Jurnalistik Penyiaran Radio.

D. Jurnalistik Penyiaran Radio.

Telah di j elaskan dimuka bahwa j urnalist ik adal ah kegiat an komunikasi yang menggunakan penget ahuan prakt is unt uk menghimpun inf ormasi dari perist iwa/ kej adian yang menarik, akt ual dan f akt ual unt uk diolah dan disaj ikan kepada khalayak melalui media masa cet ak maupun disiarkan melalui pemancar radio, t elevisi dan f il m, dengan wakt u yang secepat -cepat nya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan j urnalist ik penyiaran radio adalah j urnalist ik yang bergerak dalam bidang penyiaran radio (Radi o Br oadcast ).

Penyiaran radio memil iki karakt erist ik yang berbeda dengan media masa lainnya sepert i media cet ak maupun media penyiaran t elevisi dan f ilm. Oleh karena it u sebelum lebih j auh membicarakan j urnalist ik perlu diket ahui t ent ang karakt erist ik penyiaran radio sebagai berikut .

Inf ormasi yang disiarkan melal ui pemancar radio adalah inf ormasi audit if yait u bent uk sinyal elekt rik yang bersumber dari suara / audio. Sumber inf ormasi pada siaran radio t erdiri dari suara

f ungsi menyiarkan inf ormasi suara melalui pemancar radio kepada khalayak pendengarnya. Meskipun demikian dalam memberikan inf ormasi seorang penyiar harus bisa memberikan gambaran imaj inat if para pendengarnya agar inf ormasi t ersebut mudah dipahami. Oleh karena it u segal a inf ormasi bent uk apapun yang diperoleh seorang j urnalis radio harus diolah lebih lanj ut menj adi bent uk audio unt uk dapat disiarkan kepada pendengarnya melalui pesawat pemancar.

Gambar 36. Gedung stasiun pusat penyiaran RRI

Jenis inf ormasi pada siaran radio disesuaikan dengan program- program radio yang t elah direncanakan sepert i r equest , t al k show, wart a berit a, prof il, pendidikan, budaya, dan sebagainya. Karena siaran radio berf ungsi sebagai media hiburan dan int ert ainment , maka program-program yang dibuat selalu menyert akan musik sebagai penghibur pendengar. Oleh karena it u dalam mencari inf ormasi akan disesuaikan unt uk program apa inf ormasi it u dicari. Set elah dimiliki, inf ormasi t ersebut diol ah, biasanya menj adi bent uk naskah (scr i pt ) unt uk dibacakan penyiar secara langsung at au direkam t erlebih dahul u sebelum disiarkan pada wakt u yang t elah direncanakan sesuai dengan j adwal siarannya.

1. Menghimpun dan Mengolah Informasi Radio

Dalam uraian t ent ang dasar-dasar j urnalist ik di muka, t elah banyak diuraikan t eori- j urnal ist ik secara umum bagaimana

Seorang j urnalis radio j uga dit unt ut unt uk memiliki rasa ingin t ahu yang t inggi, skept is at au t idak gampang percaya, daya endus berit a t inggi, wat ak ket ergesaan karena t erbiasa dengan gerak cepat unt uk mengej ar wakt u yang t erbat as. Inf ormasi yang dicari adalah j uga inf ormasi yang memiliki nil ai berit a t inggi. Inf ormasi yang memiliki nil ai berit a (news value) yang t inggi adalah inf ormasi yang memiliki prinsip kedekat an, kemashyuran, akt ual dan esensial . Prinsip kedekat an yait u dekat dengan masyarakat nya. Kemasyhuran karena t erkait dengan nama-nama orang t erkenal at au pembuat berit anya adalah orang t erkenal. Akt ual karena t epat wakt u, relevan dengan sit uasi saat ini. Esensial / pent ing bagi nilai-nil ai yang hidup pada suat u masyarakat (human int erest ). Di samping it u berit a yang dicari adalah yang ist imewa at au luar biasa (unusual), sehingga memiliki daya t arik yang t inggi.

Teknik pencarian/ penghimpunan berit a radio yang pal ing banyak digunakan adal ah t eknik wawancara ant ara j urnalis radio dengan narasumber. Kel engkapan inf ormasi t et ap menj adi unsur pent ing, ol eh karena it u penggunaan prinsip 5W dan 1H t et ap dit unt ut . Set elah inf ormasi diperoleh, langkah pert ama sebelum pengolahan inf ormasi adalah Chek-rechek apakah inf ormasi t adi memiliki kebenaran secara past i dengan cara konf irmasi ke beberapa sumber yang relevan dan t erpercaya.

Pengolahan inf ormasi unt uk disaj ikan mel alui media radio, t ent u saj a harus disesuaikan dengan j enis program yang ada pada radio. Oleh karena karekt er radio adal ah audit if , maka semua inf ormasi harus diolah kedal am bent uk audio dengan cara dibuat dul u menj adi naskah program radio (scr i pt ). Dalam pembuat an naskah menggunakan bahasa t ut ur supaya mudah dipahami pendengarnya. Karena radio hanya bisa didengar dan hanya sat u kali t idak dapat diul ang. Naskah j uga dilengkapi dengan musik, sound ef ek unt uk lebih mencipt akan suasana yang sesuai dengan isi inf ormasi. Selanj ut nya naskah sudah siap disaj ikan secara langsung dengan cara dibacakan oleh penyiar radio didepan mikropon dan disal urkan ke pesawat pemancar, at au direkam ke pit a kaset audio unt uk disaj ikan dengan menggunakan bant uan t ape r ecor der langsung ke pesawat pemancar radio unt uk disiarkan ke khal ayak pendengar.

2. Penyampaian Informasi melalui Siaran Radio.

Penyampaian inf ormasi/ berit a ke publik mel alui siaran radio ada dua cara, yait u secara l angsung dan t idak langsung. Proses penyampaian inf ormasi secara langsung adal ah sebagai berikut : Inf ormasi yang t elah diolah menj adi naskah siaran sesuai dengan

f ormat siaran radio, disiarkan secara langsung oleh penyiar radio dengan cara dibacakan di depan mikropon. Sinyal suara dari mikropon dikirim ke pesawat pemancar set elah melalui pesawat mi xer yang berf ungsi menggabungkan sumber-sumber suara. Oleh pesawat pemancar sinyal suara dibawa oleh gel ombang radio dan dipancarkan/ diradiasikan oleh ant ene pemancar keseluruh penj uru. Jauhnya radiasi/ pemancaran t ergant ung dari t enaga yang dimiliki pemancar it u. Di t empat lain sinyal suara dit angkap oleh ant ene penerima pesawat radio yang memiliki

f rekuensi yang sama/ berresonansi. Selanj ut nya didet eksi dan dipisahkan dengan gel ombang radio pembawa sinyal suara. Set elah it u sinyal suara diperkuat oleh ampl if ier penguat suara dan diubah menj adi suara oleh l oad speaker dan sampailah berit a ke t empat t uj uan yait u ke para pendengar.

Siaran langsung yang lain misalnya laporan pandangan mat a suat u acara-acara pent ing pemerint ah, acara pert andingan sepak bola, dan sebagainya. Dalam hal ini t idak membut uhkan naskah. Sebagai panduan siarannya adalah acaranya it u sendiri. Report er melaporkan sesuai dengan perist iwa/ kej adian dengan menambahkan inf ormasi gambaran f isual (t eat er of mi nd) unt uk membant u pendengar berimaj inasi membayangkan perist iwa yang sedang t erj adi dalam acara t ersebut . Suara-suara dalam acara t ersebut dit angkap oleh mikropon yang t elah disiapkan dan sinyal suaranya disalurkan ke mi xer unt uk digabungkan dengan sumber suara yang l ain lalu disalurkan ke pesawat pemancar di st udio mini yang disiapkan dit empat kej adian dan dipancarkan mengarah ke st asiun pusat penyiaran. Ol eh st asiun pusat dipancarkan kembal i ke seluruh pendengar.

Gambar 37. Salah satu contoh ruang studio stasiun penyiaran radio

dengan peralatannya.

Siaran yang t idak langsung dilakukan dengan memproduksi naskah program siaran dengan merekam ke al at perekam suara ( t ape r ecor der ) menj adi dalam bent uk t ape/ casset e. Pada saat wakt u siaran inf ormasi yang sudah disimpan dalam t ape di put ar kembali (pl ay back) dengan menggunakan sumber suara t ape r ecor der disalurkan ke mi xer dan keluarannya disalurkan ke pesawat pemancar unt uk dipancarkan ke pendengar.

Dengan kemaj uan t eknologi saat ini proses perekaman maupun pemut aran kembali sudah menggunakan perangkat komput er dengan program apl ikasi yang sangat membant u proses kerj a dengan mudah dan murah. Perkembangan komunikasi melalui sat elit saat ini j uga sangat membant u penyiaran radio menj adi lebih inst an dunia ini bagaikan t anpa j arak sehingga komunikasi penyiaran lebih ef ekt if dan ef isien dari sebelumnya.

Gambar 38. Penyiar stasiun Penyiaran Radio sedang siaran

E. Jurnalistik Penyiaran TV

Jurnal is penyiaran TV t idak j auh berbeda dengan penyiaran radio yang bersif at audit if . Penyiaran TV memiliki sif at audit if sekaligus visual, karena inf ormasi yang disiarkan t erdiri dari inf ormasi visual/ gambar dan audio/ suara.

Gambar/ visual merupakan inf ormasi yang ut ama dan audio/ suara menj adi penunj ang. Perpaduan ant ara visual dan narasi suara secara harmonis membuat pemirsanya seakan dibawa pada sit uasi yang sebenarnya, melihat dan mendengar inf ormasi dengan mat a dan t elinga sendiri. Hal ini akan membuat pemahaman pemirsa t erhadap mat eri inf ormasi akan lebih mudah karena t idak perl u berimaj inasi lebih mendalam.

Gambar 39. Kamera TV khusus untuk Studio (putih) dan Kamera TV portable (hitam)

Sepert i media penyiaran radio, penyiaran TV j uga memiliki kelemahan, karena pemirsa hanya bisa menyaksikan acara TV sekal i dan t idak bisa diulang-ulang sepert i yang t erj adi pada media cet ak. Dalam media cet ak j uga sering menyampaikan pesan visual berupa gambar, f ot o dan graf ik. Media penyiaran TV memiliki kelebihan dalam hal ini. Yang disampaikan adalah gambar visual yang bergerak (l i f e) bukan gambar diam sepaert i di media cet ak. Media penyiaran TV mampu menyiarkan pesan mult imedia yang berupa t ex, gambar/ video dan audio sekaligus. Hal ini sangat menarik bagi pemirsa apalagi set elah karya animasi komput er berkembang, program siaran TV dan f ilm menj adi enak dinikmat i.

Dalam menghimpun berit a j uga t idak berbeda dengan media masa l ainnya yait u mengut amakan berit a yang lengkap, pent ing, menarik, f akt ual, benar, yang luar biasa dan sebagainya.

Pengolahan inf ormasi pada penyiaran TV lebih sul it dibanding media l ainnya karena harus mengolah/ memproduksi inf ormasi berupa t ex, video, suara, animasi digabung menj adi sat u f ormat program yang serasi/ harmonis sehingga menj adi t ayangan yang menarik dan enak dinikmat i. Hal ini akan membut uhkan kemampuan dan ket erampilan t ersendiri sert a memerlukan wakt u yang relat if banyak.

Penyaj ian inf ormasi melalui siaran TV secara langsung maupun t idak langsung saat ini t idak banyak kendala dengan bant uan peralat an t eknologi komunikasi komput er dan sat elit komunikasi

1. Menghimpun dan Mengolah Informasi TV

Dalam menghimpun inf ormasi penyiaran TV, t idak j auh berbeda dengan media masa lainnya. Dal am pencarian berit a j uga memilih berit a yang memiliki nil ai berit a (news val ue)t inggi. Yait u berit a yang luar biasa at au ist imewa sesuai prinsip kedekat an dan kemashuran (unusual ), pent ing menyangkut kehidupan manusia/ Human i nt er est (esent i al ), dan akt ual (t i me l i ness).

Selain it u berit a harus dapat dipercaya kebenarannya. Oleh karena it u perlu ada klarif ikasi/ konf irmasi dengan berbagai sumber yang dapat dipercaya dan kompet en.

Teknik yang digunakan j uga sama dengan media lainnya yait u wawancara dengan narasumber dan pengambilan langsung perist iwa/ kej adian di l apangan dan t et ap menggunakan prinsip 5W dan 1H. Pada berit a TV dilengkapi dengan prinsip dapat menyent uh perasaan (emosional) yang memiliki kadar pengaruh yang kuat . Tidak sepert i pada media cet ak dan Radio, Media Televisi inf ormasi yang diambil berbent uk gambar bergerak (video) dan suara(audio). Video adalah gambar perist iwa/ kej adian sesungguhnya dan suara t erdiri dari suara sesungguhnya dan dit ambah dengan suara report er sebagai pendukung kebenaran inf ormasi yang t erj adi.

b. Shoting di lapangan Gambar 40. Pengambilan gambar / shooting oleh kamerawan.

a. Shooting di studio

Oleh karena it u proses pengambilannya t idak dapat dilakukan sendiri sepert i pada media cet ak dan radio, t et api dit unt ut kerj asama dalam suat u t im yang solit ant ara kamerawan, report er dan producer sert a t enaga t eknik. Meskipun kadang-kadang hanya dilakukan oleh kamerawan dan report er saj a karena pekerj aan yang diperlukan t elah dirangkap.

102

Dalam pengambilan gambar digunakan kamera video yang dapat merekam gambar sekaligus suara. Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pengambilan gambar adalah Image harus j elas, urut an t ayangan gambar runt ut , dan mat eri visual cukup. Image gambar yang j elas maksudnya sudut pengambil an harus t epat dan memperhat ikan komposisi, pusat perhat ian dan sebagainya. Focusnya t epat sehingga menghasilkan t ayangan gambar yang t aj am. Gambar t idak goyang berart i st abil dan t idak membuat mat a cepat lelah menikmat inya. Karena sif at nya adalah video gambar gerak maka pengambilannya j uga harus ada gerakan yang lembut dan dinamis sehingga t idak ada t ayangan gambar diam. Gambar t ayangan runt ut maksudnya ada ket erikat an ant ara pengambilan yang sat u dengan yang lain sehingga t idak ada kesan ” nj eglek” ada koherensi yang j elas, sehingga mudah dimengert i dan diikut i rangkaian gambarnya. Mat eri visual harus cukup art inya dalam pengambilan gambar harus cukup banyak memenuhi kebut uhan edit ing, sehingga t idak ada pengul angan t ayangan gambar yang sama unt uk il ust rasi narasi yang berbeda. Dengan demikian kesat uan dan kesamaan pikiran/ ide dalam kerj a t im sangat diperlukan. Oleh karena it u harus ada koordinasi yang t erus menerus dalam t im t erebut . Pengolahan inf ormasi pada inf ormasi Penyiaran TV adalah penggabungan inf ormasi video, audio dan t eks menj adi sat u perpaduan yang serasi dan harmonis (mi xi ng), sehingga menj adi saj ian t ayangan / cerit a t ent ang kej adian yang alurnya j elas, runt ut , mudah dipahami dan diikut i, menarik dan enak di nikmat i sehingga penont on bet ah dan t idak j enuh menyaksikannya.

Gambar. 41. Kamerawan TV sedang mengambil gambar di

tempat kej adian/ peristiwa.

Dalam menyaksikan saj ian yang menarik dan enak dinikmat i perlu dit ambah ilust rasi musik sebagai background maupun unt uk mencipt akan sit uasi yang sesuai dengan isi berit a, sehingga seakan-akan penont on dibawa pada sit uasi nyat a dalam perist iwa yang sebenarnya.

Unt uk mendapat kan hasil produksi yang dimaksud, maka perlu dibuat disain berupa naskah (scr i pt ). Naskah suara harus dibuat dengan bahasa t ut uran yang komunikat if , dengan bahasa yang baik dan singkat padat dan j elas t idak bert ele-t ele, sederhana dan t epat . Menghindari bahasa yang rumit . Dalam hal ini dapat digunakan rumus ELF (easy Li st eni ng For mul a) agar saj ian mudah dipahami lewat pendengaran at au t elinga. Jurnalis TV merupakan j urnal is audio visual. Unsur visual dalam penyaj ian berit a at au report ase di TV merupakan unsur pent ing dalam hal ini hasil liput an j uru kamera (kamerawan) dan report er menj adi mat eri ut ama dalam penyusunan berit a. Kehadiran report er dit empat kej adian akan memberikan nilai lebih dan daya t arik yang kuat pada berit a yang disampaikan. Sist em ini disebut ROSS ( r epor t er on t he spot and on t he scr een) dengan penyaj i berit a yang disebut newscast er karena report er berf ungsi sebagai pencari, penyeleksi, pengolah dan penyusun berit a sekaligus.

Terdapat beberapa pengert ian dari ROSS dalam membuat saj ian berit a Televisi sebagai berikut .

ROSS (r epor t er ont he spot and on t he scr een). Report er berada di l okasi kej adian dan muncul di t elevisi melaporkan sendiri kej adian t ersebut . Repor t er on t he spot and of f t he scr een yait u report er berada dit empat kej adian dan t idak muncul di TV hanya suaranya melaporkan kej adian. Repor t er of f t he spot and on t he scr een, report er t idak berada di t empat kej adian, t et api sebagai redaksi yang menyusun dan menyampaikan l aporan berit a dari sumber melalui t elepon, t eleks, f aximile, dan muncul di layer TV. Report er of f t he spot and of f t he screen maksudnya report er t idak berada di t empat kej adian dan t idak muncul di TV, namun ia mengumpulkan, menyeleksi dan menyusun berit a yang diperol eh dari sumber- sumber berit a.

Gambar 42. Kamerawan sedang mengambil gambar di stadion olah raga

Saj ian visual dalam j urnalis penyiaran audio visual merupakan unsur ut ama yait u unsur saj ian berit a it u sendiri yang memiliki obyekt ivit as yang t inggi. Sedangkan unsur yang lain sepert i audio merupakan pendukung berit a. Meskipun demikian kadang muncul subyekt ivit as j uga muncul dari edit or yang menent ukan sudut pengambilan dan pemikiran gambar hasil liput an yang mana dipakai at au dibuang. Dalam j urnalis TV dikenal 4 mat eri saj ian unsur visual hasil liput an j uru kamera sebagai berikut .

b. SFOB (Shoot i ng on t he Fi el d Oper at i on Back-up). Maksudnya t ambahan liput an unt uk melengkapi mat eri visual yang sudah ada. Biasanya sebagai pengisi/ penggant i visual pada wakt u seorang t okoh sedang berbicara dalam wakt u yang cukup lama (i nser t ). Selama it u andaikat a yang muncul hanya waj ah t okoh akan sangat menj emukan, oleh karena it u di insert dengan gambar visual yang sesuai dengan uraian t okoh t ersebut .

c. FLOB (Ful l Li br ar y Oper at i on Obj ect ). Seluruh mat eri visual diperoleh dari perpust akaan visual, sepert i st ock shoot , f oot - ages dan graf ik-graf ik yang lain.

d. Gabungan dari ket iga mat eri diat as.

Gambar 43. Kamerawan dan presenter meliput acara

Liput an-liput an t ersebut diat as dlaporkan dalam bent uk naskah sesuai dengan f ormat program saj ian penyiaran TV. Selanj ut nya diproduksi oleh produser program diant arnya dikerj akan oleh edit or dengan t idak meninggalkan koordinasi dengan j uru kamera dan report er agar t idak t erj adi salah int erpret asi. Set elah diproduksi menj adi program saj ian, maka siap unt uk disiarkan ke penont on TV diseluruh wilayah.

Dengan kemaj uan dibidang el ekt ronik, komput er, int ernet , dan penggunaan sist em komunikasi melal al ui sat elit , program saj ian siaran TV menj adi lebih mudah dikerj akan dan penyampaian berit a dapat dilakukan secara cepat meskipun pada j arak yang sangat j auh, mengarungi l aut an sekal ipun. Dengan demikian saat ini peran public bergeser dari yang dul u hanya sebagai penont on berit a TV yang pasif menj adi diaj ak t erlibat langsung secara emosional mengalami kej adian yang diberit akan t ersebut . Hal ini semakin nampak bahwa t elevisi semakin dapat mempengaruhi public.

Gambar 44. Kamerawan meliput data dokumen

2. Penyampaian informasi melalui siaran TV

Secara umum iyst em penyaj ian siaran TV dibedakan menj adi dua yait u secara langsung dan t idak langsung. Sist em siaran langsung t erj adi pada program-program spot sepert i acara-acara pemerint ah misal nya sidang pleno DPR, Penghit ungan suara Pemilu, acara liput an Sepak Bola, Bulu Tangkis dan sebagainya. Secara t eknis sist em siaran langsung dapat dij elaskan sebagai berikut .

Di t empat kej adian biasanya didirikan sement ara st udio mini dengan peralat an yang t erdiri dari dari : Kamera Video minimal 2 buah sat u sebagai peliput acara ut ama dan sat unya sebagai pel iput mat eri visual penggant i (i nser t ). Bila ada 3

Cr ew at au kerabat kerj a yang harus ada adalah j uru kamera sat u kamera sat u orang, j uru l ampu sat u kamera sat u orang, kabelman sat u kamera sat u orang, report er sat u orang, produser biasanya merangkap sut radara, swi t cher merangkap mengoperasikan VTR dan j uru suara.

Secara t eknis dapat dij elaskan, perist iwa/ kej adian / acara diliput mel alui kamera video yang menghasil kan sinyal list rik suara dan gambar dan dit eruskan ke mi xer / swit cher, oleh sut radara dipilih gambar dari kamera I, 2 at au 3 yang diambil unt uk direkam di VTR dan dit ayangkan secara langsung ke pemancar relay dan dikirim ke st udio pusat melalui sat elit at au ant ena pengarahan yang selanj ut nya st udio pusat memancarkan ke st asiun relay sel uruh wilayah melalui sat elit dan st asiun relay memancarkan ke penont on di rumah. Dengan demikian penont on di rumah di seluruh Indonesia dapat mengikut i secara langsung sidang pleno DPR yang ada di Jakart a. Hasil rekaman VTR sekaligus dapat menj adi dokumen program siaran yang sewakt u- wakt u dapat disiarkan t unda unt uk memberi kesempat an public yang pada saat it u t idak dapat mengikut i acara t ersebut . Siaran t unda ini merupakan siaran t idak langsung. Biasanya disiarkan t idak dari t empat kej adian t et api dari st udio pusat .

Dengan proses yait u dari VTR diput ar kembali dan kel uaran video dan audio disalurkan ke mi xer dan keluaran mi xer dikirim ke pemancar gelombang mikro unt uk dikirimkan ke st asiun relay seluruh wil ayah melal ui sat elit . Selanj ut nya st asiun relay meneruskan ke publ ik di rumah-rumah.

SATELIT

Gambar 45. Prinsip penyampaian informasi TV dari lapangan ke publik melalui satelit komunikasi.

Gambar 46. Penyiar TV sedang menyiarkan berita

F. Evaluasi dan Pengembangan Program

1. Evaluasi Program

Evaluasi (eval uat i on) adalah suat u proses memperoleh inf ormasi t ent ang sesuat u melalui kegiat an pengukuran (measur ement ) dan penilaian. Sedangkan program adalah rencana kerj a yang t elah dit et apkan oleh suat u lembaga/ perusahaan unt uk dil akukan guna mencapai t uj uan. Dengan demikian eval uasi program memil iki pengert ian unt uk memperoleh inf ormasi sej auhmana t uj uan lembaga/ perusahaan t ercapai melalui kegiat an pengukuran dan penil aian pelaksanaan program suat u lembaga/ perusahaan t ersebut . Pengukuran adalah proses membandingkan pelaksanaan program dengan ukuran/ crit eria yang t elah dit et apkan secara kuant it at if . Sedangkan penilaian adalah pengambilan keput usan t erhadap pelaksanaan program t ersebut secara kualit at if , berhasil at au t idak berhasil berdasarkan dat a-dat a hasil pengukuran yang t elah dilakukan.

Tuj uan suat u lembaga/ perusahaan at au sebut saj a suat u organisasi, karena merupakan sekelompok orang yang bekerj a unt uk mencapai t uj uan bersama at au t uj uan organisasi/ perusahaan t ersebut . Secara garis besar t uj uan organisasi dapat dikelompokkan menj adi:

a. Laba/ Keunt ungan

b. Pelayanan t erhadap pel anggan/ konsumen.

d. Tanggungj awab sosial.

Tuj uan mencari keunt ungan, bert olak dari berapa modal yang t elah dikeluarkan dan berapa penghasilan yang t elah diperoleh. Apabila perolehan hasil lebih besar dari modal yang t elah dikeluarkan dit ambah dengan biaya produksi, maka dapat dikat akan organisasi t ersebut mendapat kan keunt ungan/ laba. Demikian j uga sebaliknya maka dapat dikat akan mengalami kerugian. Unt uk menget ahui laba at au rugi melalui kegiat an pengukuran dan penil aian.

Tuj uan unt uk pemenuhan pelayanan t erhadap pelanggan/ konsumen. Konsumen adalah orang/ masyarakat yang menggunakan produk organisasi t ersebut . Pelayanan dimaksudkan unt uk pemenuhan kebut uhan sel era dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian pernyat aan pelanggan merupakan inf ormasi yang berharga sebagai ukuran pencapaian t uj uan. Oleh karena it u pengukuran keberhasilannya melalui pernyat aan konsumen unt uk menilai apakah mereka sudah t erl ayani harapan-harapannya.

Tuj uan unt uk pemenuhan kebut uhan dan kepuasan karyawan dalam organisasi. Apakah kebut uhan dasar sebagai manusia t elah dapat t erpenuhi secara ekonomi, f isik, psikis sehingga mereka merasakan kedamaian, ket ent eraman, kesej aht eraan dan kesehat annya. Dengan demikian mereka akan merasakan kepuasan hidup. Unt uk mengeval uasi pencapaian t uj uan ini dapat dilakukan melalui pendapat / pernyat aan karyawan sebagai hasil pengukuran dan penil aian.

Tuj uan unt uk pemenuhan t anggungj awab social berkait an keberadaan organisasi t ersebut didalam social kemasyarakat an. Sej auhmana organisasi t ersebut t anggap t erhadap permasal ahan yang muncul di dalam masyarakat . Sej auhmana pula organisasi t ersebut berperan/ memprogramkan dal am usaha memberikan solusi unt uk kepent ingan lingkungan masyarakat . Oleh karena it u unt uk menget ahui capaian t uj uan ini dapat dil akukan penilaian program ol eh masyarakat , penil aian dampak dari program t erhadap lingkungan masyarakat . Dengan demikian peryat aan/ pendapat masyarakat sangat pent ing digunakan sebagai bahan evaluasi.

Guna pencapaian t uj uan t ersebut organisasi/ perusahaan harus melaksanakan managemen/ pengelolaan kegiat an-kegiat an secara menyeluruh sert a memberdayakan sumberdayanya unt uk mencapai t uj uan secara ef ekt ip dan ef isien. Kegiat an-kegiat an t ersebut adalah:

a. perencanaan (pl anni ng),

b. pengorganisasian (or gani zi ng) ,

d. pengawasan (cont r ol l i ng). Kegiat an perencanaan meliput i penet apan t uj uan yang hendak dicapai pada kurun wakt u t ert ent u di masa dat ang dan penet apan st rat egi/ langkah-l angkah apa yang akan dil akukan unt uk mencapai t uj uan t ersebut .

Kegiat an pengorganisasian adalah mengelompokkan kegiat an-kegiat an, menugaskan pada pelaksana unt uk melakukan kegiat an, dan memberi wewenang yang diperlukan unt uk melaksanakan t ugas.

Kegiat an pengarahan yait u menggerakkan, memot ivasi, menyalurkan sert a menunt un/ memberi pet unj uk pelaksana unt uk berbuat dan bert ingkahl aku sesuai dengan persyarat an kondisi pencapaian t uj uan.

Kegiat an pengawasan adalah mengukur pel aksanaan dengan acuan t uj uan yang t elah dit et apkan, mencari penyebab adanya penyimpangan-penyimpangan, dan mengadakan t indakan korekt if bila diperlukan.

Dengan demikian bidang pengawasan inilah yang melakukan kont rol dan evaluasi apakah program kerj a/ kegiat an dapat dilaksanakan sesuai dengan set rat egi yang t elah dit et apkan dan apakah t uj uan dapat dicapai secara ef ekt ip dan ef isien. Tuj uan dicapai secara ef ekt ip bila t uj uan t ercapai dengan t epat dan memiliki ket ercapaian t inggi. Dikat akan ef isien bil a didalam mencapai t uj uan t ersebut menggunakan sumberdaya t idak boros/ keborosannya rendah. Ef ekt ivit as lebih meruj uk pada t ercapainya sasaran/ hasil kerj a (hasil kerj a t ercapai sama dengan yang t elah dirancang), sedangkan ef isiensi lebih meruj uk pada pencapaian t uj uan. Bila hasil kerj a (keluaran) lebih besar dari sumberdaya yang ada berart i ef isiensi kerj a t elah t ercapai. At au dengan kat a l ain hasil kerj a opt imal dengan resiko minimal. Pengukuran ef isiensi dilakukan dengan membandingkan sumber kerj a yang t erdiri dari penggunaan pikiran, t enaga f isik, wakt u, benda/ biaya. Pekerj aan yang t idak banyak menggunakan pikiran berart i mudah, t idak banyak menggunakan t enaga berart i ringan, t idak banyak menggunakan wakt u berart i cepat , t idak banyak menggunakan ruang berart i prakt is dan t idak banyak menggunakan benda/ biaya berart i murah.

Pengawasan berlaku disemua aspek secara langsung maupun t idak l angsung. Pengawasan unt uk kepent ingan evaluasi ini bermanf aat unt uk :

a. Memperoleh dat a unt uk perbaikan dan pengembangan program

b. Memperoleh model cara kerj a yang paling ef isien

program mendat ang

d. Memperoleh dat a unt uk meningkat kan Usaha Pengembangan

Program

e. Menget ahui sej auhmana t uj uan program t ercapai

Langkah-Langkah kont rol at au pengawasan sebagai Bahan

Evaluasi adalah dapat dilakukan melalui pemeriksaan pekerj aan, laporan pert anggungj awaban dan mel akukan pengecekan cheki ng dengan Krit eria Pencapaian Tuj uan (St andar Keberhasil an). Evaluasi yang ef ekt if adalah evaluasi yang dilakukan secara kont inyu, menyeluruh, dan obyekt if sert a bert uj uan unt uk pembinaan, pemberian mot ivasi unt uk peningkat an prest asi.

Teknik dan inst rumen ukur yang digunakan unt uk mengukur dan mendapat kan dat a-dat a dalam evaluasi program diant aranya adalah observasi/ pengamat an dengan memint a pendapat orang yang menj adi subyek evaluasi. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun t idak langsung. Observasi l angsung biasanya menggunakan t eknik wawancara dengan menggunakan inst rumen panduan wawancara. Sedangkan observasi yang t idak langsung dapat menggunakan inst rumen angket .

2. Pengembangan Program.

Yang dimaksud pengembangan program adal ah mengembangkan kegiat an dari suat u program berdasarkan masukan dat a-dat a dari hasil evaluasi program t ersebut . Misalkan pada penyiaran radio, menyiarkan suat u program hiburan seni t radisional wayang kulit dengan khalayak sasaran masyarakat umum di daerah j angkauan pemancar radio t ersebut . Misalnya di seluruh wilayah kot a Semarang dan sekit arnya dengan radius 10 km dari st asiun pemancar. Dari hasil evaluasi diperoleh dat a-dat a sebagai berikut :

a. Populasi dan sampel . Sebagai populasi adalah masyarakat di seluruh kecamat an di Semarang yang t erdiri dari 9 kecamat an. Dan 5 kecamat an di sekit ar semarang. Sebagai sampel respounden diambil 3 kecamat an di kot a dan 1 kecamat an di luar kot a. Set iap kecamat an diambil 1 desa masing-masing diambil 6 orang yang akan diwawancarai, sehingga j umlah sampel semua ada 24 orang yang t erdiri dari

8 orang orang t ua berusia 41 t ahun keat as, 8 orang dewasa usia 26 – 40 t ahun dan 8 orang kaum muda usia 25 t ahun ke bawah.

113

b. Dari hasil wawancara diperoleh inf ormasi, bahwa 12 0rang (50%) sel al u mendengarkan program dengan alasan sangat menyenangi acara t ersebut , 6 orang (25%) sering mendengarkan karena alasan wakt u sehingga kadang-kadang t erpaksa t idak mendengarkan, 4 orang (16, 67% ) j arang mendengarkan dengan alasan t idak begit u senang dengan acara t ersebut dan 2 orang (8, 33 %) menyat akan t idak pernah sama sekali mendengarkan karena t idak menyenangi acara t ersebut . Set elah dit elit i lebih l anj ut dari respoundennya t ernyat a yang selalu mendengarkan adal ah t erdiri dari semua kaum t ua yait u 8 orang dan hanya 4 orang orang dewasa dan sebagian orang dewasa lainnya menyat akan sibuk dan begit u menyenangi acara t ersebut . Sedangkan sisanya yait u orang usia muda menyat akan t idak senang dengan acara t ersebut . Inf ormasi ini merupakan gambaran yang dit unj ukkan masyarakat t erhadap program siaran wayang kulit di daerah Semarang dan sekit arnya.

Hasil eval uasi ini memberikan gambaran kepada manaj emen program bahwa acara wayang kulit adalah program suguhan bagi orang t ua. Dari dat a yang diperoleh program t erebut masih diminat i pendengar sehingga perlu dipert ahankan dan bahkan dikembangkan dengan memperhat ikan alasan dan harapan pendengarnya. Sehingga bisa merebut hat i sebagian dari orang muda bahkan para remaj a unt uk mendengarkan program siaran wayang kulit t ersebut . Pengembangan program dapat dil akukan dengan menyesuaikan wakt u j am siar maupun lamanya/ durasi siarannya, misalnya t idak perlu dengan durasi semalam sunt uk at au sampai pagi, t et api bisa disingkat dengan t idak menghilangkan isi pokok cerit eranya. Membuat kol aborasi dengan art is t erkenal sepert i penyanyi, pelawak dan sebagainya sehingga menj adi acara yang t erpadu dan menarik. Dengan cara demikian program akan l ebih diminat i banyak orang sehingga pesan-pesan unt uk mempengaruhi pendengar bisa disampaikan dan dit erima dengan baik.

c. Bila hasil evaluasi menunj ukkan dat a wawancara yang sebaliknya. Misalnya bahwa 2 0rang (8, 33 %) selalu mendengarkan program dengan al asan sangat menyenangi acara t ersebut , 4 orang (16, 67 %) sering mendengarkan karena alasan wakt u sehingga kadang-kadang t erpaksa t idak mendengarkan, 6 orang ( 25 % ) j arang mendengarkan dengan al asan t idak begit u senang dengan acara t ersebut dan

12 orang (50 %) menyat akan t idak pernah sama sekal i mendengarkan karena t idak menyenangi acara t ersebut .

Pengembangan program siaran ini perlu dipikirkan dengan masak-masak. Apakah program siaran ini mau dipert ahankan at au dihilangkan dan digant i dengan program yang baru yang lebih diminat i pendengar, karena sesuai dengan dat a hasil wawancara dengan pendengar t erdapat 75 % t idak menyenangi program siaran wayang kulit . Apabila masih akan dipert ahankan, perlu dibuat / dikemas yang lebih menarik dengan kolaborasi sepert i pada poin b, at au dengan cara l ain yang lebih sesuai dengan harapan pendengar.

d. Dari hasil wawancara dit emukan inf ormasi bahwa pendengar t idak pernah at au j arang mendengarkan st asiun pemancar ini dengan al asan kualit asnya kurang bagus, t idak bersih dan t erlalu dekat dengan st asiun pemancar lain dan suaranya kalah/ t erganggu. Berart i program yang harus dikembangkan adalah kualit as pancarannya. Memang perlu kit a sadari bahwa saat ini perkembangan st asiun pemancar sangat cepat . Banyak bert umbuh st asiun pemancar baru dengan kualit as yang bagus, dengan menggunakan peralat an dengan t eknologi yang modern. Hal ini mengakibat kan masyarakat memil iki variasi pil ihan yang banyak. Apalagi program siarannya sangat menarik, sehingga pendengar akan selalu scanning mencari st asiun pemancar dengan program siaran yang mereka senangi. Ol eh karena it u pengembangan bidang t eknik perlu segera dipikirkan sehingga mampu bersaing dengan st asiun pemancar yang lain. Demikian pul a pengembangan program siaran, harus direncanakan dengan banyak mempert imbangkan/ memasukkan harapan pendengarnya. Dengan demikian perl u j alinan komunikasi ant ara st asiun pemancar dengan masyarakat . Unt uk keperl uan ini dapat dit empuh dengan mengadakan event t emu pendengar, sosial isasi program dengan mengadakan siaran langsung dengan acara bersama dengan masyarakat , dan sebagainya sehingga st asiun pemancar ini dikenal dan diminat i pendengarnya.

Pengembangan program pada penyiaran TV pada prinsipnya sama dengan penyiaran radio. Oleh karena it u cont oh diat as dapat dit erapkan dan disesuaikan dengan program-program siaran yang ada.

BAB IV PENYIARAN RADIO

A. Fungsi Siaran Radio

Fungsi siaran radio adalah menyampaikan inf ormasi dari st asiun pemancar ke seluruh st asiun penerima dengan t ransmisi t anpa kabel (wi r el ess). Keberadaan radio berawal dari penemuan James C. Maxwell mengenai t eori gelombang elekt romagnet yang kemudian direalisasikan oleh Henrich Hertz pada 1887. Kemudian Marconi menemukan met ode t ransmisi suara t anpa kabel dan dilanj ut kan dengan penyempurnaan eksperimen t ent ang berbagai susunan t ransmisi t anpa kabel oleh Nicola Tesla. Kemudian David Sarnoff mengemukakan ide t ent ang bagaimana j ika st asiun penerima dibuat secara massal sehingga dapat dij adikan sebagai peralat an rumah t angga sepert i halnya piano at au phonograph yang dapat menghadirkan musik ke dalam rumah secara wi r el ess. Sarnof f memberi nama ” Radi o Musi c Box” unt uk idenya ini.

Pada 1919 impian Sarnof f t erwuj ud, pesawat radio dicipt akan dan dapat dibeli oleh masyarakat umum sampai sekarang dan kit a pun dapat menimat inya. Bahkan kini kit a dapat membeli radio dengan harga yang rel at if murah dan ukuran sangat kecil , sekarang ikut sebagai f eat ur e pelengkap unt uk handphone dan MP3 player. Berdasar f akt a di at as j adi waj ar j ika sampai sekarang radio ident ik dengan musik, radio adalah sarana hiburan t ermurah dan t ercepat sehingga menj adi media ut ama unt uk mendengarkan musik.

Gambar 47. Radio Penerima

Diagram bl ok penerima FM mono diperlihat kan pada gambar

48. Fungsi set iap blok ialah sebagai berikut :

1. Penguat RF, memperkuat f rekuensi radio yang berasal dari pemancar FM yang dit angkap oleh ant ene unt uk diumpan ke pencampur.

2. Osilat or l okal, menghasilkan get aran sinus berkesinambungan dengan f rekuensi 10, 7 MHz lebih t inggi dari f rekuensi ant ene unt uk diumpan ke pencampur.

3. Pencampur, mencampur f rekuensi ant ene dari penguat RF dengan f rekuensi osilat or dan hasil nya adalah f rekuensi ant ara (IF) yait u 10, 7 MHz.

4. Penut uh, membat asi/ memangkas ampl it udo gel ombang t ermodulasi agar amplit udonya rat a ( berupa sinyal FM murni).

5. Det ekt or FM, mendet eksi perubahan f reekuensi menj adi perubahan t egangan sinyal audio.

6. Peng-aksen, menekan penguat an f rekuensi audio t inggi yang berlebihan yang berasal dari pemancar.

7. Pengat uran f rekuensi ot omat ik (AFC), mengat ur f rekuensi osilat or lokal secara ot omat ik agar t et ap. Pengat uran penguat an ot omat ik (AGC), agar hasil keluaran dari det ekt or hampir konst an.

Penguat Pencampur

IF Penutuh

Penguat Lokal

Gambar 48. Diagram blok penerima radio FM mono

Selain ident ik dengan musik, karakt er yang dimiliki oleh radio adalah : Auditif, yait u apapun yang ingin disampaikan lewat radio harus dalam bent uk suara, selain it u t idak bisa. Berdasarkan pada karakt er ini maka kual it as suara sangat diperhat ikan ol eh para pengelola radio, ut amanya bagian produksi yang t ugas ut amanya

B. Jenis informasi pada siaran radio

Jenis inf ormasi yang disampaikan melalui media radio t erdiri dari berbagai macam j enis program akan t et api secara umum program radio t erdiri dari :

Music Program, ini program ut ama radio manapun kecuali radio khusus berit a. Biasanya berisi pemut aran lagu pilihan pendengar diselingi inf o ringan at au kuis, seusai pemut aran lagu biasanya diselingi j uga koment ar t ent ang lagu t ersebut . Talkshow, biasanya mendat angkan nara sumber at au bint ang t amu unt uk bincang-bincang t ent ang sebuah t ema at au t opik hangat . News Program, disebut j uga acara berit a.

C. Khalayak Sasaran siaran radio

Hasil j aj ak pendapat yang dilakukan oleh Zogby Int ernat ional yang dit erbit kan pada t anggal 3 Okt ober 2003 menunj ukkan bahwa orang-orang Amerika sangat menyenangi dan menghargai st asiun penyiaran publik l okal didaerahnya. Lebih dari t iga perempat penduduk Amerika (76%) sangat menyenangi siaran radio lokal yang menyuguhkan acara berit a, inf ormasi dan hiburan. Jaj ak pendapat mencari inf ormasi dari responden t ent ang berapa besar manf aat siaran radio lokal ket ik t erj adi keadaan darurat sepert i bencana alam, adanya serangan t eroris, cuaca buruk, badai dll. Sembil an dari sepuluh orang (93%) menj awab bahwa radio merupakan sumber inf ormasi yang sangat pent ing bila dalam keadaan darurat . Bahkan diant ara orang-orang yang mengaku t idak pernah mendengarkan

Bila t erj adi kemacet an lalu lint as, pendengar radio di mobil selalu mencari inf ormasi lebih banyak t ent ang keadaan lal u lint as dari radio, dan radio digit al dapat memberikan inf ormasi lebh banyak lagi bagi pendengar yang segment asinya lebih bervariasi dan lebih banyak lagi. Radio merupakan suat u indust ri yang sehat dalam indust ri ikl an. Radio merupakan segmen media yang membant u percepat an ekonomi paling cepat selama t ahun 1997 s/ d. 2002, sesuai dengan hasil penelit ian yang dilakukan oleh Merchant Bank Veronis Suhler St evenson. Selain dari kont ribusi ekonomi di bidang iklan, biaya unt uk mengubah sist im penyiaran analog ke digit al j uga memerlukan invest asi yang besar. Beberapa st asiun penyiaran radio yang t idak siap akan menolak at au set idak-t idaknya menunda unt uk beralih dari sist im penyiaran analog ke digit al. Beberapa diant aranya masih menunggu dan melihat kecenderungan penyiaran digit al dengan harapan agar pesawat penerima radio digit al segera diproduksi masal dan harganya t urun dan t erj angkau oleh masyarakat , sej al an dengan rencana migrasi dari t eknologi penyiaran analog ke digit al.

St asiun penyiaran radio t erest rial dari yang diselenggarakan oleh komunit as st asiun penyiaran radio saat ini masih menggunakan sist em anal og, dan saat ini mulai memikirkan beralih t eknologi penyiaran digit al. Radio digit al cepat menghasil kan beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan t eknologi penyiaran analog. Khususnya, bila siaran radio AM-MW analog dirubah ke t eknologi radio digit al hasilnya sangat menakj ubkan. Siaran radio digit al MW menghasil kan kualit as suara yang j auh lebih baik dibandingkan dengan penyiaran AM-MW biasa, bahkan digambarkan sebagai “ mendekat i kual it as penyiaran radio FM” . Teknologi penyiaran yang dipancarl uaskan pada spekt rum f rekuensi 88 Mhz s/ d. 108 MHz kualit asnya dinyat akan mendekat i kualit as Compact Disc dengan berkurangnya dist orsi-dist orsi yang biasanya mengurangi kualit as t ransmisi radio FM. Teknologi penyiaran digit al pert amakal i didemonst rasikan di Jenewa, Swis pada “ Wor l d Admi ni st r at i ve

Radi o Conf er ence” musim panas t ahun 1988. Teknologi penyiaran radio digit al yang pert ama kal i diperkenal kan di Amerika adalah EUREKA-147 Di gi t al Audi o Br oadcast i ng (DAB) pada pert engahan t ahun 1990 pada “ Nat ional Associat ion of Broadcast ers Convent ion” di At lant a, Georgia. Siaran radio digit al EUREKA-147 pert amakali didemonst rasikan pada NAB t ahun 1991 di Las Vegas.

Amerika t elah memilih menggunakan sist im penyiaran radio digit al In-Band/ On Channel , yang sering dikenal sebagai IBOC, sebagai sal ah sat u sist em penyiaran radio digit al. Sist im IBOC bekerj a dengan menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal audio digit al agar diperoleh kompat ibilit as ant ara penyiaran radio analog dengan penyiaran radio digit al, baik pada radio AM maupun FM. Sist im penyiaran radio digit al IBOC yang j uga disebut sebagai “ HD-Radio” dikembangkan oleh iBiquity Radio dan secara resmii t elah dit ent ukan sebagai sist em penyiaran radio digit al di Amerika Serikat . Sist em t eknologi penyiaan radio digit al IBOC menyaj ikan penerimaan siaran radio yang bebas dari dist orsi sinyal elekt rost at is, noi se baik pada siaran spekt rum f rekuensi penyiaran AM-MW dan FM-VHF. Sel ain daripada it u, penyiaran radio IBOC j uga menyediakan layanan dat a nirkabel (wi r el ess), audi o on demand, dat a yang berkenaan dengan mat eri yang disiarkan oleh siaran radio digit al (j udul lagu, art is musik, berit a, ramalan cuaca, keadaan lal u lint as dan t ent unya siaran komersial t ambahan

Teknologi penyiaran radio digit al IBOC di Amerika memberikan kemiripan dengan siaran radio dgit al di negara-negara lain di luar Amerika. Yang t elah bermigrasi ke arah penyiaran digit al. Media audio, t ermasuk siaran radio melalui sat elit , radio int ernet , alat pemut ar (pl ayer ) pribadi MP3, layanan audio on demand, siaran kabel dan sist em penyiaran audio DBS, menurut penelit ian konsumen menunj ukkan adanya kecenderungan masyarakat unt uk menyukai media inf ormasi dan hiburan yang t elah berbasis digit al . Hal ini dibukt ikan dengan semakin meningkat nya produk peralat an digit al yang sangat diminat i masyarakat . Masyarakat pun j uga sudah sangat memahami keunt ungan t eknologi digit al. Sebagai cont oh di masa t ransisi dari penyiaran TV anal og ke penyiaran TV digit al t elah menunj ukkan bahwa konsumen sangat menikmat i kesempurnaan kualit as hiburan gambar dan suara hasil t eknologi digit al. Tanda-t anda ini ini t elah dit unj ukkan dengan baik pada penyiaran radio digit al . Tet api memang di lain pihak bagi sebagian masyarakat dat angnya t eknologi digit al bahkan sangat membingungkan. Jadi penyelesaiannya, agar migrasi dari sist em penyiaran analog ke digit al berhasil dengan baik, pemerint ah harus melakukan pendidikan kepada masyarakat / konsumen dan meningkat kan kesadaran masyarakat t ent ang hal -hal yang harus dimengert i oleh

121

masyarakat sebagai dampak dari perkembangan t eknologi digit al t adi.

Menurut penelit ian yang dilakukan oleh Vist eon Corporat ion, “ HD-Radio” t elah berada dit engah-t engah masyarakat , dan masyarakat pun j uga t elah siap menerima keberadaan HD-Radio. Penelit ian Vist eon’ s Consumer Research menunj ukkan bahwa 80% responden yang t elah membeli mobil-mobil mewah menginginkan agar di mobil merekan t elah dipasang sist im penerima radio digit al, dan lebih dari 50% responden yang t elah memil iki kendaraan set uj u dengan hal ini. Vist eon j uga menyebut kan: “ Sist im penerima “ HD- Radio” memberikan layanan kualit as audio yang berkual it as t inggi melalui penyiaran radio digit al AM dan FM t anpa harus membayar biaya t ambahan sebagaimana layanan pada radio sat elit . Sist im penyiaran radio digit al selain memperbaiki kualit as suara dan bebas dari gangguan muat an elekt rost at is, pemil ik “ HD-Radio” j uga menghilangkan kehausan pendengar dengan adanya f it ur-f it ur t ambahan penyiaran digit al sepert i inf ormasi keadaan l alulint as, layanan berit a dan layanan-layanan hiburan lainnya, disamping layanan lain yang dapat diperoleh secara berl angganan.

Penyiaran radio digit al merupakan t eknol ogi di bidang penyiaran radio t erest rial yang mengirimkan sinyal audio/ suara set ara kual it as kualit as CD (Compact Di sc) bebas dari int erf erensi dan noise kepada pendengar radio. Di Amerika Serikat ist il ah umum yang digunakan unt uk sist im penyiaran radio digit al ” In-Band/ On- Channel (IBOC) adalah ” HD-Radio” yang merupakan nama dagang unt uk sist im enyiaran radio digit al AM dan FM. Izin pemakaian nama HD-Radio diberikan pada iBiquity Digital Corporation, sat u-sat unya perusahaan yang mengaj ukan nama unt uk sist im penyiaran radio digit al. Ist il ah Digit al Audio Broadcast ing (DAB) aslinya berasal dari Eropa dan saat ini digunakan di beberapa negara Eropa, Kanada dan Asia unt uk menyat akan sist im penyiaran radio digit al secara komersial yang memerlukan pit a f rekuensi penyiaran diluar spekt rum f rekuensi radio AM dan FM. Sist em penyiaran radio digit al DAB memerlukan lebar pit a at au l ebar kanal unt uk set iap st asiun penyiaran yang lebih l ebar dari yang dial okasikan unt uk st asiun penyiaran radio AM dan FM di Amerika Serikat saat ini. Sehingga memerlukan spekt rum f rekuensi baru unt uk memancarluaskan siaran radio digit al DAB. Eureka-147-DAB™ merupakan merek dagang unt uk t eknologi penyiaran radio digit al yang dioperasikan di luar Amerika Serikat dimana disana t ersedia pit a f rekuensi baru (misal nya pit a f rekuensi diluar spekt rum f rekuensi unt uk penyiaran AM-MW dan radio FM-VHF). Di Amerika Serikat t idak t ersedia pada

f rekuensi baru di luar spekt rum f rekuensi yang ada unt uk penyiaran AM dan FM, sehingga unt uk penyiaran radio digit al IBOC secara t erest rial harus t et ap beroperasi pada spekt rum f rekuensi radio AM f rekuensi baru di luar spekt rum f rekuensi yang ada unt uk penyiaran AM dan FM, sehingga unt uk penyiaran radio digit al IBOC secara t erest rial harus t et ap beroperasi pada spekt rum f rekuensi radio AM

Pengembangan t eknol ogi penyiaran radio digit al IBOC t erj adi dalam t iga t ahap:

1) Tahap pert ama sebagai proyek ACORN: t erj adi ant ara t ahun 1990 s/ d. 1992 dimana USA Digit al Radio’ s (USADR) yang mencoba unt uk membuat suat u konsep penyiaran radio secara digit al. Ternyat a didal am perkembangannya, usaha-usaha yang dilakukan dit erj emahkan salah oleh indust ri yang mencoba menerapkan penyiaran radio digit al. USADR bermaksud unt uk secara konsept ual mendemonst rasikan penyiaran radio secara digit al dan dit erima oleh pesawat penerima radio pada spekt rum f rekuensi radio AM-MW dan FM-VHF yang t elah ada dengan int erf erensi minimal pada pesawat penerima analog. Perist iwa pent ing yang perlu dicat at pada periode ini adalah:

t anggal 9 Juli 1992 j am 14: 45 pada f rekuensi 1660 kHz di Xent ron Corporat ion, Cincinat i, Ohio.

t anggal 29 Agust us 1992, pada WILL, Urbana, IL

2) Tahap kedua dimana USADR’ s secara komersial berhasil menyebarluaskan penggunaan sist im AM dan FM. Usaha ini menghasil kan modem AM dan FM yang digunakan pada saat ini. Tanpa ragu-ragu merupakan salah sat u dapat dikat akan bahwa modem ini merupakan salah sat u modem yang dikembangkan unt uk mengirimkan sinyal digit al. Perist iwa pent ing yang perlu dicat at pada periode ini adal ah:

lunak bagi pesawat penerima dan pemancar yang cukup unt uk melakukan percobaan-percobaan di laborat orium dan di lapangan sert a unt uk keperluan komersial.

USADR pert ama kali ket ika berlangsung NAB Radio Show di WMMO, Orl ando, Florida di bul an Sept ember 1999.

3) Tahap ket iga ialah uj i coba penyiaran digit al yang berlangsung hampir lima t ahun t erus menerus di NPR, yait u salah sat u

af iliasi dari st asiun penyiaran WETA-FM di W dan NRC menyet uj ui percobaan siaran ini hanya pada siang hari saj a.

Sement ara unt uk sist im penyiaran FM Digit al boleh diselenggarakan pada siang dan malam hari. Menindakl anj ut i perset uj uan NRSC t adi, i Bi qui t y Di gi t al Cor pot at i on mulai memperkenalkan sist im penyiaran IBOC dan para pabrikan peralat an penyiaran radio j uga memperkenalkan peral at an exci t er dan pemancar IBOC. Di sisi konsumen 13 perusahaan yang membuat peralat an elekt ronik unt uk rumah t angga pada acara Consumer El ect r oni c Show di t ahun 2003 mengumumkan rencananya unt uk segera menerapkan sist im penyiaran radio dit igal. Pada t anggal 2 Okt ober 1992, FCC t el ah mengesahkan pemakaian sist im IBOC sebagai sist im penyiaran radio digit al di Amerika Serikat .

Radio Digit al IBOC memancarkan sinyal audio digit al dal am bent uk al iran dat a digit al yang dikirim secara berurut an sebagaimana pada modem dan f aksimili bersama sama dengan signal anal og. Dengan ini memungkinkan spekt rum yang sama digunakan unt uk kedua j enis signal analog dan digit al, sehingga pesawat penerima radio AM at au FM masih bisa menerima digunakan unt uk menerima siaran yang sama. Penyiaran radio digit al mengubah inf ormasi analog menj adi angka-angka biner yang nilaunya sel alu berubah-ubah sesuai dengan besaran sinyal audio analog yang masuk. Sist em pemancar radio digit al mengubah at au menyandikan (encode) sinyal suara analog yang masuk menj adi bilangan biner unt uk dipancarl uaskan/ Proses ini disebut sebagai Code/ Decode (penyandian sinyal analog menj adi sinyal digit al dan penguraian kembali dari sinyal digit al menj adi sinyal anal og, at au dari sat u sist im penyandian yang sat u ke penyandian yang lain), yang sel anj ut nya disebut CODEC.

Dalam hal dimana st udio t elah mengirim sinyal digit al ke pemancar, pemancar radio digit al hanya memproses sinyal audio digit al yang masuk siap unt uk dipancarluaskan. Proses ini disebut modulat ion. Pesawat penerima radio digit al menguraikan kembal i (decode) sinyal digit al yang dit erima menj adi sinyal audio analog kembali (pada proses yang berl awanan dari digit al ke analog). Proses ini disebut demodulat ion. Terdapat beberapa cara unt uk merubah sinyal analog menj adi sinyal digit al. Cara-cara ini dapat diuraikan secara mat emat is yang disebut dengan Al gor i t hm (Algorit ma). Dalam menggunakan al gorit ma, para pakar dan t eknisi dapat membuang komponen-komponen sumber sinyal audio digit al yang t idak diperlukan dan hanya meninggal kan bagian-bagian yang pent ing saj a unt uk dipancarluaskan melalui ant ene dan sel anj ut nya direproduksi pada pesawat penerima radio at au pada at au paf da alat pemut ar rekaman. Sebagai cont oh, berdasarkan “ psycho- acoust i cal ” yang dimiliki t elinga manusia diket ahui bahwa t elinga

Pada rangkaian j alur t ransmisi penyiaran audio, t erdapat t it ik-t it ik at au simpul-simpul dimana dilakukian kompresi sinyal audio; yait u ket ika sist im ot omat isasi level dinyal audio, saat perekaman audio, hubungan ant ara st udio ke pemancar ( St udi o t o T r ansmi t t er Li nks), saat di al -up (yait u ket ika mengirimkan sinyal audio pada j arak j auh dengan menggunakan sal uran t elepon digit al “ ISDN” , dan sekarang dit ambah lagi dengan memancarluaskan sinyal audio ke pesawat penerima secara digit al. Di set iap t it ik-t it ik t adi masing-masing menggunakan kompresi sinyal sinyal audio yang secara t eknis dikel ola sedemikian rupa agar sinyal -simyal audio t idak berkurang kualit asnya bila pada t ahap berikut nya melalui proses penyandian dan diurai kembali (encode dan decode) beberapa kali.

Hasil kerugian yang t idak begit u kent ara dapat t erj adi pada

f r ekuency r esponse, hilangnya dynami c r ange, at au yang lebih parah lagi bisa j uga t erj adi pada inf ormasi t ambahan yang dibuat belakangan. Dalam hal ini, kualit as sinyal audio digit al akan t erdengar sangat j elek dan lebih rendah kual it asnya dibandingkan dengan kual it as suara pada sist im pemancaran radio FM. Tent u saj a kualit as audio digit al yang j elek akan membuat pendengar menolak rencana migrasi dari sist im penyiaran anal og ke digit al.

Cara-cara CODEC sinyal audio dimaksudkan unt uk sebanyak mungkin mengurangi j umlah inf ormasi bi t , sement ara membuat t iruannya secara t epat t anpa dapat dikenal i perbedaannya secara nyat a oleh pendengar. Unt uk mengenali perbedaan t adi diperlukan

Ant ara t ahun 1950 hingga t ahun 1960-an unt uk menggambarkan suara yang berkualit as t inggi berpedoman pada “ Hi gh Fi del i t y” , kemudian pada t ahun 1970 hingga 1980-an krit eria suara berkualit as t inggi dit ambah dengan “ St er eophoni c” . Namun set elah Compact Disc masuk pasar peralat an hiburan di rumah- rumah, diperkenal kanl ah suat u paramet er baru unt uk menilai kualit as audio, yait u yang disebut dengan “ kualit as CD” . Kualit as penyiaran radio FM baru dikenal sebagai Kualit as “ Hi gh Fi del i t y” dan “ St er eophoni c” . Namun dengan muncul nya CD penilaiannya dit ambah dengan “ Low Noi se” dan “ Hi gh Dynami c Range” . Harapan inilah yang didambakan oleh masyarakat ket ika mendengarkan radio. Pada penyiaran radio FM kit a bisa mendengarkan siaran FM yang masih menghadapi beberapa kekurangan, yait u ket ika menerima siaran siaran radio dengan bergerak melaj u di mobil dengan kecepat an t inggi. Siaran radio AM j uga mempunyai beberapa masalah kualit as audio serius yang t idak dapat dipisahkan. Gangguan dari pemancar radio yang beroperasi di kanal sebelah (adj acent channel ) dan gangguan dari pemancar radio yang beroperasi pada f rekuensi yang sama (co-channel ) khususnya pada malam hari sangat mengganggu. Set elah bert ahun-t ahun t idak bisa mengat asi masalah ini, beberapa st asiun penyiaran radio AM mel empar handuk unt uk t idak menyiarkan acara musik. Sebagai gant inya mereka bermigrasi ke st asiun penyiaran radio FM. Di lain pihak st asiun pemancar AM mempunyai keunt ungan berupa j angkauan siaran yang sangat j auh di malam hari, namun t et ap

Tahun pert ama dari penyiaran radio digit al di Amerika dimulai pada t ahun 2003. Kira-kira 300 st asiun pemancar radio AM dan FM t elah diberi izin unt uk bermigrasi dari analog ke digit al dengan menggunakan sist im “ H-D Radio” . Selama masa t ransisi t adi, st asiun penyiaran radio yang bermigrasi ke penyiaran digit al diharuskan memancarkan siarannya pada dua sist im (analog dan digit al) sekaligus yang disebut “ Si mul cast ” . Pada bulan Okt ober di t ahun yang sama, Kenwood USA membagi-bagikan 1000 pesawat penerima radio digit al HD-Radio. Pada bulan Januari 2004 pesawat penerima radio digit al buat an Kenwood t elah beredar di pasar. Pada saat it u j uga pesawat penerima radio digit al IBOC pert ama kali j uga dapat dibeli di Cedar Rapid, Iowa.

D. Stasiun Pemancar Radio

1. Studio Pemancar Radio

Salah sat u komponen pent ing pada st asiun pemancar radio adalah ant ene pemancar dan saluran t ransmisinya. Saluran t ransmisi (t r ansmi ssi on l i ne) adalah sarana unt uk menghant arkan t enaga list rik yang berasal dari sumber (pesawat pemancar) ke beban (ant ene pemancar), dimana let ak beban berj auhan. Selain unt uk menghubungkan ant ara pemancar dan ant ene, saluran t ransmisi j uga dipergunakan unt uk saluran ukur dal am pengukuran VHF/ UHF dan sebagai t raf o penj odoh (mat chi ng t r ansf or mer ). Saluran t ransmisi disebut j uga saluran pancar at au saluran pengumpan (f eeder l i ne).

Rangkaian ekuivalen saluran t ransmisi, L adalah indukt ansi yang disebabkan oleh bocoran medan magnet , R adalah resist ansi yang t erbent uk karena hambat an kawat , C adalah kapasint ansi yang disebabkan oleh bocoran medan magnet , dan G adal ah kondukt ansi yang t erbent uk karena bocoran arus ant ara kedua penghant ar. Pada f rekuensi t inggi (RF), reakt ansi indukt if lebih besar dari resist ansi, dan susept ansi kapasit if lebih besar dari kondukt ansi. Oleh karena it u, rangkaian ekuivalen t ersebut dapat disederhanakan.

Sebuah pemancar memberikan t enaga list rik ke ant ene melalui saluran t ransmisi. Gelombang yang berasal dari pemancar menuj u ant ene disebut gelombang dat ang (i nci dent wave). Jika impedansi karakt erist ik saluran t ransmisi t idak j odoh dengan impedansi ant ene, maka akan t erj adi gelombang pant ulan (r ef l ect ed wave) dari ant ene ke pemancar. Hal ini

Bandingan gelombang t egak t egangan (VSWR, vol t age st andi ng wave r at i o) adalah perbandingan t egangan maksimum dan t egangan minimum gelombang t egak pada saluran t ransmisi. Kondisi j odoh (mat ch) didapat j ika seluruh energi pada gel ombang dat ang t ersalur ke beban, t idak ada energi yang dipant ulkan kembali ke sumber. Kerugian sal uran t ransmisi adalah ket idak-mampuan saluran t ransmisi unt uk menghant arkan t enaga list rik sel uruhnya ke bebab. Semaki panj ang sal uran t ransmisi, kerugian semaki besar. Kerugian daya pada saluran t ransmisi t idak berbanding l angsung dengan panj ang sal uran, t et api berubah secara logarit mik. Oleh karena it u, kerugian pada saluran t ransmisi dinyat akan dalam dB (desibel) unt uk set iap panj ang t ert ent u. Kerugian pada saluran t ransmisi semaki besar, j ika f rekuensi kerj anya semakin t inggi.

b. Rangkaian pemancar radio

b. Pemancar yang siap digunakan

Macam-macam kerugian pada sal uran t ransmisi adalah sebagai berikut :

f. Kerugian pancaran, yait u kecenderungan saluran t ransmisi unt uk bekerj a sebagai ant ene pemancar (dapat memancarkan gelombang elekt romagnet ik meskipun t anpa ada ant ene yang t erhubung padanya).

g. Kerugian panas, yait u panas yang t imbul akibat arus yang mengalir pada perlawanan kawat dan adanya ef ek kulit pada f rekuensi t inggi.

h. Kerugian dielekt rika, yait u bocornya isolat or/ penyekat diant ara kedua kawat pada saluran t ransmisi.

i. Kerugian pant ulan, yait u adanya pant ulan balik t enaga list rk sumber, sehingga menimbul kan gelombang t egak yang t idak diinginkan.

Balun dipergunakan unt uk menj odohkan beban / ant ene balans dengan saluran t ransmisi t ak balans (unbal ance). Balun kumparan adalah basis dari bal un lineir sal uran t ransmisi. Balun kumparan adal ah dua buah saluran t ransmisi yang sama panj ang dengan impedansi karet erist ik Zo, dihubungkan secara deret pada sat u sisi, sement ara sisi lainya dij aj arkan. Panj ang saluran adalah kelipat an ganj il dari ¼ O. Jika Zo = 150 ohm, maka balun kumparan dapat menj odohkan impedansi 300 (balans) dengan impedansi 75 ohm (t ak bal ans).

Balun kumparan yang beroperasi pada f rekuensi 1, 9…30 MHz bent uknya agak besar. Unt uk membuat bent uk yang kecil dipergunakan int i f erit t oroida. oleh karena it u disebut balun t oroida. Balun t oroida 1: 1, yang dipergunakan unt uk menj odohkan impedansi 50 ohm bal ans impedansi 50 ohm t ak balans. Balun t oroida 4: 1 yang dipergunakan unt uk menj odohkan impedansi 200 ohm balans dengan impedansi 50 ohm t ak bal ans, at au unt uk menj odohkan impedansi 300 ohm balans dengan 75 ohm t ak balans.

Balun koaks adalah balun yang t erbuat dari saluran koaks1/ 2 O. Balun koaks menj odohkan impedansi 300 Ohm balans dengan impedansi 75 ohm t ak balans (4: 1). Sedangkan

Balun redam berf ungsi unt uk meredam / menekan arus yang mengalir pada sisi luar saluran umpan. Hal ini dilakukan dengan memasang sal uarn ¼ O. Balun ini dikenal sebagai Bazooka.

Penj odoh T dipergunakan unt uk menj odohkan saluran j aj ar dengan t it ik t engah ant ene. Sedangkan penj odoh gamma dipakai unt uk menj odohkan saluran koaks dengan t it ik t engah ant ene. Keduanya mempergunakan bat ang penghant ar yang dipasang berj aj ar dengan ant ene. Jarak bat ang penghant ar

Gambar 50. Berbagai ruang studio pemancar radio

Jika impedansi saluran j aj ar lebih kecil dari impedansi keluaran pemancar, maka dibut uhkan rangkaian t alaan deret . Jika impedansi saluran j aj ar lebih besar dari impedansi keluaran pemancar, maka dibut uhkan rangkaian t alaan j aj ar. Penunj uk SWR dipasang ant ara keluaran pemancar dengan ranf kaian t alaan deret / j aj ar. Pert ama kali, t ent ukan kopling

ant ara L 1 dan L 2 . Kemudian, C s dan C p diat ur sehingga diperoleh VSWR yang mendekat i 1. Jika VSWR t idak mendekat i

1 at urlah kembali kopl ing h ant ara L 1 dan L 2 . Ant ene pemancar adalah bat ang kondukt or yang

mengubah arus f rekuensi radio (RF) menj adi gelombang elekt romagnet dan memancarkannya. Dalam sist em rancangan

Antene penerima Antene Pemancar

Daya kecil

Daya besar

Penyekat nya sedang Penyekat nya harus kuat Beresonansi pada banyak

Beresonansi pada sat u

f rekuensi

f rekuensi

a. Antene Ombi

b. Ant ene ring-O

Polarisasi gelombang elekt romagnet t ergant ung pada medan list riknya. Medan list rik sej aj ar dengan ant ene, sedangkan medan magnet nya t egak lurus t erhadap ant ene. Posisi ant ene penerima harus sej aj ar dengan arah medan list rik (sej aj ar dengan ant ene pemancar) at au t egak lurus t erhadap arah medan magnet , agar dapat menangkap daya semaksimal mungkin dari pemancar. Jika nat ena pemancar t erlet ak vert ikal/ t egak lurus, maka polarisasi gelombang elekt romagnet nya ke arah vert ikal. Pada ant ene vert ikal, pancaran ke segala penj uru sama kuat , sama j auh, dan dayanya sama besar. Jika ant ene pemancar t erl et ak horizont al/ mendat ar, maka polarisasi gelombang eekt romagnet nya ke arah horizont al. Pada ant ene horizont al, pancaran t erkuat ada pada garis yang t egak lurus t erhadap sumbu ant ene.

Resist ansi ant ene t erdiri at as :

a. Resist ansi ohm (Ro). Akibat resist ansi ohm ini, arus yang mengalir melalui ant ene akan menimbulkan panas sebesar Ro.

b. Resist ansi bocoran (l eakage r esi st ance). Ini adal ah kebocoran pada penyekat ant ene, dan disebut pula sebagai kerugian dielekt rika.

c. Resist ansi radiasi (R R ). R R mengakibat kan adanya t enaga yang t erpancar sebesar RR R . Resist ansi radiasi t ergant ung pada t inggi ant ene t erhadap t anah. Kurva resist ansi radiasi ant ene dua kut ub (di pol e) ½ O vert ikal dan horizont al di beberapa ket inggian dari t anah.

Gambar 52. Receiver radio

Gambar 53. Berbagai macam peralatan transmitter radio

2. Peralatan Studio dan Fungsinya.

Biasanya t erdapat 2 st udio dalam sebuah st asiun radio, yait u st udio siaran dan st udio produksi. St udio siaran digunakan unt uk menyiarkan mat eri-mat eri siaran, t empat penyiar berbicara, memut ar lagu dan ikl an. St udio produksi digunakan unt uk mempersiapkan dan membuat mat eri-mat eri siaran, sepert i bikin spot ikl an, t es vokal calon penyiar, edit ing l agu, dsb. Peral at an yang t erdapat di kedua st udio prinsipnya sama maka j ika st udio siaran ada masalah penyiar bisa menggunakan st udio produksi.

Secara umum peralat an yang ada di st udio adalah: komput er, audi o consol e (mi xer ), audi o i nput , speaker moni t or , moni t or st udi o, headphone, mi cr ophone dan t el ephone. Sedangkan pesawat pemancarnya biasanya berada di ruang t ersendiri.

Mi xer adal ah peralat an paling pent ing dalam sebuah st udio, f ungsi alat ini adalah mencampur semua masukan suara (audio input ) yang t ersedia dan menj adikannya sat u out put unt uk disiarkan. Sehingga bisa mendengar suara penyiar, l agu at au background sekaligus.

Audi o i nput . Adalah sumber audio yang t erdiri dari mikropon, t ape r ecor der , pi ck up at au piringan hit am, CD (compact Di sk), Komput er. Sumber audio t ersebut berf ungsi sebagai pl ayer unt uk mengahasilkan sinyal audio. Yang selanj ut nya disalurkan ke mi xer unt uk dipilih mana yang akan di siarkan melalui pesawat pemancar radio.

Speaker monit or, monit or st udio dan head phone adal ah merupakan alat pendengar/ speaker yang berf ungsi sebagai di spl ay unt uk memonit or suara baik it u suara dari sumber suara at aupun suara yang t elah/ akan dipancarkan.

Telepon. Adalah peral at an komunikasi yang digunakan unt uk program int erakt if dari pendengar radio dengan penyiar. Cat u daya list rik. Adalah sumber t enaga list rik yang dipakai unt uk mencat u daya l ist rik bagi semua peral at an elekt ronik agar dapat bekerj a. Cat u daya list rik dapat menggunakan sumber l ist rik dari PLN, Generat or set maupun bat eray at au aki. Peral at an ini harus selalu dal am keadaan siap pakai, karena t anpa cat u daya semua peralat an elekt ronik t idak akan bekerj a. Oleh karena perawat an peral at an cat u daya sangat mut lak diperlukan unt uk menj aga kelangsungan kerj a. Misal nya sel alu menj aga dalam keadaan bersih, selalu cont rol t egangan dan arus yang t ersimpan, mengisi cairan air accu, mengisi accu dan sebagainya.

Gambar 54. Peralatan stasiun pemancar radio

3. Skema sambungan peralat an dan prinsip kerj anya

Pemancar berf ungsi memberikan daya kepada ant ene dengan f rekuensi t ert ent u dan memindahkan t anda-t anda bersama sinyal yang dipancarkan. Supaya bisa dipancarkan maka sinyal inf ormasi harus dimodul asi dengan sinyal pembawa.

Macam-macam gelombang t ermodul asi :

a. Gelombang t ermodulasi amplit udo (AM, Amplit ude Modulat ion): modul asi dimana Amplit udo gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplit udo sinyal inf ormasi/ suara. Macam-macam sist em modulasi amplit udo AM : x Amplit udo j alur samping ganda dengan pembawa

t erpancar (DSBSC, Doubl e Si deband Tr ansmi t t ed Car r i er ).

x Modulasi amplit udo j alur samping ganda dengan pembawa t ert indas. (DSBSC, Doubl e Si deband Suppr essed Car r i er ).

x Modulasi amplit udo j alur samping t unggal dengan pembawa t erpancar. (SSBTC, Si ngl e Si deband Tr ansmi t t ed Car r i er ).

x Modulasi amplit udo j alur samping t unggal dengan pembawa t ert indas. (SSBSC, Si ngl e Si deband Suppr essed Car r i er ).

b. Gelombang t ermodulasi f rekuensi (FM, f r equency Modul at i on) modulasi dimana Frekuensi gelombang

c. Gelombang t ermodulasi pulsa. Gelombang t ermodulasi pulsa banyak dipergunakan dalam t elemet ri dan sist em radar. Macam-macam gelombang t ermodulasi pulsa: x Modulasi Amplit udo pulsa (PAM, Pulse Amplit ude

Modulat ion), Modulasi dimana amplit udo pulsa pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplit udo sinyal inf ormasi/ suara.

x Modulasi lebar pulsa (PWM, Pulse Widt h Modulat ion at au

PDM, Pulse Durat ion Modulat ion), modul asi dimana lebar/ lamanya pulsa pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplit udo sinyal inf ormasi/ suara.

x Modulasi posisi pulsa (PPM, Pulse Posit ion Modulat ion),

modulasi dimana posisi pulsa pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplit udo sinyal inf ormasi/ suara.

Pada sist em FM bandingan sinyal t erhadap desah (S/ N) cukup besar. Ini karena desah yang t erdapat pada j alur VHF (ver y hi gh f r equency) hanya sedikit dan penj al aran (propogasi) gelombang VHF t erbat as sej auh garis pandang. Selain it u, penerima radio FM dilengkapi dengan penguat RF unt uk menaikkan bandingan sinyal t erhadap desah dan penut uh unt uk menindas desah.

Dua buah pemancar FM yang beroperasi pada f rekuensi yang sama, t et api let aknya berj auhan, t idak akan saling berint erf erensi, karena j angkauan penj alaran gelombang VHF- nya t erbat as sej auh garis pandang. Oleh karena it u, unt uk komunikasi j arak j auh yang mempergunakan gelombang VHF, diperlukan banyak st asiun pemancar dan penerima ( st asi un) relai. Daya yang dipancarkan oleh pemancar FM t idak t erbuang/ hilang pada sinyal pembawa, t et api diserap oleh sinyal -sinyal j alur samping.

Pemancar FM dapat menerapkan modul asi t ingkat rendah, yait u modulasi yang dilakukan pada t ingkat RF perant ara dengan daya sinyal audio yang masih rendah. Pemancar FM dapat menerapkan penguat daya kel as C yang memiliki ef iensi paling t inggi, t idak perlu menggunakan penguat linear. Meskipun penguat daya kelas C cacat , namun kerana yang diperl ukan adal ah perubahan f rekuensinya bukan perubahan amplit udo, maka cacat ini t idak berpengaruh.

Pada sist em FM, penggandaan f rekuensi dilakukan set elah sinyal dimodulasi. Sedangkan pada sist em AM, penggandaan f rekuensi dilakukan sebelum sinyal dimodul asi. Spekt rum f rekuensi pada pemancar FM lebih lebar

Microfon Penguat Penguat Daya

a Penutuh/

Penggerak Pemangkas

Penyangga 300-3000 Hz

LPF Pengganda Frekuensi

Modulator FM

Osilator X'tal

Penyangga

Pencampur BPF

(b)

(a)

PLL

Mikrofon Penguat Penguat Daya

Mic Penutuh/

Penggerak Pemangkas

LPF Penyangga 300-3000 Hz

Modulator FM

VCO

Penyangga

Pencampur BPF

AFC

Osilator Pembawa

(b)

Gambar 55. Diagram blok/ skema pemancar FM sistem langsung.

Diagram blok pemancar FM sist em l angsung dapat dilihat pada gambar 55 di at as, perhat ikan gambar 55 a, penguat mikrof on merupakan penguat audio linear, agar sinyal suara yang dihasilkan t idak cacat . Penut uh/ pemangkas berf ungsi unt uk membat asi amplit udo sinyal suara, agar deviasi f rekuensi t idak melampaui deviasi maksimum. Tapis lulus bawah (LPF) berf ungsi unt uk melewat kan f rekuensi di bawah 3 KHz (j alur

f rekuensi percakapan). Gelombang FM secara langsung

f rekuensi osilat or krist al sesuai dengan sinal suara ang berasal dari LPF. Keluaran dari osil at or krist al merupakan gel ombang FM dengan f rekuensi t engah 16, 9 MHz (ICOM) at au 10. 695 MHz (t rio Kenwood) penghet erodinan f rekuensi PLL, yait u 127, 1. . 129, 09 MHz (ICOM) at au 133, 405…138, 304 MHz ( t r i o- kenwood). Keluaran dari rangkaian pencampur dit apis oleh t apis lulus j alur (BPF) yang berf ungsi unt uk melewat kan

f rekuensi 144. . 145, 99 MHz (ICOM) at au 144, 1…. 148, 99 MHz (t r i o-kenwood). Gambar 55 b hampir mirip dengan gambar 55a modulat or FM mengemudikan VCO dan dist abilkan oleh kemudi f rekuasi ot omat ik (AFC). Penghet erodinan f rekuensi dilakukan dengan mengat ur pembagi t erprogram yang t erdapat pada rangkaian AFC. Frekuensi kel uaran dari VCO merupakan gelombang FM dengan f rekuensi t engah 16, 27…. 16, 71 MHz. Frekuensi t ersebut dicampur dengan f rekuensi osilat or pembawa 10, 695 MHz. Keluaran dari rangkaian pencampur dit apis oleh BPF, agar melewat kan f rekuensi 26, 965…. 27, 405 MHz (cent onix MARK IX).

Diagram bl ok pemancar FM sist em t ak l angsung dapat dilihat pada gambar 56 perhat ikan gambar 56 a. gelombang FM t idak dihasil kan secara langsung dari modulat or FM, t et api dari modulat or PM. Rangkaian equaliser audio berf ungsi unt uk menyondol nada f rekuensi rendah (bass), agar keluaran dari modulat or PM merupakan gel ombang FM (sepert i yang dihasil kan oleh moderat or FM). Pengganda f rekuensi berf ungsi unt uk meningkat kan f rekuensi kerj a sekal igus menaikkan deviasi f rekuensi. Rangkaian pencampur berf ungsi unt uk mencampurkan f rekuensi kerj a dengan f rekuensi osil at or pembawa II. Rangkaian pencampur hanya mengubah f rekuensi kerj a, t idak mengubah deviasi f rekuensi.

Gambar 56b hampir mirip dengan gambar 56 a. sist em ini dikenal sebagai sist em Armst rong. Modulasi f asa (PM) dilakukan oleh rangkaian 90 deraj at , modulat or balans, j aringan penggabungan, dan penut uh. Rangkaian 90 deraj at berf ungsi unt uk menggeser f asa sinyal pembawa sebesar 90 deraj at . Modulat or balans menghasil kan gel ombang DSBSC dengan f asa sinyal pembawa 90 deraj at . Jaringan penggabung berf ungsi unt uk menggabungkan DSBSC t ersebut dengan sinyal pembawa

0 deraj at . Hasil dari penggabungan dua sinyal t ersebut dapat

digambarkan secara vekt or, sepert i t ampak pada gambar c. E c adalah gelombang pembawa, E m adalah t egangan sat u j alur samping, dan T menunj ukkan besarnya simpangan fasa sinyal pembawa yang diakibat kan oleh amplit udo inf ormasi. Semakin

Perhat ikan gambar 56 c, unt uk mempert ahankan agar E t

| E c , maka T dibuat kecil dengan sat uan radian. Unt uk

mendapat kan simpangan f asa yang besar, dilakukan penggandaan f rekuensi. Penunt un berf ungsi unt uk membat asi amplit ude gelombang t ermodulasi f asa, karena penggabungan dengan sinyal DSBSC agar menj adi FM murni.

Penguat Microfon

Mic Penutuh/

Penguat Pemangkas

Daya

Equaliser Penggerak Audio

Modulator Pengganda Penyangga FM

Frekuensi

Osilator BPF Pembawa II

(a)

Penguat Mikrofon

Mic Penutuh/

Penguat Pemangkas

Daya

Equaliser Penggerak Audio

Modulator

Penggaanda Pencampur Balans

Osilator Osilator

Pembawa I

Pembawa Pembawa II

Gambar 56. Diagram blok pemancar FM sistem tak langsung

Sist em mult ipleks FM st ereo menurut FCC, mulai dipergunakan sej ak t ahun 1961. sinyal SCA (Subsi di ar y Communi cat i ons Aut hor i zat i on) j uga dipancarkan pada sist em st ereo di Amerika. Beberapa st asiun pemancar menambah pancaran sinyal SCA sebagai musik lat ar bel akang. Sinyal SCA dipancarkan secara FM oleh sinyal sub-pembawa ( sub-car i er ) berf rekuensi 67 kHz, dengan lebar j alur 59, 5…74, 5 kHz. diagram bl ok pemancar radio FM st ereo dengan pil ihan SCA dapat dilihat pada gambar 54. rangkian Mat riks (R+L) dan (R-L) yang dipergunakan pada pemancar radio FM st ereo dapat

dilihat pada gambar 1. 14. Transist or T 1 , sebagai pembelah

f asa, membelah f asa sinyal L menj adi 2 sama besar dengan beda f asa 180 0 .

Masukan

Pembangkit

SCA Sinyal kiri

Audio

Modulator L

Osilator RF Sinyal kanan

Gambar 57. Diagram blok pemancar FM stereo dengan pilihan SCA

4. Operat ing prosedure

Dalam set iap siaran maka Program Direct or menj adi orang yang paling didengar baik oleh penyiar maupun bidang t eknik karena dia yang paling bert anggungj awab at as baik buruknya sebuah program acara. PD j uga yang menent ukan siapa berada posisi apa, misalnya penyiar yang bert ugas siapa, didampingi oleh siapa, mat eri yang harus disiapkan oleh script writ er t ent ang apa, durasinya berapa l ama, dsb. Prosedur pengoperasian harus sesuai dengan st andard penyiaran radio. Semua peraralat an harus dioperasikan dengan benar sesuai dengan pet unj uk pada i nst r uct i on book pada set iap peralat an. Sebelum on air semua pesawat harus sudah mel alui t es apakah layak siar at au t idak. Oleh karena it u paling t idak sat u j am sebelum siaran semua pesawat harus sudah dihidupkan unt uk pemanasan dan t es alat . Set elah semua siap dan t idak ada gangguan baru siaran dapat dimulai.

E. Organisasi dan SDM

1. St rukt ur Organisasi St rukt ur organisasi yang baku dari sebuah st asiun radio t idak ada, t erserah keinginan pemilik. Sebagai ref erensi berikut ini cont oh dari st rukt ur organisasi dari sebuah st asiun radio.

Tabel 3. St rukt ur Organisasi/ Daf t ar Nama dan Jabt an Salah Sat u Penyiaran Radio

Management JABATAN

STATUS

Ir. Suprapt o Direct or & CEO Purwij ayant o

Drs. Dwi Rusyant o Programming Manager L. G.

Market ing Manager Rat naningt yas

Yuhariono Engineering & Maint enance Manager Handanu

Finance Manager Sapt o Raharj o

HRD Manager

WM Haribowo Public Relat ion & Promot ion Manager Helly Barniat i

Secret ary t o The Direct or & Programming St af f Rhino

Music Direct or

Eka Rachmat

Archiving St af f

Soeryo Market ing Assist ant Banar Suf aat

Engineering & Maint enance St af f Sri Dayadi

Broadcast Equipment St af f Adi Wardoyo

IT Equipment St af f

Koost arina Finance St af f Irmawat i

HRD St af f Dimas Siswandanu

Of f Air St af f Yanu

Of f Air St af f Henky Koerniawan

Of f Air St af f

DeeJay

NAMA JABATAN Bayu

DeeJay Dani Arya

DeeJay Dinar

DeeJay Ella Arl ika

DeeJay Gaby

DeeJay Giliran Minggu

DeeJay Giliran Sabt u

DeeJay Met ri

DeeJay Okt a Savina

DeeJay Rama

DeeJay Reno

DeeJay Rhino

DeeJay Sant i

DeeJay Shani

DeeJay Shant y

DeeJay Thomas Andest a

DeeJay Tyas

DeeJay Ulin Galuh

DeeJay Usha

DeeJay

Support

JABATAN Sakino

NAMA

Pembant u Umum

Sigit Junant oro Sat pam

Subardj o Sat pam

2. Deskripsi Tugas dan f ungsi Secara garis besar berdasarkan cont oh di at as maka t erdapat 3 bagian, yait u : manaj emen, DJ dan Support . Bagian manaj emen berf ungsi sebagai koordinasi sement ara DJ dan support berf ungsi dalam operasional sehari-hari.

F. Kualifikasi SDM Radio

1. Direksi

Dalam j aj aran direksi dipimpin oleh seorang Direkt ur Ut ama, yait u pemilik at au orang yang dit unj uk oleh pemilik. Di bawahnya t erdapat Gener al Manager (GM) yang bert anggungj awab at as keseluruhan operasional sehari-hari. Selanj ut nya di bawahnya t erdapat para manaj er, yait u Manaj er Produksi, Manaj er Market ing dan Manaj er Teknik. Manaj er Produksi bert ugas menent ukan sesi perekaman, menangani spot iklan, mengarahkan program siaran bersama dengan PD dan MD. Manaj er produksi adalah orang yang paling bert anggungj awab at as kulit as audio sebuah lagu agar enak didengar. Manaj er Market ing bert ugas meningkat kan pendapat an st asiun radio dengan mengat ur penj ualan j am siaran komersial (Ai r Ti me) at au mencari ikl an. Manaj er Teknik bert anggung j awab at as bekerj anya semua peralat an st asiun (r adi o t ool s), t ermasuk saat siaran j arak j auh.

2. Program Direct or

Tanggung j awab Pr ogr am Di r ect or adalah membuat j adwal siaran, mengat ur f ormat siaran, pengat ur st af f penyiar sesuai dengan program dan j adwal yang dibuat , memant au siaran, mengont rol kual it as program siaran.

3. Music Direct or

Bert anggung j awab at as boleh t idaknya sebuah lagu diput ar oleh penyiar, promo album dari sebuah perusahaan rekaman dan berkoordinasi dengan PD sel aku at asannya.

4. News Direct or

Bert ugas menangani berit a at au inf ormasi yang harus disampaikan oleh penyiar dan memilih t ema-t ema yang akan dibicarakan ant ara penyiar dan pendengar.

5. Producer

Pr oducer at au pengarah acara adalah orang yang khusus menangani suat u program siaran, dia yang menent ukan mat eri siaran, siapa penyiarnya, siapa narasumbernya (j ika perl u) dan memast ikan kesiapan orang, bahan, peralat an, daf t ar lagu yang akan diput ar saat siaran. Producer berkewaj iban menggali ide-ide kreat if unt uk mengembangkan program siaran yang menj adi t anggungj awabnya dan ia bert anggungj awab kepada Program Direct or selaku at asan langsungnya.

6. Report er/ Penyiar

Repor t er sering j uga disebut penyiar. Berdasarkan t ugasnya j uga sering disebut announcer. Seorang report er j uga memiliki t ugas sebagai seorang j urnal is yait u mencari, mengolah dan menyiarkan berit a. Bagaimana menj adi j urnalis radio dan bagaimana kemampuan yang diharapkan. Berikut ini bahan kut ipan unt uk memberi penget ahuan j urnalist ik radio sebagai berikut .

Gambar 58. Reporter sedang wawancara mencari berita

Jurnalistik Radio

Jurnal ist ik radio (r adi o j our nal i sm, br oadcast j our nal i sm) adalah proses produksi berit a dan penyebarluasannya melalui media radio siaran. Jurnal ist ik radio adal ah “ bercerit a” (st or yt el l i ng), yakni mencerit akan at au menut urkan sebuah

Karakt erist ik

a. Audit if . unt uk didengarkan, unt uk t elinga, unt uk dibacakan at au disuarakan.

b. Spoken Language. Menggunakan bahasa t ut ur at au kat a- kat a yang biasa diucapkan dal am obrolan sehari-hari (spoken wor ds). Kat a-kat a yang dipilih mest i sama dengan kosakat a pendengar biar langsung dimengert i.

c. Sekilas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus j el as, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengert i.

d. Global. Tidak det ail , t idak rumit . Angka-angka dibulat kan,

f akt a-f akt a diringkaskan. Prinsip Penulisan

a. ELF - Easy Li st eni ng For mul a. Susunan kalimat yang j ika diucapkan enak didengar dan mudah dimengert i pada pendengaran pert ama.

b. KISS - Keep It Si mpl e and Shor t . Hemat kat a, t idak mengumbar kat a. Menggunakan kalimat -kalimat pendek dan t idak rumit . Gunakan sesedikit mungkin kat a sif at dan anak kal imat (adj ect i ves).

c. WTYT - Wr i t e The Way You Tal k. Tuliskan sebagaimana diucapkan. Menulis unt uk “ disuarakan” , bukan unt uk dibaca.

d. Sat u Kalimat Sat u Naf as. Upayakan t idak ada anak kalimat . Sedapat mungkin t iap kalimat bisa disampaikan dalam sat u naf as.

Elemen Pemberit aan

a. News Gat her i ng – pengumpulan bahan berit a at au peliput an. Teknik report ase: wawancara, st udi lit erat ur, pengamat an langsng.

b. News Pr oduct i on – penyusunan naskah, penent uan “ kut ipan wawacara” (sound bi t e), backsound, ef ek suara, dll.

c. News Pr esent at i on – penyaj ian berit a.

d. News Or der – urut an berit a. Teknis Penulisan: Pilihan Kat a

b. Si gn-Post i ng. Sebut kan j abat an, gelar, at au ket erangan sebelum nama orang. At ribusi/ predikat sel alu mendahului nama, e. g. Ket ua DPR –Agung Laksono— mengat akan…

c. St ay away f r om quot es. Jangan gunakan kut ipan langsung. Ubah kalimat langsung menj adi kalimat t idak langsung,

e. g. Ia mengat akan siap memimpin demo (” Saya siap memimpin demo, ” kat anya).

d. Avoi d abbr evi at i on. Hindari singkat an at au akronim, t anpa menj elaskan kepanj angannya lebih dulu, e. g. Badan Eksekut if Mahasiswa Universit as Islam Negeri –BEM UIN— Bandung menggelar… (Ket ua BEM UIN Bandung –Ful an— mengat akan…).

e. Subt l e r epet i t i on. Ul angi secara halus f akt a-f akt a pent ing sepert i pelaku at au nama unt uk memudahkan pendengar memahami dan mengikut i alur cerit a, e. g. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengat akan… Menurut Presiden…. Kepala Negara j uga menegaskan….

f. Pr esent Tense. Gunakan perspekt if hari ini. Unt uk unsur wakt u gunakan kat a-kat a “ kemarin” , “ hari ini” , “ besok” , “ lusa” , bukan nama-nama hari (Senin s. d. Minggu). Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi demo hari ini… Besok mereka akan mel anj ut kan aksi prot esnya…

g. Angka. Sat u angka (1-9) dit ulis pengucapannya. Angka 1 dit ulis “ sat u” dst . Lebih dari sat u angka, dit ulis angkanya. Angka 25 at au 345 j angan dit ul is: duapuluh lima, t igarat us empat puluh lima. Angka rat usan, ribuan, j ut aan, dan milyaran, sebaiknya j angan gunakan nol , t api dit ulis: lima rat us, depal an ribu, 15-j ut a, 145-milyar.

h. Mat a uang. Dit ulis pengucapannya di belakang angka, e. g. 600-ribu rupiah (Rp 600. 000), 500-ribu dol ar Amerika Serikat (US$ 50. 000)

Tanda Baca Khusus

a. Dash. t anda garis pisah (–) unt uk sebelum nama at au kat a pent ing at au but uh penekanan.

b. Punct uat i on. Tanda Sengkang, yait u t anda-t anda pemenggalan (-) unt uk memudahkan pengucapan singkat an kat a yang diej a. M-U-I, B-A-P, W-H-O, P-U-I, dsb

Cont oh :

Menj elang Pemilu 2009/ sedikit nya sudah 54 part ai polit ik/ mendaf t arkan diri ke Depart emen Hukum dan HAM/ / Mereka akan diverif ikasi unt uk ikut Pemilu. Menurut pengamat polit ik - Arby Sanit / banyaknya parpol it u menunj ukkan animo elit e unt uk berkuasa masih t inggi/ / /

Produk Jurnalistik Radio

a. Copy – Berit a pendek, durasi 15-20 det ik. Biasanya berit a pent ing, harus cepat diberit akan, disampaikan di sela-sel a siaran (br eaki ng news) at au program reguler insert berit a (news i nser t ) t iap menit 00 t iap j am misalnya. Berupa St raight News.

b. Voi cer – Laporan Report er. Terdiri dari pengant ar (cue) penyiar di st udio dan l aporan report er di t empat kej adian, t ermasuk sound bi t e dan/ at au l i ve i nt er vi ew.

c. Paket . Panj angnya 2-8 menit . Isinya paduan naskah berit a, pet ikan wawancara (soundbi t e).

d. Feat ur e. Durasi 10-30 menit . Paduan ant ara berit a, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wi l d t r acki ng). Membahas t ema t ert ent u yang mengandung unsur human i nt er est . Bisa pula berupa dokument er (document ar y).

e. Vox Pop. Singkat an dari vox popul i (suara rakyat ). Berisi rekaman suara opini masyarakat awam t ent ang suat u masalah at au perist iwa.

Cue: Menj el ang Pemilu 2009, sedikit nya sudah 54 part ai polit ik mendaf t arkan diri ke Depart emen Hukum dan HAM, guna diverif ikasi sehingga bisa ikut Pemilu. Bagaimana t anggapan masyarakat t ent ang banyaknya parpol t ersebut , berikut ini pet ikan wawancara kami dengan beberapa warga masyarakat :

Sound Bi t e : 1. “ Bagus l ah, biar banyak pilihan…” 2. “ Saya sih mau gol put aj a, gak ada part ai yang bagus sih menurut saya mah…” 3. “ Saya akan set ia pada parpol pilihan saya,

News Program

a. Bulet in (Paket berit a) – Berisi rangkaian berit a-berit a t erkini (copy, st r ai ght news) –bidang ekonomi, polit ik, sosial , olahraga, dan sebagainya; l okal, regional, nasional, at aupun int ernasional. Durasi 30 menit at au lebih. Durasi bisa lebih l ama j ika diselingi lagu dan “ basa-basi” siaran sepert i biasa.

b. News Inser t – insert berit a. Berisi inf o akt ual berupa St r ai ght News at au Voi cer . Durasi 2-5 menit bergant ung panj ang-pendek dan banyak-t idaknya berit a yang disaj ikan. Biasanya disaj ikan set iap j am t ert ent u. Bisa berupa br eaki ng news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran non-berit a.

c. Maj alah Udara — Berisi st r ai ght news, wawancara, dial og int erakt if , f eat ur e pendek, dokument er, dan sebagainya.

d. Tal kshow – Dialog int erakt if at au wawancara langsung (l i ve i nt er vi ew) di st udio dengan narasumber, at au melalui t elepon

Dikut ip dari : ASM. Romli. Ikht isar perkuliahan “ Jurnal ist ik Radio” Jurusan Ilmu Komunikasi Fakult as Komunikasi & Dakwah UIN SGD Bandung. * Copyright © 2007 ASM. Romli. www. romel t ea. co. nr e-mail: romel t ea@yahoo. com

Unt uk menj adi penyiar yang handal perlu melat ih diri t erut ama suara/ vokal di samping it u j uga kemampuan f isik karena dit unt ut unt uk kerj a keras. Oleh karena it u lakukanlah t ip berikut ini unt uk menemukan suara yang t erbaik sebagai berikut :

RADIO adal ah suara (sound) Media yang hanya bisa didengar (audi t i f ). Suara (voi ce) pula yang j adi aset t erpent ing seorang penyiar –sebagai uj ung t ombak, f ront liner, sebuah radio yang berint eraksi l angsung dengan pendengar.

Banyak orang t erlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kit a harus bekerj a keras unt uk menj adi penyiar prof esional. Lagi pula, j adi penyiar prof esional t idak cukup bermodal suara emas (gol den voi ce), t api j uga perlu modal lainnya, sepert i wawasan, sense of musi c, dan sense of humor .

Wawasan. Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan t idak monot on. Kosakat a, variet as

Sense Of Music Penyiar harus memiliki sense of musi c yang t inggi. Soal nya, t ugas penyiar bukan hanya mut ar l agu- lagu, t api mest i paham j uga t ent ang j enis musik, alat musik, dan art isnya.

Sense Of Humor. Penyiar j uga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat it u diperlukan karena prof esi penyiar radio dit unt ut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio ident ik dengan hiburan (ent er t ai nt ment ).

Bahasa Tut ur. Siaran harus menggunakan bahasa t ut ur, bahasa percakapan (conver sat i onal l anguage), demikian j uga naskah berit a at au ikl an. Bahasa t ut ur yait u bahasa yang dipakai dalam pergaul an sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimat nya sederhana, singkat , kurang lengkap, t idak banyak menggunakan kat a penghubung; dan (b) menggunakan kat a-kat a yang lazim dipakai sehari-hari (spoken wor ds). Didal am bahasa t ut ur, lagu kalimat (i nf l eksi , i nf l ect i on) memegang peranan pent ing. Tanpa bant uan lagu kalimat , sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa t ut ur. Sama pent ingnya adalah art ikulasi at au pronounciat ion (pengucapan kat a), int onasi (nada suara at au irama bicara), aksent uasi (logat , dial ek, st r essi ng), dan speed (kecepat an berbicara, t empo).

Tampilkan Suara Terbaik dengan Rileks. Penyiar adalah “ pemain sandiwara” (per f or mer ) dan menghadapi t ant angan yang sama dengan penyanyi at au akt or. Begit u di at as pent as, di depan kamera, at au di belakang mi cr ophone, Anda t idak akan dapat memberikan penampil an t erbaik kecuali j ika Anda sant ai (r el ax). Tenggorokan t ercekik (t i ght t hr oat ), leher t egang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda t idak dapat mengeluarkan suara t erbaik. Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengat akan pada diri Anda, “ Rel ax, f ool , r el ax! ” Rel aksasi bukanlah soal psikol ogis, t api soal f isik. Ia t idak dimul ai di ot ak, t api di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses f isik berupa peregangan dan pernaf asan. Jika t ubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikut i.

Atur Nafas. Mat i lemas at au kekurangan naf as (suf f ocat i on) adal ah penyebab kemat ian nomor sat u di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa t erus menahan naf as selama bert ut ur. Naf as megap-megap t idak akan menghasilkan

Visualisasi. Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang t idak t erlihat . Secara simult an (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada t idak seorang pun (t al k t o no one) –karena t idak sat u orang pendengar pun yang hadir secara

f isik di depan Anda— dan kepada set iap orang (t alk t o everyone), mungkin ribuan pendengar. Tal k t o one one and eveyone! Penyiar radio j uga sering sendirian di ruang siaran, t idak ada lawan bicara, hanya dit emani sej uml ah “ benda mat i” –komput er, mi xer , dan sebagainya. Membent uk “ ment al

i mage” t ent ang pendengar Anda sangat pent ing unt uk siaran t erbaik. Berbicara kepada benda mat i bukan saj a t idak membangkit kan semangat (uni nspi r i ng), t api j uga t idak realist is. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang t eman, at au sekel ompok kecil orang. Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membant u Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conver sat i onal way).

Tentukan Pilihan Kata! Di radio, Anda hanya punya sat u kesempat an unt uk membuat pendengar Anda mengert i yang Anda kemukakan. Di media cet ak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka t idak pahami. Di t elevisi, ada bant uan visual unt uk memperj elas berit a. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda. Karena it u, saat menyampaikan sebuah inf ormasi, put uskan kat ak-kat a mana yang menj adi kat a kunci (key wor ds) dan garis bawahi. Tiap kat a memil iki nilai berbeda. Put uskan apa yang akan Anda t ekankan, di mana lagu kalimat (i nf l ect i on) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernaf as. Biasanya, inf leksi menaik kalau akan bersambung dan menurun j ika akan berhent i.

Konsentrasi. Tidak ada pilot ot omat is dalam siaran. Jika Anda t idak mendengar apa yang Anda kat akan, t idak ada orang

Latihan. Best voi ce r equi r es exper i ment at i on. Seorang penyiar harus menemukan suara t erbaiknya dan ini but uh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrof on, cobalah sat u per sat u unt uk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat unt uk mendorong t inggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebut uhan Anda. Mint alah bant uan t eknisi. Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap t ubuh yang berbeda, kedekat an yang berbeda dengan mike, dan t ingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda. Bayangkan ragam pendengar dan lihat lah bagaimana “ ment al i mage” ini mempengaruhi penyampaian Anda.

Bicara kepada satu orang. Bayangkan, pendengar it u sat u orang! Orang yang baru pert ama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya – membayangkan bahwa pendengar it u ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan it u dalam kel ompok berj umlah sat u orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar it u sat u orang!

Teman Akrab. Berbicaralah layaknya kepada t eman akrab (i nt i mat e f r i end). Lihat waj ah t eman Anda it u dalam “ pikiran mat a” (mi nd’ s eye) Anda.

Smile. Senyumlah, meski pendengar t idak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan t erasa hangat , ramah,

f riendly, di t elinga pendengar. Kontak Mata. Lakukan kont ak mat a! Pandanglah ia sekali-sekali unt uk melakukan kont ak mat a ( eye cont act ), meskipun hanya ada sat u orang di ruangan –Anda sendiri!

Gesture. Gunakan gerakan t ubuh ( gest ur e), meskipun t idak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah akt or. Saat berbicara di depan umum (publ i c speaki ng), j ika Anda punya mike por t abl e (mudah dibawa), bergeraklah mengit ari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang akt or yang sedang “ ment as” di t elevisi.

Jeda. Jedal ah unt uk beberapa det ik unt uk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat j eda, buat lah kont ak mat a. Anda j uga bisa j eda j ika mencari gagasan berikut nya.

Infleksi. Pelaj arilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan it u ket ika memnbaca naskah. “ Int iplah” pembicaraan orang di rest oran. Perhat ikan bagaimana dinamika vokal mereka berf lukt uasi: lebih keras,

Mengatasi Gugup. Mul ut Anda kering, j ant ung berdebar, dan lut ut berget ar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (ner vous). Lant as harus bagaimana?

a. Tarik naf as yang dalam (deep br eat h) – penuhi t ubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membant u ot ak Anda bekerj a.

b. Gerakkan badan Anda (bl uf f ). Berdiri t egak, layaknya t ent ara berbaris dengan bahu dan dada yang t egap. Lal u t ersenyumlah! Meskipun Anda t idak merasa bahagia at au percaya diri, lakukanlah. Anda akan t ampak percaya diri dan t ubuh Anda akan “ mengel abui” ot ak Anda unt uk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bl uf f - body and smi l e

c. Jaga agar mulut dan t enggorokan Anda t et ap basah. Siapkan sel alu air mineral, j angan sampia mulut dan t enggorokan Anda kering.

d. Lancarkan aliran darah dengan memij at dahi.

e. Past ikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami t ema at au naskah.

Teknik Vokal. Penyiar harus l ancar bicara dengan kualit as vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan ant ara lain kont rol suara (voi ce cont r ol ) selama siaran, meliput i pol a t it inada (pi t ch), kerasnya suara (l oudness), t empo (t i me), dan kadar suara (qual i t y).

Diafragma. Kualit as suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “ suara perut ” , suara yang kel uar dari rongga badan ant ara dada dan perut –dikenal dengan sebut an “ suara diaf ragma” . Jenis suara ini akan lebih bert enaga (power f ul l ), bulat , t erdengar j el as, dan keras t anpa harus bert eriak. Unt uk bisa mengel uarkan suara diaf ragma, menurut para ahli vokal , bisa dilakukan dengan l at ihan pernaf asan, ant ara lain:

a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panj ang-panj ang. Cont oh: t arik naf as, l al u suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bul at ), t erus, sampai habis naf as. Dil anj ut kan lagi unt uk huruf lainnya. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada t inggi.

b. Ambil napas pelan-pel an. Ket ika diaf ragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Unt uk menambah power, buang naf as it u, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (put us- put us), sepert i memompa isi udara keluar. Akan t ampak diaf ragma Anda bergerak.

Intonasi. Int onasi ( i nt onat i on) adal ah nada suara, irama bicara, at au alunan nada dal am mel af alkan kat a-kat a, sehingga t idak dat ar at au t idak monot on. Int onasi menent ukan ada t idaknya ant usiasme dan emosi dalam berbicara. Misal nya, mengucapkan “ Bagus ya! ” dengan t ersenyum dan semangat , akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi waj ah dat ar, bahkan nada sinis. Lat ihan int onasi bisa dengan mengucapkan kat a “ Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget , sakit , riang, dan set erunya.

Aksentuasi. Aksent uasi ( accent uat i on) adalah l ogat at au dialek. Lakukan penekanan (st r essi ng) pada kat a-kat a t ert ent u yang dianggap pent ing. Misal, “ Saat sakit , t indakan t erbaik adalah dengan minum obat ” ; at au “ Saat sakit , t indakan t erbaik adalah dengan minum obat ” ; “ Saat sakit , t indakan t erbaik adalah dengan minum obat ” . Aksent uasi dapat dilat ih dengan cara menggunakan “ konsep suku kat a” -dan, yang, di (sat u suku kat a); minggu, j adi, siap, Bandung (dua suku kat a); bendera, pendekar, perhat ian (t iga suku kat a); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggal an at au suku kat anya!

Speed. Gunakan kecepat an ( speed) dan kelambat an berbicara secara bervariasi. Kecepat an berpengaruh pada kej elasan (cl ar i t y), j uga durasi. Kal o wakt u siaran sudah mepet , kecepat an diperlukan.

Artikulasi ( ar t i cul at i on), yait u kej elasan pengucapan kat a-kat a. Disebut j uga pelaf alan kat a (pr onounci at i on). Set iap kat a yang diucapkan harus j el as, misal kan harus beda ant ara ekt rem dengan eksim. Seringkali, dij umpai kat a at au ist ilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, ut amanya kat a-kat a asing sepert i “ gr and pr i x” (grong pri), at au nama- nama orang Barat — -” Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak l agi.

Be Yourself. Keaslian ( nat ur al ness) suara harus keliar. Bicara j angan dibuat -buat . Anda harus menj adi diri sendiri, be yourself , t idak meniru orang lain.

Ceria. Kel incahan ( vi t al i t y) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat , cheer f ul ! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nant i t erkesan t idak mood, apalagi ” j udes” ! Ingat , penyiar adal ah penghibur, ent ert ainer!

Hangat. Keramaht amahan ( f r i endl i ness) sangat pent ing. Anda harus sopan, hangat , dan akrab. Penyiar prof esional menj adi t eman dekat bagi pendengar.

Disarikan dari Romli (Romel t ea). Mat eri Workshop ‘ Menj adi Penyiar Prof esional ’ LDM UIN SGD Bandung, 6 Juni 2007.

7. Script Writ er

Sebagai bawahan News Di r ect or , Scr i pt Wr i t er (Penul is Naskah) bert ugas mengedit naskah yang akan digunakan oleh penyiar dan menyiapkan naskah-naskah pendukung yang barangkali diperlukan dalam siaran (misalnya sebagai selingan saat j eda pemut aran l agu). Oleh karena it u SDM penulis naskah harus mampu membuat / menulis, membaca, menganalisis / mengevaluasi sert a mengedit naskah. Penget ahuan yang diperlukan unt uk mencapai kemampuan t ersebut t elah dibicarakan pada bab j urnalist ik penyiaran.

8. Public Relat ion

Publ i c Rel at i on (Humas) bert ugas menj embat ani ant ara pihak radio dan pihak luar, misalnya ada proposal kerj asama dengan pihak luar maka ia yang mengkoordinasikannya dengan Program Direct or dan Market ing Manager. Selain it u ia berkewaj iban membangun cit ra posit if st asiun radionya. Oleh karena it u SDM bagian humas harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat secara personal maupun secara kel ompok, unt uk mendukung pelaksanaan t ugas kehumasan.

Bidang t ugas kehumasan adalah melaksanakan sosialisasi dan mengkomunikasikan segal a yang ada/ dimil iki oleh lembaga/ perusahaan kepada masyarakat . Dengan demikian SDM humas merupakan sumber inf ormasi bagi masyarakat t ent ang perusahaan t ersebut misalnya visi, misi, pot ensi, program dan produk yang dimil iki.

Guna mendukung kompet ensi yang diharapkan, SDM humas harus memahami t eknik komunikasi yang et is dengan sesama orang (human r el at i on) maupun kepada masyarakat luas (public relat ion). Memahami et ika komunikasi ant ar manusia sangat mendukung kemampuan komunikasi publik. Ket erampil an berkomunikasi yang baik t elah banyak dibahas pada bab III, diant aranya t ent ang present at ion skills.

9. Of f Air Division

Bagian ini bert anggungj awab at as penyelenggaraan acara-acara of f air, pengoperasian On Boar d Van dan Mobi l e St age sert a menangani Br andi ng (Promosi dan pembent ukan cit ra posit if st asiun radio).

10. Pendukung

Bagian pendukung ini biasanya t idak t erlibat langsung dengan proses siaran akan t et api dibut uhkan ol eh perusahaan pemilik st asiun radio, misalnya administ rasi, keuangan, keamanan, dsb.

G. Teknik Siaran Radio

1. Siaran Langsung

Siaran langsung at au Live adalah siaran yang proses produksi sampai dengan pemancaran dilakukan pada saat it u j uga (r eal t i me). Cont oh : upacara peringat an kemerdekaan RI pada t anggal 17 Agust us, siaran pandangan mat a pert andingan sepakbola Indonesia vs Arab Saudi, siaran langsung panggung musik dari Ancol dengan bint ang Pet erpan, dsb. Siaran langsung dapat diselenggarakan di dalam st udio at au di luar st udio, t ergant ung dari acara yang akan disiarkan secara langsung t ersebut berada di mana. Misalnya acara t ersebut adalah upacara pengibaran bendera t gl 17 Agust us yang diadakan di halaman ist ana negara, maka crew radio akan memasang st udio mini di sana. Art inya peral at an audio yang dibut uhkan dibawa di ist ana negara t ermasuk pesawat pemancar unt uk mengirim sinyal acara ke st asiun induk unt uk disebarl uaskan ke seluruh wilayah j angkauan pemancar.

VIP

HALAMAN ISTANA NEGARA TEMPAT UPACARA BENDERA HUT RI

PEMANCA R

STUDIO MINI RADIO

Gambar 59. Ilustrasi siaran langsung pandangan mata HUT RI di Istana Negara

Pada siaran langsung peralat an yang dibawa minimal adalah mic, mixer audio, ampl if ier, al at perekam t ape recorder/ kaset recorder, Kaset player dan pesawat pemancar lengkap dengan ant enenya. Peral at an pendukung sepert i kabel power kabel audio dan genset . Crew secara minimal harus ada report er yang melaporkan pandangan mat anya sat u at au dua orang, operat or dan t enaga t eknik. Report er melaporkan apa yang dilihat dan j alannya upacara didepan mic yang dihubungkan ke mixer pada mixer dicampur dengan suara musik (perj uangan). Out put mixer disalurkan ke ampl if ier unt uk diperkuat dan disalurkan ke t ape recorder unt uk direkam dan ke pemancar unt uk dipancarkan kest udio pusat melalui ant ene direct ional dan langsung dit erima ant ene st asiun pusat dan dit eruskan ke pemancar pusat unt uk disiarkan secara luas.

2. Siaran Tidak Langsung

Siaran t idak langsung adalah siaran yang proses produksi dilakukan dahulu baru kemudian pada wakt u berikut nya disiarkan. Jadi proses produksinya dilakukan di st udio rekaman

VIP

HALAMAN ISTANA NEGARA TEMPAT UPACARA BENDERA

HUT RI

STUDIO MINI RADIO

Gambar 60. llustrasi siaran tidak langsung pandangan mat a HUT RI di Istana Negara

Unt uk siaran yang t idak langsung, peralat an yang t idak dibawa hanya pesawat pemancarnya karena akan disiarkan lain wakt u. Sepert i proses siaran langsung t et api hanya direkam pada t ape recorder. Hasil rekamannya dibawa ke st udio unt uk disempurnakan dan penyiarannya dengan cara memut ar kembali t ape hasil rekaman dan out put t ape recordernya disalurkan ke pemancar unt uk dipancarkan secara luas. Program ini disebut siaran ulang/ t unda.

3. Menggunakan sistem peralatan audio

Kualit as audio yang t inggi merupakan t uj uan dan harapan dari sist em peralat an audio, sehingga penggunaan yang baik dari sist em peralat an audio dit unt ut unt uk menghasilkan kualit as audio yang baik. Audio yang berkual it as baik adalah audio yang memiliki power yang cukup, warna suara yang baik, keharmonisan ant ara nada bass dan t r ebl e, dinamis, int onasi dan art ikul asi j elas, t idak mengandung derau/ noi se dan sebagainya. Oleh karena it u perl u digunakan peralat an yang

Disamping peralat an kadang-kadang kesalahan t imbul dari pengguna yait u operat or dan obyek/ penyiar. Menggunakan mic misalnya, harus menget ahui karakt rist ik set iap j enis mic yang digunakan. Jarak ant ara mic dengan mulut , arah mic t erhadap mulut akan sangat berart i dalam pengat uran sinyal audio yang dapat dit angkap oleh mic. Sinyal audio ini menj adi masukan amplif ier, selanj ut nya diolah nada t inggi, medium dan bassnyaa melalui equaliser dan diperkuat sehingga memiliki power yang cukup unt uk menggerakkan speaker. Kesalahan pada umumnya yang t erj adi oleh operat or adalah karena pengat uran yang t idak t epat , selalu mengubah-ubah pengat uran baik sinyal masukan maupun nadanya sehingga kadang-kadang menimbulkan suara dengung, derau sehingga produk audionya menj adi t idak berkual it as. Pada hal dengan pengolahan yang cermat dan t epat , suara masukan yang kurang baikpun bisa menghasil kan produk yang baik.

Hasil audio dari ampl i f i er disalurkan ke speaker dan at au ke t ape r ecor der unt uk direkam pada pit a t ape. Pada st udio menggunakan pit at ape paling t idak t erdiri dari 8 - 16 t r ack/ j alur. Pada perekaman musik t rack-t rack t ersebut digunakan oleh set iap alat music sat u j alur dan sat u j alur unt uk penyanyi / vocal . Hal ini akan sangat mengunt ungkan, karena kesalahan pada sat u alat musik t idak harus rekaman ulangan semua; t et api hanya alat yang sal ah it u saj a. Biasanya pada rekaman music, music direkam t erlebih dahulu. Set elah rekaman musicnya benar baru penyanyi vokalnya direkam bersamaan mendengarkan pl ayback musik yang t elah direkam lebih dulu. Kadang-kadang rekaman vokal ini dilakukan berulang-ul ang karena kesalahan penyanyi.

Unt uk menggabungkan mat eri rekaman audio pada set iap t rack dengan kerangka/ f rame perlu dilakukan secara cermat . Yang harus diperhat ikan adalah pat okan wakt u. Count er dari recarder akan membant u dengan menggunakan r eset t t o zer o pada saat r ecor d mulai on dan dal am hit ungan ke 5 musik on. Hal ini akan memudahkan operat or unt uk memindahkan rincian

Dalam hal memadukan ini harus cermat , karena adanya suara ul angan. Suara ulangan ini harus dapat digabungkan dengan t epat dit empat nya. Caranya adalah dengan menpaskan st ar t awal r ecor dnya sambil mendengarkan pl ayback hasil record mast ernya. Dengan cara ini suara ulangan t inggal menyesuaikan t emponya. Hal ini kalau t erdapat kesal ahan seluruhnya, bila kesalahannya hanya sebagian maka pengulangan hanya pada bagian yang sal ah saj a dengan cara menandai bagian awal dan akhir dengan count er t ape.

Dalam berbagai hal l ain kadang-kadang suara ulangan ini diperlukan oleh karena it u mat eri suara ul angan ini perlu disimpan, sewakt u-wakt u bisa dikompilasi/ diambil yang diperlukan unt uk dimanf aat kan.

Agar supaya kulit as produksi audio bisa dij aga, maka sist em peralat annya harus dirawat dengan baik. Dij aga dari debu, suhu t inggi, kelembabam udara. Hal ini berart i peralat an harus selalu bersih bebas dari debu, dilet akkan pada ruang ber AC, dan set iap hari dihidupkan agar komponen elekt ronisnya t idak lembab. Disamping it u perawat an bat eray, membersihkan Head, roller pada t ape recorder harus menj adi kegiat an sehari-hari.

H. Materi Program Siaran Radio

1. Merancang Format Program Siaran Radio Berdasarkan pada t eknik siarannya ada 2 macam t eknik siaran, yait u : Teknik Ad Li bi t um dan Teknik Scr i pt Readi ng. Berdasarkan pada t eknik siaran t ersebut bisa dit ent ukan

f ormat program siaran. Pada t eknik Ad Libit um, yait u siaran t anpa naskah dimana penyiar berbicara sant ai, t anpa t ekanan dan beban maka perl u dibuat f ormat siaran supaya t idak ngelant ur. Format ini harus dipat uhi oleh penyiar, misal lama bicara maksimum 5 menit , perbandingan musik dan bicara 2 :

1, inf ormasi yang diangkat mengenai t eknologi maka f ormat ini harus dij adikan pegangan penyiar supaya sesuai dengan program siaran. Biasanya unt uk memudahkan penyiar membaca f ormat program siaran dibuat dalam f ormat Cl ock, yait u dalam bent uk j am dimana persent asenya diwakili dengan bagian-bagian sudut l ingkaran j am.

Pada Teknik siaran Scr i pt Readi ng, yait u siaran dengan cara membaca naskah karena biasanya naskah sudah diukur durasinya maka f ormat program siarannya t idak perl u lagi

Format set iap j enis sangat perlu direncanakan, agar proses siaran lancar dan mengalir. Unt uk merencanakan f ormat siaran perl u diperhat ikan durasi at au l ama siaran, mat eri siarannya, musik yang akan digunakan sebagai sel ingan, backsound, kapan dan berapa lama penyiar berbicara baik secara f ormal maupun nonf ormal, berapa banyak iklan yang harus disiarkan dan dimana dit empat kan dan sebagainya.

Dalam membuat perencanaan f ormat j uga harus memperhat ikan kemauan pendengar/ pasar. Hal ini t ent unya adalah usaha menaikkan rat ing/ j umlah pendengar, yang akhirnya akan menj adi daya t arik pemasang ikl an.

Pelaksanaan siaran dengan f ormat yang t elah dirancang harus dimonit or dan dievaluasi sej auh mana f ormat t ersebut

ef ekt ip. Bila t ernyat a kurang ef ekt ip, maka f ormat t ersebut harus direvisi.

2. Jenis-j enis Program Siaran Radio Secara garis besar Program Siaran radio t erdiri dari Musi c Pr ogr am, Tal kshow dan News Pr ogr am. Meski demikian pada prakt eknya suat u program siaran biasanya merupakan kombinasi (mi x) dari 2 at au 3 j enis siaran t ersebut .

Music Program – Program yang menyiarkan musik unt uk menghibur pendengar. Biasanya dibuat f ormat sesuai j enis musiknya dan j arang sekali dicampur unt uk berbagai j enis musik. Misalnya siaran khusus unt uk musik keroncong, pop, j ass, dangdut , campursari, barat , Indonesia dan sebagainya. Secara umum siaran program musik dirancang dengan f ormat : kont ak / bicara dg pendengar; menyuguhkan musik; sel ingan iklan dan dilanj ut kan pemut aran lagu berikut nya. Judul lagu biasanya sudah dit et apkan dan disiapkan oleh penyiar sebelumnya. Dengan perkembangan yang ada sekarang ini dirancang l ebih memperhat ikan pendengarnya yait u dirancang

f ormat pilihan pendengar, bahkan dirancang f ormat siaran int erakt if ant ara penyiar dan pendengar mel alui komunikasi t elepon dan radio.

Tal kshow – Dialog int erakt if at au wawancara langsung (l i ve i nt er vi ew) di st udio dengan narasumber, at au melalui t elepon. Dalam ini t elah dikembangkan menj adi program diskusi int erakt if yang melibat kan narasumber dan pesert a baik yang ada di dalam st udio maupun pemirsa di rumah. Penyiar dalam hal ini bert indak sebagai pemandu acara dan bahkan sebagai moderat or. Ol eh karena it u harus dilakukan oleh penyiar yang memiliki penget ahuan yang l uas dan dalam

Tal kshow umumnya didisain dengan f ormat : Pembukaan yang diisi dengan perkenalan narasumber maupun pesert a; sesi/ segmen pert ama yang mengupas subt ema pert ama; j eda unt uk iklan, selingan; sesi/ segmen kedua yang mengupas subt ema kedua; j eda iklan, selingan dan set erusnya sampai selesai dan dit ut up dengan penyampaian kesimpul an dan salam.

Program News t erdiri dari: Bulet in (Paket berit a) – Berisi rangkaian berit a-berit a t erkini (copy, st r ai ght news) –bidang ekonomi, polit ik, sosial, olahraga, dan sebagainya; l okal , regional , nasional , at aupun int ernasional . Durasi 30 menit at au lebih. Durasi bisa lebih l ama j ika diselingi lagu dan “ basa-basi” siaran sepert i biasa.

News Inser t – insert berit a. Berisi inf ormasi akt ual berupa St r ai ght News at au Voi cer . Durasi 2 - 5 menit t ergant ung panj ang-pendek dan banyak-t idaknya berit a yang disaj ikan. Biasanya disaj ikan set iap j am t ert ent u. Bisa berupa br eaki ng news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sel a siaran non-berit a.

Maj alah Udara — Berisi st raight news, wawancara, dialog int erakt if , f eat ure pendek, dokument er, dan sebagainya. Program News biasanya dirancang dengan f ormat siaran berit a: Tune pembuka; penyampaian bidang pemberit aan dengan backsound musik dit eruskan dengan pembacaan isi berit a; penyampaian bidang berit a yang lain; pembacaan isi berit a dilanj ut kan dengan ul asan berit a dan penut up program.

I. Merencanakan Jadwal Siaran

1. Program Harian Unt uk mengoperasikan sebuah st asiun set iap hari maka biasanya dibuat program acara harian, dimana crew sudah menyiapkan nama acara berikut slot iklan dan lagu j ika diperlukan. Berikut ini cont oh program harian sebuah st asiun radio.

Tabel 4. Cont oh Jadwal Siaran radio

08 November 2007 Program Penyiar

00. 0 - 01. 00 Hot Request [ Dj : Shani , Shant y ]

05. 00 - 07. 00 Good Morning Youngst ers [ Dj : Ella , Shant y ]

07. 00 - 09. 00 Cit ra Kot a [ Dj : Shant y ]

09. 00 - 10. 00 Sasanast ri [ Dj : Shant y ]

10. 00 - 12. 00 Tancap Gas [ Dj : Sanny ]

12. 00 - 13. 00 Rolasan [ Dj : Shani ]

13. 00 - 14. 00 BaRolasan [ Dj : Shant y ]

14. 00 - 15. 00

Musik Ngaso [ Dj : Shani

15. 00 - 16. 00 GARISAN (GAulnya paRa sISwa sekolahaAN)[ Dj : Reno , Tyas ]

16. 00 - 17. 00 Musik Ngaso [ Dj : ]

17. 00 - 19. 00 Git a Pert iwi [ Dj : Thomas ]

19. 00 - 21. 00

Andrawina [ Dj : Ulin

21. 00 - 22. 00 TTK [ Dj : Dimas ]

22. 00 - 00. 00 Kedai 24 [ Dj : Shani , Shant y ]

2. Program Mingguan Program mingguan adalah program siaran yang harus dij alankan rut in t iap minggu, wuj ud penj abarannya dilakukan pada program harian.

3. Jadwal Siaran Radio Jadwal siaran mirip dengan program harian (cont oh di at as), biasanya lebih spesif ik dit uj ukan kepada crew yang harus siap unt uk suat u j am t ert ent u.

J. Produksi Program Siaran Radio

1. Peralatan dan Bahan Produksi Audio

Microphone adal ah al at bant u yang merubah get aran suara menj adi get aran list rik. Microphone merupakan input ut ama dari peralat an audio, karena peka t erhadap get aran suara maka t at a let aknya menj adi perhat ian khusus agar suara- suara yang t idak diperl ukan t idak masuk ke dalam microphone dan mengganggu suara yang kit a perlukan. Berdasarkan pada media perambat annya maka microphone dibagi menj adi 2, yait u : wi r i ng mi c (menggunakan kabel) dan wi r el ess mi c (t anpa kabel).

Berdasarkan pada arah penangkapannya microphone dibagi menj adi 3, yait u :

a. Uni Dir ect (sat u arah) Microphone yang wilayah penangkapan suaranya hanya dari arah di depannya saj a. Cirinya adalah bent uknya ramping, dipergunakan unt uk wawancara agar dari arah depan saj a yang t ert angkap suaranya.

b. Omni Dir ect (segala arah) Microphone yang wil ayah penangkapan suaranya dari segala arah. Cirinya adalah bent uknya t idak t erl al u ramping, sensit ivit asnya rendah dan biasanya digunakan unt uk membuat gener al sound.

c. Bi Di r ect (2 arah) Microphone yang wil ayah penangkapan suaranya dari 2 arah. Cirinya adalah sensit ivit asnya rendah, dipergunakan unt uk membuat rekaman live agar dapat menangkap suara dari arah depan dan bel akang.

Berdasarkan pada t ypenya microphone dibagi menj adi 3, yait u :

a. Dynamic Micr ophone, adalah microphone yang menggunakan prinsip kerj a induksi. Get aran suara menggerakan membran/ diaf ragma, get aran yang dihasil kan membran menggerakan moving coil yang berada dal am medan magnet sehingga akan menyebabkan t imbulnya arus list rik. Arus list rik yang dihasilkan seirama dengan get aran suara yang dit erima. Dynamic microphone memiliki ciri : t idak memerlukan cat udaya, berat (karena ada t raf o), Respon Frekuensi lebih rendah dibanding Microphone Condensor dan dapat menangkap suara dari inst rumen yang keras (drum, t rompet , dsb).

b. Car bon Micr ophone, adalah microphone yang menggunakan prinsip kerj a nilai hambat an/ resist or (berbahan arang) yang berubah-ubah. Get aran suara yang dihasilkan akan menggerakkan membran/ diaf ragma, get aran membran menghasil kan kerapat an dan kerenggangan arang sehingga akan menghasilkan perubahan nilai hambat an pada lil it an primer. Sehingga perubahan arus list rik yang dihasilkan lilit an sekunder akan sebanding dengan perubahan get aran suara yang dit erima. Carbon Microphone memiliki ciri : cat u daya besar, berat (karena ada t raf o), Respon Frekuensi l ebih rendah dibanding Dynamic Microphone, cont ohnya adalah t elepon rumah.

c. Condensor Mi cr ophone, adal ah microphone yang menggunakan prinsip kerj a condensat or. Get aran suara

Tabel 5. Jenis tegangan dan resistensi pada mikropon

No. Tegangan Resist ansi

Berdasarkan pada t at a let ak yang disesuaikan dengan

f ungsinya secara garis besar t erdapat 3 j enis, yait u :

a. Mikrof on unt uk announcer , sebaiknya digunakan Condensor

Mi cr ophone dengan pola t angkapan uni direct ional. Dilet akkan kira-kira 15-30 cm di depan mulut . Perlu diperhat ikan keras at au pelan sumber suara dibandingkan dengan kondisi akust ik ruang dan gangguan sekit ar.

b. Mikrof on unt uk dialog, 1 mic unt uk unt uk 2 pembicara yang

berdampingan akan berakibat keduanya harus duduk merapat selain it u j ika volume suara keduanya t idak sama akan membuat operat or kesul it an mengat urnya. Sebaiknya posisi duduknya berseberangan dengan menggunakan mic yang memiliki pola t angkapan bi direct ional.

c. Mikrof on unt uk drama, 1 mic unt uk 2 pemain (biasanya bi direct ional at au omni direct ional). Supaya mic t idak t erlihat oel h penont on digunakan Gun Microphone dengan pola pat ern super car di oi d. Mic digant ung pada ket inggian

t ert ent u pada boom st and dengan sudut sekit ar 30 o pada

Disamping micropon peral at an produksi audio diant aranya alat sumber audio yang akan direkam, mixer, equalizer, amplif ier, headpoe/ speaker, audio t ape recorder (mult i t rax) at au komput er.

Bahan Produksi Audio. Adalah bahan yang digunakan unt uk menyimpan audio yait u pit a t ape dalam bent uk roll at au kaset audio bl ank. Sedangkan bahan lain sebagai perlengkapan pendukung sepert i bat eray unt uk mic dan unt uk peralat an lainnya. Dan sebagainya.

2. Membuat naskah program Radio

Naskah dalam pengert ian ini adalah hasil karya pengarang yang dit uangkan ke dalam t ulisan kemudian disaj ikan dalam bent uk program. Hal yang perlu diperhat ikan dalam naskah adal ah :

Identitas Naskah, hal ini sangat pent ing karena berisi inf ormasi mengenai j enis program, proses produksi, sound

ef f ect yang dubut uhkan. Nomor Urutan Dialog Antar Pemain, akan sangat berguna saat proses produksi karena j ika t erj adi kesalahan (kesal ahan baca, kesal ahan rekam) proses pengulangan akan dapat diket ahui mulai dari mana dan berakhir di mana.

Penulisan, gunakan huruf kecil kalimat yang disuarakan dan gunakan huruf kapit al unt uk ket erangan at au perint ah. Gunakan pula t anda baca dengan menggunakan garis miring / unt uk koma, / / unt uk t it ik koma dan / / / unt uk t it ik pada bagian yang harus dibaca at au disuarakan.

Gunakan sist em penulisan menggunakan bahasa yang baik dan benar

3. Teknik Rekaman Audio

Merekam adalah kegiat an mendokument asikan inf ormasi kedalam suat u media t ert ent u (kaset , CD) kemudian inf ormasi ini dapat kit a perdengarkan kembali unt uk t uj uan t ert ent u. Jenis audio yang direkam meliput i musik, sandiwara radio, wawancara, dsb. Hal – hal yang perlu dicermat i saat siaran adalah: soundpr oof st udio rekaman yang baik, hasil rekaman bebas noi se, art ikulasi j elas, int onasi, keindahan, pengat uran mi cr ophone, sound ef f ect yang sesuai, dan sebagainya.

Lainnya Reverberator Audio Monitor

Gambar 61. Skema blok sistem dan peralat an rekaman audio

4. Teknik Edit ing Audio

Edit ing audio biasanya dilakukan dengan cara mengambil dialog yang diperlukan unt uk disiarkan. Set elah semua dialog yang dibut uhkan sudah diedit berikut nya diberi sound ef f ect , hal ini diperlukan unt uk mengat asi lat ar belakang suara yang pat ah-pat ah sebagai hasil edit ing. Secara umum sound ef f ect meliput i :

Background Sound, misalnya suara angin, air, burung, dsb agar mampu memberi kesan t ert ent u bagi pendengar.

Hard Effect, meliput i suara keras, misal : ledakan gunung, t abrakan mobil , buka/ t ut up pint u, ledakan senj at a, dsb. Biasanya suara-suara sepert i ini sudah ada di sound l i br ar y at au keyboard.

Folley, yait u merekayasa suara dengan cara t ert ent u sehingga menyerupai suara yang diinginkan, misal suara langkah kaki.

Musik Illust rasi, biasanya direkam dulu di st udio baru disinkronkan dengan yang lain saat edit ing. Ada j uga yang direkam langsung saat adegan / dial og.

Cara menyisipkan music ada beberapa cara, yait u :

Fade In & Fade Out :

Musik Pert ama

Musik Kedua

Cr oss Fade :

Musik 1 Musik 2

Backgr ound :

Teks/ Narasi Musik

Background Musik

(1/ 3 level)

Gambar 62. Transisi pada rekaman audio/ musik

Cara mengedit kesalahan pembacaan t eks bisa j uga dengan cara pemot ongan bagian pit a kaset yang salah yait u sebel um dan sesudah bagian yang salah t ersebut ,

5. Mixing

Mixing adal ah proses dimana mencampur masing-masing t rack hasil rekaman sehingga dihasilkan sat u produk rekaman. Misal sebuah lagu dimana suara vokal, suara keyboard, suara git ar, suara drum, suara bass masing-masing direkam dalam wakt u yang berbeda ke dal am media yang berbeda j uga t ent unya kemudian dilakukan proses penggabungan, proses ini yang disebut dengan proses mixing.

6. Produksi MP3

Mengingat bahwa saat ini t eknol ogi komput er t elah merambah ke berbagai bidang t idak t erkecuali bidang radio broadcast ing maka unt uk menyimpan f ile rekaman (lagu, ikl an, dsb) t idak l agi melulu dalam bent uk kaset akan t et api l ebih banyak dalam bent uk f ile yang sudah dimampat kan dan diberi nama mp3. Proses pembuat annya bisa dil akukan dengan mengubah f ile audio analog yang dimasukan ke input sound car d komput er kemudian akan dikonversi ke dalam f ile mp3.

K. Perpustakaan Audio/ Discotique

1. Program

Program-program yang t elah/ pernah disiarkan sangat pent ing unt uk disimpan dan diadminist rasikan dengan baik dan t ert ib. Hal ini sangat berguna bagi st asiun radio pemancar unt uk digunanakan sebagai arsip dan sebagai bahan pengembangan unt uk dikemas menj adi program siaran yang baru. Demikian pul a dapat dipergunakan sebagai ref erensi unt uk merencanakan program siaran baru yang menarik.

2. Audio Music

Penyiaran radio paling banyak menyiarkan acara hiburan j enis musik. Oleh karena it u st asiun radio harus memiliki persediaan segala j enis musik, l agu mulai dari yang l ama sampai dengan yang baru. Disinil ah pent ingnya

3. Sound ef f ect

Sound ef ek sangat diperlukan unt uk pendukung produksi. Oleh karena it u perpust akaan j uga perlu memiliki segala macam sound ef ek unt uk menyediakan kebut uhan produksi program.

L. Iklan dan Pemasaran

1. Pengertian Iklan

Era Filosof i Pasar sebuah keniscayaan pemikiran yang sangat dibut uhkan pada masa sekarang ini. Era ini diprediksikan sebagai era yang penuh persoal an ekonomi yang t inggi bersamaan dengan munculnya f ase pert umbuhan yang makin t idak menent u dan gonj ang ganj ing era ot onomi daerah sert a pasar global . Salah sat u penyebabnya adalah meningkat nya t ingkat persaingan di dunia usaha baik lokal , maupun global. Fenomena ini secara nyat a dapat diamat i yait u semakin banyaknya perusahaan memasarkan produk melalui iklan diberbagai media massa . Iklan adalah salah sat u alat pemasaran modern yang kegiat annya berlandaskan pemikiran konsep komunikasi unt uk mendukung keberhasil an pemasaran. Hal yang t erpent ing agar komunikasi ef ekt if di Radio dalam pencapaian sasaran yait u : bagaimana pengaruh iklan t erhadap minat pendengar, proses komunikasi dan pengambilan keput usan yang mempengaruhi perilaku, sert a t arget pendengarnya. Iklan media elekt ronik radio menj adi alt ernat if pilihan yang menarik, disamping j angkauannya luas, j uga ada unsur hiburan yang sangat mendukung pembent ukan persepsi konsumen t erhadap suat u produk, yang pada akhirnya dapat mengarah pada t indakan pert ukaran guna memuaskan berbagai pihak yang t erlibat dal am akt if it as pemasaran.

Dr. Tony Schwart z, dal am penelit iannya bahwa seseorang akan lebih sering mangat akan, “ Saya seorang yang l amban membaca, ” t et api t idak ada sat u pun orang yang akan mengat akan, “ Saya orang yang l amban dal am mendengarkan sesuat u. ” Beliau j uga menulis bahwa, dalam kont eks lingkungan yang bagaimanapun j uga, semua suara yang ada di dalam lingkungan t ersebut akan masuk ke dal am pendengaran mereka. Kit a bisa saj a menut up mat a kit a karena kit a memiliki kelopak mat a. Tet api kit a t idak bisa menut up mat a kit a karena

Berdasarkan dat a penelit ian t erhadap pendengar radio di Surabaya unt uk menget ahui “ Seberapa besar pengaruh t erpaan iklan radio t erhadap minat khalayak? “ . Penelit ian ini menggunakan Grand Theory Psikologi Kognisi yait u proses yang mengubah, mereduksi memperinci, menyimpan, mengungkapkan dan memakai set iap masukan (input ) yang dat ang dari alat indera. Di samping menggunakan t eori t ersebut diat as dalam penelit ian ini j uga menggunakan t eori S- M-C-R sebagai appl yed-nya.

S adalah sour ce yang berart i sumber, pada konsept ual adalah Adver t i ser (Pemasang Ikl an). M adalah Message yang berart i pesan, pada t ingkat konsept ualnya adalah Commer ci al Spot (Iklan). C adalah Channel art inya saluran at au media , pada t ingkat konsept ual nya adal ah Radio (Radio Siaran) , dan R adalah r ecei ver at au komunikan yang pada t ingkat konsept ualnya berart i Audi ence (Khalayak ).

Pada penelit ian ini t erdapat variable X dan Variabel Y . Variabel X nya adalah iklan radio, sedangkan variable Y nya adalah minat khalayak, yang dimaksud dengan iklan radio disini yait u t erdiri dari elemen iklan (X1) : Gaya Pesan , St rukt ur Pesan , Present er, dan Int ensit as penyiaran iklan (X2 ). Sedangkan Y nya adalah minat khalayak yait u kecenderungan yang t inggi t erhadap sesuat u, dalam hal ini adalah iklan radio. Jenis Penelit ian ini menggunakan Expl anat or y r esear ch yait u penelit ian yang bert uj uan unt uk memberikan penj elasan baik penget ahuan secara umum maupun penget ahuan secara khusus. Populasinya adalah Pendengar Radio di Surabaya, Teknik pengambilan sampel menggunakan “ Cl ust er Random Sampl i ng “ . Unt uk menj awab dan menguj i Penelit ian : “ Pengaruh Terpaan Ikl an Radio t erhadap Minat Khalayak “ penulis menggunakan analisis kuant it at if : (1) Uj i Val idit as Inst rumen Penelit ian: t erdapat dua macam inst rumen, yait u inst rumen yang berbent uk t est dan nont est dengan pendekat an const r uct val i di t y dan t eknik uj i yang digunakan adalah korelasi Pear son – Pr oduct Moment , (2) Uj i Reliabil it as Inst rumen Penelit ian : digunakan t eknik cr oanbach’ s al pha (koef isien alf a), (3) Analisis Regresi Berganda: Penguj ian mult ikolinearit as, Het eroskedast isit as, Aut okorelasi, dan Normalit as.

Kesimpulan dari hasil penelit ian penulis Apa yang dicari dan didengar khal ayak di radio ? j awaban umumnya: “ musik “ . Kenyat aannya, it u bukanlah j awaban t unggal . Minat khalayak sangat beragam. Sesuai kodrat saat radio l ahir, orang j uga ingin memperoleh inf ormasi dari radio. Bahkan, saat asyik mendengarkan musik, t iba-t iba diint erupsi oleh inf ormasi dengan pesan iklan, hal ini menj el askan bahwa radio mampu melakukan banyak hal unt uk khalayaknya. Perancangan dan pelaksanaan program komunikasi melalui keselarasan pesan yang ingin disampaikan dengan kekuat an j enis medium radio, harus mengacu kepada sasaran khal ayak yang ingin diraih sert a berlandaskan pada t uj uan komunikasi, perupakan t olok ukur kesakt ian radio unt uk membuj uk at au mempengaruhi khal ayak.

Oleh karena it u hasil dari penelit ian ini dapat disimpul kan bahwa perencanaan suat u komunikasi yang ef ekt if di media radio perlu mempert imbangkan kebut uhan dan keinginan dari penerima pesan. Komunikasi t ersebut hendaknya memberikan kepada penerima mot if at au int ensif unt uk bert indak. Di samping it u, komunikasi seharusnya menguraikan secara akurat rangkaian t indakan apa yang diharapkan diikut i oleh khalayak penerima pesan. It u sebabnya mereka yang berkecimpung di bidang promosi dan pemasaran, sebaiknya memahami konsep produk, merek dan perikl anan. Dengan pemahaman ini akan mampu membuat usulan dengan suat u nilai t ambah bagi produk t ert ent u yang sedang melakukan kampanye perikl anan. Begit u pula dari hasil penelit ian ini, dapat diket ahui bahwa dalam mendengarkan radio, minat khalayak radio dal am mendengarkan ikl an akan sangat dipengaruhi oleh elemen iklan sert a int ensit as penyiaran iklan t ersebut . Hasil analisa dat a dalam penel it ian ini menunj ukkan bahwa elemen iklan dan int ensit as ikl an yang disiarkan mempunyai pengaruh yang signif ikan t erhadap minat mendengar produk yang diikl ankan.

Elemen ikl an memiliki hubungan yang kuat t erhadap minat khalayak dari pada int ensit as iklan yang dit ayangkan, hal ini dapat dikaj i dari nil ai korelasi ant ara X1 (el emen ikl an) dan Y (minat khalayak) yang lebih t inggi dari X 2 (Int ensit as penyiaran Iklan) danY (minat khalayak).

Secara st at ist ik, set iap perbaikan at au peningkat an kualit as Elemen Ikl an Radio (gaya, st rukt ur, dan penyampai pesan), maka Minat Khalayak akan meningkat 0. 125. Dan dengan kondisi yang sama pul a, set iap peningkat an Int ensit as Penyiaran Iklan Radio (Frekuensi dan durasi) akan menyebabkan t erj adinya penurunan Minat Khalayak 0. 0512 kali. Hal ini sepert inya kont radikt if , karena t erj adi penurunan

176

Minat Khalayak ket ika Int ensit as Penyiaran Iklan Radio dit ingkat kan. Namun hal ini boleh j adi karena dari survey di lapangan menunj ukkan bahwa khalayak lebih senang at au t ert arik mendengarkan iklan radio yang mempunyai kualit as yang baik dan ikl an radio yang berkualit as t ercipt a j ika elemen iklan radio sangat diperhat ikan dalam pembuat annya. Dan masyarakat at au khal ayak lebih cenderung bersikap kurang senang t erhadap Int ensit as Penyiaran Ikl an Radio yang cukup t inggi, apal agi ikl an yang diput ar adalah ikl an yang kurang bermut u. Dan dengan melihat bahwa 62 % “ t ert arik dan berusaha mendengarkan seluruh iklan dit engah acara radio “ , maka dapat disimpulkan bahwa penurunan minat khal ayak karena peningkat an int ensit as penyiaran ikl an radio belum t ent u dibenarkan, kecuali anggapan bahwa ikl an yang disiarkan dengan int ensit as penyiaran yang semakin meningkat adalah iklan yang kurang berkualit as. Sehingga secara garis besar dapat dikat akan bahwa minat khalayak sebenarnya sangat t erpengaruh oleh iklan radio yang berkual it as dan mempunyai int ensit as penyiaran yang t inggi, karena iklan yang menarik akan sangat disukai oleh khal ayak.

2. Fungsi Iklan

Dari masa ke masa, peranan radio sel al u pent ing. Bermunculannya berbagai media elekt ronik, t ermasuk maraknya Int ernet pun, t idak menenggelamkan radio sebagai salah sat u media pilihan konsumen. Karenanya, iklan di radio t et ap perlu unt uk dipert imbangkan dalam i nt egr at ed mar ket i ng communi cat i on (IMC) sebuah br and campai gn. Pada pagi hari dan sore hari dimana sebagian masyarakat t erj ebak kemacet an lalu lint as, radio di mobil menj adi t eman perj alanan yang menyenangkan. Breaking news dan obrolan sant ai dari para penyiar radio mengurangi st ress yang dirasakan sepanj ang perj al anan. Sulit bagi media l ain unt uk mendapat kan coverage set inggi radio pada j am-j am kemacet an lalu lint as ini. Disamping t eve lokal yang sekarang sudah mulai menj amur, radio merupakan pilihan yang t epat unt uk menj angkau konsumen di daerah t ert ent u, t ermasuk di pedalaman. Dengan memilih t ipe program dan segmen radio yang sesuai, pengiklan bisa lebih f okus unt uk mengekspose brandnya ke t ipe pendengar yang lebih segment ed, baik it u dari segi usia, et nik maupun l i f est yl e t ert ent u.

Kelebihan l ain dari radio adalah lebih singkat nya wakt u unt uk mempersiapkan mat eri iklan. Mat eripun bisa dikemas/ dibawakan dengan gaya bahasa sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera pendengar lokal. Salah sat u t ipe Kelebihan l ain dari radio adalah lebih singkat nya wakt u unt uk mempersiapkan mat eri iklan. Mat eripun bisa dikemas/ dibawakan dengan gaya bahasa sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera pendengar lokal. Salah sat u t ipe

Mat eri ikl an yang baik selain mampu unt uk mendorong penj ualan, j uga merupakan cit ra kredibilit as brand dan perusahaan. Iklan radio yang ef ekt if adal ah yang mampu melibat kan pendengarnya. Engagement bisa diperoleh dari pemilihan kat a-kat a yang menarik at au humoris, dari komponen musik dan dari sound ef f ect l ainnya. Adakal anya, radio set empat j uga menawarkan j asa unt uk membacakan script iklan oleh penyiarnya. Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dij ej al i iklan yang bert ubi- t ubi. Dengan gaya t ersendiri, penyiar membacakan script iklan dengan renyah dan dibumbui cerit a-cerit a keseharian, sehingga lebih merasuk ke benak pendengar. Hanya saj a, harus t et ap dilakukan suat u monit oring khusus, unt uk meyakinkan bahwa penyiar t idak t erlal u j auh memodif ikasi script yang dikemas unt uk brand.

Karena harganya yang relat if lebih murah, iklan radio bermanf aat unt uk meningkat kan f rekuensi eksposure sebuah campai gn. Dengan t ingginya f rekuensi, awar eness t erhadap pesan yang disampaikan melal ui media radio akan dengan cepat dibangun. Yang perlu diperhat ikan adal ah adanya sinergi ant ara pesan brand yang disampaikan lewat media radio dengan pesan brand yang disampaikan di media lainnya. Jangan sampai masing-masing media menyampaikan hal yang t idak berhubungan, bahkan bert ent angan.

Ada beberapa kelemahan media radio. Media ini kadang hanya dij adikan semacam lat ar belakang saj a, sehingga kesannya diabaikan oleh pendengarnya. Oleh karenanya iklan di radio harus sering f rekuensinya. Juga, iklan ini t idak memiliki visual, baik it u berupa gambar maupun t eks, sehingga ada ket erbat asan unt uk menarik perhat ian secara suara/ audio. Kekurangan lainnya adal ah t idak t ersedianya banyak st udi at au survei yang secara spesif ik menunj ukkan ef ekt ivit as iklan radio, sehingga pengiklan t idak punya support kuat unt uk mendukung keput usannya. Akan t et api masih lebih banyak manf aat beriklan di radio dibandingkan kekurangannya.

3. Jenis Iklan

a. Iklan Layanan Masyarakat .

Pesan unt uk kepent ingan masyarakat luas dan t idak berhubungan langsung dengan kepent ingan produk pengiklan at au sponsor. Cont oh: kesadaran l ingkungan, pendidikan, kesehat an dan keselamat an umum, lembaga swadaya masyarakat , penghimpunan dana yang sej enisnya.

b. Iklan komersial

1) Iklan Minuman & Produk Susu.

Kopi, t eh, creamer, minuman coklat / malt / ringan, sari buah/ sayur, air mineral , susu, yoghurt , ment ega, kej u dan sej enisnya.

2) Iklan Permen & Cemil an.

Cokelat , permen, chewing gum, ice cream, biskuit , camilan/ kudapan dan yang sej enisnya

3) Iklan Makanan & bumbu Masak.

Daging, ikan, t elur, sup, mie, beras, isi rot i, makanan kaleng/ segar/ beku, makanan bayi, minyak goreng, gula, margarine, bumbu masak/ penyedap dan yang sej enisnya

4) Iklan Propert i & Bahan Bangunan. Perumahan, perkant oran, apart emen, gent eng, keramik, ubin, marmer, sanit er dan yang sej enisnya

5) Iklan Produk Kesehat an & Obat Bebas (OTC) Termasuk vit amin, makanan pelengkap (f ood supplement ), minuman energi, j amu, larut an penyegar, produk diet (diet et ic produk) dan yang sej enisnya.

6) Iklan Produk Perlengkapan Rumah Tangga. Mesin cuci, lemari es/ pendingin, alat masak, microwaves, pecah bel ah, sendok garpu, mej a-kursi, seprei, t apl ak mej a, AC, bohl am dan yang sej enisnya

7) Iklan Perawat an Rumah Tangga. Pembersih, Pewangi, Pembasmi serangga, det erj en dan kait an, penyegar udara, pembasmi hama, semir sepat u, peralat an kebun dan yang sej enisnya

8) Iklan Produk Elekt rik, Komput er & Peralat an kant or. Peralat an Audio/ Video, kamera Video/ phot o, mesin cet ak, mesin Fax, mesin f ot ocopy, mesin penghancur kert as, lemari besi, alat t ulis dan yang sej enisnya

9) Iklan Kosmet ik Dekorat if . Alas bedak, kosmet ik dekorat if waj ah/ rambut / t ubuh

10) Iklan Produk Perawat an Pribadi.

Pembersih, krem pelembab waj ah/ t ubuh, sabun mandi, perawat an rambut , popok, pembalut wanit a, parf um, busa cukur, kapas pembersih, t isu dan yang sej enisnya

11) Iklan Pakaian Aksesoris.

Perhiasan, pakaian dan pakaian olahraga, pakaian dalam, sepat u/ alas kaki, j am t angan, kacamat a, t as/ koper dan yang sej enisnya

12) Iklan Korporat . Ident it as at au cit ra perusahaan/ inst ansi dan bebas dari kandungan produk/ j asanya

13) Iklan Ot omot if & Kait annya. Kendaraan bermot or, pelumas, perlengkapan audio/ video mobil, ban, suku cadang dan yang sej enisnya

14) Iklan Hot el, Rest aurant & Pariwisat a, Termasuk biro wisat a/ perj alanan, j asa t ransport asi dan sej enisnya

15) Iklan j asa Keuangan dan Invest asi, Termasuk Bank, Asuransi, Kart u Kredit , Produk Invest asi, Reksadana, Rumah Gadai dan yang sej enisnya

16) Iklan Niaga. Grosir, pengecer, pasar swalayan, t oserba, mall, penyewaan video/ VCD/ DVD, kant or pos, penyewaan mobil/ mot or, bengkel, opt ik, apot ik, spa, salon, pant i pij at dan yang sej enisnya

17) Iklan Media. St asiun t elevisi/ radio, surat kabar, t abloid, maj alah, sit us web dan wahana penyampai pesan lainnya

18) Iklan Promosi berhadiah. Menj anj ikan pemberian hadiah dal am bent uk apapun yang dikait kan dengan produk/ j asa yang dit awarkan

19) Iklan Telekomunikasi. Jasa hubungan t elekomunikasi lokal/ int ernasional, perusahaan t elekomunikasi, penyedia sarana hubungan int ernet , kart u t elepon, kart u SIM dan yang sej enisnya

20) Iklan Rokok. Rokok kret ek, rokok put ih dan macam-macam rokok lainnya

21) Iklan Promosi Hiburan & kegiat an, Termasuk musik, t arian, t eat er, sinema, kuis, sirkus, f ilm, sinet ron, kegiat an ol ahraga, t aman hiburan/ rekreasi, program t elevisi, program museum, pameran seni, permainan komput er, CD/ kaset / VCD/ DVD dan sej enisnya

22) Iklan l ain-l ain. Produk/ j asa lain yang t idak t ermasuk dalam kat egori 1 s/ d 22 di at as

23) Iklan Media Luar Ruang, Termasuk post er, ult ravision, billboard, spanduk, iklan t ransit (ikl an di bis/ keret a dan

24) Iklan Media Non Konvensional (Inovat i f ). Iklan yang memanf aat kan medium yang t idak t radisional/ konvensional. Termasuk j enis mat eri- mat eri penunj ang dan sej enisnya

25) Iklan Seri Media Cet ak/ Radio/ Televisi/ Media Luar Ruang. Iklan dari produk-produk yang t ermasuk dalam kat egori 1-23, namun menggunakan minimum 3 (t iga) macam mat eri iklan yang saling berkait an at au berkesinambungan dan dalam medium sej enis

26) Promosi/ Pemasaran Langsung (Di r ect Pr omot i on/ Mar ket i ng). Termasuk surat / mat eri sat u dimensi at au lebih, iklan cet ak/ radio/ t elevisi yang mengandung unsur kebut uhan konsumen unt uk memberi j awaban/ respon langsung melalui t elepon/ SMS/ surat elekt ronik dan sej enisnya

27) Iklan di Int ernet & Mobi l e Phone. Segala iklan yang dit ayangkan di int ernet , t ermasuk yang berbent uk banner, pop-ups, viral market ing, sert a segal a j enis promosi mel alui mobile phone sepert i SMS, MMS dan sej enisnya. Tidak t ermasuk dalam kat egori ini sit us web/ WAP at au port al, maupun promosi dalam bent uk lampiran pada surat elekt ronik, kecuali j ika didukung dengan bukt i-bukt i bahwa ia bersif at viral

28) Kampanye Periklanan Terint egrasi (Media Mix). Kampanye perikl anan yang disiarkan pada minimum 3 (t iga) j enis media yang berbeda.

4. Pemasaran

Unt uk menarik perhat ian pendengar sekaligus pengiklan, radio waj ib menunj ukkan kredibilit asnya. Terkait usaha menj ual produk j urnalist ik, t ant angan t erbesarnya mel indungi int egrit as independensi mat eri pemberit aan it u. Dalam kont eks perikl anan, karya j urnalist ik berpeluang besar mengal ami konf lik dengan t arget ekonomi radio. Menaf ikan independensi pemberit aan unt uk menyenangkan sponsor ikl an, mempercepat kerunt uhan f ondasi bisnis radio karena keput usan ini memperlemah int egrit as radio dan kebij akannya. Karya j urnalist ik seharusnya dit ent ukan semat a-mat a melalui

‘ kebij akan pemberit aan’ . Sponsor karya pemberit aan t idak berhak mendikt e at au mempengaruhi isi pemberit aan. Isi pemberit aan seharusnya nyat a berbeda dibandingkan isi perikl anan.

Manaj er berperan menyusun panduan berisi ket ent uan hubungan pemberit aan dan penj ualan yang harus dimiliki radio. Panduan berisi rambu-rambu t ent ang kebij akan karya pemberit aan yang boleh dan t idak diiklankan. Panduan dibuat t ert ulis dan dimiliki divisi pemberit aan maupun penj ual an. Manaj er berkewaj iban menyamakan persepsi panduan ini ant ara divisi pemberit aan maupun penj ual an dan kalangan perikl anan. Fakt a yang pernah t erj adi: akibat panduan ini t idak t erkomunikasikan dengan baik, kesimpangsiuran kebij akan pemberit aan dan periklanan, membuat radio pada posisi memalukan di hadapan pendengar dan kl ien periklanan.

Yang harus diperhat ikan pada hubungan pemberit aan dan pemasaran adalah :

a. Apa dampak at au konsekuensi j angka pendek dan j angka panj ang bil a radio membuat at au t idak membuat sist em dan prosedur hubungan pemberit aan dengan pemasaran ?

b. Apa persepsi pendengar ket ika mereka mendengar sponsor at au iklan dalam pemberit aan, t ermasuk advet orial . Bagaimana dengan kekhawat iran pendengar yang mempert anyakan kemungkinan iklan at au sponsor mempengaruhi kebij akan pemberit aan, at au nampaknya akan mempengaruhi isi pemberit aan. Akankah hal ini mengganggu cit ra dan reput asi radio

c. Bagaimana manaj er menj elaskan keput usan mengij inkan advet orial dan sponsor pemberit aan kepada pendengar, personil siaran dan pemberit aan di radio ?

d. Apakah manaj er akan menuangkan secara t ert ulis ket ent uan hubungan pemberit aan dan pemasaran di radio, t ermasuk regulasi advet orial dan sponsor dal am pemberit aan ?

Sement ara pucuk pimpinan radio sebaiknya mel akukan :

a. Segera t erlibat dalam proses pembuat an panduan advet orial , sponsor dan iklan dalam pemberit aan. Ia selanj ut nya bert anggung j awab memast ikan bahwa proposal divisi pemasaran t idak melanggar rambu ikl an dalam pemberit aan, yang dapat mengganggu int egrit as radio.

b. Melakukan kaj ian dan t inj auan ulang set iap kesepakat an perikl anan at au sponsor dalam pemberit aan radio,

c. Menj adi penent u akhir t erhadap proses dan apl ikasi advet orial sert a ikl an dalam pemberit aan radio.

Siapapun di radio seyogyanya bert anggung j awab t erhadap kredibilit as pemberit aan, sekaligus bisnis radio yang sukses. Radio dapat menj embat ani pengert ian ant ara seluruh unsur pemberit aan dengan unsur pemasaran melalui berbagai cara: Pucuk pimpinan dapat mengundang seluruh manaj er divisi mengamat i dan mendiskusikan produk pemberit aan. Manaj er Pemberit aan berbicara di hadapan kelompok klien unt uk menj elaskan mengapa dan bagaimana kebij akan edit orial dibuat . Manaj er Pemberit aan dapat membuat present asi berkal a bagi prof essional pemasaran mengenai proses perencanaan, peliput an dan produksi pemberit aan. Bagi radio berkat egori komersial (swast a), hak dan sekaligus kewaj ibannya adal ah memproduksi siaran-siaran yang bermuara di pendapat an komersial. Apabila radio mengaku sebagai radio swast a, kegagalan t erbesarnya adalah merugi ! Kecuali anda mengelol a radio publ ik dan radio komunit as yang t idak mengandalkan ikl an. Jurnalisme radio merupakan ranah yang memiliki bat asan ket at , t erut ama mengenai kehormat an independensi, kej uj uran dan kemandirian. Tugas radio swast a: mengawinkan keduanya sebagai sinergi harmonis t anpa harus memat ikan j at i diri keduanya.

Daftar Pustaka

Agus Tiarso . (2005). Penulisan naskah mult imedia. (Bahan

saj ian pelat ihan). Semarang : BPM Ashadi siregar. (2007). Bagaimana meliput dan menulis berit a

unt uk media massa. Yogyakart a : Penerbit Kanisius.

Astrit S Susanto.(1977). Komunikasi kontemporer. Jakarta :

Binacipta ASM, Romli. (2007). Jadi penyiar itu asik lho. Broadcast for

teen. Bandung : Penerbit Nuansa

BP SDM Citra (1997). Kamus kecil istilah film. Jakarta : Yayasan Citra.

Budianto (2006).Mengenal alat foto. Makalah pelatihan.

Yogyakarta : SAV Puskad

Depdiknas,(2002). Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku pelatih-

an AA. Jakarta : PAU

Depdiknas RI. (2004). Standar kompetensi nasional bidang penyiaran. Jakarta : Direktorat PSMK

Depdiknas RI. (2004). Kurikulum SMK 2004 bidang penyiaran. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

D. L. Kincaid & Wilbur Schramn.(1977).Asas-asas komunikasi antar manusia. Terjemahan Agus Setiadi. Jakarta : LP3ES

Fred Wibowo. (2007). Teknik produksi program televise. Yogyakarta : Pinus Book Publisher.

Heri Subagyo. (2000). Program produksi video pendidikan.

Semarang : UPT SBM UNNES. Heri Subagyo. (2000). Media fotografi.Pembuatan dan

pengembangannya Semarang : UPT SBMUNNES

Ina Ratna Mariani dkk. (2006). Teknik mencari dan menulis

berita. Jakarta : Universitas Terbuka.

A1

INFOLEN vol 1 no 1 (1993). Pemancar televisi. Majalah. Bandung : PT. LEN Industri.

J.M. Peters. ( 1997). Montage bij film en televisie. Terjemahan Abdul Hamid. Jakarta : Yayasan Citra

Joseph V Mascelli, ASC. (1986). Close up, angle, komposisi, kontiniti, editing dalam sinematografi. Terjemahan HMY. Biran. Jakarta : Yayasan Citra

John Stevenson.(1987).Telekomunikasi . Pustaka sains.

Jakarta: PT. Gramedia.

Kukuh Santosa (2007). Penulisan naskah dan produksi

video pembelajaran. Makalah pelatihan. Semarang : PPMP UNNES

M. Wonohito. (1974). Kode etik jurnalistik dalam teori dan

praktek. Hasil lokakarya Pers. Jakarta : Dept. Penerangan RI.

PH. Smale. (1986). Sistem telekomunikasi I. Buku teks level I Technician Education Council (TEC). Jakarta :

Erlangga

Ruedi Hofmann.(1999).Dasar-dasar apresiasi program televisi. Menjalim televisi budaya rakyat. Jakarta : Grasindo

SAV Puskad (2006).Kamera Televisi. Makalah pelatihan. Yogyakarta : SAV Puskad

SAV Puskad (2006). Dasar-dasar audio recording.

Makalah pelatihan. Yogyakarta : SAV Puskad SAV Puskad (2006). Dasar-dasar lighting. Makalah pelatihan.

Yogyakarta : SAV Puskad Suhana SS (1977). Buku pegangan teknik telekomunikasi.

Jakarta : Pradnya Paramita.

Sri Sartono. (1998). Teknik pembuatan naskah video pendidikan. Materi Penlok Guru SLTP. Semarang : UPT SBM UNNES

A2

Sri Sartono. (2002). Presentation skills. Materi Penlok dosen muda UNNES. Semarang : UPT SBM

UNNES

Sri Sartono. (2003). Teknik produksi media video/VCD. Materi Pelatihan Dosen Muda. Semarang :

UPT SBM UNNES

Tiur LH Simanjuntak. (2002). Dasar-dasar telekomunikasi.

Bandung : PT. Alumni.

...................(2007).Undang-undang RI nomor 32 Tahun

2002 tentang PENYIARAN & undang-undang RI nomor 40 tahun 1999 tentang PERS. Bandung :

Citra Umbara

http://image.google.co,.id http://image.yahoo.com

A3

A4

LAMPIRAN

Daftar Istilah A - Z

ISTILAH KETERANGAN

A mplifier

Perangkat unt uk menguat kan sinyal list rik. Berupa rangkaian elekt ronika yang menggunakan komponen akt if maupun berupa R, L, C, dioda, t ransist or, IC maupun micro chip.

Amplit udo Tinggi at au j angkauan get ar sebuah gelombang Amplit udo

Penyesuaian amplit ude gelombang unt uk membawa modulasi (AM)

inf ormasi

Analog Sist em t ransmisi yang amplit ude at au f rekuensi sinyalnya merupakan perwuj udan langsung sinyal aslinya, misalnya sinyal dari micropon

Ant enna Kawat , t ongkat at au piringan unt uk menerima at au mengirim gelombang radio

A and B cut t ing Penyesuaian bahan baku asli baik mast er reversal maupun negat ive dari dua buah rol yang t erpisah, sehingga ef ek opt ic dapat dibuat melalui pencet aan ganda. Dengan demikian dua buah shoot yang t umpang t indih dapat dilakukan crossf ading.

A and Print ing Percet akan f ilm rol A dan Rol B secara bersama. Kini digunakan secara universal unt uk f ilm ukuran kecil 8- 16mm. Baik unt uk opt ical ef f ect maupun hasil akhir yang bebas dari gangguan penyambungan f ilm yang kurang sempurna

A and B edit ing Penyunt ingan sist em A dan B yang membut uhkan 2 reel f ilm yang t erpisah dalam menyiapkan mast er print . Dengan mengant arai berbagai gambar scene dengan sebuah leader kosong sehingga t ercapai susunan gambar yang selang-seling.

Abrasion Cacat pada permukaan f ilm karena gesekan sehingga

kualit as gambarnya berkurang.

Act ing Permainan seorang akt or at au art is dalam sebuah f ilm berupa penampilan t ubuh, gerak laku, expresi waj ah dan suara.

B1

ISTILAH KETERANGAN

Acoust ic backing Pendukung akuist ik. Bahan yang digunakan unt uk menerap kekuat an suara dalam rangka mengont rol suara agar t idak banyak t erj adi f eedback dan gema.

Act ion Aba-aba sut radara unt uk memulai pengambilan gambar. Seluruh akt if it as subyek yang dipot ret at au dishoot ing.

Act or-act rees Seorang pemeran f ilm laki-laki at au- wanit a Act ion f ilm

Film-f ilm laga sepert i silat , f ilm t ent ang kej ahat an dll yang mengut amakan f akt or gerak dibanding dengan narasi at au act ing yang halus.

Act ual sound Suara yang sumber suaranya t ampak diat as layar at au suara yang ada sebagai kelanj ut an act ion dalam f ilm.

Adlib Di luar t eks, at au t eks bebas. Act ing yang mengandalkan improvisasi di luar scenario.

Aerial shoot Shoot dari t empat yang t inggi. Menggunakan crene, pesawat t erbang at au diat as gunung.

Advance. Memaj ukan suara dan gambar. Ket ika f ilm diput ar suara dan gambar let aknya j alurnya t idak berdampingan. Dengan demikian suara dan gambar t idak dapat dicet ak pararel karena let ak suara selalu

21 f rame mendahului gambar (35mm) at au 26 f rame (16mm).

Ambient sound Suara lat ar belakang yang umum pada shoot ing. Unt uk mencipt akan suasana t empat it u agar t idak vacum

Angel Sudut pengambilan gambar oleh camera. Cara pendekat an t erhadap persoalan pada suat u cerit a.

Animat ion Animasi. Bagian dalam pembuat an f ilm dmana dilakukan shoot ing t erhadap gambar t angan, obyek 3 dimensi dll unt uk mencipt akan ilusi adanya gerakan. Misalnya f ilm kart oon j uga disebut f ilm animasi.

Animat ion camera Kamera animasi. Kamera yang dilengkapi dengan mot or st op mot ion sehingga memungkinkan perekaman gambar bagian demi bagian sebuah gerak

Art Seni. Ist ilah unt uk berbagai pengert ian yang berhubngan dengan akt ivit as est et is.

B2

ISTILAH KETERANGAN

Art direct or Penat a art ist ik. Orang f ilm yang bert anggungj awab membuat dekor/ set dalam produksi f ilm. Disamping it u t ugasnya yang berkait an set t ing int erior ext erior, propert i yang bert uj uan membent uk suasana/ at mosf ere cerit a. Pekerj aan t ersebut mampu mempengaruhi mut u visual f ilm.

Art f ilm Film seni Art iculat ion

Art ikulasi. Kej elasan ucapan sehingga t idak j adi perbedaan art i.

Assist ant Asist en j uru kamera. Bert ugas mengisi dan melepas camerman

f ilm, menggant i lensa, mengat ur f ocus pada saat kamera sedang beroperasi, memelihara dan membuat laporan kamera.

Assist ent edit or Asist en penyunt ing. Bert ugas menj aga administ rasi shoot , menyambung shoot dll

Assist ent producer Asist en produser. Pemimpin dalam produksi. Bert anggungj awab pada berbagai keput usan produser. Bila produser t idak ada di lapangan asist en produser yang mengambil keput usan/ kebij akan. Disebut j uga sebagai pimpinan produksi.

Assist en direct or Asist en sut radara. Tangan kanan sut radara. Melakukan t ugas rut in sut radara sehingga sut radara dapat konsent rasi pada t ugas kreat if dalam produksi

f ilm/ program TV

Audio Segala sesuat u yang bersif at bunyi at au suara. Berlawanan dengan video yang bert aut an dengan visual at au yang bersif at dapat dilihat .

Audio visual Yang dapat didengar dan dilihat , sepert i f ilm , Tv, slid suara pada media pembelaj aran.

B andwit h

Lebar ruang at au cakupan f rekuensi dalam spekt rum elekt romagnet ik yang dipergunakan oleh sebuah sinyal. 10 khz unt uk radio dan 4Mhz unt uk sinyal video.

Bit Singkat an dari binery digit / angka biner yait u 0 dan 1 Dalam ist ilah f ilm berart i pera kecil yang berdialog.

B3

ISTILAH KETERANGAN

Backing Penopang lat ar. Berupa layar lebar/ lukisan/ unt uk keperluan set st udio unt uk membangkit kan kesan pemandangan lain dibalik pint u at au j endela rumah.

Background Lat ar belakang. Pemandangan at au act ion dibelakang bidang ut ama. Dicipt akan unt uk suasana dan kont inuit i gerakan/ act ion pada suat u adegan.

Background light Set t ing pencahayaan/ lampu pada set iap set dan lat ar belakangnya.

Back light Lampu yang diset unt uk menerangi bagian dari belakan obyek. Cahaya langsung yang mengenai subyek maupun obyek dari arah belakang unt uk mendapat kan cahaya dari at as subyek lebih ef ekt if . Unt uk menghilangkan bayangan.

backlight ing Sumber cahaya ut ama mengarah ke kamera sehingga menyebabkan seluet

Background noise Bunyi at au suara yang t ak j elas yang dit ambahkan pada j alur suara unt uk meningkat kan rasa realist is suat u adegan.

Back proj ect ion. Film yang dit ayangkan pada layar t embus cahaya unt uk digunakan sebagai background yang hidup.

Back t rack Recaman suara menyanyi dengan iringan musik yang sudah direkam t erlebih dahulu, penyanyi bernyanyi set urut rekaman yang didengar melalui headpon.

Baselight Cahaya yang dif f use/ nondirect ional yang diperlukan agar kamera mendapat kan cahaya opt imal/ normal sekit ar 2000 lux (150 – 200 f oot candle).

Bigclose up (BCU) Ist ilah dalam pengambilan gambar clos up yang menonj olkan det ail suat u obyek.

Bioscope

Bioskop. Gedung pert unj ukan f ilm

Blimp Kot ak peredam. Kot ak unt uk melindungi suara dari mot or kamera dengan cara dibungkus dengan bahan peredam suara agar t idak menggangu suara dialog dalam produksi f ilm/ TV.

Blocking Penat aan komposisi dari scene. Biasanya dilakukan dalam bent uk lat ihan umum pemain.

B4

ISTILAH KETERANGAN

Blooper Peralat an unt uk mencipt akan ef ek spesial. Misalnya Simulasi ledakan air keat as dengan menggunakan kompresor yang dipompakan pada t angki t erbuka.

Blue back shoot Shoot dengan lat ar biru unt uk mencipt akan t rik shoot t ravelling mat t at au penggunaan sist em chromakey.

Box of ice Tempat penj ualan karcis bioskop. Film yang sangat laku/ digemari.

Bridge music Musik j embat an/ peralihan. Unt uk peralihan adegan. Bridging shoot

Shoot penghubung. Menj embat ani/ menambal perpindahan scene yang j umping.

Broad Lampu yang cukup lebar yang mampu menerangi wilayah yang cukup luas.

C ableman

Pembawa/ pengat ur kabel yang digunakan pada wakt u shoot ing .

Cable TV Televisi kabel. Penyiaran program TV melalui kabel. Tidak melalui udara.

Camera Kamera. Alat ut ama pembuat an f ilm, f ot o, video. Berasal dari kat a camera obscura yang berart i kamar gelap.

Cameraman Juru kamera. Bert ugas unt uk mengubah bent uk ide/ kat a-kat a/ t ulisan diat as kert as menj adi bent uk cit ra gambar pada f ilm. Syarat j uru kamera, berpenget ahuan t eknis, peka art ist ik dan mampu berkolaborasi dengan orang lain dalam proses kreat if

Camera angle Sudut pandangan kamera. Posisi dan arah sebuah shoot yang mengunt ungkan penont on. High engle kamera memandang kebawah kearah subyek sebaliknya disebut low angle.

Camera operat or Tehnisi yang menangani kamera, menggerakkannya sehingga cit ra gambar t erekam. Biasanya pekerj aan ini dirangkap oleh j uru kamera.

Candela Ukuran sat uan kekuat an cahaya. Cahaya=1/ 60 dian pada 2042 deraj at k.

B5

ISTILAH

KETERANGAN

Capt ion Teks yang muncul pada layar f ilm/ TV. Penj elasan adegan, lokasi, t anggal kej adian dsb

Cast Dramat ik personea. Pemain yang muncul dalam f ilm t ermasuk pemeran ut ama, pembant u, f iguran dan ekst ra. Memilih / seleksi pemain dalam f ilm.

Cast ing direct or Orang yang bert anggungj awab at as pemilihan pemain dalam produksi.

Cat ching Koordinasi yang t epat ant ara act ion dengan musik. Cat walk

Tit ian kucing. Jalan kecil dari lampu ke lampu diat as ruang st udio unt uk unt uk j alan bagi penat aan cahaya dan perawat an t eknis

Cel Lapisan silloluid yang t embus pandang, t erdapat dua at au lebih lubang unt uk dikait kan pada bagian dasar kamera animasi sehingga t idak bergeser. Ke at as sel ini digambarkan sat u gerak yang melalui kamera animasi akan t erekam sebagai gerak berkelangsungan.

Celluloid Bahan dasar yang t embus pandang t erbuat dari selolusa. Diat asnya dit aburkan emulsi f ot ograf is sepert i bahan f ilm.

Cement f ilm Lem f ilm. Zat perekat cair yang digunakan unt uk nyambung f ilm. Cairan t ersebut dapat meluluhkan bahan dasar sehingga bila kedua pot ong f ilm dit umpangkan dengan perekat t ersebut dan dit ekan maka f ilm t ersebut akan menyat u.

Chromakey Singkat an dari chromakey. Proses penempat an cit ra / chroma

elekt ronik pada lat ar belakang penyiar. Bisa berupa siaran langsung at au dari video/ f ilm st ock. Chromakey j uga dikenal lembaran sparasi. Ef ek ini digunakan dalam TV dimana sat u sinyal dapat dihilangkan secara elekt ronik dari adegan sehingga obyek at au lat ar belakang yang berwarna t ert ent u j adi hilang . gambar lain bisa dit umpangkan unt uk mengisi kekosongan yang dit inggalkan warna t ert ent u t ersebut . Syarat gambar yang dit umpangkan j angan memiliki warna sama dengan warna yang dihilangkan. Bila demikian warna t ersebut akan ikut hilang.

B6

ISTILAH

KETERANGAN

Clapper Sepasang papan kayu yang dihubungkan dengan engsel. Dipukulkan keduanya di depan kamera saat shoot dimulai yang dapat digunakan sebagai pet unj uk edit or dalam edit ing f ilm.

Close shoot Jenis f rame pengambilan gambar j arak dekat Clos Medium Shoot

CMS. Shot yang besarnya ant ara CU dan MCU Close Up

CU. Shot dengan penekanan mengundang perhat ian t erhadap aspek dari subyek . waj ah saj a, t angan saj a, dan sebagainya.

Commercial break Sat u at au dua iklan yang menyelingi program siaran. Compilat ion f ilm

Film kompilasi. Dibuat dari berbagai st ock shoot scene-scene yang berlainan.

Composit ion Komposisi. Framing unt uk menent ukan keseimbangan cahaya, sosok, bayangan, warna dan gerakan.

Console Mej a pengat ur/ pengont rol yang bert empat di st udio yang digunakan unt uk mixing, rekaman dsb.

Cont inuit y edit ing Edit ing yang menj aga konsist ensi urut an dari shoot ke shoot

Cont inuit y t it le Teks yang digunakan unt uk menut up/ menj embat ani diskont inuit i gambar. Juga didebut bridging t it le.

Cont rol room Ruang pengendali/ kont rol. Bersebelahan dengan ruang/ st udio rekaman dimana sut radara, penat a t eknis, j uru lampu, j ur suara melaksanakan f ungsi produksi.

Cover shoot Shoot yang mengulang act ion pemeran t ert ent u dalam sebuah adegan sebagai shoot alt ernat if .

Crane Derek. Keret a kamera yang besar dan kuat dengan t angan dan leher panj ang yang di uj ungnya dapat dipasangkan kamera dan dapat dit empat i j uru kamera operat or dan asist en sut radara. Krane dapat diat ur naik t urun scr hidrolik.

Crab dolly Dolly kepit ing. Dapat berj alan maj u , memenyamping sepert i kepit ing.

B7

ISTILAH

KETERANGAN

Crawl Penyaj ian urut an kerabat kerj a yang merayap pada layer/ f rame. Pada TV biasanya dit empat kan diakhir program.

Credyt Daf t ar nama spesialis yang t erlibat produksi (producer, sut radara, naskah dll) yang biasanya dit empat kan di awal program.

Crawling t it le Tit le yang dibuat merayap pada f rame TV Cross plot

Plot ing menyilang. Rancangan singkat dari brekdown sheet unt uk menunj ukkan kebut uhan ut ama shoot ing. Pemain , peralat an, propert i dsb.

Cross cut t ing Sunt ing silang. Dua buah adegan yang berdiri sendiri dimunculkan secara bergant ian. Sehingga berkesan hubungan sat u sama lain.

Cross cut Selang-seling shoot dari dua scene at au lebih sehingga f rahmen dari scane it u muncul bergant ian

Crosf ade Pembauran bersilang. Transisi memunculkan adegan yang sat u dengan menghilankan adegan sambungannya. Bisa pdit erapkan pada sist em gambar, suara at au cahaya.

Cue Tanda yang t elah dit et apkan, dalam bent uk act ion at au simbul unt uk mengingat kan pemain unt uk mulai act ion.

Cut Aba-aba sut radara unt uk st op rekam. Pot ongan f ilm yang berisi shoot .

Cut away Sebuah shoot sisipan ant ara scene unt uk memperlihat kan kej adian dit empat lain.

D ept of f ield

Ruang ket aj aman sebuah kamera.

Diaphragm lens Diaprahma. Celah yang dapat diat ur unt uk mengat ur banyaknya cahaya yang masuk pada kamera.

Direct or Sut radara. Penanggung j awab t ert inggi aspek kreat if produksi.

docudrama Document er-drama. Film dokument er yang disaj ikan set engah f iksi dari kej adian nyat a.

B8

ISTILAH

KETERANGAN

Dubing Proses penggabungan dan penyeimbangkan (mixing) dari suara-suara pada beberapa j alur menj adi sat u j alur suara saj a.

Dub Rekaman ulang j alur suara. Unt uk sulih suara/ bahasa Dynamic cut t ing

Edit ing yang dilakukan dengan sinambungan dan pacing cepat . Film propaganda, dokument er polemik dsb.

Magnet yang dit imbulkan oleh arus list rik Edit ing

E lect romagnet

Penyunt ingan . proses seleksi, menyusun dan melet akkan kembali pot ongan-pot ongan f ilm dan rekaman suara.

Adit ing Penyunt ingan sequence at au kumpulan shoot -shoot accelerat ed

yang diperpendek sehingga mencipt akan perkembangan yang cepat dan menimbulkan kesan t egang.

Edit or Penyunt ing program f ilm/ t v Educat ional f ilm

Film unt uk pendidikan dan pembelaj aran Emulsion

Emulsi. Lapisan gelat in yang dilekat -lapiskan pada bahan dasar f ilm.

Episode Bagian yang ut uh dan bersif at sinambung dengan yang lain dalam sebuah f ilm cerit a. Bagian t ert ent u dari serial f ilm act ion/ laga biasanya diakhiri dengan sit uasi clif hanger sehingga membuat penont on penasaran menont on kelanj ut annya.

FM. Penyesuaian f rekuensi unt uk membawa inf ormasi modulat ion

F requency

Fast mot ion Perekaman gerak dengan kecepat an lambat , sehingga bila di put ar ulang dengan kecepat an normal gambarnya gerakannya cepat . Sepert i pada f ilm silat .

Feat ure Berit a kisah yang menarik (human int erest ). Nilai berit anya t idak t erikat pada hari penyiarannya.

Feat ure f ilm Film cerit a. Sebuah f ilm f iksi unt uk peredaran di gedung bioskop.

B9

ISTILAH

KETERANGAN

Final cut Film yang sudah siap dikirim kelaburat orium unt uk dicet ak at au diperbanyak.

Fine cut Tahap akhir edit ing f ilm. Memenuhi st rukt ur narasi sesuai dengan scenario.

Flash f rame Shoot singkat hanya beberapa f rame kadang hanya sat u f rame sehingga sulit disimak mat a t api bisa membuat rasa ingin t ahu penont on.

Flash pan Pengambilan shoot pan yang dilakukan dengan cepat sampai hampir mencapai ef ek blur

Flat light ing Pencahayaan yang merat a at as scene yang akan dif ilmkan

Flat print Hasil cet akan f ilm yang cocok unt uk diproyeksikan dengan lensa st andar

Floor

Panggung/ st udio pembuat an f ilm.

Floor plan Rancangan sebuah ruang/ st udio yang digunakan unt uk rekaman f ilm/ video/ t v

FX Singkat an dari ef -ek. / ef ek. Spesial ef ek disingkat SpFX Focal plane

Bidang f ocus. Yang berada pada f ocus ut ama lensa yang berada dalam garis lurus poros opt iknya.

Fore ground Act ion obyek/ set yang berada lebih dekat kamera dari pada subyek sebenarnya. Bagian dari ruang adegan yang paling dekat dengan kamer. Daerah ant ara kamera dengan subyek. Disingkat FG.

Frame Sat u gambar t unggal dalam ukuran bingkai t ert ent u yang merupakan bagian dari f ilm.

Frame line Garis horisont al yang membat asi f rame demi f rame dari f ilm

Frame t iming Pengit ungan kode wakt u maj u at au mundur t ermasuk det ik, menit , j am dan bingkai. Bingkai-bingkai berput ar pada det ik berikut nya set elah 29 bingkai. Tet api det ik dan menit set elah 59 bingkai.

Framing Menepat kan celah bingkai proyekt or sesuai dengan garis f rame

B10

ISTILAH

KETERANGAN

G elombang mikro Gelombang radio denganf rekuensi sangat t inggi

(1000Mhz – 1000000Mhz) yang digunakan unt uk membawa inf ormasi.

Gelombang Gelombang yang pada t eknik modulasi disesuaikan pembawa

dengan sinyal inf ormasi yang dibawanya. Gelombang pendek Gelombang radio dengan panj ang gelombang sekit ar 50

met er at au kurang. Gelombang radio

Gelombang elekt romagnet ik didalam spekt rum elekt romaaagnet ik dengan f rekuensi 10 khz – 100 Ghz at au dengan panj ang gelombang 30 km.

General release Peredaran umum f ilm di gedung bioskop. Ghost

Dua at au beberapa gambar pada TV yang mengalami pant ulan sinyal t ransmisi.

Glass shoot Shoot melalui kaca. Bagian t ert ent u dishoot melalui pant ulan pada permukaan kaca.

H and held

Penggunaan kamer dengan t angan t anpa alat bant u lain. Tanpa t ripot at au dolly

Hand props Perlengkapan para art is pada wakt u shoot ing sesuai dengan skenario sepert i t as, t ongkat , pist ol, surat kabar, korek api dsb.

Head on shoot Shoot yang berlangsung berj alan dari depan menuj u kearah kamera

Hot spot Bagian yang mendapat sinar sehingga kemilau berlebihan.

Hot f rame Awal at au akhir shoot yang sengaj a dibuat over expose sebagai t anda sinkron ant ara gambar dan suara.

I nt erf erensi

Suara gemeret ak yang mengganggu penerimaan siaran radio disebabkan oleh guruh/ pet ir at au loncat an bunga api list rik pada peralat an mesin list rik.

Ionosper Bagian at as at mosf er bumi byang t erdiri dari beberapa lapisan yang dapat memant ulkan gelombang radio. Lapisan t ersebut bersif at menghant ar karena mengandung part ikel bermuat an.

B11

ISTILAH KETERANGAN

Image

Cit ra gambar

Icon Tanda yang menggant ikan bent uk aslinya. Terut ama karena kemiripan.

In bet ween Dalam mengerj akan animasi, melengkapi berbagai kesenj angan pada serangkaian gerak diant ar dua posisi kunci yang t elah dit et apkan animat or ut amanya.

In camera Di dalam kamera. Bagian adegan yang t erj angkau sudut pandang kamera.

Indirect sound Suara yang memant ul dulu 2 at au 3 kali sebelum sampai pada mikropon.

Insert Shoot sisipan berupa obyek diam sepert i buku, j am dll. Iris

Cara pengont rolan masuknya sinar kedalam kamera sesuai kebut uhan lensa.

Iris in, iris out Bila diaphragma dibuka akan t erj adi iris in dan bila dit ut up t erj adi iris out . Digunakan shoot awal at au akhir.

Iris wipe Transisi dari adegan ke adegan yang berbent uk lingkaran yang membesar at au mengecil.

J alur t ransmisi

Jalur komunikasi ant ara dua t empat yang t erdiri dari dua saluran dalam arah berlawanan.

Jingle Obyek yang dapat digerak-gerakkan. Biasanya rant ing at au dahan yang dilet akkan diean cahaya. Unt uk memberikan kesan bayangan realist ik kepada suat u adegan.

Jump cut Cut yang ada dalam sebuah scene bukan dua scene unt uk memadat kan shoot . Cut yang memat ahkan kont inuit i wakt u, meloncat kedepan dari act ion ke act ion lainnya. Menyambung dua shoot yang berasal dari angle yang sama.

K abel koaksial

Kabel yang salah sat unya berada dit engah dan kondukt or luarnya berbent uk t abung anyaman dan diant ar kedua kondukt or t erdapat isolasi. Cont oh : kabel TV.

B12

ISTILAH

KETERANGAN

Key light Penat aan chaya pada obyek ut ama suat u adegan. Cahaya ut ama yang j at uh pada obyek dengan sudut 45 deraj at t erhadap poros kamera-subyek.

Keys Gambaran animasi t ent ang posisi ut ama sebuah

f igur/ obyek yang bergerak.

Keyst one Dist orsi pada cit ra saat diproyeksikan ke layar. Biasanya disebabkan karena salah penempat an deraj ad proyekt or t erhadap layar. Bisa j uga karena kemiringan kamera pada wakt u shoot ing.

Kicker Pencahayaan t ambahan unt uk menambah kemilau mat a at au gigi t anpa menambah pencahayaan bagian lain selain waj ah. Juga disebut eye light .

l aser

Singkat an dari light amplif icat io by st imulat ed emision of radiat ion. Perangkat unt uk membuat berkas cahaya dan murni dan t erpusat .

loss Penurunan kekuat an sinyal t ransmisi ket ika melalui kabel.

Laborat ory f or f ilm Laborat orium f ilm. Berf ungsi unt uk proses kimiawi t erhadap f ilm unt uk menghasilkan cit ra hit am put ih maupun warna baik gambar maupun suara.

Library shoot Shoot yang digunakan sebuah f ilm diambil dari st ock shoot dari perpust akaan at au arsip shoot . Disebut j uga

footage shoot

Light met er Alat unt uk mengukur pant ulan cahaya dari obyek yang akan di shoot ing.

Light t able Mej a yang daunnya dibuat dari kaca. Disinari dari bawah unt uk melihat cit ra dalam f ilm.

limbo Jenis set yang menggunakan warna net ral at au redup at au dengan lat ar belakang yang digelapkan kecuali obyek yang akan dishoot .

live Siaran program t v yang dipancarluaskan secara langsung dari t empat asalnya. Berbeda dengan bila acara direkam dulu kemudian diput ar ulang pada wakt u penyiarannya.

B13

ISTILAH KETERANGAN

Live on t ape Rekaman pert unj ukan scr lengkap unt uk dit ayangkan t anpa edit ing.

Living screen Drama panggung yang menggunakan lat ar belakang gambar-gambar adegan f ilm/ f ot o yang disorot kan keat as layar.

Log sheet Cat at an yang dibuat asist en j uru kamera yang berisi t ent ang det ail shoot yang dikerj akan , kemudian dikirim ke laborat orium proses f ilm. Disebut j uga sheet laporan kamera.

Long shoot Hoot j arak j auh unt uk menunj ukkan hubungan subyek dengan lingkungannya.

loadspeaker Speaker. Corong suara yang bersif at elekt ro akuist ik unt uk merubah get aran list rik menj adi get aran suara.

lumen Unit ukuran biasan cahaya (luminous f lux). Luminous f lux

Ukuran aliran cahaya yang kesat uannya disebut lumen. lux

Kesat uan ukuran iluminasi. Sat uan baku ukuran int ensit as cahaya 10. 75 lux = 1 f oot candle. Biasanya ukuran perkiraan yang dipakai 10 lux = 1 f t / c

M icropon

Mic . perangkat unt uk merubah gelombang suara menj adi sinyal list rik.

Modem Modulat or-demodulat or. Perangkat unt uk mengubah dat a komput er kedalam bent uk yang dapat dikirim melalui saluran t elepon biasa dan sebaliknya sinyal yang dat ang dapat dimengert i komput er.

Morse Kode morse. Sist em isyarat menggunakan t it ik dan garis unt uk menyat akan huruf dan angka.

Mult iplexing Cara pengiriman sej umlah inf ormasi sekaligus melalui sebuah kawat saluran yang sama.

Main t it le

Judul f ilm

Married print Cet akan posit ip dimana negat ip gambar dan suaranya dikawinkan pencet akannya sehingga menghasilkan copy yang siap diput ar di proyekt or.

Mast er scene Shoot oriet asi yang merekam bagian besar/ seluruh dari scene unt uk disisipi shoot lain sebagai penekanan.

B14

ISTILAH

KETERANGAN

Mult i t rack sound Unt uk menghasilkan ef ek st eriof onik pada f ilm, maka disediakan 2 at au 3 j alur suara pada j alur f ilm release dan direproduksi melalui amplif ier pemisah j alur ke speaker yang t erpisah-pisah.

Narrat ion Narasi. Penj elasan scr verbal at as kej adian yang sedang berlangsung. Dapat berupa deskripsi eksposit orik.

Narrat ive Bangunan krologi at au liniear dari sebuah cerit a. Narrat ive f ilm

Film yang menut urkan sebuah cerit a sebagai lawan dari poet ic f ilm at au document ary f ilm.

NTSC Singkat an dari nat ional t elevision st andards commit ee. Mengacu pada sinyal komposit t v yang merupakan kombinasi inf ormasi kroma merah-hij au-biru dan inf ormasi luminan hit am-put ih.

Noise Derau. Gangguan akibat sinyal dari luar sist em yang berint erf erensi dengan sinyal yang dit ransmisikan.

O f f -camera

Di luar j angkauan sudut pengamat an kamera. Seorang yang t ak t ampak dalam gambar t api kehadirannya dirasakan melalui implikasi.

Of f line edit ing Proses edit ing yang menghasilkan EDL(edit decsion list ) at au cet ak kerj a pit a video yang t idak unt uk broadcast . Selanj ut nya dimasukkan ke sist em yang siap menghasilkan mast er edit ing.

Of f mic. Diluar j angkauan micropon sehingga kualit asnya rendah.

On line edit ing Akhir proses edit ing yang menghasilkan kualit as t inggi dari pit a edit mast er unt uk broadcast at au penggandaan program.

Opening t it les Terdiri dari rangkaian j udul, j udul episode, nama pengarang, produser, sut radara yang dipampang pada awal program.

Oof Singkat an dari out of f rame/ meninggalkan bingkai. Bila pemeran keluar oof R berart i meninggalkan dari sebelah kanan bingkai. oof L berarat i dari sebelah kiri bingkai.

Out line Kerangka sebuah naskah. Deskripsi narasi scr lugas scene demi scene t ermasuk karakt er t okohnya.

B15

ISTILAH KETERANGAN

Out t ake Shoot yang disisihkan pada wakt u edit ing. Overcrank

Usaha mempercepat j alannya f ilm kamer pada wakt u shoot ing. Sehingga bila hasilnya diput ar ulang menj adi gambar slow mot ion.

P anj ang

Jarak ant ara dua puncak gelombang yang berurut an. gelombang

Panj ang gelombang diukur dalam sat uan met er. Pace

Ist ilah unt uk rit me sebuah f ilm

Paint ed mat t e Ef ek t rik dimana adegan yang sudah direkam shoot

dibubuhkan t ambahan dengan memot ret sebagian adegan yang dilukis.

PAL Singkat an dari Phase Alt ernat ing Line. Sist em warna pal ini berdasarkan sist em j erman. Telah diadopsi aust ralia dan digunakan j uga di indonesia.

Panning shoot Shoot yang diambil dengan menggerakkan kamera kekanan dan kekiri pada poros vert ikalnya.

Parabolik Ant ena parabola kecil yang dit engahnya t erdapat mikropon

mikropon, unt uk menangkap suara dari kej auhan. Pararel act ion

Teknik penut uran dari dua kej adian at au lebih secara bersamaan melalui cross cut t ing. Disebut j uga pararel mont ase.

Phot ographic Suara yang direkam dan digarap dengan proses opt ik, sound

meliput i f ilm negat ip maupun posit ip. Plot

Perencanaan dramat is yang dibuat penulis skenario unt uk memanipulasi emosi penont on.

Plot ing Proses sut radara dalam menent ukan shoot -shoot yang akan diambil dan memakai skala f loor plan unt uk set ing kamera dan boom unt uk mendapat kan liput an yang paling ef ekt ip dan ef isien dari sebuah act ion/ adegan.

Preview Pemut aran percobaan dari pert unj ukan/ f ilm kepada penont on yang dipilih/ diundang sebelum diput ar ke publik.

Print

Copy posit ip dari f ilm.

Processing Pencucian f ilm dengan bahan kimia berbagai mat erial f ilm sehingg muncul cit ra yang t erekam pada emulsinya. Sama dengan cuci f ilm f ot o.

B16

ISTILAH

KETERANGAN

Producer Orang yang berkuasa dan bert anggungj awab penuh dalam produksi.

Proposal out line Penj elasan ringkas mengenai kegunaan, sasaran penent on, konsep dan spesif ikasi dari rencana pembuat an sebuah f ilm noncerit a.

Prot agonis Tokoh ut ama cerit a yang nasibnya paling menarik perhat ian penont on

Prot ekt ive mast er Mast er cadangan, pelindung. Film posit if hasil cet akan dari negat ip ut ama yang t elah diedit kemudian disimpan unt uk dapat memproduksi duplikat ing negat ip bila negat ip aslinya rusak.

Pullback shoot Tracking shoot at au zoom yang bergerak mundur dari obyek unt uk mengungkapkan kont eksnya dengan keseluruhan scene.

Pulldown Gerakan menurun. Gerakan f ilm di dalam kamera/ proyekt or dari bingkai ke bingkai selalu dari at as ke bawah merupakan gerak menurun.

Pushover Tipe t eknik wipe dimana gambar yang muncul t erkesan mendorong gambar yang sudah ada keluar dari bingkai.

Pushpull sount rack Jalur suara opt is yang t erbagi dalam dua bagian yang sama, disinari cahaya audio dalam t ahap yang berbeda. Dapat mengurangi dist orsi suara.

R adar

Suat u cara unt uk menent ukan lokasi sebuah benda dengan memant ulkan gelombang radio pada benda t ersebut .

Radio Suat u bent uk komunikasi t anpa kawat penghubung. Repeat er

Amplif ier yang berf ungsi menangkap sinyal-sinyal lemah yang dat ang sert a kemudian membuat kan yang baru dan serupa t et api memiliki kekuat an maksimum.

Raw st ock Bahan baku f ilm sebelum diekspose (disinari) at au dicuci (develope).

Reakt ion shoot Close up pemain yang memberikan reaksi t erhadap sesuat u yang berada di luar gambar.

Real t ime Wakt u akt ual suat u proses at au kej adian berlangsung.

B17

ISTILAH KETERANGAN

Rear proyekt ion Penayangan dari belakang. Unt uk menayangkan lat ar belakang yang dikehendaki sebuah adegan, kualit as gambarnya cukup memuaskan.

Recording Sist em Peralat an dengan saluran lengkap. Terdiri dari mic, mixing console, equalizer, kompresor, monit or dll t ermasuk alat perekam magnet ik maupun opt ik.

Report sheet Formulir laporan kamera. Berisi dat a-dat a shoot dan permint aan yang dikehendaki unt uk dikerj akan laborat orium. Diisi oleh asist en j uru kamera.

Re-record Membuat rekaman t unggal dari sej umlah soundt rack Re-recording

Recam ulang. Diperoleh dari mixing beberapa j alur suara ke dalam sat u j alur.

Re-t ake Pengulangan pengambilan gambar karena pengambilan gambar yang lebih dulu kurang memuaskan.

Running t ime Panj ang wakt u pemut aran dalam menit / det ik.

S LJJ

Sambungan langsung j arak j auh=STD (subscriber t runk dialing).

Sat elit komunikasi Perangkat yang diluncurkan keorbit geost asioner bumi dan digunakan unt uk memancarkan ulang sinyal-sinyal radio dan TV.

Serat opt ik Benang gelas yang sangat t ipis dan lent ur yang mampu menghant arkan cahaya at au laser.

STO Sent ral t elepon ot omat is, yang memungkinkan penyambungan langsung oleh pengguna t elepon.

Scenario Naskah yang menj adi dasar pembuat an f ilm. Juga disebut screen play.

Scene Sat u unit ut uh dari sebuah f ilm narat if bisa merupakan rangkaian shoot at au berupa shoot t unggal yang diambil dari set / t empat / dekor dan hanya menampilkan sebuah act io dramat ik saj a. Ist ilah ini kadang diart ikan sebagai set t ing, sat u shoot , sequence

Score Skor. Penulisan komposisi musik sebagai pengiring f ilm at au pert unj ukan dramat ik lainnya.

B18

ISTILAH KETERANGAN

Sequence Penamaan at as serangkaian shoot yang beberapa unsur di dalamnya memiliki kesamaan yait u set t ing, konsep, act ion, pelaku, suasana j iwa dll. Suat u bagian yang besar dalam f ilm yang mirip dengan Bab dalam novel. Sej umlah rangkaian sequence membent uk episode.

Set Tempat dimana sebuah scene berlangsung di shoot ing. Set -up

Penat aan/ penempat an berbagai peralat an shoot ing. Sepert i kamera, micropon lampu dan sebagainya.

Shoot ing script Skenario yang t elah dikembangkan/ diolah diperinci shoot demi shoot disert ai dialog sepenuhnya, set up kamera dan pet unj uk lainnya.

Shoot Sat u pemot ret an/ pengambilan gambar Short

Film yang panj angnya kurang dari 30 menit Sinyal

Kat a-kat a, kode, at au suara yang dit ransmisikan. Spekt rum

Daerah cakupan gelombang elekt romagnet ik a. l t erdiri elekt romagnet ik

gelombang radio dan cahaya yang t erbent uk akibat kombinasi perubahan medan list rik dengan medan magnit .

Smat V Sat elit mast er ant ene TV. Sist em kabel mult i saluran milik swast a.

Slow mot ion Gerakan yang disaj ikan lebih lambat dari gerakan sebenarnya

Sound ef f ect Semua suara buat an yang bukan dialog at au musik Soundt rack

Jalur sempit yang berada disepanj ang t epi bingkai f ilm bersuara. Suara direkam dengan sist em opt ik at au magnet ik

Special ef f ect Set iap ef f ect yang dit erapkan kedalam f ilm set elah pengambilan gambar sepert i mat t e shoot , ghost image, special mont age Visual disediakan oleh seksi ef ek khusus kebut uhan TV, suara disediakan oleh perpust akaan suara.

St ock Persediaan bahan baku f ilm yang belum digunakan at au disebut raw st ock

St ock shoot Library shoot at au shoot koleksi hasil shoot ing

B19

ISTILAH KETERANGAN

Sinopsis Ikht isar dari suat u plot at au cerit a. Daf t ar seluruh adegan dengan deskripsi singkat dari perkembangan set iap plot . Pent ing sebagai panduan dalam edit ing kont inuit i.

St and by Aba-aba yang diberikan sut radara kepada pemeran, kru dan operat or agar siap bekerj a.

St and in Pemeran penggant i pemain asli. Biasanya pada adegan / St unt man

yang berbahaya st and man diperlukan unt uk menggant ikan act ing.

St ory board Serangkaian sket sa umumnya diberi koment ar yang merupakan perkembangan penampilan gambar secara garis besar. Rangkaian gambar shoot -shoot yang direncanakan unt uk suat u sequence at au seluruh f ilm. Rangkaian sket sa sudut -sudut pandang ut ama visualisasi gambar dari suat u perist iwa yang diikut i oleh inf ormasi suara.

T elegraph

Perangkat pengirim pesan dengan pulsa-pulsa list rik melalui kawat penghant ar.

Teleprint er Perangkat elekt romekanik yang bisa mencet ak langsung t elegraph yang dit erimanya.

Telet ex Mesin t elex yanglebih cepat dan canggih unt uk menghubungkan perangkat pengolah kat a.

Telet ext Sist em penyiaran inf ormasi melalui saluran TV menggunakan pesawat penerima khusus sepert seef ax(BBC) dan oracle (ITV)

Telex Jaringan int ernasional yang menghubungkan hampir semua t eleprint er di dunia

TDM Time division mult iplexing. Pengiriman lebih dari sat u sinyal sekaligus melalui saluran yang sama dengan mengirimkan bagian-bagian sinyal secara bergant ian.

Transmisi Pengiriman inf ormasi melalui suara at au peragaan visual menggunakan sinyal list rik at au radio

Take Pengambilan at au pelaksanaan pemot ret an yang menghasilkan sebuah shoot . Adegan sering di-t ake beberapa kali unt uk mendapat kan shoot t erbaik

B20

ISTILAH KETERANGAN

Tape Pit a. Sering digunakan unt uk benda yang berbent uk pit a berlapis bahan perekam magnet ik. Digunakan semua j enis bahan perekam suara.

Tape splice Cara penyambungan f ilm yang menggunakan bahan perekat t ransparant .

Technirama Sist em pembuat an f ilm layar lebar menggunakan negat ip 35mm yait u hanya menggunakan set engah bingkai gambar pada wakt u shoot ing. Pada wakt u pencet akan/ prosesing menggunakan lensa anamorf ik yang mengembalikan gambar menj adi penuh sat u bingkai. Pada wakt u penayangan j uga digunakan lensa anarmof ik.

Telecast Transmisi Televisi. Telecine

Peralat an unt uk menyiarkan f ilm dan slide melalui t elevisi.

Teleplay Skenario yang khusus dit ulis unt ukt elevisi. Semua j enis naskah unt uk program t elevisi dit ulis berdasarkan model screenplay(skenario f ilm).

Telef ilm Semula berart i programa t elevisi yang dikerj akan dengan f ilm. Sekarang berart i semua f ilm cerit a yang dibuat khusus unt uk dit ayangkan lewat layar t elevisi.

Three color Sist emyang digunakan unt uk memproduksi warna, processes

dimana spekt rum warna yang t erlihat dibagi kedalam t iga bagian yait u merah, hij au dan biru.

Three st rip camera Kamera t iga j alur. Kamera f ilm unt uk pemot ret an warna yang menggunakan t iga j alur t erpisah yang mana masing-masing negat if merekam warna merah, hij au dan biru yang t erdapat dalam adegan.

Threshold Pencahayaan minimum bahan f ot ograf is yang menghasilkan kepekaan yang dapat dilihat sesudah bidang pengkabut an set elah dilakukan prosesing.

Tight shoot Ist ilah yang dipakai pada shoot yang lebih sempit dari yang st andar. Misalnya t wo shot lebih sempit dari yang st andar, ini akan dikat akan TTS.

Tilt shoot Shoot dengan mendongakkan at au menundukan kamera pada poros horisont alnya.

B21

ISTILAH KETERANGAN

Timbre Mut u nada. Penyebaran f rekuensi dan int ensit asnya dalam suara pada t iap wakt u t ert ent u.

Timelapse Selang wakt u. Teknik sinemat ograf i yang memungkinkan unt uk mengekspose set iap bingkai berdasarkan selang wakt u yang t elah dit et apkan dari awal. Bila direkam dan diput ar ulang dengan kecepat an normal akan t erlihat proses yang sesungguhnya melalui wakt u panj ang kedalam wakt u yang dipadat kan. Cont oh : proses mekarnya bunga, memet asnya t elur ayam dsb.

Timing Manipulasi act ion oleh sut radara unt uk mendapat kan t empo at au ef ek t ert ent u dalam scene. Dalam laborat orium berart i evaluasi warna dan densit i t iap- t iap f rame sebelum pencet akan f ilm. Art i umum adalah pencat at an panj ang wakt u pemut ara cerit a at au bagian f ilm.

Timing sheet Pencat at an oleh ilust rat or musik dalam melakukan breakdown dialog dan act ion dalam ukuran wakt u yang t epat det ik demi det ik. Juga disebut CUESHEET.

Tit le Tulisan yang muncul pada layar f ilm/ TV dan bukan bagian dari adegan. Misalnya Main, Cret i, End dsb.

Track

Soundt rack

Tracking shoot Shoot yang dilakukan dengan menggerakkan kamera kedepan at au kebelakang.

Tranducer Alat yang dapat meneruskan aliran t enaga dari t ransmisi yang sat u ke alat t ransmisi yang lain

Travel ghost Bayangan hant u. Bayangan halus yang selalu menyert ai cit ra ut ama. Dihasilkan oleh kamera at au proyekt or yang disebabkan pemasangan rana yang t idak t epat / keliru.

Treat ment Tahap pert engahan dalam proses pembuat an skenario. Yait u set elah dibuat sinopsis. Memuat perkembangan penuh dari j alan cerit a t ermasuk pokok-pokok ucapan yang akan dikembangkan dalam pembuat an dialog pada skenario.

Tripot Cagak berkaki t iga unt uk menempat kan kamera Trolley

Dolly

Trucking shoot Shoot yang diambil diat as t rolly yang bergerak

B22

ISTILAH KETERANGAN

Two shoot Shoot yang merekam dua orang. Biasanya dari pinggang keat as.

U ndercrank

Memperlambat j alannya f ilm pada kamera pada wakt u perekaman, sehingga bila diput ar dengan kecepat an normal(24gbd) menghasilkan gerak yang cepat at au

f ast mot ion.

Unit manager Orang yang bert anggung j awab at as anggaran produksi yang mengcover pengeluaran dan organisasi dari unit produksi.

V iew dat a

Suat u j aringan yang memungkinkan para pelanggan t elepon berkomunikasi dengan komput er sent ral.

Variable area Jenis perekaman suara secara opt is, yang membagi recording

j alur suara ke dalam bagian yang hit am pekat dan t embus pandang. Garis bat as yang t aj am diant aranya membent uk suat u j ej ak ascillograf is gelombang suara dari sinyal yang direkam t ersebut .

Variabel densit y Jenis perekaman suara secara opt is dimana suara recording

direkam kedalam bent ukserent et an gradasi densit as sej aj ar sepanj ang j alur suara. Jarak diant aranya dit empat kan oleh f rekuensi yang direkam, sedangkan amplit udo sinyal akan menet apkan kepekat an at au dinsit asnya sehingga dapat dit elusuri perbedaan densit asnya. Juga disebut st riat ion.

VCR Video Caset t e Recorder. Alat perekam program TV saat menont on t ayangan lain pada wakt u yang berbeda. Dapat digunakan unt uk memperlihat kan program (f ilm, acara TV dan home movie) yang t elah direkam kedalam pit a video.

VTR Video Tape Recorder. Met ode elelt ronis perekaman gambar kedalam pit a magnet is. Tidak perlu diproses program yang direkam dapat langsung diput ar ulang.

VHS Video home Sist em. Pirant i VTR set engah inci yang diperunt ukkan bagi para konsumen. Sekarang digunakan scr luas unt uk produksi program TV pada t ahap preview dan edit ing of f line.

Videot ex, Ist ilah generik yang memperlihat kan t ext , dat a at au videot ext

graf ik pada layar TV. Sinyal dit ransmisikan oleh penyiaran sat u arah (t elet ext ) at au dengan kabel at au dengan sambungan t elepon (on line videot ext ).

B23

ISTILAH KETERANGAN

W ide angle lens

Lensa bersudut lebar. Focal lengt h lebih pendek dari yang normal sehingga menghasilkan magnif ikasi lebih rendah at au sudut yang lebih lebar.

Widescreen Perbandingan luas layar lebih besar 1 : 1, 33. merupakan ciri f ilm bersuara. Saat ini digunakan layar dengan perbandingan 1 : 1, 65.

Wild shoot ing Pengambilan gambar pada f ilm bersuara t api t anpa merekam suara scr langsung.

Wild sound Set iap suara yang direkam scr bebas dan t idak sinchron dengan kamera dikenal dengan wildt rack.

wildt rack Rekaman suara ext ra sepert i suara sekelompok orang, pot ongan dialog, mungkin dapat digunakan oleh edit or. Sebuah j alur suara yang direkam. Dalam pembuat an f ilm wildt rack mengandung sound ef ek, dialog t anpa gerak bibir pada gambar dan suara lat ar belakang. Disebut j uga non-sync-t rack

Wipe Ef ek opt ik sebagai t ransisi dari adegan sat u ke adegan berikut nya. Pada layar nampak sebuah garis menghapus gambar, sement ara gambar lain muncul pada layar. Ef ek visual khusus pembersihan gambar dengan bent uk at au gambar lain. Menghapus gambar dan at au suara pada pit a rekam video/ suara.

Woof er Unit berf rekuensi lemah/ rendah/ bass pada speaker

X enon lamp

Lampu yang dibuat dengan t ekanan t inggi dalam pelont aran cahayanya, berisi gas xenon, banyak digunakan unt uk lampu proyekt or, sebagai penggant i coolspit (carbon arc)

Y agi aerial

Ant ene Yagi. Ant ene yang dit emukan oleh Yagi yang digunakan unt uk t ransmisi low power.

Singkat an dari zoom out .

Zoom Gerakan lensa kamera yang menuj u subyek at au meninggalkan subyek.

Zoom lens Semua lensa yang memiliki magnif ikasi variable

B24

FR. Sri Sartono

Lahir di Kl at en Jawa Tengah t anggal 22 Sept ember 1950 sebagai anak ke 5 dari 10 bersaudara keluarga Thomas S. Siswomart oj o. Menamat kan sekol ah rakyat Jet is Kl at en t h 1963, SMP Krist en I Klat en t h 1966, STM Negeri Klat en j urusan l ist rik t h 1970. Melanj ut kan kuliah di j urusan List rik FKT IKIP Semarang dan mendapat kan gelar sarj ana muda (BSc) pendidikan t eknik list rik t h 1975. Melaj ut kan st udi t ingkat doct oral di TE FPTK IKIP Semarang t h 1979 dan mendapat gelar sarj ana pendidikan (Drs) t eknik elekt ro arus lemah t h 1982. Melanj ut kan st udi S2 pada PPS IKIP Jakart a KPK di IKIP Yogyakart a t h 1990 dan mendapat gelar Magist er Pendidikan Teknol ogi dan Kej uruan t h 1995.

Bekerj a sebagai t eknisi lab bahasa pada FKSS IKIP Semarang t h 1975 sampai 1978, melimpah menj adi st af pengaj ar pada j urusan Teknik Elektro FT UNNES Semarang sampai sekarang. Di samping pekerj aan t et ap akt if membant u pada TKPK IKIP Semarang, Bagian Media IKIP Semarang, Pusat Komput er IKIP Semarang. Pernah menj abat sebagai sekret aris PPSP(Proyek Perint is Sekolah Pembangunan) Jawa Tengah t h 1984 sampai t h1986. Menj adi sekret aris PKT(Pendidikan Ket erampil an Terminal ) PPSP Jawa Tengah t h 1984 – 1986. Ket ua bidang

II PKT P3M IKIP Semarang t h 1987 -1991. Menj adi sekret aris pada UPT SBM (Sumber Belaj ar dan Media) UNNES t h 1996 – 2002. dan Menj abat Kepala UPT SBM (Sumber Belaj ar dan Media) UNNES t h 2002 – 2007.

Menikah dengan alm. Caecilia Sri Maryunani put ri ke 9 dari sepuluh bersaudara kel uarga Bart holomeus Sast raprat edj a t gl 22 April 1979 yang t elah dipanggil Tuhan t gl 22 Sept ember 2003. Dikaruniai dua anak yait u E. Ret no Damayant i dan Ign. Dwinando Caesar. Saat ini t el ah dikaruniai dua orang cucu yait u Yakobus Prima Cahyadi Nugroho. dan Nikol aus Unggul Cahyadi Krist iant o.

B25