kadang sif at j umpa pers yang diadakan secara t ert ut up dan t idak ada kesempat an t anya j awab. Sumber hanya menginginkan memberikan inf ormasi/ pernyat aan saj a. Dalam hal ini report er/ wart awan harus kreat if unt uk merancang wakt u khusus diluar j umpa pers unt uk wawancara t ersendiri. Dalam j umpa pers report er diberi siaran berit a secara t ert ulis yang sudah t erst rukt ur mulai j udul , t anggal at au baris t anggal yang berisi pet unj uk t empat kej adian, t anggal dan ident it as, t eras berit a yang berisi subst ansi berit a, t ubuh berit a dan elaborasi at au cat ch- al l , yang berisi t ambahan ket erangan dan penj elasan, dat a-dat a pendukung. Pr ess r el ease yang sudah lengkap sepert i it u meringankan report er karena report er t idak perlu menulis ulang t inggal memasukkan ke lembaga penyiaran unt uk disiarkan. Jumpa pers semacam ini biasa disebut per s kl aar , yait u siaran pers yang sudah siap dan sepadan dengan st andar ukuran redakt ur sehingga redakt ur t ert arik unt uk memuat t anpa harus menulis ulang. Jumpa pers memiliki ciri-ciri yang khas sebagai berikut .

a) Wakt u dit ent ukan oleh lembaga yang mengadakan j umpa pers

b) Masalah yang dit anyakan baru muncul pada saat j umpa pers berlangsung.

c) Report er at au wart awan diundang unt uk diberi inf ormasi.

d) Jumpa pers berlangsung cepat sekit ar 30 menit , sehinggass t idak cukup wakt u bagi report er unt uk mengaj ukan pert anyaan.

2) Wawancara Spont an (on t he spot i nt er vi ew). Wawancara spont an adalah wawancara yang diadakan secara spont an/ mendadak, t anpa ada j anj i ant ara report er dan sumber berit a. Dalam wawancara sepert i ini report er harus siap, sigap dan ant isipat ip sert a selalu bereaksi secara cepat melihat sit uasi dan kondisi yang berkembang. Disamping it u report er harus menyadari bahwa nara sumber j uga belum t ent u siap diwawancarai. Oleh karena it u report er perlu melakukan hal-hal sebagai berikut .

b) Melakukan pendekat an dengan cepat , dan menj elaskan t uj uan wawancara secepat mungkin agar nara sumber t idak merasa kaku dan t akut .

c) Terhadap masyarakat umum yang diwawancarai, sehubungan dengan peran mereka sebagai saksi mat a dalam suat u perist iwa, hendaknya dit anyakan hal-hal yang diket ahui dan dilihat nya saj a t anpa dimint a pendapat dan opininya.

Wawancara pada umumnya memiliki ciri-ciri yang khas diant aranya sebagai berikut .

a) Dilakukan set iap saat sesuai dengan perj anj ian yang t elah disepakat i ant ara report er dan nara sumber/ pej abat yang akan diwawancarai.

b) Report er sudah siap pert anyaan-pert anyaan yang akan diaj ukan.

c) Report er yang memiliki inisiat if unt uk memperoleh inf ormasi.

d) Wakt u pert emuan sesuai kesepakat an kedua belah pihak. Karena alasan wakt u yang mendesak sert a sul it nya nara sumber unt uk wawancara secara langsung/ t at ap muka karena j auh/ berada diluar kot a, nara sumber selalu sibuk, maka wawancara dapat diselenggarakan melalui media komunikasi yang t elah disepakat i kedua belah pihak diant aranya:

a) Melalui Telepon. Wawancara melalui t elepon dapat dibenarkan, t et api memiliki kelemahan yait u t idak dapat mendapat kan ket erangan secara mendalam dan l engkap, t idak bisa melihat gaya dan ekspresi nara sumbernya dalam mengungkapkan opini sert a gerak-gerik t ubuhnya. Sehingga proses komunikasi kurang hangat , t idak akrap dan cenderung f ormal. Biasanya wawancara melalui t el epon dilakukan oleh wart awan t erhadap nara sumber yang sudah kenal dan akrap sehingga nara sumber t idak keberat an.

b) Secara Tert ulis. Wawancara secara t ert ulis dil akukan bil a nara sumber t akut bila pendapat nya salah diint erpret asikan oleh report er, at au isu yang akan disampaikan sensit if sehingga khawat ir salah ucap bila dij awab secara l isan. Mengaj ukan pert anyaan

Wawancara model ini biasanya dihindari report er, namun dilakukan j uga karena nara sumber menghendaki demikian. Jawaban wawancara sepert i ini biasanya dit empat kan sebagai inf ormasi lat arbelakang at au pelengkap inf ormasi dan unt uk kepent ingan j ust if ikasi pemberit aan dari pej abat yang berwenang.

3) Wawancara Serempak dalam bent uk kelompok diskusi (gr oup i nt er vi ew). Dengan wawancara sepert i ini report er mendapat kan inf ormasi yang beragam dan menarik, karena ada diskusi dan penaj aman pikiran. Report er t inggal mengaj ukan beberapa pert anyaan kunci, masing- masing narasumber akan melemparkan pendapat nya sehingga t ercipt a pro dan kont ra. Report er t inggal membandingkan, mempert ent angkan menganalisis dan menaf sirkan opini dengan kont eks dan t uj uan laporan yang direncanakan. Model wawancara ini lebih ef isien dalam wakt u, dan report er dapat mengarahkan narasumber unt uk menj awab secara beragam karena j awabannya langsung dapat dipert ent angkan.

Berdasarkan kegiat annya wawancara sepert i ini dapat dibedakan sebagai berikut .

a) Man in t he st r eet int er vi ew. Wawancara ini dilakukan bert uj uan unt uk mengumpulkan pendapat beberapa orang t erhadap suat u keadaan at au kebij akan baru pemerint ah. Dengan ist il ah populer mengumpul kan pendapat umum. Biasanya dilakukan segera set elah t erj adi perist iwa pent ing dikeluarkannya kebij akan baru pemerint ah.

b) Casual int er view (wawancara t idak resmi dan mendadak). Report er t idak memint a secara resmi kepada narasumber unt uk diwawancarai, t et api secara kebet ulan t erj adi pert emuan ant ara report er dan narasumber (t okoh), kemudian secara spont an dilakukan wawancara.

c) Per sonal i t y i nt er vi ew. Yait u wawancara t ent ang pribadi seorang yang mempunyai nilai berit a karena reput asinya at au karena kehidupannya yang unik.

e) Pr epar ed quest ion int er view. Wart awan/ report er menuliskan pert anyaan-pert anyaan unt uk disampaikan kepada pej abat mel alui sekret arisnya karena wart awan sangat membut uhkan inf ormasi pent ing dari pej abat it u, sedangkan pej abat t ersebut sulit dit emui.

f) Gr oup int er view. Yait u wawancara t erhadap beberapa orang narasumber dij alankan sekaligus unt uk membahas suat u persoalan at au implikasi persoal an. Sit uasinya sepert i diskusi at au mirip dengan siaran radio dan t elevisi.

c. Persiapan wawancara

Wawancara yang baik at au sukses akan menghasil kan dat a yang baik dam lengkap sesuai harapan. Semua it u bisa t erj adi kal au dipersiapkan dengan baik pul a. Oleh karena it u persiapan sebelum wawancara merupakan f akt or yang pent ing unt uk dilakukan seorang report er/ wart awan agar wawancara yang akan dilakukan t erlaksana dengan sukses. Kesuksesan wart awan/ report er j uga akan meningkat kan kredibilit as report er it u sendiri dan lembaga penyiaran dimana ia bekerj a.

Persiapan wawancara t ergant ung dari t uj uan wawancara it u sendiri dan banyaknya dat a yang ingin diperoleh. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara berlangsung bagi seorang wart awan/ report er adalah sebagai berikut .

1) Persiapan diri dengan inf ormasi yang t erkait dengan permasal ahan at au orang yang akan diwawancarai. Yait u: mengumpulkan kliping, membaca ulang pernyat aan narasumber yang pernah dimuat di media massa, menghaf al dan menguasai permasalahan pokok isu dari hal-hal yang akan dit anyakan, melihat f ot o diri dan mengenal karakt er narasumber baik keluarganya dan

f ilosof i kehidupannya.

2) Mengkonf irmasikan pada at asan, t ent ang t uj uan wawancara dan j enis inf ormasi yang harus diperoleh. Sebelum berangkat wawancara report er perlu konf irmasi dengan seniornya at au at asannya meskipun persiapannya sudah mat ang, daf t ar pert anyaan sudah di t angan. Hal ini perlu dil akukan agar dat a at au f akt a yang diperoleh sesuai dengan kehendak at asan, sehingga wawancara

3) Persiapan Ment al, unt uk menghadapi sit uasi dan karakt er narasumber t ermasuk rasa ant ipat i, rasa enggan dan t idak percaya diri dalam diri report er/ wart awan. Wart awan/ report er harus dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi dan st at us narasumbernya. Wart awan/ report er harus bisa masuk di semua kal angan, maka bila t ekanan psikhol ogis menyerangnya harus bisa mengendalikan diri dan memulihkan kemampuan agar wawancara t idak gagal karena rasa gugup/ nervous wart awan. Unt uk menanggulangi sikap ant ipat i dan rasa t idak berminat dengan narasumbernya yait u dengan menimbulkan rasa senang dan t ert arik dengan image posit if nya dan mengubur/ t idak mengingat image yang kurang baik. Yang harus dipert ahankan adal ah t uj uan wawancara unt uk mendapat kan f akt a yang menarik dan lengkap dari narasumber.

4) Membaca berit a dan memprediksi kemana arah isu

berkembang. Membaca berit a akt ual merupakan modal bagi wart awan/ report er unt uk mengikut i perkembangan berit a dan meramal kan arah perkembangannya. Dengan demikian report er bisa mempersiapkan penulisan kelanj ut an berit a t ersebut unt uk memenuhi harapan khalayaknya.

5) Merencanakan pert anyaan sebagai panduan wawancara. Menyusun pert anyaan panduan wawancara merupakan hal yang ut ama dan menent ukan keberhasil an wawancara. Subst ansi pert anyaan yang disusun harus sesuai arah laporan yang akan dibuat . Wart awan yang berpengalaman daf t ar pert anyaan t idak disusun secara lengkap t et api hanya dit uliskan poin-poinnya saj a dan pert anyaannya nant i dikembangkan di lapangan dari j awaban-j awaban narasumber. Unt uk wart awan j unior biasanya menyusun pert anyaan secara lengkap unt uk mengant isipasi bil a t iba-t iba kehilangan konsent rasi at au kehabisan bahan pert anyaan, sedangkan wakt u yang t ersedia masih ada, sement ara narasumber masih bergairah dalam menj awab pert anyaan. Cont oh pert anyaan yang t idak lengkap (poin-poinnya saj a) sebagai berikut : Perubahan polit ik, isu t erakhir, kait an perubahan dengan demokrasi, siapa dibal ik isu suksesi, dan set erusnya. Cont oh daf t ar pert anyaan yang lengkap sebagai berikut .

Bagaimana perj alanan karier anda ? Siapa yang menunj ang karier anda ? Bagaimana rasanya set el ah sukses ? Bagaimana cara anda membagi wakt u? Dan sebagainya.

Di samping it u report er/ wart awan pent ing meningkat kan kemampuan dan ket erampilan komunikasi secara lisan dan bert anya secara singkat dan j elas demi suksesnya wawancara.

6) Membuat Janj i. Adalah menghubungi narasumber unt uk mendapat kan kesepakat an kapan dan dimana j am berapa, berapa lama wawancara bisa dilakukan. Unt uk menghubungi perlu t ahu dat a al amat , nomor t elepon narasumber. Permint aan bisa melalui surat resmi maupun t el epon. Langkah awal dalam membuat j anj i adalah mengenalkan nama, ident it as resmi t ermasuk dari media apa sert a t uj uan wawancara dengan bahasa dan gaya bicara yang simpat ik supaya narasumber t ert arik dan percaya sert a menyediakan diri unt uk diwawancarai. Cat at semua kesepakat an j anj i t ersebut unt uk dit epat i j angan sampai t erlambat . Ket erlambat an akan mempengaruhi kredibilit as baik wart awan maupun media di mana ia bekerj a.

7) Persiapan alat wawancara. Peralat an yang harus disiapkan diant aranya adalah : Camera, buku dan pena, t ape r ecor der , t elepon, f ot ocopy dokumen yang diperlukan sebagai barang bukt i dan sebagainya.

Gambar. 32. Peralatan wawancara

d. Sikap wawancara

Agar wawancara berj alan dengan baik dan berhasil , report er/ wart awan perl u menj aga sikapnya sehingga t idak mempengaruhi secara psikhologis j alannya wawancara.

Sikap-sikap yang harus dipert ahankan selama wawancara adalah :

1) Kesan pert ama yang baik. Hal ini dilakukan dengan cara berpenampilan yang menarik, pakaian rapi dan bersih sert a sopan, sesuai dengan suasana wawancara dan st at us sosial nara sumber. Menj aga et ika komunikasi sepert i cara masuk ruangan, berj abat t angan dan bert egur sapa akan mencerminkan kepribadian wart awan dimat a narasumber. Bicara t egas dan percaya diri, kont ak pandang, sikap hormat dan perhat ian akan mencerminkan ket erampilan komunikasi yang baik.

2) Ceria dal am menghadapi narasumber. Menunj ukkan waj ah yang berseri-seri dan menyenangkan merupakan modal unt uk membina hubungan baik dengan narasumber baik pada saat wawancara maupun masa yang akan dat ang, karena narasumber akan memiliki kesan image yang posit if t erhadap report er/ wart awan. Keceriaan akan menghilangkan rasa asing dan sikap yang kurang bersahabat nara sumber t erhadap report er dan mampu membuat gairah dalam wawancara.

3) Percaya diri. Sikap percaya diri dapat dit imbulkan kesiapan report er yang t elah dibuat pada wakt u persiapan. Kesiapan dalam penget ahuan akan menimbul kan kepercayaan diri sehingga t idak bl oon didepan narasumber. Rilaks at au sant ai t et api serius dalam wawancara akan menghilangkan ket egangan- ket egangan dalam wawancara baik yang dialami oleh report er maupun nara sumber.

4) Pandai menyesuaikan diri. Menyesuaikan diri dengan narasumber merupakan wahana membina hubungan yang lebih erat dengan narasumber. Menyesuaikan diri dapat dit empuh dengan cara bersikap ramah, halus dan sopan.

5) Memahami ungkapan yang sesuai. Memahami ist ilah, ungkapan, l elucon, dan j argon-j argon khas narasumber akan membuat narasumber yakin dan respek pada report er/ wart awan. Penguasaan ist ilah dan maknanya yang diungkapkan narasumber akan membuat wawancara menj adi lancar dan proses pengumpulan inf ormasi dan penyusunan laporan menj adi lebih cepat .

e. Pelaksanaan wawancara

Tahap ini merupakan yang paling pent ing dari wawancara. Persiapan yang yang t elah dil akukan dan sikap report er/ wart awan akan diuj i ket erandalannya.

Unt uk menghindari gangguan masal ah psikhol ogis sepert i gugup, nervous dansebagainya sebaiknya report er dat ang lebih awal dari wakt u yang t elah dit et apkan dalam perj anj ian. Kesempat an yang ada dapat digunakan unt uk adapt asi t empat / lingkungan dan mendapat kan inf ormasi awal yang berupa obrolan ringan sebelum masuk pada wawancara. Adapt asi suasana ruang kant or, bicara dengan st af nya unt uk menggali karakt er narasumber sangat bermanf aat . Wakt u luang yang masih ada bisa digunakan unt uk rechek kesiapan, yait u t ent ang daf t ar pert anyaan, apakah sudah lengkap dan dipahami; kondisi peral at an sepert i t ape r ecor der , camera apakah dalam kondisi siap pakai dan sebagainya.

Apabila sudah pada saat nya menemui narasumber, yang dil akukan pert ama kali adalah menyapa dengan sopan dan membuka obrolan ringan dan menarik bagi narasumber sepaert i : apa khabar pak ? wah t empat ini sangat menyenangkan ya, siapa yang mendisain? Bapak sendiri ya. Dengan salam pembuka yang baik dan hangat , narasumber akan senang dan menilai bahwa wart awan memiliki ini

Ket ika akan memulai wawancara, let akkan t aperecorder di mej a sambil menyat akan bahwa wawancara ini direkam unt uk membant u wart awan agar t idak t erj adi salah persepsi. Mungkin j uga bisa didahului dengan pemot ret an narasumber unt uk j embat an masuk pada wawancara.

Aj ukan pert anyaan ringan dan at ur secara berj enj ang sampai pert anyaan int i at au ke hal-hal yang serius sebagai klimaks wawancara t ersebut .