Wartawan sedang mewawancarai sumber informasi

Gambar. 33. Wartawan sedang mewawancarai sumber informasi

Beberapa hal yang pokok perl u perhat ian dalam pelaksanaan wawancara yait u sebagai berikut .

1) Aj ukan pert anyaan dengan j elas. Jelas dalam art i sesuai

dengan kemampuan dan karakt er narasumber. Nara sumber yang int elek dengan pert anyaan yang berganda sekalipun t idak masalah, t et api unt uk pedagang kakilima hal t ersebut akan membingungkan. Sehingga perlu dirumuskan f ormulasi yang bisa dengan mudah dit angkap dan dimengert i. Dal am bert anya j angan ada kesan menggurui, int erogasi dan sebagainya agar narasumber t idak gugup dalam menj awab/ mengemukakan pendapat nya. Gaya bert anya yang berubah-ubah, int onasi dan art ikul asi yang baik merupakan gaya wawancara yang membuat bet ah nara sumber mendengarkannya. Hal ini merupakan keberhasil an wawancara.

a) Formulasi Pert anyaan sebaiknya disusun sebagai berikut . (1) Formul asi Pert anyaan. Gunakan 1 kalimat 1 ide.

Penempat an sat u t opik t unggal unt uk sat u kalimat pert anyaan agar mudah dipahami.

(2) Lont arkan pert anyaan dengan al ur yang runt ut . Tunt askan sat u t opik dulu baru pindah ke t opik lain.

(3) Harus t angkas mengaj ukan pert anyaan improvisat if . Siap siaga bila harus merubah pert anyaan.

(4) Lakukan priorit as pert anyaan. Biasanya pert anyaan yang disiapkan t erlalu banyak. Oleh karena it u t andai pert anyaan-pert anyaan berdasarkan skal a priorit as unt uk disampaikan lebih dulu berdasarkan kepent ingan.

(5) Formul asikan pert anyaan secara ringkas, padat dan

j elas. Sederhana dan mendalam. (6) Hindari j enis pert anyaan yang klise sepert i : mungkin bapak bisa menj elaskan, barang kali anda bisa menj awab dan sebagainya.

b) Golongan Pert anyaan. Unt uk dapat membuat pert anyaan yang sakih dan handal, bisa menggunakan beberapa golongan pert anyaan sebagai berikut . (1) Eksplorasi ekst ernal, yait u pert anyaan yang berada

diluar ref erensi narasumber. (2) Eksplorasi int ernal, yait u pert anyaan yang berada

dalam ref erensi narasumber. (3) Evaluat if , Pert anyaan yang menghendaki j awaban yang menil ai baik-buruk, benar-salah. Arahnya merupakan pendapat subj ekt if narasumber.

(4) Asumt if at au Ant isipat if , Pert anyaan yang mengasil kan j awaban dugaan sehingga sangat bersif at subyekt if .

(5) Ordering at au ref leksi. Memanf aat kan j awaban narasumber unt uk membuat pert anyaan baru. (6) Inf ormat if . Pert anyaan yang j awabannya menarik

perhat ian pewawancara. (7) Sisipan. Pert anyaan yang maksudnya unt uk menimbul kan kesinambungan suasana wawancara. (8) Formal . Pert anyaan yang lazim dipakai unt uk

memulai wawancara. (9) Advis. Pert anyaan yang bersif at mint a nasehat

t erhadap sebuah t opik.

2) Berkonsent rasi penuh pada j awaban narasumber dan menyiapkan pert anyaan berikut nya. Wart awan sering kehilangan kesadaran karena t erpukau dengan j awaban nara sumber, sehingga lupa apa yang

3) Mencat at hal-hal pent ing sesuai t uj uan wawancara.

Apabila t ulisan t ent ang pr of i l , perlu banyak cat at an t ent ang kekayaan, at mosf er dan deskripsi set t ing unt uk menunj ang keindahan dan kelengkapan. Hal ini dilakukan karena t ape r ecor der hanya bisa merekam dat a verbal , dan t idak bisa merekam suasana ruang, int eriornya, gerak-geriknya, kebiasaannya, ekspresinya sert a gaya bicaranya padahal ini perlu dicat at unt uk melengkapi laporan. Cara mencat at dat a t ersebut di t engah wawancara yang sedang berl angsung adal ah dengan menulis but ir-but ir pent ing.

4) Menghargai hak narasumber t ent ang pernyat aan.

Dalam prakt ek j urnalist ik sering narasumber membat asi penj elasan t ert ent u yait u yang bersif at of t he r ecor d. Dalam hal ini t ape r ecor der harus dimat ikan dan wart awan hanya mendengar unt uk dirinya. Hal yang bersif at of t he record ini t idak boleh disiarkan secara

f ulgar. Oleh karena it u biasanya dengan menyembunyikan ident it as narasumber. Dalam hal ini t erdapat cara yang bervariasi unt uk menangani masalah of t he r ecor d sebagai berikut .

a) Not f or di st r i but i on. Inf ormasi dapat direkam, dicat at , disiarkan ke publik t et api t idak menyebut kan narasumber.

b) Not f or di r ect quot at i on. Inf ormasi dapat direkam dan disiarkan secara luas dengan menyebut sumbernya, t et api t idak boleh kut ipan langsung.

c) For backgr ound. Inf ormasi boleh digunakan unt uk memperkuat analisis wart awan. Tidak boleh disiarkan apalagi dengan menyebut sumbernya.

d) For deep backgr ound. Inf ormasi hanya boleh digunakan unt uk ref erensi pribadi wart awan.

e) Embar go. Art inya inf ormasi mempunyai bat as wakt u t ert ent u sebelum boleh disiarkan. Karena narasumber menunggu sit uasi polit ik yang t epat dan aman sebelum pernyat aan diket ahui masyarakat luas.

5) Menut up wawancara dengan simpat ik. Menut up wawancara dengan simpat ik bert uj uan agar t et ap t erbina hubungan baik ant ara wart awan/ report er dengan narasumber. Penut up wawancara dilakukan set elah inf ormasi yang dibut uhkan t elah t erpenuhi. Penut upan dilakukan sehingga t idak menyinggung perasaan narasumber yang masih bergairah menj awab pert anyaan. Teknik yang biasa digunakan adalah dengan menanyakan hal-hal kecil sehingga t idak menunt ut j awaban panj ang dari narasumber, sambil membereskan peralat an unt uk memberi sinyal bahwa wawancara akan berakhir. Set elah it u segera aj ukan pernyat aan maaf dan t erimakasih at as kesediaan menj adi narasumber. Sebelum berpamit an t awarkan unt uk memot ret nara sumber, dan j angan l upa memint a kart unama, nomor t elepon, HP dan permohonan unt uk kesediaan dihubungi sewakt u-wakt u bila diperlukan inf ormasi t ambahan.